Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135141 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Nyoman Putra
"Pelayanan Farmasi merupakan pelayanan yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan rumah sakit. Lamanya waktu tunggu di farmasi akan memengaruhi mutu layanan di rumah sakit secara menyeluruh. Demikian juga di RSU Bali Royal, didapatkan waktu tunggu di atas dari standar pelayanan minimal rumah sakit. Lamanya waktu tunggu di farmasi rawat jalan disebabkan belumber jalannya manajemen mutu yang baik di RSU Bali Royal.
Peneitian ini akan melihat bagaimana proses pelayanan farmasi rawat jalan dengan menggunakan metode lean, di tahun 2017 dengan observational action process research, dengan melakukan observasi terhadap 15 pasien dari bulan oktober 2017 sampaidengan Januari 2018 di farmasi rawat jalan RSU Bali Royal, dengan melihatwaste yang ada.
Ditemukan kegiatan yang bersifat value added sebesar 45,65 dan kegiatan non value added waste sebesar 54,28. Waste yang banyak ditemukan adalah waste waiting dan waste defect. Eliminasi waste yang sudah ditemukan dengan implementasi intervensi antara lain: memindahkan konterkasir, merubah lay out farmasi, membuat loket antara konter farmasi denganruang pengerjaan obat mengunci pintu ruang farmasi dan merubah alur layananfarmasi rawat jalan, sehingga kegiatan non value added dapat di eliminasi menjadi 18,28 dan kegiatan value added menjadi 81,72. Dari segi outcome dapat dilihat adanya perbaikan waktu tunggu, perbaikan kepuasan pelanggan, peningkatan kunjungan dan peningkatan omset di farmasi.
Peneitian ini menyimpulkan adanya peningkatan mutu layanan setelah dilakukan perbaikan proses pelayanan farmasi rawat jalan dengan menggunakan metode lean.

Pharmaceutical Services is a service that cannot be separated from hospitalservices. The length of waiting time in the pharmacy will satisfy the overallquality of hospital services. Currently the waiting time in Bali Royal Hospitalpharmacy for out patient is still above the standard waiting time, which is not inaccordance with the hospital guidelines. The standard waiting time for outpatientpharmacy cannot be achieved due to lack of quality management at RSU BaliRoyal.
This study will look at how the process of outpatient pharmacy serviceusing lean method, in 2017 with observational action process research, byobserving 15 patients from October 2017 to January 2018 at outpatientpharmaceutical RSU Bali Royal, by looking at the waste.
It is founded that thereare 45.65 value added activities and non value added activities vaste of54.28 . Most of the wastes that are found are waste waiting and waste defect.Elimination of waste that has been done by the implementation of intervention,among others moving cashier counters, changing the lay out of pharmacy,making counter between the pharmaceutical counter with space lock pharmaceutical door lock and change in outpatient pharmacy service, so that non value added activities can be eliminated to 18.28 and value added activities to81.72. In terms of outcome can be seen the improvement of waiting time, improvement of customer satisfaction, increased visits and increased turnover inpharmacy.
This study concludes that there is a significant improvement of servicequality after the refinement of outpatient pharmacy service process using leanmethod.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51398
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Aditya Saputra
"Keterlambatan waktu mulai sebuah operasi elektif dapat mengakibatkan penundaanmulainya operasi berikutnya, mengurangi utilisasi kamar operasi, serta risikomenimbulkan keluhan pasien dan operator. Metode penelitian ini adalah action research,yaitu dengan melakukan observasi untuk mengamati alur proses pelayanan operasi elektifagar diperoleh rekomendasi dan usulan perbaikan dalam upaya mengurangiketerlambatan waktu mulai operasi elektif dan meningkatkan utilitas kamar operasidengan pendekatan lean thinking dan six sigma. Hasil penelitian menunjukkan bahwaaktivitas yang tidak memberi nilai tambah non value added selama proses operasi elektifadalah sebesar 62,92 pada pasien yang menggunakan jaminan asuransi, 59,80 padapasien umum, dan 52,34 pada pasien rawat inap. Usulan perbaikan denganmenggunakan pendekatan lean thinking dan six sigma menghasilkan perbaikan padaproses pelayanan operasi elektif dengan menurunkan kegiatan non value added secaraberturut-turut menjadi 34,62 untuk pasien asuransi, 36,41 untuk pasien umum, serta14,50 untuk pasien rawat inap.Kata kunci: waktu mulai operasi, metode lean thinking, six sigma, kegiatan value added,kegiatan non value added.

The delayed time of starting an elective operation can cause delay to the next scheduledoperation, decrease utilization of an operating room, increase risk of complaint frompatients and operator doctors. This study was an action research study by observing toanalyzing the current state of elective operating room process and value flow, in purposeto reduce the delayed starting time of elective operation and increasing the utilization ofoperating room using lean thinking and six sigma approach. The result of this study showsthat the non value added activities of elective operation process is 62,92 for patientwho use insurance, 59,80 for the out of pocket patient, and 52,34 for inpatientcategory. By the implementation of recommended solution for the operation process ableto decrease the non value added activities to 34,62 for patient with insurance, 36,41 for out of pocket patient, and 14,50 for inpatient category.Keyword start time of operation, lean thinking and six sigma method, value added, nonvalue added."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mellisa Efiyanti
"Farmasi Rawat Jalan adalah bagian dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang melayani resep pasien Poliklinik. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit untuk pelayanan farmasi antara lain waktu tunggu pelayanan obat jadi < 30 menit dan waktu tunggu pelayanan obat racik < 60 menit. Pada tahun 2017, waktu tunggu pelayanan obat jadi RSUD Kota Depok dalah 43,64 menit dan waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah 66,77 menit. Berdasarkan kotak saran dari 200 keluhan pelayanan rumah sakit ditemukan 40 keluhan pelayanan farmasi rawat jalan yang kurang memuaskan.
Penelitian ini adalah kualitatif, menggunakan konsep lean adalah mengurangi waktu tunggu pelayanan farmasi rawat jalan dengan memperbaiki aliran kerja, meminimalisasi kegiatan non-value-added dan mengeliminasi waste. Future state map memperlihatkan bahwa waktu tunggu obat jadi turun menjadi 15,67 menit dan waktu tunggu obat racik menjadi 51,15 menit. Persentase kegiatan non-value added pelayanan obat jadi turun 12,1 % dan kegiatan non- value added obat racik turun 4,04 %.
Penerapan lean mengurangi waktu tunggu pelayanan obat jadi dan waktu tunggu pelayanan obat racik, menurunkan persentase kegiatan non-value added dan meningkatkan kegiatan value added di Farmasi Rawat Jalan RSUD Kota Depok. Perbaikan yang dilakukan adalah redesain alur pelayanan resep dengan input administrasi obat dilakukan di akhir proses pengerjaan resep, penambahan visual management dan penerapan 5S yang baik.

Outpatient Pharmacy is part of Hospital Pharmacy Installation which serves patient prescription of Polyclinic. Minimum Hospital Service Standards for pharmaceutical services include lead time of drug service <30 minutes and lead time of drug treatment <60 minutes. In the year 2017, lead time of finished drug was 43.64 minutes and lead time of concoction drug service was 66.77 minutes. Based on the suggestion box of 200 hospital service complaints found 40 complaints of outpatient pharmacy service is less satisfactory.
This research is qualitative, using lean concept is to reduce lead time of outpatient pharmacy service by improving work flow, minimizing non-value-added activities and eliminating waste. Future state map shows that the waiting time of the drug so decreased to 15.67 minutes and the time of rconcoction drug to 51.15 minutes. The percentage of non-value added activities of finished drugs service decreased by 12.1% and non-value added activities of concoction drugs decreased 4.04%.
The application of lean reduces the lead time of finished drug service and the lead time of concoction drug service, decreases the percentage of non-value added activity and increases the value added activity in Outpatient Pharmacy. Improvements made by redesigning prescription service flow that the administration of drug is done at the end of the process of prescription, the addition of visual management and good application of 5S.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50104
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melanie Husna
"Waktu tunggu yang lama pada pelayanan rawat jalan akan mengurangi kepuasan pelanggan. Dari sisi karyawan, tidak mengetahui beban kerja sebenarnya menyebabkan karyawan mudah mengeluh dan meminta untuk diadakan tambahan karyawan yang sebenarnya bisa jadi tidak perlu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Peneliti melakukan observasi alur proses pelayanan rawat jalan dan waktu yang digunakan pasien untuk melakukan proses pengobatan di poliklinik paru RSUD Pasar Minggu dan melakukan analisis beban kerja dan penghitungan kebutuhan SDM dokter spesialis paru. Dari hasil observasi dilakukan analisis waste dan pemetaan Value Stream Map rawat jalan. Hasil penelitian pada Curent State Map menunjukkan 90% waktu pelayanan rawat jalan poliklinik paru merupakan kegiatan yang tidak bernilai tambah (waste) dan hanya 10 % yang merupakan kegiatan bernilai tambah (value added). Usulan perbaikan dengan metode lean dituangkan dalam Future State Map dan diproyeksi dapat menurunkan kegiatan non value added menjadi 69,2% dan meningkatkan kegiatan value added menjadi 30,7%. Menurunkan waktu tunggu dari awalnya 279 menit menjadi 72 menit
Long waiting time on outpatient services will reduce customer satisfaction. From the employee side, not knowing the actual workload causes the employees to easily complain and ask to be held additional employees who may actually be unnecessary. In this study, the researcher observed the outpatient service process flow process and the time used by the patient to perform the treatment process at the Lung Polyclinic of RSUD Pasar Minggu and analyzed the work load and the calculation of the HR requirement of lung specialist doctor. From the results of observations conducted waste analysis and mapping Outstanding Output Value Stream Map. The results of the research on the Curent State Map shows 90% of the outpatient service time of pulmonary polyclinic is an activity that is not value added (waste) and only 8% is a value added activity. Proposed improvement by lean method, set forth in the Future State Map is projected to reduce non value added activities to 69.2% and increase value added activities to 30.7% and reduce waiting time from 279 minutes to 72 minutes."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48559
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adeline Tjahjanto
"ABSTRAK
Waktu tunggu yang lama di rawat jalan akan menghambat pelayanan, dan akan berdampak pada antrian yang menumpuk, serta mengakibatkan pelayanan menjadi tidak efisien. Penelitian dengan metode kualitatif ini mengobservasi waktu yang digunakan oleh pasien selama berada di Rumah Sakit dan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Sumber Waras Ciwaringin dengan metode lean.
Hasil penelitian menunjukkan, 90% waktu pelayanan merupakan kegiatan non value added dan hanya 10% yang merupakan kegiatan value added. Usulan perbaikan dengan metode lean, yang dilakukan secara simulatif, menghasilkan perbaikan pada proses pelayanan rawat jalan dengan menurunkan kegiatan non value added menjadi 70,59% dan meningkatkan kegiatan value added menjadi 29, 41%.

ABSTRACT
Long waiting times in the outpatient care would hamper the service, have an impact on queues and will end up with an inefficient service. This qualitative research, using the lean method, observed the time spent by the outpatients while in hospital with the aim to improve the efficiency of outpatient services at the Sumber Waras Hospital Ciwaringin with lean method.
The results showed that 90% of the service time is non-value added activities and only 10% is counted as value added activities. Simulation is applied and has lead to improvement in the process of outpatient services by decreasing the non value added activities to 70,59% and increasing the value added activities to 29,41%.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T44779
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriah
"Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi waktu pelayananinstalasi farmasi rawat jalan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan rumahsakit. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian gabungan mixed method dengan melakukan wawancara mendalam serta observasi waktutunggu pelayanan obat yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisisunivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu tunggu pelayanan obatracik dan paten di rumah sakit ini melebih standar waktu yang ditetapkan,ditemukan beberapa penghambat seperti ketersediaan sumber daya manusia, saranaprasarana dan fasilitas kerja yang merupakan hambatan terbesar dalam pelayananini.
Disarankan kepada rumah sakit untuk dapat redisain layout farmasi,menghitung ulang pola ketenagaan serta pengaturan tugas sesuai dengankompetensinya.

This study aims to improve the efficiency of service time of outpatientpharmacy installation in order to improve the quality of hospital services. Theresearch method used is the method of combined research mixed method byconducting in depth interviews and observation of drug service waiting time whichthen analyzed by using univariate analysis.
The result of the research shows that the waiting time for the service of racikand patent medication in this hospital exceeds the standard time set, found someobstacles such as availability of human resources, infrastructure and work facilitieswhich is the biggest obstacle in this service.
It is advisable to the hospital to be ableto redesign the pharmacy layout, recalculate the pattern of the workforce as well asthe arrangement of tasks in accordance with its competence.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisaa Perica Rasyid
"Waktu tunggu yang lama pada pelayanan resep obat akan mengurangi kepuasan pelanggan dan menyebabkan pelayanan tidak efisien. Lean merupakan salah satu metodologi yang dapat digunakan untuk menangani ketidakefisienan dalam pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan metode lean dalam mengurangi waktu tunggu pelayanan resep obat pada instalasi farmasi rawat jalan RSUD Pasar Minggu tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif analitik observasional untuk melihat alur pelayanan resep obat dan mengidentifikasi pemborosan pelayanan resep obat. Dan didukung oleh penelitian kuantitatif analisis deskriptif untuk memperoleh data perhitungan waktu setiap tahapan proses pelayanan resepobat.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui rata-rata waktu tunggu pelayanan resep obat non racikan selama 89.6 menit (88.17% kegiatan menunggu) dan 124.70 menit (82.10% kegiatan menunggu) pada pelayanan resep obat racikan. Hasil penelitian mengidentifikasi bahwa terdapat 8 jenis pemborosan DOWNTIME pada pelayanan resep obat. Usulan perbaikan dengan metode lean diharapkan dapat menurunkan waktu tunggu menjadi 66.67% pada pelayanan resep obat non racikandan 56.67% pada pelayanan resep obat racikan.

Long waiting times on prescription services will reduce patient satisfaction and lead to inefficient services. Lean is one of the methodologies that can be used to deal with inefficiencies in health services. This study aims to analyze the application of lean method in reducing waiting time of outpatient prescription services at Pasar Minggu public hospital in 2017. This study used qualitative research methods (observational analytics) to examinethe flow and identify waste of prescription drug services. And also supported by quantitative research (descriptive analysis) to get the exact calculation of every step of prescription drug services.
Based on the result of the research, it is known that the average waiting time of medicine prescription services is 89.6 minutes (88.17% waiting activity) and 124.70 minutes (82.10% waiting activity) of personalized medicine prescription services. The study identified that there were 8 types of waste DOWNTIME in prescriptionservices. The future improvement by lean method is expected to reduce waiting timeto 66.67% on medicine prescription services and 56.67% on personalized medicineprescription services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48361
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nilandari
"ABSTRAK
Keterlambatan pengajuan klaim BPJS berakibat pada turunnya cashflow rumah
sakit. Proses klaim saat ini berjalan tidak efisien dan efektif. Tujuan dari
penelitian ini adalah mendapatkan hasil analisis dan usulan perbaikan alur proses
dokumen klaim BPJS pasien rawat jalan dengan menerapkan konsep Lean
Hospital. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif ini
mengobservasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan dokumen klaim
sebelum diberikan kepada verifikator BPJS serta melakukan wawancara
mendalam, observasi proses, dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan
terjadi waste terbesar di unit mobilisasi dana yaitu selama 32,5 hari 18,8 menit
dalam penyelesaian dokumen klaim. Jenis waste terbanyak adalah waiting dan
transportation. Berdasarkan VSM diketahui Lead Time dari proses klaim saat ini
adalah 33,9 hari. Usulan perbaikan yang diberikan dari penelitian ini adalah
dengan optimalisasi tim Casemix yang baru saja dibentuk, sehingga lead time
pengerjaan klaim yang dibutuhkan menjadi 6,44 menit. Standardisasi kerja dan
penilaian kinerja berupa KPI, IKI, dan IKU dinilai perlu diterapkan agar kinerja
petugas menjadi optimal.

ABSTRACT
Delay in the submission of BPJS claims resulted in decreasing hospital cash flow. The current
claim process is not efficient and effective.The objective of this reseach is to analize and propose improvement in the claim process by applying Lean Hospital concept. This research used quantitative and qualitative approaches to observed the time required to complete the claim process before submitted to the BPJS verificator and also have an in-depth interview, observe the
process, and document review. The result showed most waste happened in mobilisasi dana unit for 32.5 days 18.8 minutes in the settlement BPJS document claims. Based on Value Stream Mapping, Lead Time of the claim process at this time is 33.9 day. Most types of waste are waiting and transportation. Proposed improvement provided from the study is to optimizing the casemix team which newly formed. By optimizing the casemix team, Lead Time required to complete the claims process is 6.44 minutes. Standardize work and performance appraisal (KPI, IKI, and IKU) consider to apply to reach employee best performance."
2016
T46652
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syanti Puspitasari
"ABSTRAK
Peningkatan mutu dan keselamatan pasien merupakan dua hal yang tidak bisa dipisaahkan dan harus berkesinambungan. Upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. DR. dr. Mahar Mardjono digambarkan melalui capaian indikator pelayanan menurut Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis waktu tunggu pelayanan obat jadi pasien JKN dan aktivitas risiko terjadinaya medication error dengan prinsip lean thinking dan swiss cheese model. Jenis penelitian ini adalah operational research dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh melalui proses observasi dan telaah dokumen, sedangkan kuantitatif berdasarkan data waktu tunggu dari electronic health record dan waktu tunggu hasil observasi dengan menggunakan time motion study. Diambil 30 sampel resep selama 6 hari yang dilakukan observasi seluruh aktivitas pada proses pengkajian dan pelayanan obat pasien jadi pasien JKN. Hasil penelitian menunjukan waktu tunggu adalah 1 jam 3 menit 11 detik, dengan waktu tunggu terlama adalah pada proses penerimaan resep (30 menit 42 detik). Kegiatan VA (79%) yaitu 13 menit 13 detik. Aktivitas NVA (21%) dengan waktu 49 menit 21 detik. Waste terbanyak adalah pada kegiatan waiting dengan presentasi waktu 92% dari waktu NVA. Bottleneck pada penelitian ini diambil dari proses waktu tunggu terlama dan hasil analisis swiss chesse model pada tahapan pengkajian dan pemeriksaan sediaan obat.Usulan perbaikan berdasarkan hasil analisis proses pengkajian dan pelayanan resep obat jadi ini adalah perlu adanya penyusunan regulasi pengkajian dan pelayanan obat sesuai standar pelayanan kefarmasian, telaah profil indikator waktu tunggu obat jadi sesuai SPM rumah sakit, perlu adanya analisis beban kerja, dan monitoring supervise kajian pelayanan resep obat. Usulan perbaikan digambarkan dalam visual management dan future state map dengan menggambarkan alur pelayanan dengan waktu berdasarkan VA.

ABSTRACT
Quality improvement and patient safety are two things that cannot separated and must be continuous. Effort to improve quality and patient safety at Outpatient Pharmacy Pusat Otak Nasional Prof. DR.dr. Mahar Mardjono Hospital is described through the achievement of service indicators according to the hospital minimum service standards. This study was conducted to analyze the waiting time for JKN patient medication services and risk activities of medication errors using principles of lean thinking and the swiss cheese model. This type of research is operational research with qualitative and quantitative approaches. Qualitative data is obtained through the process of observation and document review, while quantitative data is based on waiting time data from electronic health records and waiting time for observations using time motion study. Taken 30 samples of prescription for 6 days observation of all activities in the process of assessment and treatment of patients so patients JKN. The result showed that the waiting time was 1 hour 3 minutes 11 seconds, with the longest waiting time was in the process of receiving the recipe (30 minutes 42 seconds). Value_added activity (79%) was 13 minutes 13 seconds, non value added activity (21%) for 49 minutes 21 second. Most of waste is in waiting activities with a presentation time of 92% of the time for non value added. The bottleneck in this study was taken from the longest waiting time process and the result of the swiss cheese model analysis at the assessment and examination stage of drug preparations. Reviewing the waiting time indicator profile for the finished medicine according to the SPM of the hospital. There is a need for workload analysis, and monitoring of the review of prescription services. Proposed improvements are depicted in visual management and future state map by describing the flow of services with time based on VA."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Putri Utama
"Pelayanan kefarmasian adalah pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi yang bertujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien yang dilaksanakan oleh Instalasi Farmasi. Salah satu standar mutu di Instalasi Farmasi berdasarkan SPM adalah waktu tunggu pelayanan obat. Standar waktu tunggu pelayanan obat yang ditetapkan oleh RS Hermina Bogor adalah obat jadi ≤10 menit dan obat racik ≤20 menit. Dalam pelaksanaannya, standar tersebut masih belum tercapai. Lean Six Sigma merupakan salah satu metode untuk memperbaiki suatu proses dalam berbagai industri salah satunya rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa waktu tunggu pelayanan obat dengan menggunakan metode Lean Six Sigma di Instalasi Farmasi rawat jalan RS Hermina Bogor. Penelitian ini menggunakan kerangka kerja DMAIC. Analisis dilakukan dengan sampel 30 resep obat jadi dan 30 resep obat racik. Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan observasi waktu tunggu pelayanan resep obat dan secara kualitatif dengan wawancara dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata waktu tunggu pelayanan resep obat jadi 21 menit dengan 37,4% kegiatan value added dan 62,6% kegiatan non value added, serta waktu tunggu pelayanan resep obat racik 48 menit dengan 36,2% kegiatan value added dan 63,8% kegiatan non value added. Dilakukan analisis akar penyebab masalah dan usulan perbaikan. Usulan perbaikan yang diberikn antara lain, perhitungan kebutuhan tenaga di tiap shift, menghitung beban kerja, merevisi kembali minimal stok apotek, dan menerapkan 5S pada area kerja.

Pharmacy services are direct and responsible services to patients related to pharmaceutical preparations which aim to improve the quality of life of patients carried out by Pharmacy Installation. One of the quality standards in Pharmacy Installation based on SPM is the waiting time for medicine services. The standard waiting time for drug services set by the Hermina Bogor Hospital for the non coction prescription is ≤10 minutes and for the concoction prescription is ≤20 minutes. In its implementation, these standards have not yet been reached. Lean Six Sigma is one method to improve a process in various industries, one of them is a hospital. This study aims to analyze the waiting time for prescription using the Lean Six Sigma method in the Pharmacy Installation Hospital Hermina Bogor. This study uses the DMAIC framework. The analysis was carried out with the non concotion and the concoction prescription each 30 sample. The study was conducted quantitatively by observing the waiting time for prescription and qualitatively by interviewing and reviewing documents. The results showed that the average waiting time for the non concoction is 21 minutes with 37.4% of value added and 62.6% activities for non value added activities, as well as waiting time for the concoction is 48 minutes with 36.2% value added and 63.8% of non value added activities. Analyze the root cause of the problem and the proposed improvements. Proposed improvements include the calculation of labor requirements in each shift, calculating workloads, revising a minimum of the pharmacy stock, and implementing 5S in the work area.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>