Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 237161 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rina Marina
"ABSTRAK
Transmisi kasus DBD melibatkan tiga organisme utama yaitu virus dengue, nyamuk Aedes, dan manusia sebagai host. Keberlangsungan ketiga organisme tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan pola perilaku. Kota Bekasi merupakan salah satu daerah endemis DBD di Provinsi Jawa Barat mengalami kecenderungan peningkatan jumlah kasus DBD setiap tahunnya. Penelitian ini merupakan studi cross sectional yang bertujuan menganalisis keberadaan larva Aedes sp yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan perilaku pemberantasan sarang nyamuk dalam hubungannya dengan status transmisi DBD di Kota Bekasi.Penelitian ini dilakukan di dua kelurahan dengan jumlah kasus DBD tinggi dan rendah di Kecamatan Mustikajaya dengan jumlah sampel sebanyak 280 rumah tangga. Variabel yang diteliti yaitu kondisi lingkungan yang meliputi pencahayaan ruangan, keberadaan, tinggi dan rimbunan tanaman di pekarangan rumah, jumlah tempat penampungan air TPA , serta keberadaan larva Aedes di rumah dan perilaku PSN yang diamati meliputi frekuensi membersihkan TPA, penggunaan obat anti nyamuk, larvasida, pemeliharaan predator larva dan tanaman pengusir nyamuk terhadap status transmisi kasus DBD di Kota Bekasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan chi square dan regresi logistik berganda dengan p-value sebesar 0,05.Hasil penelitian menunjukan bahwa keberadaan larva Aedes di daerah kasus rendah dipengaruhi oleh perilaku pemberantasan sarang nyamuk OR=14,14, 95 CI=5,24 - 38,11 , sedangkan di daerah kasus DBD tinggi keberadaan larva Aedes dipengaruhi oleh pencahayaan OR=3,65 95 CI=1,55 - 8,62 dan jumlah TPA OR=2,79 95 CI=1,32 ndash; 5,91 . Faktor lingkungan dan perilaku yang berkontribusi terhadap terjadinya transmisi kasus DBD yang tinggi di Kota Bekasi adalah pencahayaan OR=0,32 95 CI=0,15 ndash; 0,67 , tinggi tanaman 5-12 m OR=1,01 95 CI = 1,01 ndash; 2,02 , frekuensi membersihkan TPA OR=4,76 95 CI=2,47 ndash; 9,13 penggunaan obat anti nyamuk OR=2,28 CI=1,29 ndash; 4,31 , dan tanaman anti nyamuk OR=0,15 CI=0,06 ndash; 0,37 . Variabel yang paling dominan berkontribusi terhadap terjadinya transmisi kasus DBD yang tinggi di Kota Bekasi adalah frekuensi membersihkan TPA. Dari hasil tersebut disarankan agar sosialisasi pemberantasan sarang nyamuk PSN lebih dioptimalkan dengan mengintensifkan peran juru pemantau jentik Jumantik serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan Jumantik untuk memonitor kondisi lingkungan masyarakat secara kontinyu.

ABSTRACT
Transmission of DHF cases involves three main organisms that is dengue virus, Aedes mosquito, and human host. The sustainability of the three organisms is influenced by environmental factors and behavior patterns. Bekasi city is one of the dengue endemic areas in West Java Province experienced a tendency of increasing number of dengue cases every year. This research was a cross sectional study that aims to analyze the presence of Aedes sp larvae that are influenced by environmental factors and mosquito breeding places eradication behavior in relation to the status of DHF transmission in Bekasi City.This research was conducted in two urban villages with high and low dengue fever cases in Mustikajaya Distric with total sample of 280 households. The variables observed were environmental conditions that include room lighting, presence, height and hedge of plants in the yard of the house, the number of water container, as well as the presence of Aedes larvae at home and observed eradication behaviours of mosquito include frequency behavior of cleaning water containers, use of mosquito repellent, larvacide, maintenance of larval predators and mosquito repellent plants on the transmission status of dengue cases in Bekasi City. The data obtained were analyzed using chi square and multiple logistic regression analysis with p value of 0.05.The results showed that the presence of Aedes larvae in low case areas was influenced by the frequency behavior of cleaning water containers OR 14,14, 95 CI 5,24 38,11 , whereas in high dengue cases the presence of Aedes larvae was influenced by lighting OR 3,65 95 CI 1,55 ndash 8,62 and the number of water container OR 2,79 95 CI 1,32 ndash 5,91 . Environmental and behavioral factors that contribute to the occurrence of high DBD case transmission in Bekasi City are lighting OR 0,32 95 CI 0,15 ndash 0,67 , plant height 5 12 m OR 1,01 95 CI 1,01 ndash 2,02 , frequency of cleaning of landfill OR 4,76 95 CI 2,47 9,13 use of mosquito repellent OR 2,28 CI 1,29 4 , 31 , and mosquito repellent plants OR 0,15 CI 0,06 ndash 0,37 . The most dominant variable contributing to the high transmission of dengue cases in Bekasi City was the frequency behavior of cleaning water containers. From these results it is suggested that the socialization of frequency behavior of cleaning water containers is more optimized by intensifying the role of larva monitoring officer Jumantik as well as increasing the knowledge and skills of Jumantik to monitor the environmental condition continuously."
2018
T50453
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qonita Anis Zain
"Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus yang tersebar lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Di Kelurahan Beji, Kota Depok, kasus DBD telah menunjukkan tren yang tinggi selama beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2022, wilayah ini mencatat jumlah kasus tertinggi di Kota Depok, dengan total 177 kasus dan incidence rate (IR) sebesar 370,73 per 100.000 penduduk. Analisis awal mengindikasikan bahwa faktor lingkungan rumah dan partisipasi masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang belum optimal dapat menjadi faktor tingginya kasus DBD di Kelurahan Beji. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh kondisi lingkungan rumah dan praktik PSN terhadap kejadian DBD di Kelurahan Beji tahun 2024. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Beji, Kota Depok selama periode Mei-Juni 2024 dengan menggunakan desain studi kasus kontrol. Sampel terdiri dari 35 orang kasus dan 35 orang kontrol. Sampel kasus dipilih menggunakan simple random sampling dari laporan kasus DBD yang tercatat di Puskesmas Depok Utara, sementara sampel kontrol dipilih dari tetangga terdekat dari rumah kasus. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini meliputi laporan kasus DBD dari Puskesmas Depok Utara, kuesioner, dan lembar observasi keberadaan jentik nyamuk. Analisis data meliputi univariat dan bivariat (uji Chi Square). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian DBD pada penelitian ini adalah keberadaan jentik (p-value = 0,026 ; OR = 4,58), container index (CI) (p-value = 0,014 ; OR = 7,56), sumber air bersih (p-value = 0,036 ; OR = 0,205), dan kebiasaan menggantung pakaian kotor (p-value = 0,046 ; OR = 0,31). Puskesmas Depok Utara dan Dinas Kesehatan Kota Depok disarankan untuk mengadakan program insentif bagi rumah tangga yang konsisten menerapkan PSN 3M Plus, memberikan sanksi bagi yang tidak mematuhi, dan menggiatkan gerakan 1 rumah 1 jumantik. Masyarakat Kelurahan Beji juga harus berpartisipasi aktif dalam gerakan 1 rumah 1 jumantik, meningkatkan kesadaran dan kedisiplinan dalam melaksanakan praktik PSN, serta menghindari kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko DBD.

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a viral infection transmitted through the bites of Aedes aegypti and Aedes albopictus mosquitoes. In Beji Subdistrict, Depok City, DHF cases have shown a high trend over the past few years. In 2022, this area recorded the highest number of cases in Depok City, with a total of 177 cases and an incidence rate (IR) of 370,73 per 100.000 population. Initial analysis indicates that household environmental factors and suboptimal community participation in mosquito nest eradication may contribute to the high number of DHF cases in Beji Subdistrict. This study aims to identify the influence of household environmental conditions and mosquito nest eradication practices on the incidence of DHF in Beji Subdistrict in 2024. The research was conducted in Beji Subdistrict, Depok City, from May to June 2024 using a case-control study design. The sample consisted of 35 cases and 35 controls. Case samples were selected using simple random sampling from DHF case reports recorded at Depok Utara Public Health Center, while control samples were selected from the nearest neighbors of the case households. The instruments used in this study included DHF case reports from Depok Utara Public Health Center, questionnaires, and observation sheets for mosquito larvae presence. Data analysis included univariate and bivariate analysis (Chi-Square test). Bivariate analysis showed that the variables associated with the incidence of DHF in this study were the presence of larvae (p-value = 0,026 ; OR = 4,58), container index (CI) (p-value = 0,014 ; OR = 7,56), clean water source (p-value = 0,036 ; OR = 0,205), and the habit of hanging dirty clothes (p-value = 0,046 ; OR = 0,31). Depok Utara Public Health Center and the Depok City Health Office are advised to implement incentive programs for households consistently applying PSN 3M Plus, impose sanctions for non-compliance, and intensify the “1 House 1 Jumantik” movement. The community in Beji Subdistrict should also increase active participation in the “1 House 1 Jumantik” movement, improve awareness and discipline in implementing mosquito nest eradication practices, and avoid habits that can increase the risk of DHF."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragi, Grace Meylisa
"Pemberian pelayanan kepada masyarakat  tentunya membutuhkan dukungan sosial dari lingkungan sekitar.  Dukungan sosial menurut Taylor (2006) adalah sebagai pertukaran interpersonal, dengan memberikan bantuan kepada orang lain, bertukar informasi, dan melibatkan emosi untuk saling memberikan bantuan dalam bentuk saran maupun materi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dukungan sosial yang diberikan masyarakat sekitar kepada Kader Jumantik di Kota Bekasi serta faktor pendukung dan faktor penghambat dalam proses pemberian dukungan sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara rinci serta menjelaskan serangkaian tahapan atau langkah-langkah. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara mendalam, observasi, studi literatur, dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan sosial yang diberikan masyarakatn kepada Kader Jumantik PKK Kelurahan Mustikajaya, Bekasi mencakup dukungan sosial, instrumental, penghargaan, emosional dan integrasi sosial. Faktor pendukung dukungan ini relasi dan respon positif yang diberikan masyarakat kepada kader jumantik, PKK Kelurahan Mustikajaya. Sedangkan, faktor penghambat dukungan sosial adalah terdapat beberapa masyarakat yang memiliki ketidakpercayaan kepada kader jumantik dalam memberikan pelayanan. Sumber-sumber dukungan sosial yang diberikan masyarakat kepada kader jumantik berasal dari tetangga dekat dan jauh, suami serta anak. Terlepas dari adanya faktor pendukung dan penghambat, dukungan sosial ini meningkatkan kualitas pelayanan kader jumantik. Peneliti merancang penelitian bersama dengan pemangku kepentingan dari institusi, Desa Mustikajaya, dan mereka telah menyetujui peneliti untuk melakukan penelitian selama pandemi COVID 19, dengan memperhatikan protokol kesehatan

Providing services to the community requires social support from the surrounding environment. Social support according to Taylor (2006) is an interpersonal exchange, by providing assistance to others, exchanging information, and engaging emotions to provide mutual assistance in the form of suggestions and materials. This study aims to determine the social support provided by the surrounding community to Jumantik Cadres in Bekasi City as well as supporting and inhibiting factors in the process of providing social support. This study uses a qualitative approach with a descriptive design that aims to provide a detailed description and explain a series of stages or steps. The data collection techniques used were in-depth interviews, observation, literature study, and documentation study. The results of this study indicate that the social support provided by the community to the Jumantik PKK cadres of Mustikajaya Village, Bekasi includes social support, instrumental, appreciation, emotional and social integration. The supporting factors for this support are the positive relationships and responses given by the community to Jumantik cadres, PKK, Mustikajaya Village. Meanwhile, the inhibiting factor for social support is that there are some people who have distrust of jumantik cadres in providing services. Sources of social support provided by the community to larva monitoring cadres come from near and far neighbors, husbands and children. Apart from the existence of supporting and inhibiting factors, this social support improves the service quality of jumantik cadres. Researchers designed joint research with stakeholders from institutions, Mustikajaya Village, and they have approved researchers to carry out research during the COVID 19 pandemic, by paying attention to health protocols."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragi, Grace Meylisa
"Pemberian pelayanan kepada masyarakat tentunya membutuhkan dukungan sosial dari lingkungan sekitar. Dukungan sosial menurut Taylor (2006) adalah sebagai pertukaran interpersonal, dengan memberikan bantuan kepada orang lain, bertukar informasi, dan melibatkan emosi untuk saling memberikan bantuan dalam bentuk saran maupun materi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dukungan sosial yang diberikan masyarakat sekitar kepada Kader Jumantik di Kota Bekasi serta faktor pendukung dan faktor penghambat dalam proses pemberian dukungan sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara rinci serta menjelaskan serangkaian tahapan atau langkah-langkah. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara mendalam, observasi, studi literatur, dan studi dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan sosial yang diberikan masyarakatn kepada Kader Jumantik PKK Kelurahan Mustikajaya, Bekasi mencakup dukungan sosial, instrumental, penghargaan, emosional dan integrasi sosial. Faktor pendukung dukungan ini relasi dan respon positif yang diberikan masyarakat kepada kader jumantik, PKK Kelurahan Mustikajaya. Sedangkan, faktor penghambat dukungan sosial adalah terdapat beberapa masyarakat yang memiliki ketidakpercayaan kepada kader jumantik dalam memberikan pelayanan. Sumber-sumber dukungan sosial yang diberikan masyarakat kepada kader jumantik berasal dari tetangga dekat dan jauh, suami serta anak. Terlepas dari adanya faktor pendukung dan penghambat, dukungan sosial ini meningkatkan kualitas pelayanan kader jumantik. Peneliti merancang penelitian bersama dengan pemangku kepentingan dari institusi, Desa Mustikajaya, dan mereka telah menyetujui peneliti untuk melakukan penelitian selama pandemi COVID 19, dengan memperhatikan protokol kesehatan.

Providing services to the community requires social support from the surrounding environment. Social support according to Taylor (2006) is an interpersonal exchange, by providing assistance to others, exchanging information, and engaging emotions to provide mutual assistance in the form of suggestions and materials. This study aims to determine the social support provided by the surrounding community to Jumantik Cadres in Bekasi City as well as supporting and inhibiting factors in the process of providing social support. This study uses a qualitative approach with a descriptive design that aims to provide a detailed description and explain a series of stages or steps. The data collection techniques used were in-depth interviews, observation, literature study, and documentation study.
The results of this study indicate that the social support provided by the community to the Jumantik PKK cadres of Mustikajaya Village, Bekasi includes social support, instrumental, appreciation, emotional and social integration. The supporting factors for this support are the positive relationships and responses given by the community to Jumantik cadres, PKK, Mustikajaya Village. Meanwhile, the inhibiting factor for social support is that there are some people who have distrust of jumantik cadres in providing services. Sources of social support provided by the community to larva monitoring cadres come from near and far neighbors, husbands and children. Apart from the existence of supporting and inhibiting factors, this social support improves the service quality of jumantik cadres. Researchers designed joint research with stakeholders from institutions, Mustikajaya Village, and they have approved researchers to carry out research during the COVID 19 pandemic, by paying attention to health protocols.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisna Dwi Agustinawati
"Penyakit DBD termasuk penyakit berbasis lingkungan ,jumlah dan penyebarannya kasus cenderung meningkat, seringkali menimbulkan KLB. Tujuan penelitian ini diketahuinya gambaran perilaku masyarakat dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN-DBD) di Kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan. Desain penelitian cross sectional yang dilakukan pada 6 desa, 10 kelurahan dengan responden ibu rumah tangga dengan wawancara.
Hasil penelitian diperoleh gambaran perilaku baik dalam PSN-DBD 51,3%, pengetahuan responden tinggi 94%%, sikap responden bersikap positif 61,3%, reponden belum terpapar penyuluhan 57,3%. Variabel yang berhubungan dengan perilaku masyarakat adalah pendidikan (P Value=0,0001), pengetahuan (P Value=0,001), pemeriksaan jentik (P Value=0,001), sarana dan prasarana (P Value=0,001), dan biaya (P Value=0,004). Dan faktor yang paling dominan adalah pendidikan.
Saran : Peningkatan upaya penyuluhan dan pendidikan masyarakat tentang DBD.

DHF including environmentally based disease, the number and distribution of cases is likely to increase, often causing outbreaks. The purpose of this study known picture of people's behavior and the factors related to people's behavior in the mosquito nest eradication of dengue hemorrhagic fever (PSN-DBD) in Kuningan Kuningan District. Cross-sectional design of the study conducted in 6 villages, 10 villages with respondents housewife with interviews.
The results obtained in both the behavioral description PSN-DBD 51.3%, high 94% of respondents knowledge%, positive attitude 61.3% of respondents, the respondents have not been exposed to 57.3% extension. Variables related to the behavior of people is education (P value = 0.0001), knowledge (P value = 0.001), examination of larvae (P value = 0.001), facilities and infrastructure (P value = 0.001), and cost (P Value = 0.004). And the most dominant factor is education.
Suggestion: Increase outreach efforts and public education about dengue.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abd. Rachman Rosidi
"Demam berdarah adalah penyakit demam yang berlangsung akut menyerang baik orang dewasa maupun anak-anak tetapi lebih banyak menimbulkan korban pada anak-anak berusia di bawah 15 tahun, disertai dengan perdarahan dan dapat menimbulkan renjatan (syok) yang dapat mengakibatkan kematian penderita. Penyebabnya adalah virus dengue dan penularannya melalui gigitan nyamuk Aedes. Demam berdarah ini menjadi masalah kesehatan di Asia Tenggara sejak tahun lima puluhan dan masuk ke Indonesia Sejak tahun 1968. Di Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka pada tahun 2004 terdapat 40 kasus demam berdarah turun menjadi 6 kasus pada tabus 2005. Permasalahan yang ada adalah belum diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan antara penggerakan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN-DBD) dan Angka Bebas Jentik di Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tabun 2006.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan antara penggerakan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSNDBD) dan angka bebas jentik dalam rangka menurunkan angka penyakit Demam berdarah di Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tabun 2006. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan desain crass sectional. Dari perhitungan uji Chi Square didapatkan hasil antara lain: untuk variabel musyawarah masyarakat desa setelah dilakukan uji statistik menggunakan Chi Square, dengan a = 0,05 didapatkan basil X2 = 3,975 dengan df sebesar 2, P value = 0,137 (Pvalue > a) , maka Ho gagal ditolak, berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara musyawarah masyarakat desa dan angka bebas jentik di Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2006. Demikian pula untuk variabel lainnya seperti adanya kader jumantik, adanya dana kegiatan PSN-DBD, kunjungan rumah dan bimbingan teknis tidak ada hubungan yang bermakna dengan angka bebas jentik.Untuk variabel Penyuluhan kelompok tentang DBD dengan a= 0,05 didapatkan hasil X2 = 7,525 dengan df sebesar 2 , P value = 0,023 (Pvalue < a) , maka Ho ditolak, berarti ada hubungan yang bermakna, demikian seterusnya untuk variabel ada hubungan dengan angka babas jentik antara lain: variabel kegiatan pemberantasan sarang nyamuk DBD, sarana pendukung PSN-DBD, serta pemantauan jentik secara berkala.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan antara penggerakan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue dan angka bebas jentik di Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2006 antara lain: penyuluhan kelompok tentang demam berdarah dengue, kegiatan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue, sarana pendukung PSN-DBD, serta pemantauan jentik secara berkala. Hasil penelitian secara statistik menunjukkan tidak ada ads hubungan yang bermakna antara. penggerakan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue dan angka bebas jentik di Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2006. Bagi pihak Dinas Kesehatan diharapkan agar mengupayakan kesinambungan program demam berdarah dengue khususnya untuk daerah-daerah endemis DBD secara lebih intensif, juga perlu mempertimbangkan upaya program demam berdarah sesuai pola budaya masyarakat setempat seperti ikanisasi dalarn rangka pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue.

Dengue is an acute fever disease which can happen to children and adults but the largest number of victims are children under 15 years old, accompanied with blood and it makes a shock and death of patient. This happens because of dengue virus and it infects by an Aides mosquito bite. It becomes a health problem in South-east Asia since 1950 and coming into Indonesia since 1968. There are 40 dengue cases at district of Sumberjaya, sub-province of Majalengka in year 2004; it becomes 6 cases in 2005. Current problems are related factors to effectiveness of movement eradication of dengue mosquito breeding places (PSN-DBD) at district of Sumberjaya, sub-province of Majalengka in 2006 have not been known yet.
This purpose to know related factors to effectiveness of movement eradication of dengue mosquito breeding places (PSN-DBD) for a free larva rate on degradation level of dengue disease at district of Sumberjaya, sub-province of Majalengka in 2006. This research used a quantitative and descriptive method with a cross sectional design. From calculating a Chi Square test got results: for a district community discussion variable after a statistical test using Chi Square test with a = 0, 05 got result of X2 = 3,975 with df was equal to 2, P Value = 0,137 ( P value > a), so Ho was failure refused. This means that there is not a significant relation between district community discussions with a free larva rate at district of Sumberjaya, sub-province of Majalengka in 2006. There is not a significant relation with a free larva rate for the other variables such as the existing of jumantik cadre; eradication of dengue mosquito breeding places (PSN-DBD) activity, home visit and technical guide. For a group counseling variable concerning dengue with a = 0, 05 got result of X2 = 7,525 with df was equal to 2 , P Value = 0,023 (P value < a), so Ho was refused. This means that there is a significant relation, further for variable which related with a free larva rate, such as: eradication of dengue mosquito breeding places activity, supported facility and monitoring larva periodically.
From the research result can be concluded that related factors to effectiveness of movement an eradication of dengue mosquito breeding places to a free larva rate at district of Sumberjaya, sub-province of Majalengka in 2006, such as : group counseling concerning dengue, eradication of dengue mosquito breeding places activity, supported facility, and monitoring larva periodically. Research result indicated that there was not a significant relation between the effectiveness of movement an eradication of dengue mosquito breeding places with a free larva rate at district of Sumberjaya, sub-province of Majalengka in 2006. It is expected to Public Health Service for striving a continuity of Dengue program especially for the endemic areas of Dengue by more intensive, it is all important to consider an effort of Dengue program based on a local socio cultural in eradication of dengue mosquito.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T19022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri Kadafi
"Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus dengue. Kota Tanjungpinang merupakan daerah endemis DBD karena sejak tahun 2005 hingga 2015, selalu ada kasus DBD.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara keberadaan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan kejadian DBD di Kota Tanjungpinang Propinsi Kepulauan Riau tahun 2015. Penelitian ini menggunakan studi analitik dengan rancangan studi kasus kontrol. Populasi dalam penelitian ini ini adalah penduduk kota Tanjungpinang. Hasil penelitian ini menemukan, hubungan antara Keberadaan Jentik dengan DBD adalah sebesar OR = 1,9 ; (95 % CI = 0,939 ? 3,955) dan hubungan antara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan DBD adalah sebesar OR = 0,9 ; (95 % CI = 0,478 ? 1,758) setelah dikontrol variabel kovariat.

Dengue Hemorrhagic Fever ( DHF ) is an acute infectious disease caused by the dengue virus. Tanjungpinang a dengue endemic area because since 2005 until 2015 , there is always a case DBD.Tujuan this study was to determine the relationship between the existence of larva and mosquito nest eradication ( PSN ) with incidence of dengue in Tanjungpinang , Riau Islands Province in 2015. This research used studies analytical case control study . The population in this study are the city dwellers Tanjungpinang. Results of this study found that the relationship between the presence of the dengue larva amounted OR = 1.9 ; ( 95 % CI = 0.939 to 3.955 ) and the relationship between mosquito nest eradication ( PSN ) with DBD amounted OR = 0.9 ; ( 95 % CI = 0.478 to 1.758 ) after controlling for covariates variables."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Wildan Asfan
"ABSTRAK
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Incidence rate DBD tertinggi terdapat di DKI Jakarta tahun 1992. Jakarta Selatan merupakan salah satu wilayah administrasi DKI Jakarta. Lebih dari separuh penderita DBD di wilayah ini berusia antara 5 - 14 tahun. Sekolah sebagai tempat berkumpulnya anak-anak yang rentan terhadap penyakit DBD, potensial untuk menjadi tempat penularan DBD oleh nyamuk Aedes. Belum diketahui gambaran upaya sekolah untuk mencegah penularan DBD di sekolah melalui kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) Aedes dan berapa besar proporsi sekolah bebas jentik Aedes.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengelolaan PSN-DBD di sekolah, dan faktor lainnya, serta hubungannya dengan Sekolah Dasar bebas jentik Aedes.
Desain penelitian adalah Cross Sectional, dengan jumlah sampel 211 yang ditarik melalui stratified random sampling, dengan mengelompokkan sekolah menurut status (negeri, swasta, madrasah). Data dianalisa dengan program Epi info dan Egret. Analisa yang dilakukan adalah distribusi frekuensi (univariat), Chi-Square (bibariat) dan logistic regresi (multivariat).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi Sekolah Dasar ada jentik Aedes adalah 23,2 %. Pengelolaan PSN-DBD bermakna berhubungan dengan Sekolah Dasar bebas jentik Aedes (p = 0,014). Faktor lain yang berhubungan dengan Sekolah Dasar bebas jentik adalah fogging di sekolah dan house indeks di kelurahan sekolah berada (p = 0,011 dan 0,037). Fogging di sekolah mempunyai interaksi antagonis dalam hubungan pengelolaan PSNDBD dengan Sekolah Dasar bebas jentik ( p = 0,045). Status sekolah tidak bermakna berhubungan dengan Sekolah Dasar bebas jentik. Pengetahuan dan sikap Kepala Sekolah bermakna berhubungan dengan pengelolaan PSN-DBD (p = 0,0007 dan p = 0,011). Pendidikan DBD tidak bermakna berhubungan dengan pengelolaan PSN-DBD.
Untuk meningkatkan proporsi sekolah bebas jentik perlu dilakukan upaya peningkatan pengelolaan PSN-DBD di 'sekolah, diantaranya melalui pelatihan DBD untuk Kepala Sekolah, membudayakan praktek PSN-DBD di kalangan siswa.

ABSTRACT
Dengue Haemorhagic Fever (DHF) is a public health problem in Indonesia.The highest Dengue Haemorhagic Fever incident rate found in DKI Jakarta at 1992. Morethan half of the persons who suffer from this disease are children between 5-14 years old. As a place where we can find the crowd of children ( which is very susceptible to this disease). School is a potential place for the spreading of Dengue Hemorrhagic Fever. How is the picture og the effort did by the school to prevent the contamination by eliminating Aedes' breeding places (EBP) and how is the proportion of Free Aedes Larva Elementary School.
The objectives of this research are to illustrate the EBP-D management at schools and other factors, and the correlation with Free Aedes Larva Elementary School.
The design used in this research is Cross Sectional, with 211 samples pick by Stratified Random Sampling, where the schools are leveled according to its status (state, private, madrasah). Data are analyzed with EPI info and Egret. The analysis methods used in this research are Frequency Distribution Analysis (univariat), Chi-square Analysis (bivariat) and Logistic Regression (multivariat).
The result shows that the proportion of school with Aedes Larva is 23,2 %. The EBP-DHF management significantly correlated with Free Aedes Larva Elementary School (p= 0,014). Other factors that have a correlation with Free Aedes Larva Elementary School are fogging at the school and house index at the district where those schools are located (p=0,Q11 and p=0,037). In the case of EBP-DHF management, fogging at the school location has antagonic interaction with free Aedes Larva Elementary School (p=0,045). School status insignificantly correlated with free Aedes Larva Elementary School. The head master's knowledge and attitude significantly correlated with EBP-DHF management (p=0,0007 and 0,011). DHF education insignificantly correlated with EBP-DHF management.
To increase the Free Aedes Larva Elementary School proportion we have to improve the school EBP-DF management, e.g. by arranging DHF training for the headmaster, and bring the EBP-DHF practice into the mainstream of civilization among the children.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmaniar Desianti Kuraga
"Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menjadi penyakit dengan kejadian luar biasa (KLB) di desa Ciwaru, kecamatan Bayah, Jawa Barat. Upaya preventif terhadap perluasan vektor DBD, nyamuk Aedes sp., telah menjadi fokus utama dalam membrantas penyakit DBD. Agar upaya tersebut berjalan dengan baik, perlunya penyuluhan kepada masyarakat mengenai bagaimana caranya membrantas vektor DBD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keberadaan vektor DBD di tempat penampungan air (TPA) sebelum dan sesudah penyuluhan sehingga dapat diketahui apakah penyuluhan yang diberikan cukup membantu membrantas vektor DBD. Penyuluhan dilakukan dengan metode lisan yang dilakukan oleh mahasiswa. Survey vektor DBD dilakukan dua kali di desa Ciwaru. Faktor lain yang memengaruhi jumlah vektor antara lain adalah jenis container, letak geografis, dan tingkat pendidikan masyarakat. Pengambilan data dilakukan di 100 rumah dan pengambilan larva dengan metode single-larva, yaitu pengambilan satu larva di setiap container yang termasuk TPA dan diidentfikasi berdasarkan kunci identifikasi larva menggunakan mikroskop. Data yang terkumpul lalu dianalisis menggunakan uji McNemar untuk mengetahui hubungan penyuluhan terhadap keberadaan vektor. Dari 100 rumah yang diteliti sebelum penyuluhan, didapatkan angka keberadaan larva dalam container TPA sebesar 16,8 % dan setelah penyuluhan angka keberadaan larva di container TPA sebesar 15,8 %. Dari analisis menggunakan uji McNemar,keberadaan vekor DBD tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sebelum penyuluhan dengan sesudah penyuluhan di desa Ciwaru.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) has become a great problem in Ciwaru village, kecamatan Bayah, Jawa Barat. The main focus of reducing endemic DHF area is reducing the existence of DHF vector, Aedes sp. mosque. In order to reduce the existence of Aedes sp. successful, citizen of Ciwaru village need to know a few methods to prevent Aedes sp. breeding. Therefore, researcher gave health promotion about reducing Aedes sp. proliferation to citizen. The promotion?s method is verbal promotion which was done by university students. The other factor that influence the population of Aedes sp. vector are types of container, geographical location, and education level of citizen. The goal of this research is the population and the spread of Aedes sp.in daily water container decrease significantly after researcher give health promotion to the citizen. Therefore, researcher will know that the health promotion is good enough to decrease the population of Aedes sp. The Aedes sp. survey happened on 12th-14th August 2009 (before health promotion) and 16-18th October 2009 (after health promotion) in Ciwaru village. Researcher choice 100 houses to observe daily water container and identify the larva using single larva method. Single larva method is a method to take care one larva in each container to identify the larva using larva identification key on microscope. The data about larva species' are analyzed using McnNemar test in order to know that the population of larva species' in daily water container decrease or increase significantly or not. From the 100 houses which researcher observed before health promotion, there are 16,8 % larva in daily water container and 15,8 % after health promotion. From the analyze using McNemar test, the population of larva in daily water container after health promotion decreased not significantly from the population of larva after health promotion."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Ramadhani
"Perilaku menutup tempat penampungan air merupakan bagian dari upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) yaitu tindakan pengendalian nyamuk vektor penyebab DBD di lingkungan melalui 3M Plus bersama dengan upaya menguras tempat penampungan air dan mendaur ulang barang bekas. Penerapan perilaku menutup tempat penampungan air sebagai upaya PSN-DBD masih menjadi masalah karena angka penerapannya yang tergolong rendah yaitu hanya sebesar 16, 9% warga di DKI Jakarta pada tahun 2018 yang menerapkan PSN pada kategori baik sementara lainnya pada kategori sedang dan buruk, hal ini diperparah dengan masih tingginya angka DBD di wilayah Jakarta Timur sebagai yang tertinggi di DKI Jakarta yaitu 689 kasus pada tahun 2023 dengan Kecamatan Pulogadung sebagai wilayah dengan angka kasus tertinggi di pada tahun 2022 yaitu 315 kasus. Incidence Rate kumulatif Kelurahan Cipinang pada tahun 2024 juga menjadi yang tertinggi ketiga di Kecamatan Pulogadung yaitu sebesar 0,25. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku menutup tempat penampungan air sebagai upaya PSN-DBD pada masyarakat RW 6 Kelurahan Cipinang Tahun 2024. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Data penelitian dikumpulkan melalui pengisian kuesioner secara daring oleh 121 ibu rumah tangga di wilayah RW 6. Data dianalisis menggunakan uji chi-square untuk mengetahui hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil penelitian telah menunjukkan sebanyak 80 ibu rumah tangga (66,1%) telah melakukan perilaku menutup tempat penampungan air secara rutin. Penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan signifikan antara pengetahuan (p= 0,018; OR= 6,68; 95% CI 1,28 - 34,78), sikap (P= 0,006; OR= 0,20; 95% CI 0,06 - 0,62), dukungan keluarga (p= 0,023; OR= 2,62; 95% CI 1,21 - 5,67), dan ketersediaan alat penutup tempat penampungan air (p= 0,0005; OR= 26,0; 95% CI 8,60 - 78, 58) dengan perilaku menutup tempat penampungan air. Faktor yang diketahui paling berperan dalam mempengaruhi perilaku menutup tempat penampungan air di wilayah RW 6 adalah ketersediaan tutup tempat penampungan air sehingga saran yang dapat diberikan peneliti yaitu perlu dilakukannya upaya intervensi terkait komponen perilaku menutup tempat penampungan air dan advokasi kepada stakeholders terkait subsidi tempat penampungan air dengan tutup yang sesuai.

The initiative to close water reservoirs is a key component in the campaign against Dengue Hemorrhagic Fever Mosquito Nests (PSN-DBD). This involves controlling mosquito vectors responsible for dengue fever through the 3M Plus approach, along with water reservoir drainage and recycling efforts. Despite its importance, the implementation of this behavior faces challenges, with only 16.9% of DKI Jakarta residents in 2018 adopting PSN in the optimal category. This issue is worsened by the persistently high incidence of dengue fever in East Jakarta, reaching 689 cases in 2023, with Pulogadung District having the highest number at 315 cases in 2022. The cumulative incidence rate in Cipinang Subdistrict is expected to be the third-highest in Pulogadung Sub District in 2024 at 0.25. This study aims to identify factors influencing the adoption of water reservoir closure behavior in the community of RW 6, Cipinang Subdistrict, in 2024, utilizing a cross-sectional design. Data was gathered from 121 housewives through online questionnaires, and chi-square tests were employed for analysis. Findings indicate that 66.1% of surveyed housewives regularly practice closing water reservoirs. The research highlights significant correlations between knowledge (p= 0.018; OR= 6.68; 95% CI 1.28 - 34.78), attitude (p= 0.006; OR= 0.20; 95% CI 0.06 - 0.62), family support (p= 0.023; OR= 2.62; 95% CI 1.21 - 5.67), and the availability of water reservoir covers (p= 0.0005; OR= 26.0 ; 95% CI 8.60 - 78.58) with the behavior of closing water reservoirs. Notably, the most influential factor in RW 6 is the availability of water reservoir lids. As a recommendation, intervention efforts should focus on promoting the behavioral aspect of closing water reservoirs and advocating for subsidies to facilitate the provision of suitable lids.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>