Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107606 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christine
"Tulisan ini membahas tentang asumsi adanya Galapagos Syndrome dalam strategi pemasaran musik Johnnys Jimusho. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk membuktikan pengadaan musik digital sebagai salah satu cara Johnnys Jimusho dalam melakukan ekspansi dan meninggalkan Galapagos Syndrome. Metode penelitian yang digunakan untuk tulisan ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menganalisis data kuesioner. Penelitian ini menggunakan teori Galapagos Syndrome, Out of Touch consumer, dan Pop Cosmopolitanism. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengadaan musik digital dapat menjadi cara yang efektif bagi Johnnys Jimusho dalam menggarap pasar potensial, salah satunya yaitu fandom Johnnys Jimusho di Indonesia.

This paper discusses writers assumption of existing Galapagos Syndrome in music marketing strategy of Johnnys Jimusho. The purpose of this paper is to proves that Johnnys Jimusho could expand and leave Galapagos Syndrome through digital music. The research method used for this paper is quantitative approach and analyzing questionnaires data. This study uses the theory of Galapagos Syndrome, Out of Touch consumer, and Pop Cosmopolitanism. The results of the analysis show that music digital would be effective for Johnny rsquo s Jimusho to get profit from Johnnys Jimusho fandom in Indonesia, which is categorized as a potential market. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robihah
"Budaya populer Thailand semakin berkembang seiring dengan meningkatnya antusiasme publik terhadap industri entertainment Thailand. Perkembangan ini membentuk suatu kolektif penggemar yang kemudian mendefinisikan dirinya sebagai "Thai Enthusiast". Penelitian ini menganalisis perkembangan fandom digital dan budaya penggemar "Thai Enthusiast" di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode etnografi digital atau netnografi, meliputi wawancara mendalam secara daring dan observasi partisipan secara digital di media sosial. Hasil temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa budaya populer Thailand di Indonesia mulai berkembang pesat terutama semenjak pandemi. Perkembangan ini membawa hadirnya ragam budaya penggemar yang direpresentasikan melalui berbagai praktik penggemar dalam ruang-ruang digital. Dalam aktivitasnya, setiap penggemar saling berbagi perspektif dan berbagi makna dalam mengekspresikan relasi emosional dengan idol dan mengkonseptualisasikan nilai tentang fandom digitalnya.

Thai popular culture is growing along with the increasing public enthusiasm for the Thai entertainment industry. This development formed a fan collective which later defined itself as a "Thai Enthusiast". This study analyzes the development of digital fandom and fan culture of "Thai Enthusiast" in Indonesia. This research was conducted using digital ethnographic methods or netnography, including online in-depth interviews and digital participant observation on social media. The findings in this study indicate that Thai popular culture in Indonesia has begun to develop rapidly, especially since the pandemic. This development presents a variety of fan culture which is represented through various fan practices in digital spaces. In their activities, each fan shares perspectives and shares meaning in expressing emotional relationships with idols and conceptualizing values about their digital fandom."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Amalini
"Penelitian ini membahas tentang fenomena Sindrom Galapagos yang ada pada orang Jepang yang tinggal di Jakarta. Pada tahun 2010, seorang ahli dalam bidang IT mendeskripsikan tentang teknologi telepon genggam buatan Jepang yang menyerupai endemik di Kepulauan Galapagos. Lalu menyusul pendapat tersebut, sejumlah sosiolog Jepang juga menyatakan bahwa mentalitas pada masyarakat Jepang, khususnya generasi muda, juga seperti endemik Kepulauan Galapagos.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang indikasi sindrom ini pada masyarakat Jepang yang tinggal di Jakarta. Teori yang digunakan adalah teori perubahan sosial oleh Ferdinand Tonnies dan Affluent Society oleh John Kenneth Galbraith. Selain itu juga dilakukan wawancara dengan orang Jepang yang berada di Jakarta. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ditemukannya indikasi perilaku Sindrom Galapagos pada orang Jepang yang tinggal di Jakarta.

This research discusses about phenomenon of Galapagos Syndrome within Japanese citizens who live in Jakarta. In 2010, an IT expert describes that the technology of mobile phone made in Japan resembles the endemic of Galapagos Islands. Afterwards followed by Japanese sociologists stated that mentality of Japanese, especially young generation, also resembles Galapagos Islands endemic.
This research aims to explain about indications of this syndrome within Japanese who live in Jakarta. Theory of this research are social change theory by Ferdinand Tonnies and Affluent Society by John Kenneth Galbraith, this research reviews about this phenomenon that happens to Japanese citizen in Jakarta. Furthermore, interviewing Japanese citizens who live in Jakarta. The conclution of this research, it has been found that there are indications of Galapagos Syndrome within Japanese in Jakarta.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T44981
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Humayro
"ABSTRAK
Johnny s Jimusho (株式会社ジャニーズ事務所Kabushiki-gaisha Janiizu Jimusho) merupakan perusahaan yang bergerak di industri hiburan Jepang, yang didirikan oleh Johnny Kitagawa pada tahun 1962. Johnny s Jimusho terdiri dari idol pria yang telah berhasil mengembangkan beberapa idol group besar. Tugas akhir ini akan membahas mengenai aspek mediascapes terhadap strategi promosi produk Johnny s Jimusho melalui media, khususnya pada media internet. Penelitian ini menggunakan teori globalisasi oleh Arjun Appadurai dengan memfokuskan pada aspek mediascapes. Analisis akan dilakukan dengan memaparkan media-media
yang mempopulerkan produk Johnny s Jimusho serta menganalisis pemanfaatan internet yang dilakukan oleh
Johnny s Jimusho.

ABSTRACT
Johnny s Jimusho (株式会社ジャニーズ事務所Kabushiki-gaisha Janiizu Jimusho) is a company engaged in the Japanese entertainment industry, which founded by Johnny Kitagawa in 1962. Johnny s Jimusho consists of male idols who have successfully developed several large idol groups. This final project will discuss the aspects of mediascapes regarding Johnny s Jimusho s product promotion strategy through the media, especially on internet. This research is based on globalization theory by Arjun Appadurai which is focusing on the aspect of mediascapes. The research will be carried out by presenting media that popularized Johnny s Jimusho music products and researching the use of the internet by Johnny s Jimusho."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Mizanie
"Fandom merupakan subkultur yang menjadi salah satu fitur penting dalam budaya
populer. Bagi industri K-Pop misalnya, kehadiran fandom berperan banyak untuk
mencapai popularitas. Kesuksesan BTS sebagai sebuah fenomena budaya juga tidak
lepas dari dukungan fandomnya yaitu ARMY yang kini telah menjadi sebuah fandom
global. Dengan fitur yang dimiliki masyarakat jejaring, fandom seperti ARMY sangat
aktif memproduksi media penggemar dan membagikannya di media sosial.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis etnografi
digital terhadap ARMY yang aktif di media sosial khususnya Twitter. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur sebagai data
primer, sementara observasi pasif sebagai data sekunder.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan kegiatan produktivitas media fandom ditandai
dengan membuat dan menyebarkan konten penggemar, melakukan promosi, dan
memberikan afeksi kepada objek fandom. Dalam penelitian ini juga tergambar
bagaimana produktivitas penggemar ini membentuk suatu budaya penggemar yang
unik. Ikatan emosional yang dirasakan ARMY juga menjadi penting untuk menjaga
mereka untuk tetap loyal terhadap fandom.

For the K-Pop industry, for example, the presence of fandom played a role in achieving
popularity. The success of BTS as a cultural phenomenon is also inseparable from the
support of the fandom, ARMY, which has become a global fandom. With the features
of the network society, fandoms like ARMY are very active in producing fan media
and sharing them on social media.
This study uses a qualitative approach with digital ethnographic analysis methods of
ARMY who are active on social media, especially Twitter. The data technique used
was semi-structured interviews as primary data, while passive observation was
secondary data.
The results of this study indicate the productivity of fandom media that creates and
approaches fans, promotes, and gives affection to fandom objects. This research also
illustrates how fan productivity forms a unique fan culture. The emotional bond
between BTS and ARMY is also important to keep them loyal to the fandom"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ciptaningdyah Ayu Bestari
"Penelitian ini membahas tentang eksploitasi yang dilakukan industri K-Pop terhadap relasi penggemar dengan idola melalui produksi konten digital dan aksesori penggemar, yang akhirnya memicu terciptanya hiperrealitas di kalangan penggemar. Studi-studi terdahulu telah membahas bagaimana hiperrealitas penggemar yang tercipta melalui fiksi penggemar. Teori Hiperrealitas dari Jean Baudrillard digunakan dalam menjelaskan tentang bagaimana industri K-Pop mengeksploitasi relasi penggemar dengan idola melalui konten digital dana aksesori penggemar, sehingga memunculkan hiperrealitas. Teori hiperrealitas menjelaskan media mensimulasikan tanda dan simbol yang membentuk sebuah realitas semu. Hasil temuan menyatakan bahwa konten digital idola sebagai bagian dari media digital menciptakan sebuah kedekatan semu antara penggemar dengan idola, kemudian kedekatan semu ini semakin diperkokoh dengan keberadaan aksesori penggemar yang hadir secara fisik di sekitar penggemar. Penelitian ini berfokus pada boygroup NCT dan penggemarnya NCTzen, dengan menggunakan metode kualitatif, serta teknik pengumpulan data wawancara mendalam dengan NCTzen.

This study discusses the exploitation of the K-Pop industry on the relationship between fans and idols through the production of digital content and fan accessories, which ultimately triggers the creation of hyperreality among fans. Previous studies have discussed how fan hyperreality is created through fan fiction. Jean Baudrillard's Hyperreality Theory is used to explain how the K-Pop industry exploits fan relations with idols through digital content and fan accessories, thereby creating hyperreality. Hyperreality theory explains that media simulate signs and symbols that make up a pseudo reality. The findings state that idol digital content as part of digital media creates a pseudo closeness between fans and idols, then this pseudo closeness is further strengthened by the presence of fan accessories physically present around fans. This study focuses on the boy group NCT and their fans NCTzen, using qualitative methods, as well as in-depth interview data collection techniques with NCTzen."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Callista Tesalonika
"Pesatnya akses internet di Indonesia membuka kesempatan masyarakat untuk mengeksplorasi dan menikmati
berbagai topik dan minat. Eksposur dinamis media digital melalui algoritme ini menciptakan penggemar yang
mempraktikkan budaya fandom. Sementara penelitian sebelumnya berfokus pada bagaimana sosok budaya
partisipatif melalui para penggemarnya bekerja pada budaya fandom, Liang dan Shen (2016) secara unik
meneliti lebih lanjut peran budaya fandom pada model bisnis bagi publik yang mereka minati secara signifikan;
Fan Economy. Di sini, penelitian ini akan secara eksplisit mengkaji fenomena sukses besar dan terbaru dari
penggemar dan pemasaran di Indonesia, yaitu penjualan BTS Meal, yaitu menu kolaborasi antara Bangtan Boys
(BTS) dan McDonald. Penelitian ini ingin melihat efektivitas budaya penggemar dengan mengikuti bagaimana
Fan Economy mengiringi konsumen atau perjalanan pembelian penggemar melalui Model Perkembangan dari
Hierarki Efek. Metodologi yang digunakan ada analisa kuantitatif dari hasil survey.

The rapid accessibility of the internet in Indonesia exposed the public to explore and enjoy various subjects
and interests. This dynamic exposure of the digital media through algorithms creates fans that are
practising fandom culture. While previous research focuses on how the figure of participatory culture
through its fans labour on fandom culture, Liang and Shen (2016) uniquely further examining the role of
fandom culture on the business model for the public they have significant interest; fan economy. Here, the
research will explicitly examine the latest and massive success of fan and marketing phenomenon in
Indonesia, which is the sale of BTS Meal, i.e. the collaboration menu between Bangtan Boys (BTS) and
McDonald. The research would like to see the effectiveness of fan culture by following how the fan
economy accompanies the consumer or the fan buying journey through the Developed Hierarchy of effect
model. The methodology of collecting data will involve analysis of quantitative research from survey responds.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Afifa Alma Suhaila
"Brand communication merupakan semua upaya yang dilakukan perusahaan dalam melakukan komunikasi dengan konsumen potensial. Media sosial menjadi sarana yang populer digunakan sebagai alat pemasaran oleh brand atau pemasar untuk menjangkau konsumen di era digital ini. Pemasaran media sosial membantu brand dalam membangun hubungan yang bersahabat dengan konsumen melalui keterlibatan langsung dan mempengaruhi persepsi mereka tentang brand, serta menyebarkan informasi sekaligus belajar dari dan tentang konsumen mereka. Tujuan penulisan makalah ini ialah menganalisis praktik brand communication yang dilakukan Tokopedia pada kampanye ‘Waktu Indonesia Belanja’ melalui pemasaran media sosial Instagram dengan target konsumen yang tergabung dalam fandom K-pop. Hasil analisis makalah ini menunjukkan tiga elemen penting dalam brand communication yang diasosiasikan dengan dua kunci pemasaran media sosial yang berbasis hubungan dan menyesuaikan karakteristik konsumen.

Brand communication is all the efforts made by the company in communicating with their potential consumers. Social media is a popular marketing tool used by brands or marketers to reach consumers in this digital era. Social media marketing helps brands build friendly relationships with consumers through direct interaction and influencing their perceptions of the brand, as well as learning both information from and about their consumers. The purpose of this paper is to analyze the brand communication practices carried out by Tokopedia in the ‘Waktu Indonesia Belanja’ campaign through social media marketing via Instagram targeting consumers who identify themselves as a members of the K-pop fandom. The results of this paper's analysis show three important elements in brand communication that are associated with the two keys of relationship-based social media marketing that are adapting to consumers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syauqi Naufili
"Olahraga sepakbola di Indonesia pada era digital semakin mendapatkan atensi dari masyarakat luas dan memperlihatkan bahwa olahraga telah melibatkan aspek sosial, agama, politik, dan ekonomi dalam membentuk identitas kebangsaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi budaya sepakbola Indonesia melalui keragaman praktik hegemoni dan resistensi khususnya antara federasi sepakbola nasional dengan fandom-fandom lokal dan nasional dalam dinamika sepakbola Indonesia. Penulis melakukan penelitian dengan metode studi pustaka melalui karya tulis seperti buku, jurnal, artikel dan juga media digital seperti berita, video, gambar, website karena melihat minimnya topik penelitian mengenai olahraga sepakbola di Indonesia yang dieksplorasi ke dalam kajian antropologi. Penelitian ini menemukan bahwa industri sepakbola modern menghasilkan komodifikasi yang berorientasi pada keuntungan secara material alih-alih menciptakan nilai moral dalam menghasilkan ilusi melalui permainan sepakbola. Hegemoni pada federasi sepakbola nasional memiliki latar belakang politik dan militer dalam menginternalisasi nilai-nilai dan atribut pada sejarah sepakbola Indonesia. Fanatisme yang tinggi dalam sepakbola Indonesia juga cenderung membuat aktor dalam federasi nasional berusaha memobilisasi fandom ke dalam kepentingan politik. Akan tetapi, kuatnya identitas fandom mampu memperngaruhi kesulitan untuk dimobilisasi ke dalam kepentingan politik. 

Football in Indonesia in the digital era is getting more and more attention from the wider community and shows that sport has involved social, religious, political and economic aspects in forming national identity. The purpose of this research is to find out Indonesian football culture through the diversity of hegemony and resistance practices, especially between the national football federation and local and national fandoms in the dynamics of Indonesian football. The author conducted research using the literature study method through written works such as books, journals, articles and digital media such as news, video documentaries, pictures, websites because the author saw the lack of research topics regarding football in Indonesia which were explored in anthropological studies. This research found that the modern football industry produces commodification that is oriented towards material gain instead of creating moral values in producing illusions through the game of football. Hegemony in the national football federation has a political and military background in internalizing the values and attributes of Indonesian football history. High fanaticism in Indonesian football also tends to make actors in the national federation try to mobilize fandom for political interests. However, the strong identity of fandom can affect the difficulty of being mobilized into political interests. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fransiskus Xaverius Pradhipta Surya
"Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Praktik fan culture tentunya banyak mengalami perkembangan akibat perkembangan teknologi komunikasi. Kajian ini memberikan gambaran tentang proses konsumsi dan produksi yang dilakukan oleh fandom Sepak Bola Jakarta yang merupakan pendukung Persija Jakarta di era digital. Peneliti menemukan bahwa Soccer Jakarta memiliki beragam produk yang ditunjukkan dengan berbagai jenis saluran media yang digunakan oleh fandom Sepak Bola Jakarta. Produk-produk Soccer Jakarta diidentifikasikan menjadi dua jenis besar, yaitu digital dan fisik dan beroperasi bukan berdasarkan keinginan mencari untung dan bergerak hanya berdasarkan kecintaan mereka pada Persija Jakarta sehingga dapat dikatakan telah melakukan praktik penggemar sebagai buruh.

This research is a research that uses a qualitative method using a case study approach. The practice of fan culture has certainly undergone many developments due to the development of communication technology. This study provides an overview of the consumption and production processes carried out by the Jakarta Football fandom who are supporters of Persija Jakarta in the digital era. Researchers found that Soccer Jakarta has a variety of products which are indicated by the various types of media channels used by the Jakarta Soccer fandom. Soccer Jakarta's products are identified into two major types, namely digital and physical and operate not based on the desire to make profit and move only based on their love for Persija Jakarta so that it can be said that they have practiced fans as laborers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>