Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 224241 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luthfiyyah Mufidah
"Risiko terkait keselamatan dan kesehatan tidak hanya mengancam siswa, melainkan dapat terjadi pada karyawan sekolah. Penilaian yang salah tentang risiko akan menyebabkan pengambilan keputusan yang tidak sesuai dan memicu tindakan tidak aman. Tujuan dari penelitian ini adalah menilai persepsi karyawan sekolah dasar di Kecamatan Beji Depok terhadap risiko keselamatan dan kesehatan kerja berdasarkan paradigma psikometrik. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif berdesain cross sectional dengan jumlah responden yang terlibat sebanyak 199 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan paradigma voluntarines, risiko yang tidak bisa diterima secara sukarela adalah adanya tindak kekerasan dari murid ataupun orang tua. Berdasarkan paradigma immediacy effect, risiko yang memiliki efek segera adalah risiko terpeleset. Berdasarkan paradigma knowledge in experience, risiko yang sering dialami adalah kelelahan mata.
Berdasarkan paradigma knowledge in science, risiko yang belum diketahui secara ilmu pengetahuan adalah terkena bahan berbahaya. Berdasarkan paradigma controllability, risiko yang tidak bisa dikendalikan adalah bencana alam. Berdasarkan paradigma newness, risiko yang baru diketahui adalah terkena bahan berbahaya. Berdasarkan paradigma chronic/catastrophic, risiko yang memiliki efek katastropik adalah bencana alam. Berdasarkan paradigma common/dread, risiko yang jarang terjadi dan membuat takut adalah bencana alam. Terakhir berdasarkan paradigma severity of consequence, risiko yang memiliki efek fatal adalah kebakaran dan bencana alam. Maka dari itu, perlu diadakan pelatihan khususnya terkait bencana alam untuk menambah pengetahuan karyawan sekolah.

Safety and health risks are not only threatening to students, but can occur in school employees. A false assessment of risk leads to inappropriate decision making and unsafe act or human error. The purpose of this study was to assess risk perception of occupational safety and health on primary school employees in Beji Depok sub district based on psychometric paradigm. The design of this study used a descriptive quantitative method with a cross sectional approach and the number of respondents involved as many as 199 people. The results of this study show that based on the voluntarines paradigm, the risk that can not be accepted voluntarily is the presence of violence from students or parents. Based on the immediacy effect paradigm, the risk that has an immediate effect is the risk of slipping.
Based on the paradigm of knowledge in experience, the risk is often experienced eye fatigue. Based on the knowledge in science paradigm, the risks not yet known in science are exposed to hazardous materials. Based on the controllability paradigm, the uncontrollable risk is a natural disaster. Based on the newness paradigm, the newly discovered risk is exposed to hazardous materials. Based on the chronic catastrophic paradigm, the risk of having a catastrophic effect is a natural disaster. Based on the common dread paradigm, the risks that are rare and frightening are natural disasters. Last based on the severity of consequence paradigm, the risks that have a fatal effect are fires and natural disasters. Therefore, it is necessary to conduct training especially related to natural disasters to increase knowledge of school employees.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Adiyantoko
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53834
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Adiyantoko
"Menciptakan Sekolah yang aman, nyaman, dan disiplin sangatlah penting agarsiswa dapat mencapai prestasi yang terbaik dan guru dapat menampilkan kinerjayang terbaik. Meningkatkan iklim keselamatan Sekolah memfasilitasi pencapaiankinerja akademik dengan menghilangkan bahaya yang dapat membebani prosesbelajar mengajar. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakandesain penelitian cross sectional, yaitu pengisian kuisioner oleh kepala Sekolah,guru, staff Sekolah dan siswa. Untuk data kecelakaan di peroleh dengan wawancaraterhadap kepala Sekolah atau guru di Sekolah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwaIklim keselamatan yang ada di Sekolah Dasar Kecamatan Beji ndash; Depok tahun 2018memiliki kategori baik. Saat di petakan Sekolah Dasar Swasta Islam Terpadumendapatkan score tertinggi di bandingkan dengan Sekolah Dasar Swasta MI/MIS danSekolah Dasar Negeri. Data kecelakaan tertinggi terjadi karena terjatuh. Faktor-faktoryang menjingkatkan iklim keselamatan adalah komitmen managemen, lingkunganSekolah yang nyaman, fasilitas yang memadai, dan jumlah guru yang cukup.

Having a school which is safe and comfortable is very important so that the students canget the best achievement and the teachers could give the best performance at school.Increasing the keselamatan climate at school and also decreasing any risk or danger thatcan burden the teaching and studying process can help to achieve it. This research isanalytic and descriptive and using cross sectional method, which is questionnaire for theheadmaster, teachers, school staffs, and the students. The data for accident is collected byhaving interviews with headmaster and teachers at school.
The result of this research showsthat the keselamatan climate of the elementary schools in Beji sub district, Depok in 2018has good category. Specifically, Islam Terpadu elementary school has the highest scorethan public school and MI MIS. The accident with the highest frequency is falling down.The factors that can increase the value of keselamatan climate are managementcommitment, good school environment, good facility, and adequate number of teacher.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cetra Palupi Rengganis
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran profil persepsi risiko pada pekerja di PT. Terang Parts Indonesia dengan menggunakan paradigma psikometri. Penelitian dilakukan terhadap 216 responden pada bulan Mei - Juni 2016 menggunakan desain cross-sectional, data primer berupa kuesioner dengan menggunakan 8 parameter paradigma psikometri. Parameter yang digunakan pada penelitian adalah skala likert dengan nilai 1 (sangat tidak setuju) - 4 (sangat setuju). Nilai rata-rata masing-masing dari 8 dimensi paradigma psikometri akan memberikan gambaran profil tentang persepsi risiko pada pekerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi tingkat kebaruan risiko dipersepsikan pekerja sebagai parameter yang paling mempengaruhi persepsi pekerja, pekerja melihat perubahan proses yang terjadi akan mengakibatkan munculnya risiko baru yang belum diketahui. Dimensi penerimaan secara sukarela dipersepsikan oleh pekerja cenderung ke arah tidak sukarela, pekerja menyadari dan mengetahui risiko apa saja yang ada dapat mengancam kesehatan dan keselamatan akan tetapi pekerja melihat bahwa risiko tersebut merupakan bagian dari pekerjaan dilakukan. Pekerja dengan lokasi kerja yang berbeda memiliki persepsi yang berbeda tentang pengendalian risiko dan kesegeraan dari suatu efek.
Pekerja dengan fungsi kerja yang berbeda memiliki persepsi yang berbeda tentang tingkat kebaruan risiko dan pengendalian risiko serta pengetahuan terhadap risiko (ilmu pengetahuan). Pekerja dengan perbedaan masa kerja memiliki persepsi yang berbeda tentang ketakutan terhadap risiko. Persepsi risiko adalah salah satu poin penting dalam membuat kebijakan perusahaan terkait keselamatan dan kesehatan kerja agar tercipta perilaku berbudaya K3, maka diperlukan komitmen manajemen terkait K3, pelatihan tentang pengenalan risiko serta pengawasan berkala terkait efektivitas sistem manajemen K3 umumnya dan pengendalian risiko secara khusus.

The purpose of this research is to provide an overview of risk perception profile in PT Terang Parts Indonesia. Research conducted on 216 respondents in May to June 2016 using cross-sectional design. The primary data is obtained from 8 parameter of the psychometric paradigm questioner with the scale from 1 (strongly disagree) to 4 (strongly agree). The average value from each dimension will give the profile overview of the employee's risk perception. The newness of risk dimension was perceived by the employee as the most influential parameter of their working perception. The workers think that the change of process production will create a new unknown risk.
The study result shows that the workers tend to not perceive the voluntariness of risk dimension as a non-voluntary process. The employee is aware of the risk of their work including all the things that endanger their health and safety and that are part of their job function. The workers, who have different working location, have the different perception about control of risk and immediacy of effect.
The workers with different job function have different perception about newness of risk, control of risk, and knowledge of risk (science). The workers with different employment period have different perception of common dread. The risk perception of the worker is one of important influence to create the company policy about safety working environment, so that it can lead to safety culture inside the company. It needs commitments from the management in regard to OHS, training of the safety introduction, and also monitoring of the effectiveness of the OHS system in general, especially for controlling the risk.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46406
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Bisri
"Peningkatan jumlah mahasiswa berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan hunian. Peningkatan kebutuhan ini tidak diikuti oleh regulasi dan standar hunian di luar kampus yang sehat dan selamat. Hunian yang tidak memenuhi standar hunian sehat dan selamat dapat meningkatkan risiko sakit atau cidera pada mahasiswa. Sebuah penelitian membuktikan bahwa kondisi hunian di luar kampus memiliki tingkat pemenuhan aspek keselamatan dan kesehatan lebih rendah bila dibandingkan dengan hunian di dalam kampus. Di Universitas Indonesia tidak ditemukan data mengenai kualitas hunian mahasiswa dalam aspek K3L sehingga tidak diketahui bagaimana kualitas hunian tersebut. Kejadian kebakaran pernah terjadi pada hunian mahasiswa di tahun 2011. Pada bulan Januari 2016 terjadi kasus penyakit DBD sebanyak 436 kasus dan Leptospirosis sebanyak 5 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek K3L hunian mahasiswa dan 7 elemen pemenuhannya dengan desain penelitian deskriptif observasional. Sampel penelitian adalah hunian mahasiswa universitas Indonesia di Kelurahan Kukusan. Data didapatkan melalui wawancara dan observasi menggunakan
daftar pertanyaan yang diadaptasi dari National Healthy Housing Standard. Kualitas hunian diklasifikasikan menjadi 5 level yaitu Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang dan sangat Kurang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemenuhan aspek K3L hunian mahasiswa di Kukusan kategori sangat baik (16%), baik (71%), dan cukup (13%). Pemenuhan kategori sangat baik adalah elemen struktur, fasilitas, perpipaan dan tata ruang (68%), kategori baik adalah elemen tugas dan tanggung jawab pemilik dan penghuni (55%), elemen pencahayaan dan sistem kelistrikan (48%), elemen suhu, ventilasi dan efisiensi energi (42%), elemen kelembaban, limbah padat dan manajemen pest control (39%). Sedangkan kategori cukup adalah elemen keselamatan dan keamanan personal (58%) dan elemen penggunaan bahan kimia (42%).

Increasing the number of students university influences the increase in student offcampus housing demand. Unfortunetly, it is not followed by regulations and standards of safe and healthy off-campus housing. Off-campus housing that does not meet safe and healthy standards can increase the risk of illness or injury to students. A study proves that the condition of off-campus housing has a lower level of safety and health aspects compared to in campus housing. University of Indonesia has no data regarding the quality of student off-campus housing in the HSE aspect so it is not known how the quality of the off-campus housing is. However, fire incident occured in 2011 at Students off-campus housing. In January 2019, 436 cases of Dangue Haemoraghic Fever were found and 5 cases of Leptospirosis were found as well. This study aims to analyze the HSE aspects of students off-campus housing and 7 elements of off-campus
housing safe and healthy standards using an observational descriptive research design. The research sample is the off-campus housing of Indonesian university students in Kukusan. Data was obtained through interviews and observations using a list of questions adapted from National Healthy Housing Standard. The quality of off-campus housing HSE aspect is classified into 5 levels namely Very Good, Good, Everage, Less and Very Less. The results showed that the level of the HSE aspects of student offcampus housing in Kukusan is Very Good (16%), Good (71%), and Enough (13%) while Very Good category is structures, facilities, plumbing and space requirements (68%), Good category are duties of owners and occupants (55%), lightings and electrical systems (48%), and moisture control, solid waste and pest manajemen (39%).
Everage categoriy are safety and personal security(58%) and chemical agent (42%)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53816
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Novitasari
"Studi ini membahas mengenai analisis risiko K3 pada kegiatan praktikum las listrik di SMK Negeri 2 Depok Tahun 2015.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat risiko K3 pada kegiatan praktikum las listrik di SMK Negeri 2 Depok.Metode identifikasi bahaya menggunakan Job Hazard Analysis, sedangkan analisis risiko dilakukan dengan menggunakan metode analisis risiko semikuantitatif dan perhitungan nilai risiko metode dari W.T. Fine.Nilai risiko merupakan hasil perkalian dari nilai consequences, probability, dan exposure. Pada praktikum las listrik ditemukan 50 risiko.

The focus on this study is risk analysis in electrical welding practicum of Vocational School 2 Depok in 2015. This aim to assess risk level of practicum activity. This study used Job Hazard Analysis (JHA) for hazard identification, while for risk analysis is undertaken by semi-quantitative method by W.T. Fine. Risk score is determined by multiplication of consequences, probability, and exposure. The result of this study showed that electrical welding practicum has 50 health and safety risk."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61431
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Agustini
"Potensi bahaya merupakan hal yang umum ditemukan dalam kegiatan sehari-hari, begitu juga dengan kegiatan praktikum. Studi ini mengenai analisis risiko pada praktikum jasa boga di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Depok Tahun 2015. Tujuannya untuk melakukan identifikasi bahaya dan mengetahui tingkat risiko di laboratorium jasa boga. Identifikasi bahaya dilakukan dengan menggunakan Job Hazard Analysis (JHA) dan analisis risiko dilakukan dengan menentukan besaran nilai risiko menggunakan formula semikuantitatif W.T. Fine. Pada aktivitas praktikum ditemukan 4 jenis bahaya (fisik, kimia, biologi dan ergonomi) dengan jumlah 41 bahaya keselamatan dan kesehatan kerja dan bahaya yang paling banyak ditemukan adalah bahaya fisik. Hasil analisis risiko dibedakan menjadi basic risk, existing risk dan predictive risk. Pengelolaan risiko yang disarankan berupa pengendalian administratif seperti pembuatan Standar Operational Procedure (SOP) beserta penerapannya di setiap kegiatan praktikum jasa boga.

Potential hazard is commonly found in every daily activities, as well as practicum activities. The focus on this study is risk analysis in culinary service practicum in Vocational High School 2 Depok in 2015. This aim to identify the hazards and determine level of risk in the culinary service laboratory. Hazard identification method using the Job Hazard Analysis (JHA) and risk were calculated by semi-quantitative W.T. Fine's formula. In the practicum activity was found four types of hazards (physical, chemical, biological, and ergonomics) and 41 occupational health and safety hazard with the most common hazard is a physical hazard. The results of risk analysis can be divided into basic risk, existing risk and predictive risk. The recommendation to risk control in the form of administrative control such as Standard Operational Procedure (SOP) and its implementasion in each culinary service practicum."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61550
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Putri Utami
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas risiko keselamatan dan kesehatan pada fasilitas di Sekolah Alam Indonesia Meruyung yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat risiko yang ada disetiap fasilitas. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan melakukan identifikasi bahaya melalui observasi, wawancara, dan penggunaan data sekolah yang kemudian dilanjutkan dengan menganalisis risiko dengan metode semikuantitatif dari formula WT. Fine. Hasil penelitian ini teridentifikasi 77 bahaya dengan pembagian 88,16 objek yang berbahaya, 5,26 kondisi sistem yang berbahaya, dan 6,58 aktivitas yang berbahaya. Sedangkan berdasarkan tingkat risiko terdapat 51,31 acceptable, 25 priority 3, 19,73 substantial, 2,63 priority 1, dan 1,31 very high. Bahaya yang memiliki tingkat risiko tertinggi adalah pagar kelas lantai dua yang vertikal, climbing wall yang tidak memiliki pembatas atau pagar dan permukaan area jatuh yang tidak aman, tali climbing wall yang rusak, dan nyamuk.

ABSTRACT
This study discussed about health and safety hazard in every facilities of Sekolah Alam Indonesia Meruyung which aims to know the level of risk from each hazard. Design of this study was descriptive observational. Hazard identification was by observe the facility and activity, interview, and using school data which then continued by analyzing with semiquantitative method from formula W.T. Fine 1971. The results of this study identified 77 hazards with 88.16 division of dangerous objects, 5.26 dangerous system conditions, and6.58 dangerous activity. While the result of risk level are 51.31 were acceptable, 25 were priority 3, 19.73 were substantial, 2.63 were priority 1, and 1.31 were very high.The highest risk very high, priority 2, and subsatantial were vertical second class fences, rock bottomed climbing or unsafe fences and cliffs, drop objects, damaged climbing ropes, and mosquitoes."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuvia Manzilina Afrah
"Makanan jajanan berperan dalam pemenuhan kebutuhan energi siswa sekolah, tetapi jika tidak terjaga keamanannya justru berpotensi membahayakan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang memengaruhi kontaminasi bakteri Escherichia coli pada makanan jajanan di Sekolah Dasar Kecamatan Beji, Kota Depok. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional. Data yang digunakan merupakan data primer, yang terdiri dari hasil uji laboratorium pada 37 sampel makanan dan hasil wawancara dengan 37 penjamah makanan menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan 29,7 sampel makanan yang diuji terkontaminasi Escherichia coli. Analisis bivariat dengan uji chi-square menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kontaminasi bakteri Escherichia coli dengan pemilihan bahan makanan p=0,042 dan pengolahan makanan p=0,003. Sedangkan faktor pelatihan, pengetahuan, perilaku, higiene sanitasi peralatan, higiene sanitasi tempat penyajian makanan, penyimpanan bahan makanan, dan penyajian makanan tidak memiliki hubungan yang signifikan.
Berdasarkan analisis multivariat dengan regresi logistik, faktor yang paling berpengaruh terhadap kontaminasi bakteri Escherichia coli yaitu faktor pengolahan makanan p=0,005 . Oleh karena itu, penjamah makanan di sekolah dasar Kecamatan Beji perlu diberikan pembinaan terkait personal hygiene dan higiene sanitasi makanan untuk mengurangi kontaminasi bakteri Escherichia coli pada makanan jajanan.

School canteen food have an important role in completing the energy needs of primary school students, but if the food safety is not protected, the foods is potentially harmful to health. The objective of this research is to analyze factors affecting Escherichia coli bacteria contamination on the school canteen food at primary schools located in Beji Subdistrict. The design of this study is cross sectional. All the data collected in this research are primary data, which include the laboratory test results of 37 food samples and direct interview results with 37 food handlers using questionnaire.
The research shown that 29,7 of food samples is contaminated with Escherichia coli bacteria. Bivariate analysis using chi square shows that there are significant correlation between raw food materials selection p 0,042 and food procession p 0,003 with Escherichia coli bacteria contamination. However, other factors such as training, knowledge, behavior, hygiene and sanitation of cooking utensils, hygiene and sanitation of food serving place, raw food materials storage, and food serving have no significant correlation towards Escherichia coli bacteria contamination.
Based on multivariate analysis using logistic regression, the most affecting factor of Escherichia coli bacteria contamination on the street food is food procession p 0,005 . Therefore, personal hygiene and food hygiene and sanitation training need to be conducted to the food handlers at Beji Subdistrict primary schools in order to minimize the Escherichia coli food contamination.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meitriana Pangestuti
"Gejala konstipasi fungsional merupakan salah satu penyebab menurunnya kualitas hidup. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan proprosi beberapa faktor risiko dengan gejala konstipasi fungsional. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran antropometri, wawancara dan pengisian kuesioner. Disain studi yang digunakan crosssectional, dilakukan bulan April hingga Mei 2015,dengan 129 responden, terdiri dari 96 perempuan (74,4%) dan 33 laki-laki 25,6%). Prevalensi gejala konstipasi fungsional adalah 47,3%. Analisis bivariat menunjukkan terdapat perbedaan proporsi antara IMT (p value = 0,021), pengetahuan gizi (p value = 0,020), asupan serat (p value = 0,012), dan aktivitas fisik (p value = 0,029) dengan gejala konstipasi fungsional. Diharapkan guru sekolah dasar dapat meningkatkan kualitas kesehatan dengan olahraga teratur dan mengonsumsi cukup serat untuk mencegah gejala konstipasi fungsional.

Functional constipation symptom is one for risk factors of decreasing
quality of life. The purpose of the study was to determine differences in the proportion of multiple risk factors with functinal constipation symptom to perform anthropometry measurement, interview and admission questionnaire. This study was conducted with cross sectional design at April until May 2015. Study consisted of 129 respondent consisted of 96 women (74,4%) and 33 men (25,6%).
The prevalence of functional constipation symptom were 47,3%. Bivariate analysis showeed there to the difference betweeen BMI (p value = 0,021), knowledge of nutrition (p value = 0,020), fiber intake (p value = 0,012), and physical activity (p value = 0,029) with functional constipation symptom.
Elementary school teacher was expected to further improve the quality of health, by doing regularly exercise and consumpt adequat fiber intake to prevent functional constipation symptom."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>