Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120216 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tuanakotta, Melissa
"ABSTRAK
Pada masyarakat modern sekarang ini, termasuk di Indonesia, sedang terjadi krisis lingkungan hidup. Krisis tersebut bisa diatasi dengan mengubah perilaku dan cara pandang manusia terhadap alam secara mendasar dengan melakukan intervensi kepada masyarakat sedini mungkin. Mendongeng dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman anak tentang respek kepada lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas mendongeng untuk meningatkan pemahaman respek kepada lingkungan pada anak usia 5-6 tahun. Penelitian ini melibatkan 31 partisipan dari TK Negeri Pembina, Kuningan. Intervensi dilakukan dengan membacakan empat dongeng selama empat hari. Pemahaman respek kepada lingkungan diukur dengan menggunakan alat ukur yang dibuat peneliti, berupa enam ilustrasi yang menggambarkan perilaku respek kepada lingkungan. Dari hasil analisis statistik Wilcoxon signed-rank test menunjukkan perbedaan nilai rata-rata respek kepada lingkungan yang signifikan p

ABSTRACT
In today 39 s modern society, including in Indonesia, there is an environmental crisis. This environmental crisis can be overcome by changing people 39 s behavior and perspective by intervening to the community as early as possible. Storytelling can be one way to increase children 39 s understanding about respect for nature. This study aims to knowing the effectiveness of storytelling to increase understanding of respect for nature in children aged 5 6 years. This study involving 31 children from TK Negeri Pembina, Kuningan, as participants. Intervention is done by reading four tales in four days. Understanding of respect for nature is measured using a measurement tool created by the researcher, in the form of six illustrations that depicting the behavior of respect for nature. The statistic analysis using Wilcoxon signed rank test showed the difference of mean value of respect for nature understanding is significant p "
2018
T50888
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rana Dwinadia
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji program intervensi “Three in One” melalui metode storytelling sebagai sarana mengembangkan kemampuan regulasi emosi anak TK (usia 5-6 tahun). Desain penelitian menggunakan the one group pretest-posttest design. Pelaksanaan dilakukan secara daring yang melibatkan peran guru kelas TK B sebagai asisten peneliti yang akan membacakan buku cerita bergambar. Penelitian dimulai dengan training for trainers pada guru sebelum melakukan storytelling dalam program intervensi “Three in One” kepada partisipan penelitian. Partisipan penelitian adalah anak-anak kelas TK B yang berusia lima hingga enam tahun (n= 7). Alat ukur yang digunakan untuk menilai perkembangan regulasi emosi anak saat pretest, posttest, dan follow up adalah The Emotion Regulation Checklist (ERC). Hasil analisis statistik Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada skor rata-rata kemampuan regulasi emosi anak TK pada waktu pretest (M = 43,29, SD = 1,32) dan posttest (M = 41,64, SD = 3,25) Z = 0,000, p >0,05. Akan tetapi ada perbedaan yang signifikan pada skor rata-rata kemampuan regulasi emosi anak TK pada waktu posttest (M = 41,64, SD = 3,25) dengan follow up (M = 34,64, SD = 1,65) Z = 2,37, p <0,05. Kesimpulannya adalah meskipun program intervensi “Three in One” melalui metode storytelling tidak efektif dalam mengembangkan kemampuan regulasi emosi anak TK (usia 5-6 tahun), namun pengembangan kemampuan regulasi emosi memerlukan waktu yang tidak hanya melibatkan peran guru di sekolah saja, tetapi juga membutuhkan peran orang tua di rumah.

This aim of this study is examine the intervention program “Three in One” using storytelling method to develop kindergarten’s emotion regulation, aged five to six years old. The design is the one-group pre test-post test design. This research did by online administration which involved kindergarten’s teacher from class B as researcher assistant, who read picture books. First, this research was started by training for trainers to teacher before did a storytelling in intervention program “Three in One” to the participants. The participants were kindergartens in class B which is five to six years old (n=7). The instrument which was used to rate the kindergarten’s emotion regulation development in pre-test, post-test, and follow up is The Emotion Regulation Checklist (ERC). Statistical analysis used Wilcoxon Signed Rank Test showed that no significant differences on kindergarten’s emotion regulation mean scores in pre-test (M = 43,29, SD = 1,32) and post-test (M = 41,64, SD = 3,25) Z = 0,000, p >0,05. But, it showed significant differences on kindergarten’s emotion regulation mean scores in post-test (M = 15,86, SD = 3,25) and follow up (M = 34,64, SD = 1,65) Z = 2,37, p <0,05. The conclusion is even though intervention program “Three in One” using storytelling method is not effective to develop kindergarten’s emotion regulation aged 5-6 years old, the development emotion regulation need much time which wasn’t involved only by teacher’s role at school, but also need the parents’ role at home."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarrah Hasyim Abdullah
"ABSTRAK
Pengembangan empati merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi munculnya masalah perilaku sosial seperti perilaku agresif. Penelitian ini membahas mengenai program intervensi kegiatan bercerita menggunakan puppetry untuk meningkatkan pemahaman empati anak usia 5-6 tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas dari kegiatan bercerita dengan menggunakan puppetrydalam meningkatkan pemahaman empati pada anak usia 5-6 tahun. Partisipan pada penelitian ini terdiri dari 11 siswa di PAUD X. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Emosi Dasar-Anak Usia Dini (ED-AUD) yang di adaptasi dari alat ukur Bryant Empathy Scales for Children (Bryant, 1982) dan sistem skoring yang digunakan adalah Empathy Scoring System yang dikembangkan oleh Strayer (1993). Desain penelitian ini adalah One Group Pre-Test-Post Test Design. Kegiatan bercerita dilakukan dengan hand puppet dan stick puppet yang dilakukan selama 5 sesi. Pembuatan cerita dilakukan dengan mempertimbangkan aspek empati mengenai 4 emosi dasar, yaitu senang, marah, sedih, dan takut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan bercerita dengan puppetry secara signifikan dapat meningkatkan pemahaman empati anak usia 5-6 tahun. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan mengukur tingkah laku empati ataupun dengan menggunakan kelompok kontrol.

ABSTRACT
Empathy development is a program that can be done to overcome the emergence of social behavior problems such as aggressive behavior. This study discusses the intervention program of storytelling activities using puppetry to increase empathy understanding of children aged 5-6 years. The purpose of this study is to look at the effectiveness of storytelling activities using puppetry in increasing empathy understanding in children aged 5-6 years. Participants in this study consisted of 11 students in PAUD X. Measuring instruments used in this study were Basic Emotions-Early Childhood (ED-AUD) adapted from the Bryant Empathy Scales for Children (Bryant, 1982) and the scoring system used is the Empathy Scoring System developed by Strayer (1993). The design of this research is One Group Pre-Test-Post Test Design. Storytelling activities were carried out with hand puppets and stick puppets conducted for 5 sessions. The making of the story is done by considering aspects of empathy regarding the 4 basic emotions, which are happy, angry, sad, and afraid. The results showed that storytelling activities with puppetry could significantly increase empathy understanding for children aged 5-6 years. This research can be developed by measuring empathy behavior or by using a control group."
2019
T55323
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giyati Retnowati
"ABSTRAK
Kindness merupakan tindakan fisik atau dukungan emosional yang bertujuan untuk membangun atau mempertahankan hubungan dengan orang lain Binfet Gaertner, 2015 . Pembacaan cerita dapat menjadi salah satu cara untuk mengajarkan kindness pada anak melalui perilaku kindness dari tokoh cerita sebagai model. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembacaan buku cerita bergambar dalam meningkatkan kindness pada anak.Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 31 anak usia 5-6 tahun yang diambil dari Taman Kanak-Kanak di Bandung sebagai partisipan. Intervensi dilakukan dengan pembacaan 8 delapan buku cerita bergambar selama 8 delapan hari. Peningkatan kindness diukur dengan menggunakan alat ukur yang dibuat oleh peneliti, berupa sembilan kartu berwarna yang menggambarkan perilaku kindness serta dengan melakukan pengamatan melalui pohon kebaikan dan lembar observasi yang diisi oleh guru.Analisis data penelitian dengan menggunakan uji beda Wilcoxon signed-rank test menunjukkan perbedaan nilai rata-rata kindness yang signifikan p

ABSTRACT
Kindness is a physical act or emotional support aimed to build or maintain relationships with others Binfet Gaertner, 2015 . Storytelling can be one way of teaching kindness to children, through the kindness of a character rsquo s behavior as a model. This study aimed to determine the effectiveness of picture storybook reading to increase kindness in children.This study involving 31 children aged 5 6 years taken from Kindergarten in Bandung as participants. The intervention is done by reading 8 eight picture books for 8 eight days. Increased kindness is measured using a measurement instrument created by the researcher, in the form of nine colored cards that describe the behavior of kindness. Measurement also done by making observations through the ldquo kindness tree rdquo and observation sheets filled out by the teacher.Data analysis using Wilcoxon Signed rank test shows a significant difference on average score of kindness p"
2016
T46989
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifa Astari Hendriana
"Tidak semua guru menerapkan kebiasaan mengucapkan tolong, maaf, terima kasih (TOMAT) pada kehidupan sehari-harinya. Diketahui bahwa guru kurang memiliki pengetahuan mengenai cara menanamkannya pada peserta didik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas psikoedukasi kepada guru TK dalam menambah pengetahuan mengenai cara menanamkan kebiasaan mengucapkan TOMAT pada peserta didik yang berusia 5-6 tahun dengan jumlah partisipan sebanyak tujuh orang (n=7). Efektivitas psikoedukasi dapat diketahui dari perbandingan skor pengetahuan pada sebelum dan sesudah psikoedukasi. Uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon Signed Ranks Test. Ditemukan hasil yang signifikan (p<0,05) pada hasil pretest dan post-test 1 serta post-test 1 dan post-test 2. Penemuan ini mengindikasikan bahwa psikoedukasi kepada partisipan efektif untuk menambah pengetahuan mengenai cara menanamkan kebiasaan pengucapan kata tolong, maaf, terima kasih, pada anak usia 5-6 tahun. Efektivitas psikoedukasi pun masih ditemukan setelah melewati jangka waktu tiga minggu. Limitasi dari penelitian ini adalah ada beberapa partisipan yang sudah memiliki cukup pengetahuan mengenai kebiasaan mengucapkan TOMAT dari sebelum psikoedukasi dilakukan sehingga kenaikan skor pengetahuannya tidak terlalu banyak. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa penambahan pengetahuan guru dapat dilakukan melalui psikoedukasi yang disesuaikan dengan kebutuhan atau kesulitan yang dimiliki guru.

Not all of preschool teachers apply the habit of saying please, sorry, thank you (TOMAT) in their daily life. Other than not having the habit of saying TOMAT, participants also found not having enough knowledge on how to instill the habit on saying it. Therefore, the purpose of this study is to know the effectivity of psychoeducation to increase teacher’s knowledge with the total of participant included in this study is seven teachers (n=7). Psychoeducation’s effectivity can be known through comparing scores between before and after the psychoeducation. Wilcoxon Signed Ranks Test is used as the method to test effectivity where significant result (p<0,05) is found on pre-test – post-test 1 and post-test 1 – post-test 2. This result indicating that psychoeducation used in this study is effective to increase teacher’s knowledge. The psychoeducation can still influence teacher’s knowledge even after some times. Some participants already have enough knowledge on the habit of saying TOMAT therefore even after psychoeducation, the increase in their knowledge score is not too much. This study implicates that the increase of teacher’s knowledge can be done through psychoeducation that is suitable with the need or the difficulty the teachers have."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Amelia Syafarina
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengukur efektivitas intervensi dengan pendekatan
proyek kelompok untuk meningkatkan perilaku kerjasama pada anak usia 5-6
tahun. Dilakukan pengukuran berulang pada kelompok intervensi ( 8 murid TK)
dan kelompok kontrol (8 murid TK). Pada kelompok intervensi (KI) diberikan
program pendekatan proyek kelompok untuk meningkatkan perilaku kerjasama,
sedangkan kelompok kontrol (KK) mengikuti kegiatan TK seperti biasanya.
Peneliti merancang program intervensi dengan pendekatan proyek. Perilaku
kerjasama diukur melalui observasi dengan menghitung frekuensi tingkah laku
yang terdapat pada senarai perilaku kerja sama yang disusun oleh peneliti. Alat
ukur perilaku kerja sama berupa senarai terdiri atas 15 item perilaku kerjasama
dengan reliabilitas yang tinggi (Kappa Cohen = 0.73). Efektivitas intervensi akan
ditunjukkan oleh perbedaan skor rata-rata frekuensi perilaku kerja sama antara KI
dan KK. Selain itu perbedaan frekuensi perilaku kerja sama antar setiap
pengukuran ( pada KI ) juga akan memperkuat gambaran mengenai efektivitas
intervensi. Sebelum intervensi tidak terdapat perbedaan frekuensi perilaku
kerjasama antara KI dan KK. Pada pengukuran ketiga (setelah 7 sesi intervensi)
terdapat peningkatan perilaku kerja sama pada KI, peningkatan terus terjadi pada
pengukuran keempat. Kelompok kontrol tidak menunjukkan perbedaan frekuensi
perilaku kerja sama pada pengukuran 1 dan terakhir

ABSTRACT
This research aimed at exploring the effectiveness of an intervention using project
approach in increasing cooperative behavior among preschoolers. Repeated
measurement were conducted to monitor changes in cooperative behavior in
intervention-group (IG: 8 preschoolers were given intervention) and control-group
(CG: 8 preschoolers were given usual kindergarten activities). An intervention
program to increase cooperative behavior using project approach was designed by
the researcher. A checklist of 15 items of cooperative behavior was used to count
the frequency of cooperative behavior conducted by the participants in each
group. The researcher devised the checklist and in the current research has high
reliability (Kappa Cohen = 0.73). The effectiveness of the program was indicated
by the existence of a significance difference between scores attained by IG and
CG. Comparison between scores of each measurement showed increasing
frequency of cooperative behavior among children in IG, whereas CG showed no
significant changes. IG showed increased frequency of cooperative behavior after
7 sessions of intervention and keep increasing at the last measurement. CG did
not show significant changes of cooperative behavior"
2016
T46555
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djamila Djauhari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan pengetahuan mengenai manfaat mendongeng, perilaku cara mendongeng, dan frekuensi mendongeng pada para ibu PAUD Al-Qoshosh. Pengetahuan mengenai manfaat mendongeng disusun berdasarkan strategi pembelajaran PAUD melalui metode mendongeng oleh Kusmiadi (2008). Cara mendongeng disusun berdasarkan kurikulum Children?s Literature and Storytelling oleh Speaker (2000). Penelitian ini menggunakan desain pelatihan one group pretest posttest design. Pelatihan dilaksanakan selama 3 (tiga) hari berturut-turut, yakni pada tanggal 29 Juni 2012 hingga 1 Juli 2012.
Intervensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelatihan mendongeng bagi para ibu. Materi yang diberikan dalam pelatihan ini meliputi perkembangan dan masalah perilaku anak pra sekolah, manfaat mendongeng bagi anak, serta cara mendongeng yang baik. Kegiatan evaluasi kerutinan ibu mendongeng dilakukan selama 2 (dua) minggu berturut-turut setelah pelatihan diadakan.
Analisis data dalam pelatihan ini merupakan metode analisis data kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan paired sample t-test dan wawancara. Analisis data kuantitatif dalam penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap pengetahuan mengenai manfaat, cara, dan frekuensi mendongeng antara sebelum dan setelah diberikan intervensi (p<0.05). Selain itu berdasarkan persepsi para ibu, telah terjadi pengurangan masalah perilaku anak setelah mereka rutin mendongengi anak.

The aim of this study is to examine the differences in knowledge of storytelling benefits, methods of storytelling, and storytelling frequency between mothers in PAUD AL-Qoshosh. The knowledge of storytelling benefits is organized by learning strategy in early childhood education on storytelling method by Kusmiadi (2008), which declared many kinds of storytelling benefits for child cognitive and social development, especially in decreasing child behavior problems. The means of storytelling is based on Children?s Literature and Storytelling curriculum by Speaker (2000). This research study used one group pretest posttest design. The training was carried out 3 days from June 29 until July 1, 2012.
The intervention of this study was a training program habituation of storytelling for mothers. The materials were child?s development and behavior problems, storytelling benefits to children, and the means of strorytelling. Evaluation process of mother?s storytelling frecuency was held 2 weeks after the end of training.
Data analysis on this study were both quantitative and qualitative, using paired sample t-tests and interviews. Quantitative data on this study showed the significant difference on knowledge of benefits, means, and frequency of storytelling between before and after intervention (p<0.05). Based on the mother?s perceptions after they routinely conducted storytelling, there was a decrease in their child?s behavior problems.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31826
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Sabila
"Video animasi dapat digunakan untuk memperkenalkan dan mensosialisasikan konsep disabilitas pada anak dini. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas penggunaan video animasi dalam meningkatkan pengetahuan dan kecenderungan berinteraksi terhadap penyandang disabilitas pada anak usia 5-6 tahun, serta mengetahui ketahanan efektivitas tersebut selama jangka waktu tertentu setelah diberikan video animasi. Peningkatan pengetahuan anak tentang penyandang disabilitas diukur dengan alat ukur yang dibuat sendiri oleh peneliti, yaitu Skala Pemahaman Anak terhadap Penyandang Disabilitas. Sedangkan peningkatan kecenderungan berinteraksi anak terhadap penyandang disabilitas, diukur dengan Skala Kecenderungan Perilaku yang dikembangkan dari Behavioral Intention Scale (Hooser, 2009). Hasil analisis data menunjukkan bahwa video animasi cukup efektif digunakan dalam pengenalan disabilitas dikarenakan terdapat peningkatan skor partisipan penelitian pada pengetahuan tentang penyandang disabilitas dan kecenderungan berinteraksi terhadap penyandang disabilitas. Namun demikian, hasil analisis data penelitian menggunakan uji beda Wilcoxon signed-rank test menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0.05), baik pada pengetahuan anak tentang penyandang disabilitas maupun pada kecenderungan berinteraksi anak terhadap penyandang disabilitas antara sebelum dan sesudah ditayangkan video. Setelah jeda waktu dua minggu, hasil analisis data juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

Animation video could be used to introduce the concept of disability in early childhood. This study was aimed to examine the effectiveness of animation video of disability in increasing knowledge and intention to interact toward persons with disability in children aged 5-6 years, and knowing whether the effectiveness could be last in certain period. The children`s knowledge was measured by a scale that developed by the researchers themselves, namely Skala Pemahaman Anak terhadap Penyandang Disabilitas. We used Skala Kecenderungan Perilaku that was adapted from Behavioral Intention Scale (Hooser, 2009) to measure the intention of children to interact with persons with disability. Data analysis showed that the animation video increased the children`s knowledge about disability and intention to interact with persons with disabilities. However, data analysis using Wilcoxon signed-rank test showed that there was no significant difference (p> 0.05) between two measurement times, both in childrens knowledge of persons with disabilities and in the intention to interact with persons with disabilities. After two weeks, data analysis also showed that there was no significance difference both in childrens knowledge of persons with disabilities and in the intention to interact with persons with disabilities."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T53269
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lathiffida Noor Jaswandi
"Penerimaan anak reguler terhadap anak dengan disabilitas sejalan dengan pengetahuan anak mengenai disbailitas. Upaya dalam menumbuhkan penerimaan terhadap anak dengan disabilitas adalah dengan memberikan pengetahuan mengenai disabilitas melalui buku cerita bergambar mengenai disabilitas. Penyusunan buku bergambar dalam penelitian ini berisi mengenai informasi yang berkitan dengan disabilitas. Tokoh dalam buku cerita bergambar yang telah disusun digambarkan sebagai tokoh disabilitas dengan memberikan karakteristik khusus pada disabilitas yang dikenalkan dalam konten buku. Pembacaan buku cerita bergambar mengenai disabilitas dengan menggunakan teknik bercerita dialog reading. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas buku cerita bergambar. Dalam meningkatkan pengetahuan anak usia 5-6 tahun mengenai disabikitas. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan berdasarkan pengetahuan yang diberikan achievement test. Pengukuran terhadap pengetahuan anak mengenai disabilitas tersebut dilakukan pada saat pretest dan posttest serta follow-up 1 minggu setelah diberikan intervensi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan pada anak usia 5-6 tahun setelah dilakukan pembacaan buku cerita bergambar mengenai disabilitas.

Acceptance of regular children to children with disabilities is in line with the childs knowledge of disability. Efforts to foster acceptance of children with disabilities is to provide knowledge about disability through picture books about disability. The compilation of picture books in this study contains information related to disability. The figures in the illustrated story books that have been compiled are described as disability figures by giving special characteristics to the disabilities introduced in the book content. The reading of a picture story book about disability using reading dialogue storytelling techniques. This study aims to examine the effectiveness of picture story books. In increasing the knowledge of children aged 5-6 years about disability. Measuring instrument used to measure the level of knowledge based on knowledge provided by the achievement test. Measurement of children's knowledge about disability is done at the pre-test and post-test and follow-up 1 week after the intervention is given. The results obtained indicate that there is an increase in knowledge in children aged 5-6 years after reading a picture story book about disability."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T55072
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bertakalswa Hermawati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas bercerita dengan media boneka dalam menurunkan perilaku agresif pada anak usia prasekolah. Salah satu faktor sosial yaitu media seperti video games, play station, film yang bertema kekerasan mempengaruhi perilaku agresif anak. Oleh karena itu, bercerita dengan media boneka diharapkan dapat menurunkan perilaku agresifnya. Karakteristik sampel adalah anak laki-laki usia prasekolah dan menunjukkan perilaku agresif dalam kelompok borderline dan klinis. Penelitian ini menggunakan desain sebelum dan sesudah intervensi dengan menggunakan alat ukur Child Behavioral Check List yang direspon oleh ibu, wawancara dengan guru dan observasi pada proses intervensi. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah 2 subjek menurun perilaku agresifnya dan 1 subjek tidak ada penurunan perilaku agresif. Pada penelitian yang akan datang, penggunaan kelompok kontrol pada intervensi perlu dilakukan untuk mengetahui faktor lain yang dapat berpengaruh pada munculnya perilaku agresif subjek. Para guru juga dapat dilatih memiliki kemampuan yang sama baiknya dengan keahlian seorang pencerita.

ABSTRACT
The purpose of the study examined The effectiveness of Storytelling with Puppets to Decrease Aggresive Behavior of Preschoolers. One of social factors is media like video games, play station, film with violence themes influence the children aggresive behavior. Therefore, storytelling with puppets intervention is expected to decrease the aggresive behavior. The characteristic of sample is the boys in preschool age and show aggresive behavior on borderline and clinical level. This research use before and after experimental design by using Child Behavioral Check List to mother, interview with teachers and observation in intervention process as instruments. The conclusion are 2 subject decrease their aggresive behavior and there is no decrease on 1 subject. Further research need control group to know the effect of the relevant factors to decrease aggresive behavior of preschoolers. The teachers should be trained as well as storyteller.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>