Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 229304 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sandra Devanny Utomo
"ABSTRAK
Baja karbon adalah jenis material baja yang cukup mudah diperoleh dan banyak digunakan sebagai komponen struktural. Namun jika digunakan di lingkungan terbuka, misal untuk infrastruktur di laut, baja karbon rentan terhadap serangan korosi atmosferik dan biofouling terutama pada kondisi lingkungan dengan polutan yang tinggi. Metode pengecatan adalah salah satu bentuk perlindungan untuk baja karbon terhadap serangan korosi di lingkungan laut. Penelitian ini menginvestigasi daya lekat dan kemampuan perlindungan korosi dari tiga sistem cat multilapis yang umum diaplikasikan pada struktur baja di laut, terdiri dari cat zinc-rich, epoxy, polyurethane dan silyl acrylate anti-fouling. Metode pengujian mencakup uji tarik cat, pengukuran EIS dan polarisasi, uji celup, uji sembur garam, serta pengamatan makro dan karakterisasi SEM/EDS, yang seluruhnya dilakukan dalam kurun waktu 4 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem cat inorganic zinc silicate epoxy mastic dan zinc-epoxy epoxy mastic polyurethane memiliki ketahanan korosi yang baik mdash;terutama di lingkungan atmosferik mdash;dengan mekanisme proteksi gabungan barrier dan galvanik. Sedangkan sistem cat epoxy primer polyurethane anti-fouling memiliki kekuatan adhesif dan ketahanan korosi yang buruk, namun efektif dalam menangkal penempelan fouling di lingkungan terendam.

ABSTRACT
Carbon steel is a type of steel that is widely available and employed as a structural component. However, if used in open air environments, for example for marine infrastructure, carbon steel is susceptible to atmospheric and biofouling corrosion especially in highly polluted environments. Painting method is one form of protection for carbon steel against corrosion attacks in the marine environment. This study investigates paint adhesion and corrosion protection performance of three multilayer paint systems commonly applied to marine steel structures, comprising zinc rich, epoxy, polyurethane and silyl acrylate anti fouling paints. The test method encompassed the pull off test, EIS and polarization measurements, immersion test, salt spray test, and macroscopic observation and SEM EDS characterization, all of which were carried out over a period of 4 months. The results exhibited that the inorganic zinc silicate epoxy mastic and zinc epoxy epoxy mastic polyurethane paint systems has good corrosion resistance mdash particularly in atmospheric environments mdash by incorporating barrier properties and galvanic protection mechanisms. While the epoxy primer polyurethane anti fouling paint system has poor adhesive strength and corrosion resistance, it is effective in preventing fouling attachment in submerged environments."
2018
T50909
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Hermawan
"Salah satu permasalahan penggunaan baja karbon pada anjungan lepas pantai adalah korosi, yang dapat menyebabkan penipisan dan kerusakan pada struktur baja. Oleh karena itu diperlukan perlindungan untuk material baja tersebut agar terjaga dari korosi eksternal sampai waktu yang telah ditentukan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari mekanisme perlindungan korosi dan mekanisme kelekatan cat epoksi yang ditambahkan serbuk aluminium paduan A356.2, yang diaplikasikan pada material pelat baja karbon ASTM A36 di dalam larutan klorida. Metode pengujian meliputi uji tarik cat, uji gores dan sembur garam, pengamatan makro, pengamatan mikro, SEM dan EDX, uji EIS dan Polarisasi. Hasil penelitian menunjukan sistem pengecatan yang menggunakan campuran epoksi 100 ml yang ditambahkan 50 gram serbuk A356.2 memiliki ketahanan korosi yang tinggi dan campuran serbuk A356.2 dapat berfungsi sebagai material penghalang dari korosi eksternal di lingkungan laut.

One of the problems with the utilization of carbon steel in offshore platforms is corrosion, which can cause thinning and damage to steel structures. Therefore, steel material needs to be protected from external corrosion until a predetermined time. This study aims to investigate the mechanism of corrosion protection and the sticking mechanism of epoxy paint with A356.2 aluminum alloy powder, which was applied to ASTM A36 carbon steel plate material in chloride solution. The test methods include paint tensile test, scratch and salt spray test, micro observation, macro observation, SEM, EDX, EIS test, and Polarization. The results of the research show that painting system containing 100 ml epoxy mixture with addition of 50 grams of A356.2 powder has high corrosion resistance and the powder mixture A356.2 can function as a barrier from external corrosion in marine environment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Opa Fajar Muslim
"Dalam studi ini, campuran Chlorinated Rubber (CR), Polydimethylsiloxane (PDMS) dan Grafena Oksida (GO) diteliti secara sistematis untuk diusulkan sebagai aditif anti-fouling dalam poliuretan (PU). Peningkatan kekuatan tarik diperoleh dengan penambahan campuran CR dan PDMS:GO. Spektrum Forier Transform Infra-red menunjukkan penurunan intensitas regangan ikatan rangkap C=C dan memunculkan ikatan Si pada senyawa kimia PU. Untuk mengetahui peran fungsi anti-fouling, sampel direndam di laut selama dua bulan. Selanjutnya sampel yang direndam di laut dikarakterisasi menggunakan mikroskop optik dan pengujian mekanik. Pengamatan mikroskop optik diperoleh bahwa penambahan CR mengurangi pertumbuhan teritip mikro dan penambahan PDMS:GO menurunkan pertumbuhan alga mikro. Untuk penelitian lebih lanjut, pengukuran Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) dikembangkan untuk mengetahui spektrum impedansi sampel sebelum dan sesudah perendaman dalam air distilasi. Hal ini menunjukkan bahwa impedansi total berubah dengan perendaman. Elemen rangkaian ekivalen dari spektrum impedansi dimodelkan untuk mengekstrak resistansi seri, resistansi paralel, dan kapasitansi. Menariknya, resistansi seri, resistansi paralel dan kapasitansi berubah secara konsisten yang menunjukkan kemungkinan pelepasan elemen anti-fouling selama perendaman untuk setiap sampel. Selanjutnya dilakukan uji pelapukan di bawah sinar ultraviolet (UV) selama 500 jam untuk mengetahui kerusakan sifat mekanik. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada awal paparan sinar UV hingga 80 jam kuat tarik meningkat signifikan.

In this study, a mixed chlorinated rubber (CR), polydimethylsiloxane (PDMS) and graphene oxide (GO) was systematically investigated to propose as anti-fouling additives in polyurethane (PU). The increasing of tensile strength were observed by the addition of the mixture of CR and PDMS:GO. The Fourier transform infra-red spectra showed the decreasing of a C=C strain group and increasing Si bond of chemical compounds of PU, respectively. In order to investigate the role of the anti-fouling function, the samples were immersed in the sea for two months. Further the immersed samples in the sea were characterized using optical microscope and mechanical testing. The optical microscope observation obtained the addition of CR reduced the growth of micro barnacle and the addition of PDMS:GO decreased the growth of micro algae. To more elaboration, the electrochemical impedance spectroscopy (EIS) measurement was developed to investigate the impedance spectra of the samples before and after immersion in distilled water. It showed that the total impedance changed by the immersed samples. The equivalent circuit element from the impedance spectra was modelled to extract the series resistance, parallel resistance and capacitance. Interestingly, the series resistance, parallel resistance and capacitance were changed consistently which indicated the probably of the anti-fouling element release during the immersion for each sample. Furthermore, the ageing test under ultraviolet (UV) light was performed for 500 hours to investigate the decay of the mechanical properties. It was observed that the UV light ageing initially increased the tensile strength until of 80 hours exposure."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Putri Amalia
"Pelapisan adalah praktik pengendalian korosi yang paling umum dilakukan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menemukan bahan pelapis yang hemat biaya dan ramah lingkungan untuk pembangunan dengan masyarakat yang berkelanjutan. Sifat penghalang grafin terutama ketika terdispersi dalam resin epoksi dapat meningkatkan ketahanan korosi logam. Grafin dapat disintesis dari limbah pertanian. Pada penelitian ini, grafin yang diturunkan dari prekursor sekam padi dan resin epoksi disintesis dengan metode pencampuran larutan untuk membuat komposit pelapis epoksi-grafin dengan sifat antikorosi. Grafin yang disintesis kemudian dikarakterisasi dengan difraksi sinar-X, UV-vis spektrofotometer, Raman spektroskopi dan pemindaian energi mikroskop elektron dengan sinar-X dispersif. Hasil karakterisasi grafin tersebut menunjukkan bahwa grafin sintetis memiliki kristalinitas, jumlah lapisan grafin, derajat kecacatan yang mirip dengan grafin oksida tereduksi komersial. Sedangkan sifat antikorosi dari pelapisan dikarakterisasi dengan polarisasi potensiodinamik dan spektroskopi impedansi elektrokimia. Hasil karakterisasi sifat antikorosi menunjukkan bahwa ketahanan korosi grafin sintetis dan grafin oksida tereduksi komersial lebih baik daripada grafin komersial. Grafin hasil sintetis memiliki nilai impedansi dan laju korosi sebesar 1.77 x 105 Ω dan 0.00011 mm/tahun dan setelah perendaman selama 24 jam dalam NaCl 3.5 wt.% belum menunjukkan terjadinya delaminasi.

Coating is the most common corrosion control practice. Therefore, it is very important to find a cost-effective and environmentally friendly coating material for development with a sustainable society. The barrier properties of graphene especially when dispersed in an epoxy resin can increase the corrosion resistance of metals. Graphene can be synthesized from agricultural waste. In this study, graphene derived from rice husk precursor and epoxy resin was synthesized by the solution mixing method to make an epoxy-graphene coating composite with anticorrosion properties. The synthesized graphene was then characterized by X-ray diffraction, UV-vis spectrophotometer, Raman spectroscopy and energy scanning electron microscopy with dispersive X-rays. The results of the graphene characterization showed that synthetic graphene has a crystallinity, number of graphene layers, and degrees of defects similar to commercial reduced graphene oxide. Meanwhile, the anti-corrosion properties of the coating were characterized by potentiodynamic polarization and electrochemical impedance spectroscopy. The results of the characterization of anti-corrosion properties showed that the corrosion resistance of synthesized graphene and reduced commercial graphene was better than commercial graphene. The synthesized graphene has impedance values ​​and corrosion rates of 1.77 x 105 Ω and 0.00011 mm/year and after immersion for 24 hours in 3.5 wt.% NaCl, no delamination has occurred."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Efek feeling pada kapal logam maupun kapal kayu dapat menyebabkan kerusakan pada struktur kapal tersebut. Untuk mengatasi efek dari fouling tersebut diperlukan cat yang dapat mengatasi efek fouling. Efek fouling terjadi pada bagian bawah garis air kapal yang diakibatkan oleh biota laut, sehingga efek fouling dapat terjadi dengan cepat apabila kapal tersebut jarang berlayar atau hanya bersandar saja. Dengan adanya permasalahan diatas, diadakan penelitian cat anti fouling yang digunakan Kapal Perang Republik Indonesia. Dengan mengadakan penelitian cat anti fouling diharapkan dapat mengurangi biaya perawatan kapal perang Republik Indonesia. Selain itu akan diteliti cat anti fouling yang ramah lingkungan, sehingga tidak merusak biota laut yang ada di sekitar kapal. Bahan yang digunakan dalam pengujian adalah 16 merk cat anti fouling yang digunakan untuk melindungi bagian bawah garis air kapal. Metode yang digunakan adalah pengujian di laboraturium dan di lapangan untuk mengetahui kualitas cat anti fouling. Berdasarkan hasil penelitian dari 16 merk cat anti fouling yang mempunyai nilai baik ada 6 merk."
JIP 1:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Arda DH
"Pembentukan penghalang untuk meminimalisasi jumlah uap air atau oksigen yang berinteraksi dengan substrat merupakan salah satu mekanisme cat dalam melindungi material baja karbon rendah dari korosi. Namun kemampuan cat dalam perlindungan korosi ini menjadi tidak maksimal akibat kehadiran cacat pada lapisan cat itu sendiri. Porositas ataupun cacat pinhole dapat mengurangi kualitas cat sebagai penghalang antara substrat dan lingkungan. Cacat tersebut dapat diakibatkan karena adanya pelarut yang terkandung pada campuran bahan cat, sehingga ketika terjadi proses curing pada cat terjadi peristiwa terperangkapnya pelarut dalam lapisan cat. Saat ini banyak produsen cat membuat cat tanpa pelarut dengan tujuan mengurangi kerentanan terhadap adanya solvent entrapment yang dapat mengakibatkan pori.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan pelarut pada cat epoksi, terhadap terbentuknya pori pada kedua jenis cat (epoksi tanpa pelarut dan epoksi dengan pelarut 53%). Pada penelitian ini kedua jenis cat dievaluasi karakter lapisan, permeabilitas serta ketahanan lapisan terhadap perlindungan korosi pada substrat dengan metode salt spray, dimana keduanya diaplikasikan dengan kuas dan tingkat persiapan permukaan adalah sesuai standar SSPC SP10. Karakterisasi lapisan dan batas lapisan dengan substrat baja karbon diuji dengan menggunakan scanning electron microscope (SEM). Dari hasil uji diamati bahwa cat epoksi tanpa pelarut (solvent free epoxy) memiliki permeabilitas dan pori yang lebih kecil dan sedikit dibandingkan dengan cat epoksi pelarut 53% (solvent based epoxy).

Organic coating is one of the way to protect a low carbon steel from corrosion by using its barrier mechanism to minimize the amount of moisture that react. Coating's protection time life can be decreased because of the defect in the coating itself. Porisity or pinholing can reduced the performance of barrier coating to protect the substrate. That failure can be caused by solvent entrapment or high solvent concentration during the curing time of coating. So now days, many industry create a solvent free epoxy paint to reduce the succeptible of coating to the solvent entrapment. So purposes of this research are to analyze the porous in both solvent free coating and solvent based coating, and its effect to the permeability and corrosion ressistance.
This Research covers the application, microstucture and performance properties of solvent free epoxy coatings in comparison to solvent-borne (based) coating materials primarily, using brush application and SSPC SP10 surface cleaning standard, this coatings will be evaluated to get film characteristic and corrosion resistance with several tests: corrosion resistance (with salt spray test) & water permeability test. Beside that the characteristic of microstucture and its composition (in the boundary of substrate and coating element) also tested with Scanning Electron Microscope (SEM). The Result shows, solvent free epoxy has smaller and fewer porous than solvent based epoxy, and because of that, permeability of solvent based epoxy is two times higher than solfent free epoxy.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51504
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Asep Yudistira
"

Dalam industri minyak dan gas, korosi yang diakibatkan oleh karbon dioksida masih menjadi tantangan yang besar yang dapat menyebabkan kegagalan material. Penelitian ini menggunakan salah satu turunan dari senyawa piridin sebagai inhibitor yang dapat ditambahkan ke dalam sistem perpipaan untuk mengurangi laju korosi. Piridin ini diteliti dengan variasi konsentrasi, yaitu 25 ppm, 50 ppm, dan 75 ppm, serta variasi temepratur, yaitu 40° dan 90°C. Pengujian Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) dan Gas Chromatography – Mass Spectrometry (GCMS) dilakukan untuk mengkarakterisasi inhibitor, dimana ditemukan bahwa inhibitor ini memiliki molekul dengan heteroatom nitrogen yang dapat memfasilitasi proses adsorpsi. Efisiensi inhibisi korosi juga diukur menggunakan metode polarisasi linear dan Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS), dimana ditemukan bahwa laju korosi menurun dengan meningkatnya konsentrasi inhibitor dan meningkat dengan meningkatnya temperatur. Data dari pengujian elektrokimia juga digunakan untuk menentukan model adsorpsi isoterm dan tipe adsorpsi, dimana ditemukan bahwa model adsorpsi yang didapat adalah adsorpsi isoterm Langmuir dengan tipe adsorpsi campuran fisika dan kimia. Morfologi permukaan sampel juga diteliti menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM) dan Energy Dispersive X-Ray (EDX) dan hasilnya menunjukkan bahwa sebelum diberikan inhibitor, produk korosi mendominasi permukaan dan jumlahnya menurun secara drastis setelah inhibitor diberikan, menandakan bahwa inhibitor ini telah sukses untuk menurunkan laju korosi baja karbon pada lingkungan CO2.

 


In oil and gas industry, corrosion caused by carbon dioxide is one of the greatest challenges that could lead to material failure. This research uses a derivative of pyridine as an inhibitor that can be added to the piping system to reduce the rate of corrosion. Pyridine was examined with variations in concentration, namely 25 ppm, 50 ppm, and 75 ppm, as well as variations in temperature, namely 40° and 90°C. Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) and Gas Chromatography - Mass Spectrometry (GCMS) tests were performed to characterize the inhibitors, which found that these inhibitors have molecules with nitrogen heteroatoms that can facilitate the adsorption process. The efficiency of corrosion inhibition was also measured using the potentiodynamic polarization method and Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS), which found that the corrosion rate decreased with increasing inhibitor concentration up to an optimal concentration of 50 ppm and increased with increasing temperature. The data from electrochemical testing was also used to determine the adsorption model of the isotherm and the type of adsorption, and it was found that the adsorption in this system obeyed Langmuir isotherm adsorption and is governed by a mixture of physical and chemical type. The surface morphology of the samples was also investigated using Scanning Electron Microscopy (SEM) and Energy Dispersive X-Ray (EDS) and the results showed that before injected with inhibitors, corrosion products dominated the surface and the amount decreased dramatically after the inhibitor was given, indicating that this inhibitor was successful to reduce the rate of carbon steel corrosion in the CO2 environment.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avronovsky
"Pelapisan merupakan salah satu cara yang paling umum dan mudah digunakan untuk menghindari dan mengurangi terjadinya korosi pada baja karbon rendah. Namun sering terjadi kegagalan pada pelapisan ini dikarenakan daya lekat cat yang kurang baik serta metode preparasii yang kurang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan permukaan pada material yang akan dilindungi dengan cat epoksi primer terhadap ketahanan korosi dan daya lekatnya pada substrat baja karbon rendah. Untuk menganalisa terhadap ketahanan korosinya maka metode yang dilakukan yaitu sembur kabut garam dan untuk daya lekat dilakukan pengujian pengujian adhesi. Untuk meningkatkan ketahanan korosi dan daya lekat, maka material benda uji yang akan dilapisi cat epoksi primer dilakukan perlakuan permukaan grit 800, SA 1, dan SA 2,5. Hasil yang didapat yaitu peringkat ketahanan korosi adalah 9 atau sangat baik untuk semua sampel. Kemudian dengan perlakuan permukaan yang tinggi dan permukaan yang lebih kasar akan meningkatkan nilai daya lekat dari cat epoksi primer.

Coating is the most common and easy way to avoid and reduce the corrosion rate of low carbon steel. But failure often happened due to insufficient coating adhesion and low preparation method. This study aimed to understand the effect of surface preparation on prime epoxy coated low carbon material corrosion resistence and its adhesion level. The low carbon material which will be coated with epoxy prime coating is subjected to 800 grade grinding, SA 1, amd SA 2,5 sand-blasting before tested in salt spray machine and adhesion test to analyse the corrosion resistance and the adhesion level. The result shows that the corrosion resistance rating is 9 which is very good for every sample, but more specificly higher surface treatment produce higher roughness levelm higher corrosion resistance, and an increase on prime epoxy adhesion level."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51543
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fachri Nr
"Korosi merupakan salah satu permasalahan penting yang harus dihadapi oleh berbagai macam sektor industri di Indonesia. Korosi memberikan efek dari segi ekonomi maupun dari segi keselamatan kerja. Salah satu cara pencegahan dan pengendalian korosi adalah dengan penambahan inhibitor.
Ubi Ungu sebagai bahan organik dapat dikembangkan sebagai inhibitor untuk mengurangi laju korosi untuk baja karbon rendah di lingkungan air laut. Ubi ungu diharapkan dapat dijadikan sebagai inhibitor yang bersifat aman, ramah lingkungan, serta bio-degradable dan juga dapat mengurangi penggunaan bahan sintetis. Metode kehilangan berat digunakan untuk menguji keefektifan ubi ungu sebagai inhibitor dengan variasi konsentrasi (2ml, 4ml, 6ml) dan lama perendaman selama 4 hari.
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan ubi ungu bekerja kurang baik baik dilingkungan air laut karena terjadi efisiensi yang didapat relative kecil sehingga kurang cocok digunakan sebagai inhibitor. Efisien rata-rata dari ke-3 konsentrasi tersebut diperoleh sekitar 13,20%, dengan maksimum nilai efisiensi terjadi pada konsentrasi 2ml yaitu sebesar 21,02%.

Corrosion is one important problem that must be faced by a variety of industrial sectors in Indonesia. Corrosion effect in terms of economic and in terms of safety. One way of prevention and corrosion control is by the addition of inhibitors.
Sweet potatoes as the organic material can be developed as an inhibitor to reduce corrosion rates for low carbon steel in sea water environment. Purple sweet potatoes are expected to serve as safety inhibitors ,friendly environment, and biodegradable and also reduce the use of synthetic materials. Weight loss method is used to test the effectiveness of sweet violet as inhibitors with various concentration (2ml, 4ml, 6ml) and soaking for 4 days.
Conclusion of this study that sweat potato as green inhibitor work less well in the environment of sea water because of efficiencies gained relatively small, making it less suitable for use as an inhibitor. Efficient average of the 3 concentrations were obtained approximately 13.20%, with a maximum value of efficiency occurs at a concentration that is equal to 21.02% at 2ml.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S42374
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ghufran Mahfuzh
"Pelapisan merupakan salah satu cara yang paling umum digunakan untuk menghindari terjadinya korosi pada baja karbon rendah. Namun sering terjadi kegagalan pada pelapisan ini dikarenakan daya lekat cat yang kurang baik serta metode preparasi yang kurang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan metalloam pada cat epoksi primer terhadap ketahanan korosi dan daya lekat nya pada substrat baja karbon rendah.
Untuk menganalisa terhadap ketahanan korosinya maka metode yang dilakukan yaitu uji sembur kabut garam dan untuk daya lekat dilakukan pengujian adhesi. Untuk meningkatkan ketahanan korosi dan daya lekat maka pada cat epoksi primer tersebut ditambahkan metalloam sebesar 5%, 10% dan 15%. Hasil yang didapat yaitu peringkat ketahanan korosi adalah 9 atau sangat baik untuk semua sampel. Kemudian dengan penambahan metalloam maka nilai daya lekat dari cat epoksi primer akan meningkat.

Coating is the most common and easy way to avoid and reduce the corrosion rate of low carbon steel. But failures often happened due to insufficient coating adhesion and low preparation method. This study aimed to understand the effect of adding metalloam additives on prime epoxy coating system to its corrosion resistance and adhesion level.
Salt spray test method is use to analyse the corrosion ressitance rate and adhesion test for its adhesion's level. Metalloam of 5%, 10%, and 15% is added to prime epoxy solvent system to increase the corrosion resistance and adhesion level. The result shows that the corrosion resistance rate is 9 which is very good for every sample. And the prime epoxy adhesion's level is increase with the adding of metalloam.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51541
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>