Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188119 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ignatius Tri Hargiyatno
"ABSTRAK
Perkembangan penangkapan perikanan tuna seiring dengan perkembangan penggunaan Fish Agregating Divices FADs atau rumpon sebagai alat untuk mengumpulkan sumber daya ikan tuna. Masalah dalam penelitian ini adalah pengunaan rumpon memiliki dampak terhadap kondisi sumber daya ikan, sosial dan ekonomi nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan sumber daya ikan tuna dengan menggunakan handline yang berasosiasi dengan rumpon secara berkelanjutan di PPN Palabuhanratu dari aspek biologi sumber daya, sosial dan ekonomi. Penelitian ini menggunakan metode selektivitas, LB-SPR, persepsi masyarakat dan kelayakan usaha penangkapan. Hasilnya menunjukan penggunaan handline selektif terhadap sumber daya ikan cakalang Katsuwonus pelamis , namun tidak selektif terhadap sumber daya ikan madidihang Thunnus albacares dan tuna mata besar Thunnus obesus . Nilai Spawning Potential Ratio SPR atau potensi rasio pemijahan sumber daya ikan cakalang berada diantara limit reference point 20 dan target reference point 40 yang berarti dalam kondisi fully-exploited, sedangkan sumber daya madidihang dan tuna mata besar berada dibawah 20 yaitu dalam kondisi over-exploited. Hasil analisis sosial menunjukkan bahwa penggunaan rumpon bagi nelayan handline di PPN Palabuhanratu tidak menimbulkan adanya konflik pemanfaatan. Terdapat peluang diberlakukannya kebijakan karena nelayan memahami adanya peraturan rumpon dan bersedia mentaati kebijakan yang akan diberlakukan. Hasil analisis kelayakan usaha penangkapan sumber daya ikan tuna dengan handline dikategorikan menguntungkan dan dapat dilanjutkan. Berdasarkan kondisi sumber daya ikan, sosial dan ekonomi nelayan penangkapan sumber daya ikan tuna dengan menggunakan handline di sekitar rumpon dapat dilanjutkan. Kebijakan pemanfaatan rumpon secara berkelanjutan yang direkomendasikan adalah dengan memperbaiki ijin pemasangan rumpon, zonasi daerah penangkapan, pembagian kewenangan, pemberdayaan komunitas masyarakat dan pengaturan operasi penangkapan.

ABSTRACT
Tuna fishery development is in line with the use of Fish Aggregating Devices FADs as a tool to gather tuna resources. The problem in this research is that the use of FADs has an impact on fish resources, as well as social problem and fisher rsquo s economic condition. This study will examine the utilization of tuna resources by handline fishers that associated with FADs in PPN Palabuhanratu in terms of fish resources, social and economic aspects using several approaches i.e. selectivity, LB SPR, public perception and feasibility of fishing effort. The results show that handline is selective on skipjack tuna Katsuwonus pelamis , but not on yellowfin tuna Thunnus albacares and bigeye tuna Thunnus obesus . The Spawning Potential Ratio SPR of skipjack fish is in between the limit reference point 20 and the target reference point 40 , which means this fish resources is in fully exploited condition, while yellowfin and big eye tuna have reached overfishing condition below 20 . The use of FADs for the handline fishery in PPN Palabuhanratu does not cause any conflict. There is an opportunity for policy enforcement because the fishers are understands the existence of the FADs regulation and willing to obey the policy. Results on feasibility analysis show that handline tuna fishery in Palabuhanratu is still profitable and can be continued. Based on the condition of fish resources, social and economic fishers, catching tuna using handline around FADs are in sustainable level. This paper recommends the policy of sustainable use of FADs by improving the installation permit of FADs, zoning of fishing grounds, divide management authority, community empowerment and arrange of fishing operations."
2018
T51010
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priyo Suharsono Sulaiman
"ABSTRAK
Tantangan untuk memastikan terpeliharanya kelestarian hiu di Samudera Hindia adalah isu utama pengelolaan sumber daya ikan, meskipun eksploitasi penangkapan masih terjadi. Untuk itu, strategi pengelolaan perikanan yang tepat perlu disusun. Tujuan riset adalah menganalisis keragaan perikanan hiu di Samudera Hindia berdasarkan data nelayan Cilacap, menganalisis kondisi sosial ekonomi nelayan hiu, merinci rantai pemasaran hiu, dan merekomendasikan strategi pengelolaan perikanan hiu agar berkelanjutan. Riset dilaksanakan di Cilacap dengan pendekatan kuantitatif, dengan analisis data deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil riset menunjukan bahwa: (i) Hiu adalah hasil tangkapan sampingan (HTS) pancing rawai tuna (8,8%), jaring insang hanyut (9,66%), dan jaring insang tetap (9,41%), dan ikan target utama pancing rawai hiu. Hiu biru dan hiu tikus adalah hiu yang banyak tertangkap (73%), dengan puncak penangkapan bulan Agustus. Sebagian besar hiu tikus yang tertangkap adalah hiu dewasa, dan sebagian besar hiu mako yang tertangkap adalah hiu yang belum dewasa; (ii) Nelayan hiu di Cilacap didominasi lulusan SD (70,8%) dan berusia sekitar 46-55 tahun (44,2%). Nelayan pancing rawai tuna dan jaring insang tidak termasuk masyarakat miskin. Sebagian besar nelayan menolak campur tangan pemerintah untuk mengelola sumber daya ikan melalui penetapan regulasi baru; (iii) Alur perdagangan hiu di Cilacap dimulai dari nelayan yang menjual hiu langsung tanpa lelang kepada pedagang pengepul untuk selanjutnya diproses menjadi beberapa komoditas yang dipasarkan lokal dan ekspor, dan (iv) Penetapan daerah penangkapan, penetapan jumlah dan ukuran perahu penangkapan ikan, serta penetapan jenis dan ukuran alat tangkap adalah pilihan strategi pengelolaan perikanan hiu dengan tingkat keberhasilan yang paling tinggi. Upaya pelatihan keterampilan baru bagi nelayan juga diperlukan agar tercipta sumber pendapatan lain, sehingga ketergantungan nelayan pada penangkapan ikan dapat dikurangi.

ABSTRACT
The challenge of ensuring the preservation of sharks in the Indian Ocean is a key issue in the management of shark resources in Indonesia. Therefore, an appropriate fisheries management strategies need to be developed. The research aims to analyze the performance of shark fishery in the Indian Ocean based on Cilacap fisheries data, analyze the socio-economic conditions of shark fishermen, analyze the shark marketing chain, and recommend the shark fisheries management strategy to be sustainable. The research was conducted in Cilacap with a quantitative approach, quantitative and qualitative mixed data collection, also qualitative descriptive and quantitative descriptive analysis. The results showed those: (i) shark is by-catch as well as the target. The thesher sharks (Alopias pelagicus and Alopias superciliosus) and also blue shark (Prionace glauca) are the dominant sharks caught (73%), with the peak of capture on August. Most of the thesher Sharks caught are adult, and most of the mako sharks (Isurus paucus and Isurus oxyrhincus) are immature; (ii) Research is conducted in Cilacap with quantitative approach, with quantitative and qualitative descriptive data analysis. The results showed that: (i) Sharks were by-catch of tuna longline (8.8%), drift gillnets (9.66%), and bottom gillnets (9.41%), and main target of shark longline. The thesher sharks (Alopias pelagicus and Alopias superciliosus) and also blue shark (Prionace glauca) are the dominant sharks caught (73%), with the peak of capture on August. Most of the caught thesher sharks are adult, and most of the mako sharks are immature; (ii) the shark fisherman in Cilacap dominated primary school graduates (70.8%) and aged around 46-55 years (44.2%). The fishermen of tuna longline and gillnets are not among the poor. Most of them refuse government intervention to manage fish resources through the establishment of new regulations; (iii) the flows of shark trade begins from fishermen selling directly to the collecting traders, then processed for locall and export marketed; and (iv) determination of fishing grounds, the number and size of fishing boats, and establishing the types and sizes of fishing gear are the alternative management strategy with the highest success rate. New skills training for fishermen is also needed in order to create other sources of income, so the dependence on fishing can be reduced."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2018
T50181
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eli Handayani
"Sebagai negara yang memiliki potensi di sektor kelautan yang sangat besar, ternyata kontribusi investasi di sektor perikanan masih di bawah 1% dari investasi nasional. Oleh sebab itu upaya-upaya yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi di sektor perikanan menjadi salah satu prioritas di dalam strategi pembangunan oleh pemerintah saat ini. Penelitian ini dilakukan di salah satu wilayah Indonesia yang memiliki potensi laut cukup besar yaitu Kabupaten Gunungkidul. Secara lebih spesifik penelitian ini memfokuskan pada sektor ikan tuna.Untuk itu beberapa pertanyaan penelitian yang perlu dijawab seperti apakah sub sektor perikanan komoditi Tuna di Kabupaten Gunungkidul merupakan sektor yang memiliki daya saing? Bagaimana kondisi daya saing komoditas tuna di Kabupaten Gunungkidul? Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat pengembangan sub sektor perikanan komoditi tuna di Kabupaten GunungKidul? Dan bagaimana hubungan antara komponen penentu daya saing komoditas tuna di Kabupaten Gunungkidul? Menjadi pertanyaan kunci yang dieksplorasi dalam penelitian ini. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif dengan format deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwasanya; komoditas ikan tuna di Kabupaten Gunungkidul memiliki keunggulan kompetitif; Kondisi daya saing komoditas ikan tuna di Kabupaten Gunungkidul pada factor kondisi: sumber daya manusia dan infrastruktur masih perlu mendapatkan perhatian lebih besar, faktor-faktor yang menjadi penghambat adalah kemampuan sumberdaya manusia masih rendah, produksi ikan tuna belum mampu memenuhi permintaan, infrastruktur dan fasilitas perlu banyak perbaikan untuk menghasilkan kualitas ikan tuna yang tinggi, Pengolahan ikan terkendala pengadaan bahan baku dan akses pasar dan belum didukung ketersediaan industri pendukung; Selain itu keterkaitan antar komponen utama saling mendukung kecuali kondisi permintaan dengan sumberdaya, dengan industri terkait dan pendukung, dan dengan struktur pasar, persaingan, dan strategi perusahaan.

Indonesia has a big potential for the marine sector, but unfortunately it doesn`t follow with the significant contribution from its. Based on the current data base, only 1 % the contribution from national investment, therefore Indonesian government put more effort to fix and develop the marine sector. This research has conducted in Gunungkidul as one of potential area in marine sector in Indonesia, and the scope of research is Tuna fish. To elaborate all informations in terms of Tuna, several key questions has developed as a guidance to do research for instance whether Tuna sector in Gunungkidul has a competitive advantage? How is the form of the competitive advantage of Tuna? What are factors that can be obstacles for Tuna sector development in Gunungkidul? And how is the relation among each component based on Porter theory? The methodology that has been used for this research was decretive qualitative method. Based on the result findings, the Tuna sector in Gunungkidul district has a competitive advantage; nevertheless there are some issues that need to be improve for the better development in Tuna sector for instance the quality of human resources, infrastructures, post-harvest technology and market. However, the relation among each components are supporting each other except component of demand condition with firm strategy rivalry.;Indonesia has a big potential for the marine sector, but unfortunately it doesn`t follow with the significant contribution from its.
Based on the current data base, only 1 % the contribution from national investment, therefore Indonesian government put more effort to fix and develop the marine sector. This research has conducted in Gunungkidul as one of potential area in marine sector in Indonesia, and the scope of research is Tuna fish. To elaborate all informations in terms of Tuna, several key questions has developed as a guidance to do research for instance whether Tuna sector in Gunungkidul has a competitive advantage? How is the form of the competitive advantage of Tuna? What are factors that can be obstacles for Tuna sector development in Gunungkidul? And how is the relation among each component based on Porter theory? The methodology that has been used for this research was decretive qualitative method. Based on the result findings, the Tuna sector in Gunungkidul district has a competitive advantage; nevertheless there are some issues that need to be improve for the better development in Tuna sector for instance the quality of human resources, infrastructures, post-harvest technology and market. However, the relation among each components are supporting each other except component of demand condition with firm strategy rivalry."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43829
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talahatu, Marselius Fransiskus
"Kabupaten Pulau Morotai berada pada tiga Wilayah Pengelolaan Perikanan Nasional Republik Indonesia yaitu WPPNRI 715, WPPNRI 716 dan WPPNRI 717. Potensi Ikan Madidihang di perairan Pulau Morotai cukup besar namun belum dikelola secara maksimal. Tujuan penelitan ini adalah untuk menganalisis status pemanfaatan, status pengelolaan dan menyusun strategi pengelolaan Ikan Madidihang secara berkelanjutan. Hasil analisis metode surplus produksi Model Fox dalam 10 (sepuluh) tahun (2009-2018), nilai maximum sustainable yield (MSY) sebesar 8.657,679 kg per tahun dengan effort maksimal 42.429 trip per tahun. Tingkat pemanfaatan dalam kategori rendah sebesar 12,23% per tahun. Hasil analisis dengan RAPFISH (The Rapidly Apprasial for Fisheries) menunjukan bahwa tingkat keberlanjutan multidimensi pengelolaan Madidihang berada pada kategori cukup berkelanjutan dengan nilai indeks sebesar 60,82. Dimensi etika yang paling berpengaruh pada status pengelolaan. Hasil analisis AHP (Analytical Hirearchy Process), strategi pengelolaan berkelanjutan berdasarkan tingkat prioritas adalah peningkatan kualitas sarana penangkapan.

The location of Morotai Island Regency is in the three National Fisheries Management Areas of the Republic of Indonesia, namely WPPNRI 715, WPPNRI 716, and WPPNRI 717. The potential of Yellowfin Tuna in the waters of Morotai Island is quite large but has not been managed yet optimally. The research purpose is to analyze of utilization status, management status, and trying to develop strategies for managing Yellofin Tuna sustainability. The results of the analysis by using the Fox Model production surplus method in ten years (2009-2018) show that the maximum sustainable yield (MSY) value of 8,657,679 kg per year with a maximum effort of 42,429 trips per year and the utilization  rate in the low category is 12.23% per year. Furthermore, the results of the analysis with RAPFISH (The Rapidly Appraisal for Fisheries) describe the multidimensional level of Yellowfin Tuna management is in a fairly sustainable category with an index value of 60.82. The ethical dimension that has the most influence on management status. AHP (Analytical Hirearchy Process) analysis result are concern in sustainability management based on grade of priority, and the result is quality of catching facilities improvement."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T53917
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Eko Widyanto
"ABSTRAK
Sumber daya ikan tongkol merupakan salah satu komoditas perikanan unggulan utama di wilayah selatan Garut. Sumber daya ikan tersebut secara terus menerus dieksploitasi. Diperlukan upaya pengelolaan yang berperan untuk menjaga keberlanjutan dari sumber daya ikan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sumber daya ikan tongkol (Auxis thazard), status keberlanjutan, serta strategi pengelolaannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode surplus produksi, analisis hubungan panjang berat, seks rasio, tingkat kematangan gonad serta ukuran pertama kali matang gonad (metode Spearman-Karber), metode RAPFISH (The Rapid Appraisal of The Status of Fisheries) serta interfensi dan perbaikan terhadap atribut sensitif. Hasil menunjukkan status eksploitasi sumber daya ikan tongkol dalam kategori over exploited. Aspek biologi dari ikan tongkol ini menunjukkan pertumbuhan allometrik negative dengan seks rasio ikan jantan dan betina tidak seimbang dan TKG bulan September didominasi ikan pada tingkat IV (Ripe) sedangkan bulan Oktober didominasi oleh ikan tingkat II (maturing virgin), ukuran pertama kali matang gonad adalah 315.9 mm. Status keberlanjutan sumber daya ikan tongkol (Auxis thazard) secara multidimensi termasuk kategori kurang berkelanjutan. Strategi pengelolaan jangka pendek meliputi peningkatan kualitas sumber daya manusia masyarakat nelayan, pemberdayaan masyarakat nelayan melalui mata pencarian alternatif dan pengembangan alat tangkap ramah lingkungan (memiliki selektifitas tinggi). Strategi pengelolaan jangka menengah meliputi optimalisasi peningkatan kualitas sumber daya manusia, optimalisasi pemberdayaan masyarakat nelayan melalui mata pencarian alternatif serta optimalisasi pengembangan alat tangkap ramah lingkungan dan penambahan armada kapal di atas 10 GT.

ABSTRACT
Frigate tuna resources is one of the major commodity has a strategic role as one of the main components driving the economy in the southern region of Garut. That fisheries resources was exploited continouesly. It required the efforts that contribute to maintaining the sustainability of fish resources. This study aims to determine the condition of the tuna resources (Auxis thazard) which consists of estimates of resource potential and biological aspects, assess the status of sustainability, and determining of management strategies. The studies use surplus production models, methods for analizing sex racio, gonad maturity stage and Spearman Karber Methods (length at first maturity), and RAPFISH methods (The Rapid Appraisal of The Status of Fisheries). Results shows that exploitation status of frigate tuna (Auxis thazard) is over exploited. Biological aspect of frigate tuna shows the growth is negative allometrik, sex ratio of male and female is not balance. Maturity stages of the gonad on September was dominated by level four (Ripe), while on October was dominated by level two (maturing virgin); and the length of maturity of female is 315.9 mm. Result rapfish analizys shows that sustainability indexs of frigate tuna on the southern sea of Garut is less sustainable. Strategies for short term’s management i.e improving the quality of human resources of fishing communities, empowerment of fishing communities with alternative livelihoods, and development of fishing gear that has high selectivity. The medium-term management includes optimization to improve the quality of human resource fishing community in the southern Garut, optimization of the fishing community empowerment through alternative livelihood development and optimization of gear that has a higher selectivity."
2013
T32739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wezia Berkademi
"Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Blkr) adalah jenis ikan endemik yang hidup dominan di Danau Singkarak, Sumatera Barat. Kegiatan penangkapan yang intensif dan tidak ramah lingkungan serta perubahan kualitas perairan danau menyebabkan terjadinya penurunan produsi dan ukuran ikan Bilih setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mutu perairan danau Singkarak, alat tangkap yang ramah lingkungan sesuai dengan ketentuan Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) serta pemahaman stakeholders yang terdiri dari nelayan, konsumen, pedagang, dan pengambil kebijakan terhadap sumber daya ikan Bilih.
Analisis ini dilakukan secara holistik dalam kerangka konsep Social-Ecological System. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai BOD, COD, total fosfat, dan TSS di perairan danau berada di atas baku mutu perairan Kelas II yang disyaratkan oleh Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001. Selain itu penggunaan alat tangkap yang tidak selektif menyebabkan 57,83% ikan Bilih yang tertangkap berada dalam kondisi belum matang gonad dan 42,19% berada pada kondisi sedang matang gonad. Sesuai dengan sembilan kriteria yang ditetapkan FAO melalui CCRF diketahui bahwa jaring langli dengan mata jaring besar dari ¾ inci sebagai alat tangkap ramah lingkungan.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar stakeholders tidak memahami kondisi ikan Bilih dan sistem pemijahannya. Oleh karena itu perlu dilakukan pengelolaan ikan Bilih secara holistik melalui pengaturan mata jaring yang digunakan nelayan yaitu besar dari ¾ inci dan pembatasan jumlah alat tangkap sesuai dengan kondisi lestari (MSY) serta koordinasi lintas sektor pemerintahan untuk meningkatkan mutu perairan Danau Singkarak. Pengaturan ini akan meningkatkan penerimaan nelayan optimal mencapai Rp 1.375.637.000 dalam jangka panjang.

Bilih fish (Mystacoleucus padangensis Blkr) is endemic fish species that live dominantly in Lake Singkarak, West Sumatra. The intensive activities and environmentally unfriendly fishing gear and changes in the water quality of the lake cause the declining Bilih fish production and decreased size of Bilih fish per year. This study is aimed at analyzing the quality of Lake Singkarak waters, environmentally friendly fishing gear in accordance with the provisions of the Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) and the understanding of stakeholders that consists of fishermen, consumers, merchants, and policy makers on Bilih fish resource.
This analysis is conducted holistically within the framework of the concept of Social-Ecological Systems. The results of research shows that the value of BOD, COD, total phosphate, and TSS in the lake waters is above the water quality standard Class II required by the Government Regulation Number 82 of 2001. In addition, the unselective use of fishing gear causes 57.83% of Bilih fish caught in immature gonads conditions and 42.19% at moderate mature gonad conditions. As per the criteria established by the FAO CCRF, it is known that langli net with size larger than ¾ inch is environmentally friendly fishing gear.
The results of the study also indicate that the majority of stakeholders do not understand the conditions and spawning system of Bilih fish. Therefore, it is necessary to manage Bilih fish in a holistic manner by setting the mesh used by the fishermen namely greater than ¾ inch and limiting the number of fishing gear in accordance with the maximum sustainable yield (MSY) and cross-sector coordination of government to increase the quality of the waters of Lake Singkarak. This setting will increase the optimal fishermen revenues up to IDR 1 .375.637.000 in the long term.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Rasyid
"Permasalahan utama dalam pemanfaatan sumberdaya ikan adalah bagaimana memanfaatkan ikan secara efisien ekonomi (konsep Maximum Economic Yield) tanpa mengganggu keberadaan stoknya (konsep Maximum Sustainable Yield) di masa yang akan datang sehingga berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan mengestimasi jumlah hasil tangkapan dan effort optimal; mengestimasi tingkat preservasi, laju degradasi dan depresiasi sumberdaya ikan tongkol; mensimulasi pengaruh pajak terhadap tingkat produksi optimal ikan tongkol serta mengestimasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi nelayan. Data yang digunakan adalah data primer hasil survei dan data sekunder berupa produksi perikanan tahun 1997-2011. Pengambilan sample dilakukan dengan menggunakan metode Quota Sampling untuk menghasilkan 125 observasi. Model bioekonomi yang digunakan adalah model surplus produksi, statik dan dinamis. Hasil analisis optimasi menunjukkan bahwa masih adanya underfishing. Total allowable catch (TAC) sumberdaya ikan tongkol di perairan Lampung sebesar 18.160,67 ton, sementara tingkat eksploitasi saat ini sebesar 6.954,80 ton. Analisis laju degradasi-depresiasi menunjukkan bahwa perairan Lampung belum terdegradasi dan belum terdepresiasi. Analisis simulasi pajak menunjukkan bahwa pajak terhadap input sebesar 2,5% adalah kebijakan pajak yang paling efektif menurunkan laju effort penangkapan dan memberikan penerimaan ekonomi yang lebih berkelanjutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi nelayan adalah jenis alat tangkap yang digunakan, lamanya hari melaut (trip), pelatihan dan bantuan fisik (kapal, alat tangkap dan box fibre).

The main problem in fisheries exploitation regarding the issue of sustainability is to attain the level maximum economic yield as well as the level maximum sustainable yield. The study aims to estimate the optimum production and effort and to estimate the level of preservation, the degradation and the depreciation rate of the Eastern Little Tuna; to simulate the effect of taxes on optimum production level and to estimate the influence of factors affecting fishing production. The study used primary data collected from a survey and secondary data of fishery production in 1997-2011. The survey applies quota sampling to collect 125 observation. The bioeconomic models used are the static and dynamic surplus production models.
The results are summarized as follow. First, the study founds an indication for underfishing. Second, Total allowable catch (TAC) of Eastern Little Tuna in Lampung sea area is 18.160,67tonnes. Third, the analysis of degradation and depreciation showed that the marine of Lampung is not yet degraded or depreciated. Fourth, it is found that the input tax of 2.5% could be the most effectively lower the rate of effort and may provide the most sustainable economic revenue. Lastly, the factors influencing fisheries production in Lampung are notably the type of fishing gear, number of workers, the length of the day at sea (trip), training and physical aids (boats, gear and fibre).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Djima
"Maksud diadakan penelitian terhadap peluang ekspor ke Republik Rakyat Cina adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ekspor ikan Tuna/ Cakalang , posisi daya saing komoditi ikan tuna Indonesia di pasar Republik Rakyat Cina serta strategi meningkatkan daya saing komoditi ikan tuna Indonesia.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif yang bersifat kualitatif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi faktor - faktor yang mempengaruhi daya saing berdasarkan telaah dari berbagai sumber yang dilakukan dengan mewawancarai nara sumber yang berkompeten dengan masalah ikan tuna.
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa kekuatan daya saing komoditi ikan tuna Indonesia bertumpu pada faktor sumber daya alam, tenaga kerja yang banyak dengan tingkat upah yang relatif murah, sedangkan faktor-faktor lain perlu ditingkatkan, sehingga keunggulan sumber daya alam dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang yang ada sehingga diharapkan Indonesia dapat menjadi eksportir yang utama dan handal di pasar Cina.
Berdasarkan hasil analisis SWOT memperlihatkan bahwa posisi daya saing ikan tuna Indonesia berada pada kuadran atau menerapkan strategi pertumbuhan dan alternatif yang tepat diterapkan adalah menjaga konsistensi volume produksi, mengingat pertumbuhan ekonomi Republik Rakyat Cina yang semakin membaik sebagai akibat dari kebijakan liberalisasi perdagangan, mengoptimalisasikan teknologi mengingat ekspor ikan tuna Indonesia ke Cina masih dalam bentuk yang sederhana. Dengan mengoptimalisasikan teknologi diharapkan mutu Ikan tuna Indonesia dapat lebih ditingkatkan.
Untuk mengimplementasikan strategi tersebut di atas, peran pemerintah sangat menentukan dengan menciptakan iklim usaha dan investasi yang kondusif disertasi dengan penciptaan stabilitas keamanan maupun politik sehingga akan lebih menarik banyak investor maupun calon investor untuk menanamkan modalnya di sektor perikanan tuna Indonesia, di samping itu tentunya pemerintah perlu memberikan kemudahan untuk memperoleh kredit dengan tingkat suku bunga yang relatif rendah dan murah. Bagi pelaku bisnis tentunya sangat diharapkan untuk berperan lebih aktif lagi melalui wadah yang telah ada dengan ikutserta dalam kegiatan pameran baik lokal maupun internasional sehingga komoditi tuna Indonesia lebih meningkat daya saingnya."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1440
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiditya Pamungkas
"ABSTRAK
Pembangunan di wilayah pesisir Jakarta serta perubahan peraturan pemerintah mengenaiperikanan yang secara terus menerus terjadi telah membawa dinamika perubahan diwilayah pesisir Jakarta Utara. Perubahan tersebut memberikan kondisi ketidakpastianbagi nelayan kecil Cilincing untuk memperoleh sumber daya ikan yang mereka perlukan.Ketidakpastian tersebut membawa nelayan kecil Cilincing pada posisi yang sangat rentanterhadap kemiskinan. Melihat kondisi tersebut, penelitian tesis ini dilakukan dengantujuan untuk melihat pemanfaatan jaringan sosial yang dimiliki oleh nelayan kecilCilincing dalam menghadapi kondisi ketidakpastian dan kerentanan kemiskinan.Penelitian tesis ini dilakukan dengan menggunakan metode dan pendekatan kualitatifdengan teknik wawancara mendalam serta pengamatan terlibat. Penelitian inidilaksanakan di wilayah kelurahan Cilincing Jakarta Utara dengan melibatkan beberapainforman yang merupakan nelayan kecil Cilincing. Pada tesis ini menjelaskan bahwajaringan sosial yang dimiliki oleh nelayan kecil Cilincing dapat dilihat sebagai kapitalsosial dalam bentuk

ABSTRACT
Development in the coastal areas of Jakarta as well as continuous changes in governmentregulations on fisheries have caused the dynamics of change in the coastal areas of NorthJakarta. That changes caused uncertainty conditions for Cilincing rsquo s small scale fishermen to obtain the fish resources they needed. The uncertainty conditions make Cilincing rsquo ssmall scale fishermen in a position that is very vulnerable to poverty. Seeing thesephenomenon, this research was conducted with the aim to see the utilization of socialnetworks owned by Cilincing rsquo s small scale fishermen in facing uncertainty andvulnerability of poverty. This study was conducted using qualitative methods andapproaches with in depth interview and participants observations techniques. Thisresearch was conducted in Cilincing district of North Jakarta with involving an informantsthat identified as Cilincing rsquo s small scale fishermen. This study reveal that the socialnetworks owned and used by small scale fishermen Cilincing can be seen as social capitalin the form of bonding, bridging and linking."
2018
T49611
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Nugraha
"Sumberdaya ikan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong di dominasi oleh ikan demersal (dasar). Ikan kakap merah (Lutjanus spp.) merupakan salah satu ikan demersal yang banyak terdapat di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong. Adanya penangkapan pada ikan kakap merah (Lutjanus spp.) yang berlangsung secara terus menerus tanpa adanya pengelolaan yang baik dapat mengakibatkan terjadinya penurunan atau kepenuhan terhadap jumlah populasinya. Tujuan riset ini untuk menduga potensi hasil tangkapan lestari, jumlah hasil tangkapan yang diperbolehkan, upaya penangkapan yang diperbolehkan, status pemanfaatan, dan strategi yang tepat dalam pengelolaan perikanan tangkap yang berkelanjutan komoditas ikan kakap merah (Lutjanus spp.) di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong, Kabupaten Lamongan. Riset ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode gabungan untuk mengetahui hubungan antara upaya penangkapan dan hasil tangkapan. Hasil riset ini menunjukkan potensi hasil tangkapan maksimum lestari sebesar 532,32 ton/tahun dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan sebesar 425,86 ton/tahun. Tingkat pemanfaatannya sebesar 91% dengan status pemanfaatannya sudah fully exploited. Berdasarkan kondisi status pemanfaatannya direkomendasikan strategi pengelolaann dalam pengelolaan sumber daya ikan kakap merah yang berkelanjutan, yaitu pengaturan musim dan daerah penangkapan, pengaturan ukuran alat tangkap, pembatasan upaya penangkapan, dan penetapan kuota penangkapan.

Fish resources of the study were landed in the Archipelagic Fishing Port of Brondong and it is dominated by the demersal fish (bottom). The red snapper (Lutjanus spp.) is one of demersal fish that is found in the Archipelagic Fishing port of Brondong. There is a catch on the red snapper (Lutjanus spp.) that takes place continuously without good management. This condition can impact to the the decline or fullness of the number of its population, it is necessary to have a review to suspect the potential of sustainable catch and the number of total allowable catch, and the number of total allowable efforts in the management of the sustainabl fishing commodity of red snapper (Lutjanus spp.) in the Archipelagic Fishing Port of Brondong. This research used a quantitative approach with mixed methods to see the relationship between effort and catch. utilization rate is 91% where condition in status fully exploited. Based on the conditions of utilization status, management strategies are recommended in sustainable management of red snapper resources, is regulations of the season and fishing grounds, fishing gear size regulations, limitation of fishing effort, and regulations setting by catch quota."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>