Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120306 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pangabean, Rinaldy
"ABSTRAK
Terjadinya pertumbuhan penduduk yang meningkat tajam setiap tahunnya telah menyebabkan munculnya kesenjangan antara kebutuhan tempat hunian dengan ketersediaan tempat hunian termasuk juga penyediaan prasarana dan sarana serta pelayanan umum. Kondisi ini menjadi masalah utama yang umum dialami oleh negara ndash; negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah ndash; masalah yang muncul seperti sulitnya air bersih yang disebabkan oleh drainase yang buruk, dimana drainase sendiri yaitu suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. Sanimas atau Sanitasi Berbasis Masyarakat menyediakan prasarana pembuangan air limbah bagi masyarakat di daerah perkotaan untuk menjawab masalah yang muncul. Pembangunan fasilitas Sanimas, menggunakan konsep pemberdayaan masyarakat agar masyarakat menjadi aktor utama dalam proses perencanaan, pembangunan, operasional dan pemeliharaan fasilitas sanitasi komunal. Konsep tersebut menggunakan prinsip - prinsip pembangunan pembuangan air limbah dan penyehatan lingkungan berbasis-masyarakat seperti: pilihan yang diinformasikan sebagai dasar dalam pendekatan tanggap kebutuhan, air merupakan properti sosial dan ekonomi, pembangunan berwawasan lingkungan, peran aktif masyarakat, serta penerapan prinsip pemulihan biaya. Perilaku masyarakat adalah rangkaian proses yang dilakukan baik secara sadar maupun tidak sadar dalam hidup manusia yang hasilnya terkait dengan pemilihan ataupun perubahan lokasi. Perilaku masyarakat berubah akibat adanya pembangunan teknologi atau bantuan sanitasi yang baru serta menciptakan perilaku yang bersifat sosial dimana kesiapan ndash; kesiapan masyarakat dalam menangani masalah tersebut bisa terlihat dari berfungsinya sanitasi berbasis masyarakat pada tiap lokasinya. Masalah tersebut disebabkan oleh perbedaan kualitas sosial yang berbeda tergantung karakteristik lokasi akibat dampak pembangunan tersebut. Perilaku masyarakat yang timbul dari perbedaan kualitas sosial dan perbedaan kualitas permukiman menghasilkan perilaku pembayaran dalam pembangunan sanimas atau instalasi air limbah. Perilaku masyarakat Kota Tebing Tinggi yang sebelumnya tidak terkena retribusi dalam pembuangan limbah dimana menimbulkan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode spasial dan metode skoring dalam analisis datanya. Metode ini diharapkan dapat menghasilkan penggambaran yang memperlihatkan perilaku pembayaran yang dipengaruhi oleh kualitas permukiman dan kualitas sosial.

ABSTRACT
Population growth that increase sharply every year has resulted in a gap between shelter needs and the availability of shelter as well as the provision of infrastructure and facilities and public services. This condition is a major problem commonly experienced by developing countries including Indonesia. Problems that arise such as the difficulty of clean water caused by poor drainage, where the drainage itself is a way of disposing of undesirable excess water in an area, as well as ways of dealing with the effects caused by the excess water. Sanimas or Community Based Sanitation provides wastewater disposal facilities for people in urban areas to address emerging issues. The construction of the Sanimas facility, using the concept of community empowerment, is the main actor in the planning, development, operation and maintenance of communal sanitation facilities. The concept uses the principles of the development of community based wastewater disposal and sanitation such as informed choices as a basis for responsiveness, water is a social and economic property, environmentally sound development, an active role of the community, and the application of cost recovery principles. Community behavior is a series of processes performed both consciously and unconsciously in human life whose results are related to the selection or location changes. Community behavior is changing as a result of new technological developments or sanitation aids and creating social behavior where community preparedness in handling the problem can be seen from the functioning of community based sanitation at each location. The problem is caused by different social qualities depending on the characteristics of the location due to the impact of the development. Community behavior arising from differences in social quality and differences in the quality of settlements results in payment behavior in the construction of sanimas or wastewater installations. The behavior of the people of Kota Tebing Tinggi who were not previously exposed to retribution in the waste disposal which caused problems to be investigated in this study. This research uses spatial method and scoring method in data analysis. This method is expected to result in portrayals showing payment behavior that is influenced by the quality of settlements and social quality. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lenindo
"Kondisi sanitasi yang buruk dan akses air minum yang tidak layak menjadi penyebab utama keluhan diare dan penyakit pencernaan lainnya. Dengan menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan data keberadaan peningkatan fasilitas sanitasi melalui program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas), penelitian ini melihat dampak kualitas sanitasi dan usaha peningkatannya terhadap indikator yang lebih luas, yaitu jumlah keluhan kesehatan pada level rumah tangga (RT). Hasil estimasi cross-section dari penggabungan tiga tahun data Susenas menggunakan metode OLS menunjukkan hubungan positif antara sanitasi yang buruk dan tingkat keluhan kesehatan. Intervensi pemerintah dalam mengatasi eksternalitas negatif dari buruknya kualitas sanitasi menunjukkan hasil yang relatif baik. Keberadaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dari program Sanimas di suatu desa/kelurahan berhubungan dengan rendahnya tingkat keluhan kesehatan RT yang berada di wilayah tersebut.

Poor sanitation and lack of safe water access are the main causes of diarrheal morbidity and other waterborne diseases. Using data from the National Socio-Economic Survey (Susenas) and the Community-Based Sanitation program (Sanimas), the study aims the impact of sanitation quality improvement on broader indicators, namely the number of general health problems at the household level. The OLS estimation from three years pooled data suggests that poor sanitation is correlated with higher number of morbidity. In addition, the presence of waste water treatment plant (WWTP) from the program in certain sub-districts is also correlated with lower household morbidity, compared to households in sub-districts without WWTP."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T54755
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anella Prisdayanti Damanik
"Aplikasi MuTrans yang diluncurkan pada Oktober 2020 oleh Pemerintah Kota Tebing Tinggi melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu wujud dari pemanfaatan teknologi digital untuk membantu memulihkan perekonomian di Kota Tebing Tinggi, khususnya bagi para penyedia jasa transportasi becak motor dan pelaku UMKM di Kota Tebing Tinggi. Selain itu, peluncuran aplikasi ini juga sebagai salah satu bentuk pewujudan misi Diskominfo untuk menjadikan Kota Tebing Tinggi menjadi Smart City dengan memanfaatkan sumber daya berbasis kearifan lokal. Namun, hingga Januari 2022 jumlah pengguna aplikasi MuTrans hanya 1.897 pengguna dan tidak memenuhi target awal pengguna yang ditetapkan oleh Diskominfo. Rendahnya jumlah pengguna aplikasi MuTrans menunjukkan kurangnya penerimaan masyarakat terhadap aplikasi MuTrans yang diluncurkan oleh Pemerintah Kota melalui Diskominfo. Berdasarkan hal tersebut, digunakan kerangka kerja Push Pull Mooring (PPM) yang membentuk model penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi niat pengguna untuk beralih dari menggunakan layanan becak motor secara konvensional ke layanan aplikasi MuTrans. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik CB-SEM dengan alat bantu AMOS 21 pada 214 data yang berhasil dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner online. Dari 10 hipotesis yang diuji dalam penelitian ini, sebanyak 6 hipotesis diterima dan 4 hipotesis ditolak. Faktor – faktor yang memengaruhi niat pengguna untuk beralih menggunakan aplikasi MuTrans yaitu Perceived Seacrh Effort, Subjective Norm, dan Perceived Ease of Use. System Quality diketahui menjadi faktor yang memengaruhi pengguna secara tidak langsung. Berdasarkan faktor-faktor tersebut juga dihasilkan rekomendasi praktis yang dapat digunakan oleh Diskominfo sebagai acuan dalam pengembangan aplikasi MuTrans ke depannya.

The MuTrans application which was launched in October 2020 by the Tebing Tinggi City Government through the Tebing Tinggi City Communications and Information Office (Diskominfo) is a manifestation of the use of digital technology to assist economic discovery in Tebing Tinggi City, especially for motorcycle rickshaw service providers and actors MSMEs in Tebing Tinggi City. In addition, the launch of this application is also a realization of Diskominfo's mission to turn Tebing Tinggi City into a Smart City by utilizing local wisdom-based resources. However, until January 2022 the number of users of the MuTrans application was only 1,897 users and did not meet the initial user target set by Diskominfo. The low number of users of the MuTrans application shows the lack of public acceptance of the MuTrans application launched by the City Government through Diskominfo. Based on this, the Push Pull Mooring (PPM) framework is used which forms a research model to determine the factors that influence users' intentions to switch from using conventional motorized tricycles to MuTrans application services. Data processing was carried out using the CB-SEM technique with the AMOS 21 tool on 214 data that had been collected using an online questionnaire. Of the 10 hypotheses tested in this study, 6 were accepted and 4 were rejected. – the factors that influence the user's intention to switch to using the MuTrans application are Perceived Search Effort, Subjective Norm, and Perceived Ease of Use. System quality is known to be a factor that affects users indirectly. Based on these factors, recommendations were also produced that could be used by Diskominfo as a reference in developing the MuTrans application."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Baginda Aidhil Subur
"Tesis ini membahas tentang evaluasi program sanitasi berbasis masyarakat atau di sebut SANIMAS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan program ini terhadap perubahan prilaku masyarakat di desa bojongasih cianjur. Perubahan prilaku ditinjau oleh tiga hal yaitupredisposing factors faktor pendukung, reinforcing factors faktor pendorong, dan enabling factors faktor pendukung penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif sebanyak 40 responden yang merupakan role model dari program sanimas di cianjur ini di temui untuk pengambilan sampel dan pengisian kuesioner.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ketiga faktor memiliki hubungan dengan perubahan prilaku masyarakat pasca program SANIMAS yaitupredisposing factors faktor pendukung, reinforcing factors faktor pendorong, dan enabling factors faktor pendukung.

This thesis discusses about Evaluation of Community Based Sanitation Program SANIMAS. the main topic of this research is for finding knowing the correlation of this program for the behavior change in the people of bojongasih village cianjur. The change of behavior we compare by tri dimension factors, predisposing factors, reinforcing factors, dan enabling factors this reseach used kuantitatif methode used 40 respondens wich is a role model of the SANIMAS program in Cianjur, were met for sampling and questionnaries.
The result of this study showed that the factors that the 3 factor have corelation with the behaviour change after the program of SANIMAS, predisposing factors, reinforcing factors, dan enabling factors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Vica Asrianti Dwiputri
"Populasi di Kota Depok pada tahun 2021 mencapai 2.085.935 jiwa, dengan tingkat laju pertumbuhan penduduk sebesar 1.92% per tahun. Tingginya laju pertumbuhan penduduk ini menghasilkan efek ledakan penduduk yang berdampak pada kualitas kelestarian dan keseimbangan lingkungan di suatu daerah. Sanitasi lingkungan adalah upaya untuk mengendalikan semua faktor yang berpengaruh terhadap fisik lingkungan dan memiliki dampak berbahaya pada perubahan keseimbangan lingkungan, kesehatan dan kelangsungan hidup manusia. Rata-rata ketercapaian lima pilar STBM di Kota Depok baru mencapai 79.12 persen. Tujuan dari penelitian ini adalah Merentangkan faktor yang mempengaruhi ketercapaian lima pilar STBM di Kota Depok dengan kurun waktu hampir 10 tahun, sebagai Lessons Learned dalam mengintervensi STBM. Metode penelitian ini menggunakan (Analytical Hierarchy Process) dan wawancara yang dibandingkan dengan penelitian terdahulu. Sehingga hasil penelitiannya adalah faktor- faktor yang mempengaruhi ketercapaian STBM di Kota Depok ditinjau dari 3 Aspek, yaitu aspek kontekstual, aspek psikososial dan aspek teknologi. Pada aspek kontekstual faktor kebijakan, faktor akses ke sumber daya dan faktor latar belakang individu memiliki pengaruh yang sama-sama kuat. Pada aspek psikososial faktor yang berpengaruh adalah pengetahuan pentingnya sanitasi masyarakat dan inisiatif masyarakat, berikutnya pada aspek teknologi faktor yang berpengaruh adalah kepemilikan dan pemeliharaan fisik produk. Hal ini bisa dilihat dari pengaruh faktor terhadap satu pilar maupun beberapa pilar secara bersamaan.

The population in Depok City in 2021 is projected to reach 2,085,935 people, with a population growth rate of 1.92% per year. The high population growth rate has led to a population explosion effect, which impacts the quality of environmental sustainability and balance in the area. Environmental sanitation is an effort to control all factors that affect the physical environment and hurt the balance of the environment, health, and human life sustainability. The average achievement of the five STBM pillars in Depok City has only reached 79.12 per cent. This study explores the factors influencing the achievement of the five STBM pillars in Depok City for nearly ten years, providing valuable lessons in intervening STBM. This research method utilizes the Analytical Hierarchy Process (AHP) and interviews compared to previous studies. The results of this research identify the factors influencing the achievement of STBM in Depok City across three aspects: contextual, psychosocial, and technological. Regarding contextual aspects, policy factors, access to resources, and individual background factors have an equally strong influence. Regarding psychosocial aspects, knowledge of the importance of community sanitation and community initiatives plays a significant role. Regarding technological aspects, ownership and physical maintenance of the product has an influence. This influence can be observed simultaneously in the impact on one or multiple pillars."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ichwan Hanif
"Bencana merupakan sebuah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menggangu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Penelitian ini merupakan peneltian geografi yang memiliki ciri khas dalam hal melihat fenomena keruangan yang terjadi di permukaan bumi Pada hal ini fenomena yang terjadi merupakan sebuah bencana alam yang berdampak terhadap alam secara fisik itu sendiri maupun terhadap komponen manusia yang mengalaminya. Bencana yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan bencana alam gempa bumi dan tsunami di Kota Padang. Kota Padang juga merupakan wilayah yang termasuk kedalam wilayah rawan bencaana, terkhusus untuk bencana gempa bumi dan tsunami. Maka dari itu perilaku kebencanaan masyarakat berupa pemilihan lokasi evakuasi dipengaruhi oleh pengetahuan masyarakat terhdap bencana. Pengetahuan yang dilihat merupakan pengetahuan berdasarkan pengalaman, pengetahuan terkait lokasi, dan pengetahuan terkait informasi sosialisasi bencana. Sehingga menghasilkan sebuah pola variasi spasial pengetahuan berdasarkan tingkat wilayah bahaya bencana. Hal ini menghasilkan tingkat pengetahuan yang akan mempengaruhi perilaku kebencanaan masyarakat dalam kesiapsiagaan mengahadapi bencana.

Disaster is an event or series of events that threaten and disrupt people's lives and livelihoods caused by both natural and/or non-natural factors as well as human factors, resulting in human casualties, environmental damage, property losses and psychological impacts. This research is a geographical research that has a characteristic in terms of seeing spatial phenomena that occur on the earth's surface. The disaster referred to in this study is an earthquake and tsunami natural disaster in the city of Padang. The city of Padang is also an area that is included in a disaster-prone area, especially for the earthquake and tsunami disaster. Therefore, community disaster behavior in the form of choosing an evacuation location is influenced by community knowledge about disasters. The knowledge seen is knowledge based on experience, knowledge related to location, and knowledge related to disaster socialization information. So as to produce a pattern of spatial variation of knowledge based on the level of the disaster hazard area. This results in a level of knowledge that will influence community disaster behavior in disaster preparedness."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Kabisat
"Tesis ini membahas tentang analisis perkembangan sanitasi lingkungan di Kota Depok, analisis faktor - faktor yang menentukan perkembangan sanitasi lingkungan di Kota Depok dan analisis efektifitas pelaksanaan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kota Depok. Yang diharapkan dari adanya program STBM adalah menurunnya kejadian diare dan penyakit berbasis lingkungan yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku melalui penciptaan kondisi sanitasi total. Penelitian ini merupakan kajian empiris yang lebih banyak menggunakan data kuantitatif, baik sekunder maupun primer.
Hasil penelitian melihat perkembangan sanitasi di Kota Depok dan Daerah Survey, efektivitas pelaksanaan STBM terjadi penurunan dari persentase rata ? rata kasus diare tahun 2007 ? 2011 sebesar 1,95% menjadi sebesar 1,52% pada tahun 2012 - 2014. Jadi program STBM cukup efektif menurunkan angka kasus diare. Terdapat peningkatan dalam efektivitas pelaksanaan STBM di Kota Depok, yang tadinya hanya mencakup 1 lokasi (1,59%) pada tahun 2012 menjadi 32 lokasi pada tahun 2013 (50,79%) dan pada tahun 2014 menjadi 60 lokasi (95,24%).
Berdasarkan pengumpulan data primer, ditunjukkan bahwa rata-rata lama sakit akibat diare adalah 5 hari, dengan kerugian akibat kehilangan pendapatan sekitar Rp. 500.000,-. Karena itu benefit dari perbaikan sanitasi lingkungan adalah amat besar. Hampir seluruh rumah tangga, menggunakan dana sendiri untuk membuat jamban, tetapi umumnya tidak memiliki dana untuk membuat septic tank karena 61,1% responden tidak memiliki septic tank. Faktor yang mempengaruhi adalah kebijakan pemerintah, tingkat pendapatan dan kebiasaan.

This thesis discusses the analysis of the development of environmental sanitation in the city of Depok, analysis of factors that determine the development of environmental sanitation in Depok and analysis of the effectiveness of the implementation of the Community Based Total Sanitation program in the city of Depok. Expected from the program CBTS is decreasing the incidence of diarrhea and disease based on environment related to sanitation and behavior through the creation of sanitary conditions in total. This research is more empirical studies using quantitative data, both secondary and primary.
Results of the study saw the development of sanitation in the city of Depok and Regional Survey, effectiveness of implementation CBTS decrease of the percentage of the averages incidence of diarrhea in 2007 - 2011 of 1.95% to 1.52% in 2012 - 2014. So the program is quite effective CBTS reduce the number of cases of diarrhea. There is an increase in the effectiveness of the implementation of CBTS in Depok, which was only includes 1 location (1.59%) in 2012 to 32 locations in 2013 (50.79%) and in 2014 to 60 locations (95.24%).
Based on primary data collection, indicated that the average length of illness due to diarrhea was 5 days, with losses due to lost revenues of approximately Rp. 500.000,-. Therefore benefit from the improvement of environmental sanitation is enormous. Almost all households use their own funds to make a latrine, but generally do not have the funds to make the septic tank because 61.1% of respondents do not have a septic tank. Factors that influence the government policy, the level of revenue and habits."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T44798
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Triana
"ABSTRAK
Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan berupa buku-buku, surat kabar, artikel dan sumber-sumber lain yang tidak diterbitkan; seperti arsip_-arsip dan sebagainya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya peristiwa 13 Desember dan bagaimana pengaruh/dampak peristiwa tersebut terhadap rakyat Tebing Tinggi dan Sekutu (Inggris) serta Jepang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peristiwa tersebut terjadi setelah rentetan peristiwa-peristiwa sebelumnya, yang kemudian memuncak pada tanggal 13 Desember 1945.
Sebab peristiwa 13 Desember ini adalah karena adanya perampasan senjata oleh pihak Pemuda Pejuang dari tangan sedadu Jepang.
Peristiwa-peristiwa perampasan senjata terjadi karena pihak pemuda sangat membutuhkan senjata guna melanjutkan perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Di lain pihak NICA (Belanda) melalui sekutunya (Inggris), tidak ingin semangat pemuda semakin menggelora dalam mempertahankan kemerdekaan.
Peristiwa yang terjadi ini telah menewaskan kurang lebih dua ribu rakyat Tebing Tinggi dan enam ratus serdadu Jepang. Peristiwa ini dianggap besar karena banyaknya korban di pihak Indonesia.

"
1990
S12759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Sjamsul B.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>