Ditemukan 61930 dokumen yang sesuai dengan query
Claudia Jasmine
"Skripsi ini membahas novel karya Remy Sylado yang berjudul Kerudung Merah Kirmizi dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra dan kritik sosial pengarang sebagai pisau pembedahnya. Hasil temuan ini menyatakan bahwa novel mencerminkan kritik sosial pengarang terhadap pengaruh budaya yang dibawa pemerintah Orde Baru pada masyarakat masa Reformasi. Kritik pengarang tersampaikan melalui peristiwa dalam novel yang memiliki kemiripan peristiwa yang terjadi pada masa Soeharto menjadi presiden, meliputi penyerobotan tanah, pembungkaman aktivis, pembunuhan, penyuapan, dan korupsi. Penelitian ini membuktikan bahwa Remy Sylado melalui karyanya ingin menyuarakan kritik terhadap budaya pada masa Orde Baru yang menciptakan praktik KKN dan kekerasan dalam kehidupan masyarakat.
This thesis discusses the novel by Remy Sylado entitled Kerudung Merah Kirmizi. This research uses sociology literature approach with the author 39 s social critique as a medium. The results of this study prove social criticism in the novel reflects the cultural influences brought by the New Order government to people 39 s lives in the early Reformation. The author 39 s criticisms are seen from events in novels that bear the resemblance of events that occurred during Soeharto 39 s presidency, including land usurpation, activist coertion, murder, bribery, and corruption. This study proves that Remy Sylado uses his work to criticize the the culture of the New Order era which created practices of KKN and violence in community life. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Remy Sylado
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2003
813 REM k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Remy Sylado
"Dengan latar belakang masa Orde Baru dan awal reformasi, novel ini menggambarkan secara telanjang liku-liku seorang pengusaha memanfaatkan oknum aparat keamanan dan para bandit untuk mencapai tujuannya. Dengan lincah Remy Sylado merangkai keharuan dan ketegangan menjadi kisah yang menawan; betapa cerita yang tulus dapat menjadi sumber kekuatan manusia dalam menghadapi marabahaya apapun wujudnya."
Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2023
813 REM k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Evi Retno Cristiyan Dewi
"Dalam dunia sastra Indonesia, nama Hasnan Singodimayan tidak begitu dikenal. Dalam sejumlah esai yang ditulis Jassin, nama ini tidak pernah disebut, juga dalam buku sejarah sastra yang ditulis Ajip Rosidi dan Jakob Sumardjo. Teeuw pun tidak menyebut nama Singodimayan. Akan tetapi, dalam konteks Banyuwangi, nama Singodimayan tidak bisa dinafikan. Ia telah menghasilkan paling tidak tiga novel dan satu buku takwil. Salah satu novelnya yang terpenting adalah Kerudung Santet Gandrung. Novel ini melukiskan kehidupan penari gandrung yang sering mendapat stigma negatif dari kalangan masyarakat nonbudaya (nonbudayawan). Melalui novel ini, Singodimayan menunjukkan bahwa penari gandrung tidak seburuk yang disangkakan orang. Dalam kaitannya dengan kajian tentang budaya Banyuwangi, novel ini penting sebab di dalamnya tidak sekadar dilukiskan mengenai penari gandrung, tetapi juga persoalan lain yang bertalian dengan identitas masyarakat Banyuwangi. Hingga kini penelitian terhadap seni gandrung sudah banyak dilakukan, tetapi penelitian terhadap novel tersebut belum banyak, padahal novel ini sarat dengan masalah sosial-budaya di Banyuwangi. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan pro-kontra terhadap penari gandrung di Banyuwangi. Dalam novel ini tersirat adanya konflik antara kalangan budayawan dan kalangan nonbudayawan. Dari konflik tersebut mengemukalah persoalan identitas masyarakat Banyuwangi. Dengan pendekatan sosiologis, persoalan tersebut akan dikaji dalam penelitian ini. Untuk menunjang analisis, dilakukan pengamatan di lapangan dan wawancara dengan Hasnan Singodimayan, tokoh santri, dan tokoh budayawan
In Indonesian's literature, the name of Hasnan Singodimayan is not popular. Neither in Jassin's essays or in the history of literature written by Ajib Rosidi and Jakob Sumardjo, the name of Hasnan Singodimayan is also not mentioned. Teeuw also does not mention the name of Hasnan Singodimayan. Nevertheless, the name of Hasnan Singodimayan cannot be ignored in the context of Banyuwangi. In Fact, Hasnan Singodimayan has already written at least three novels and one Takwil book. One of his important novels is Kerudung Santet Gandrung. This novel tells about the gandrung dancer who was often stigmatized by nonculturalist society. For that reason, through this novel, Singodimayan wanted to show that the gandrung dancer is not as bad as what people thought. In relation with Banyuwangi culture, this novel is important because it does not simply portray the gandrung dancer but it also tells other issues related to the identity of Banyuwangi's people. Until now, the research on gandrung art has been done many times, but the research about the novel is still fewly done even though the novel has important contains the socialculture issue in Banyuwangi. This research aims to unveil the truth of gandrung dancer pros-cons in Banyuwangi. This novel implies the conflict between the culturalist society and the nonculturalist society. This conflict then raises the issue of identity problem faced by the people of Banyuwangi. This issue will be analyzed using sociological approach. An observation and an interview with Hasnan Singodimayan were done to support the analysis"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65084
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Febriani Putri Milenia
"Karya ini mengkaji perilaku perbudakan di Rusia di abad XIX dalam novel Bednye Ljudi (1846) karya Fyodor Dostoevsky. Karya sastra digunakan sebagai media kritik. Novel ini menceritakan fenomena perbudakan pada bobroknya pemerintahan Rusia abad XIX. Penulis berhipotesis bahwa novel ini merupakan media Dostoevsky untuk mengkritik perbudakan. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana novel Bednye Ljudi (1846) karya Fyodor Dostoevsky berfungsi sebagai kritik sosial yang dibuktikan dengan mendeskripsikan cerita dan menganalisisnya berdasarkan representasi tokoh dan penokohan, kritik sosial, dan sosiologi sastra. Hasil penelitian membuktikan bahwa Dostoevsky memberikan kritiknya terhadap perilaku perbudakan di abad XIX yang direpresentasikan melalui perilaku tokoh tuan tanah yang kejam terhadap tokoh budak.
This work examines the behavior of serfdom in Russia in the XIX century in the novel Bednye Ljudi (1846) by Fyodor Dostoevsky. Literary works are used as a medium of criticism. This novel tells of the phenomenon of serfdom in the dilapidated state of Russia in the XIX century. The author hypothesizes that this novel is Dostoevsky's medium to criticize slavery. The purpose of this study is to explain how the novel Bednye Ljudi (1846) by Fyodor Dostoevsky functions as a social critic as evidenced by describing the story and analyzing based on the representation of the characterization of the characters (characters and characterizations), analysis of social phenomena (social criticism), and its historical connection (sociology of literature). The results prove that Dostoevsky gave his critique of the behavior of serfdom in the XIX century which is represented in the behavior of the landlord character who is cruel to the serfs character."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Sainul Hermawan, 1973-
Yogyakarta: IRCiSoD,, 2005
808.83 SAI t
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Pamuk, Orhan
Jakarta : Serambi, 2006
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Ratna Jaya Suciningrum
"Penelitian ini membahas berbagai kritik sosial yang terdapat dalam cerpen Giawa Saryuk karya Choe Seohae beserta cara pengungkapan kritik tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan berbagai kritik sosial dan cara penyampaian kritik yang terdapat dalam cerpen Giawa Saryuk. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis secara deskriptif dan close reading dengan seluruh analisis yang merujuk pada teks. Dalam hal ini, latar belakang sejarah pun dipertimbangkan sebagai dasar analisis. Dalam cerpen Giawa Saryuk, terdapat tiga kritik yang ditujukan kepada pemerintah Jepang, masyarakat Korea dan Manchuria, dan keadaan sekitar. Selain itu, Choe Seohae menggunakan tiga cara yang khas untuk mengungkapkan kritik dalam cerpennya tersebut.
This research discusses the social critics and the writer?s method of telling his critics in the short story, Giawa Saryuk by Choe Seohae. The aim of this research is to point out all of the social critics, and to show how the writer presents it in the short story. This research is using sociology literature approache. The research method used in this study is qualitative method with descriptive analysis and close reading method with all its analysis refers to the text. Historical background is considered as a basis a well. There are three critics for the government of Japan, Korean and Manchuria society, and the surrounding environment within the short story. From this research, we also know that writer uses three distinctive style to present his critics."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S60730
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dita Sabariah
"Dalam skripsi ini, penulis menganalisis tokoh dan penokohan Mata Hari dan Mata Hari sebagai perempuan intelijen. Analisis tokoh dan penokohan dilakukan untuk mengetahui penyebab Mata hari menjadi perempuan intelijen dan analisis dilakukan menggunakan perspektif gender. Dalam analisis tokoh dan penokohan, sifat-sifat Mata Hari dan gambaran kehidupan Mata Hari yang sesuai dengan konsep gender dan tidak sesuai akan dijelaskan. Hal itu merupakan jembatan untuk mengetahui apa penyebab Mata hari terjun dalam dunia intelijen. Setelah diketahui penyebabnya, dalam analisis Mata Hari sebagai perempuan intelijen akan dijelaskan bagaimana sikap Mata Hari dan cara kerja Mata Hari mengumpulkan informasi penting ketika menjadi seorang perempuan intelijen. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana perempuaan bekerja dalam dunia intelijen.Teknik penulisan yang digunakan adalah deskriptif analitis. Hasil akhir dari penelitian menunjukan bahwa sebagai perempuan, Mata Hari mampu menjadi seorang intelijen yang berhasil.
In this scientific work, the writer analyzes character and characterization of Mata Hari and Mata Hari as an intelligent woman. Analysis of character and and characterization in this scientific work is done to know the reason why Mata Hari becomes an intelligent woman and use gender perspective. In character and characterization analysis, Mata hari characteristic and stereotype of Mata Hari?s life will be explained according to gender concept. This shows the reason why Mata hari goes to intelligent field. After knowing the reason, in analysis of Mata Hari as intelligent woman will be explained how Mata hari?s attitude and the way she collects the essential information when she is as an intelligent woman. It is done to know how woman works in intelligent field. The writing technique uses descriptive analysis. The result of this research shows that as a woman, Mata Hari is able to be a success intelligent."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S7
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Winda Prily Kusumaningdyah
"Novel Pasung Jiwa membahas tokoh utama seorang waria bernama Sasana yang mendapat beragam perlakuan dari masyarakat di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan menjelaskan citra waria dalam Novel Pasung Jiwa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskripsi. Hasil dari penelitian ini adalah Sasana digambarkan sebagai waria yang mengalami penolakan dan penerimaan. Sasana menampilkan citra waria yang positif. Akan tetapi, sikap penolakan dari tokoh lain dan masyarakat dalam Pasung Jiwa terhadap Sasana menimbulkan citra kurang baik terhadap tokoh Sasana sebagai waria.
The main character of Pasung Jiwa is a transvestite who gets a variety of treatment from the society. This study explains the image of transvestites in Pasung Jiwa novel. The method used in this study is descriptive analysis. The results from this study shows that Sasana as transvestite gets rejection and acceptance. Sasana character shows a positive image of transvestites. However, rejection from other character and society to Sasana causes poor image to Sasana?s figure as transvestite."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S59592
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library