Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92901 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rio Eka Putra
"ABSTRAK
Terdapat permasalahan bahwa transaksi right issue diindikasikan terdapat unsur ghabn dan bai al mudtarr. Untuk membuktikan transaksi right issue tidak terkandung ghabn dan bai al mudtarr, diperlukan suatu analisis kuantitatif dan kualitatif yang terukur yang disertai analisis yang komprehensif. Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis pendapat kewajaran fairness opinion berdasarkan prinsip syariah. Analisis pendapat kewajaran yang tanpa menerapkan prinsip syariah hanya mampu menjawab persoalan ghabn. Sedangkan persoalan bai al mudtarr belum bisa untuk dijawab. Metode yang digunakan pada analisis pendapat kewajaran berdasarkan prinsip syariah adalah analisis nilai pasar transaksi right issue di antara PT XYZ dan PT GHI dan dampak transaksi right issue terhadap para pihak yang terlibat PT XYZ, PT ABC, PT DEF dan PT GHI . Hasil analisis memperlihatkan PT XYZ dan para pemegang saham sepakat melaksankan transaksi right issue berdasarkan nilai pasar. PT XYZ selaku penerbit right issue mendapatkan nilai tambah atau keuntungan dari transaksi right issue. Semua pemegang saham mendapatkan nilai tambah atau keuntungan dari transaksi right issue termasuk pemegang saham yang tidak mengambil right issue yakni PT ABC dan PT DEF . PT GHI selaku subscriber right issue PT XYZ memperoleh keuntungan lebih tinggi dibandingkan pemegang saham yang tidak mengambil right issue dan parameter investasi menyatakan subcribe right issue PT XYZ layak untuk dilakukan. Berdasarkan hasil analisis, disimpulkan bahwa analisis pendapat kewajaran transaksi right issue berdasarkan prinsip syariah pada PT XYZ dinyatakan wajar karena indikasi adanya transaksi yang dilarang dalam Islam yakni ghabn dan bai al mudtarr tidak terpenuhi.

ABSTRACT
ABSTRACTThere is a problem that the right issue transaction is indicated that there are elements of ghabn and bai al mudtarr. To prove the right issue transactions are not contained ghabn and bai al mudtarr, it needs a quantitative and qualitative analysis that is measured along with comprehensive analysis. Analysis that can be done is the analysis of fairness opinion based on sharia principles. Analysis of fairness opinion without applying sharia principles can only answer ghabn problem. While the problem of bai al mudtarr has not been able to be answered. The methods used in the analysis of fairness opinion based on sharia principles are analysis of market value of right issue transactions between PT XYZ and PT GHI and impact of right issue transactions on the parties involved PT XYZ, PT ABC, PT DEF and PT GHI . The results of the analysis show PT XYZ and shareholders agreed to implement a rights issue transaction based on market value. PT XYZ as the right issue publishers get added value or profit from right issue transactions. All shareholders get added value or profit from right issue transactions including shareholders who do not take the right issue ie PT ABC and PT DEF . PT GHI, as the subscriber rights issue of PT XYZ, has a higher profit compared to the shareholders who do not take the right issue and the investment parameter states that PT XYZ 39 s sub issue rights issue is feasible. Based on the results of the analysis, it is concluded that the fairness opinion analysis of right issue transactions based on sharia principles in PT XYZ is declared fair because the indication of any transaction that is prohibited in Islam ie ghabn and bai al mudtarr not fulfilled"
2018
T51139
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Yoswandi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari efektivitas dewan komisaris dan komite audit serta struktur kepemilikan terhadap pengungkapan transaksi pihak-pihak berelasi. Penelitian ini berusaha mengembangkan penelitian terdahulu (Hermawan, 20091. dimana dalam penelitian ini variabel dewan komisaris, komite audit, dan struktur kepemilikan dilihat pengaruhnya terhadap pengungkapan transaksi pihak-pihak berelasi. Pengujian hipotesis dilakukan dengan model regresi berganda yang menggunakan sampel sebanyak 327 perusahaan yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011. Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa ukuran dan kompetensi dewan komisaris memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap pengungkapan transaksi pihak-pihak berelasi, serta diketemukan pula pengaruh yang positif dan signifkan antara struktur kepemilikan keluarga dan kepemilikan asing terhadap pengungkapan transaksi pihak-pihak berelasi.

The objectives of this research is to examine the effect of The Effect of Board of Commisioner and Audit Committee Effectivity and Ownership Structure on the Disclosure of Related Party Transaction. This research is used for developing the previous research which been conducted by Hermawan, 2009, whereas in this research board of commissioner, audit committee, and ownership structure variables is used to determine the impact to the disclosure of related party transaction. The hypothetical test was conducted with multiple regression analysis with the total of 327 samples of the company which been listed in 2011. The result showing the empirical evidence that size and competencies of board of commissioner have the negative and significant effect to the diSeloser of related party transaction. And then tnis research also found that the family ownership structure and foreign ownership structure has the positive and significant effect to the disclosure of related party transaction."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2012
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azelia Machsari Haqq
"Ketertarikan pemerintah pada Kemitraan Pemerintah-Swasta dipicu oleh iming-iming
memperoleh fasilitas publik dengan beban yang lebih sedikit pada anggaran pemerintah.
Namun, kegagalan demi kegagalan PPP di berbagai belahan dunia memperingatkan
pemerintah bahwa PPP bukanlah sebuah silver bullet yang ampuh untuk semua
kebutuhan infrastruktur publik. Studi tentang kegagalan PPP biasanya berfokus pada
kegagalan setelah proyek telah beroperasi, padahal justru banyak proyek dibatalkan
sebelum kontrak ditandatangani. Studi kasus tunggal ini mengeksplorasi lambatnya
realisasi proyek PPP Waste to Energy (WTE) di Bandung Besar. Penelitian ini
menunjukkan bahwa masalah biaya transaksi, baik politik dan ekonomi, menjadi
hambatan utama dalam realisasi proyek. Empat masalah utama biaya transaksi dalam
realisasi proyek ini yaitu masalah pengetahuan, koordinasi, risiko dan ketidakpastian, dan
kepercayaan. Masalah pengetahuan terkait dengan kurangnya pengetahuan dan
penalaman PPP pemerintah yang mengarah pada desain proyek yang tidak lengkap dan
ketidakselarasan peraturan. Masalah koordinasi muncul karena banyak pemangku
kepentingan yang terlibat yang memerlukan struktur tata kelola yang kompleks, terutama
mengingat perubahan kepemimpinan politik. Masalah risiko dan ketidakpastian terkait
dengan aset yang sangat spesifik dari WTE. Terakhir, kepercayaan publik pada
pemerintah dan swasta rendah karena kurangnya transparansi dan dugaan konspirasi
dalam proses penawaran, sedangkan fasilitas berbahaya ini terletak di dekat perumahan.

The increasing government interest in Public-Private Partnerships is triggered by the lure
of obtaining public facilities with a less burden on the government budget. However,
many PPP failures in various parts of the world warn the government that PPP is not a
silver bullet solution for all public infrastructure needs. Studies on PPP failures usually
focus on failures after the project has been in operation, whereas many projects were
canceled before the contract is signed. This single case study explores the slow pace of
the PPP Waste to Energy WTE projects realization in Greater Bandung. It suggests that
transaction costs issues, both political and economic, play a significant role, including
knowledge, coordination, risk and uncertainty, and trust problems. The knowledge
problems are related to the governments lack of PPP knowledge that leads to the
incomplete project design and misalignment of regulations. The coordination problems
arise because many stakeholders involved that required a complex governance structure,
especially in the light of political leadership changes. The risk and uncertainty problems
are related to highly specific assets of WTE increases the risks of private investment
because the government support and guarantee to cover the assets and the waste quality
was inadequate and regulation changes regarding fees and tariffs would risk the return of
the investment. Lastly, public trust in government and private was low due to the lacked
transparency and alleged conspiracy in the bidding process, whereas this hazardous
facility is located near area residents.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54611
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S36369
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Putri Puspita Nova
"Laporan magang ini menganalisis penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha pada transaksi afiliasi PT A yang kemudian dibahas lebih lanjut dalam TP Documentation yang dipersiapkan oleh KAP PTR. Sebagai wajib pajak yang berkewajiban untuk menyusun dokumen penentuan harga transfer sebagai dokumen pendukung untuk pelaporan perpajakan, transaksi afiliasi yang dilakukan harus dianalisis dan dilaporkan melalui dokumentasi transaksi istimewa untuk melihat implementasi prinsip kewajaran dan kelaziman usaha yang diterapkan agar bebas dari upaya penghindaran pajak. Analisis yang dilakukan meliputi identifikasi hubungan istimewa dan transaksi afiliasi yang dimiliki, analisis fungsional, aset, dan risiko, analisis kesebandingan, pemilihan metode penentuan harga transfer, pemilihan dan perhitungan indikator tingkat laba, analisis ekonomi atas masing-masing transaksi afiliasi, hingga kesimpulan hasil analisis. Dalam pembuatan dokumentasi wajib untuk mengacu pada peraturan mengenai transfer pricing terutama Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 213/PMK.03/2016 tentang Jenis Dokumen dan/atau Informasi Tambahan yang Wajib Disimpan oleh Wajib Pajak yang Melakukan Transaksi dengan Para Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa, dan Tata Cara Pengelolaannya.

This internship report analyzes the application of the arm’s length principle in PT A's affiliated transactions which then discussed further in the TP Documentation prepared by KAP PTR. As a taxpayer who is obliged to prepare transfer pricing documents as supporting documents for tax reporting, affiliated transactions carried out must be analyzed and reported through transfer pricing documentation to see the implementation of the arm’s length principle that are applied so that the affiliated transactions are free from tax avoidance efforts. The analysis includes identification of related-party relationships and affiliated transactions done during the fiscal year, functional, asset, and risk analysis, comparability analysis, selection of transfer pricing methods, selection and calculation of profit level indicators, economic analysis of each affiliated transaction, and the conclusion of the analysis results. In preparing the documentation, taxpayers must refer to the regulations regarding transfer pricing, especially the Regulation of the Minister of Finance of the Republic of Indonesia No. 213/PMK.03/2016 concerning Types of Documents and/or Additional Information Required to Be Retained by Taxpayers Conducting Transactions with Related Parties, and Management Procedures."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hastuti Noor Arrymurti
"ABSTRAK
Perkembangan pasar modal di Indonesia telah mengalami pasang surut seirama dengan perjalanan negara dan bangsa Indonesia, seiring dengan kemajuan tersebut banyak para investor yang memanfaatkan kondisi tersebut dengan melakukan berbagai aktifitas di pasar modal tersebut. Pada pasar modal ini banyak diperjualbelikan instrumen keuangan seperti saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertibel dan berbagai produk turunan (derivatif) seperti opsi (put atau call). Aktifitas-aktifitas di pasar modal tersebut banyak dimanfaatkan oleh banyak investor untuk mendapatkan dana segar, pendanaan proyek atau melakukan ekspansi misalnya saja dengan melakukan secara internal ataupun eksternal.
Salah satu instrumen keuangan yang sangat gencar dipergunakan oleh emiten sejak tahun 1993 adalah right issue. Dari banyaknya alternatif investasi yang tersedia, umumnya emiten lebih menyukai penawaran umum terbatas (right issue) daripada penawaran umum perdana (JPO). Selain untuk menambah modal atau untuk membiayai ekspansi, penawaran umum terbatas ini didalam prosesnya terbilang relatif mudah, murah dan cepat disbanding penawaran umum perdana. Diminatinya rights issue oleh banyak investor menjadikan rights issue sebagai salah satu alternatif untuk mendapatkan dana murah dari publik. Oleh karena itu tujuan utama penulisan karya akhir ini adalah untuk mengetahui apakah para investor tersebut mendapatkan keuntungan atau kerugian dengan adanya rights issue.
Penelitian terhadap rights issue tersebut menggunakan populasi seluruh perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta (BEJ) mulai tahun 2000 sampai dengan 2004 berjumlah 1585 perusahaan. sedangkan sampelnya berjumlah 66 perusahaan. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda dua rerata. Teknik uji beda dua rerata yang digunakan adalah wilcoxon matched-pairs signed rank test. Wilcoxon matched-pairs signed rank test merupakan statistik non parametrik yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel berkorelasi bila datanya berbentuk non parametrik.
Setelah dilakukan perhitungan dalam rangka pengujian statistik non parametric dengan menggunakan wilcoxon rank test terhadap right issue selama periode tahun 2000 sampai 2004, ternyata mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Manurung (1996) yang menggunakan sampel 17 perusahaan, dimana hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa rights issue tidak menguntungkan bagi investor."
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhan Istabaq A`Lam
"Kompleksitas proyek konstruksi yang meningkat sementara terjadi kehilangan kinerja proyek yang disebabkan oleh batasan yang kaku dan sulit ditembus di antara satuan organisasi, profesi, dan proses di industri konstruksi, menuntut lebih banyak perhatian pada aspek kolaborasi antar organisasi. Studi ini mengambil manfaat dari teori sosial tentang batasan dan budaya organisasi untuk meneliti faktor tambahan yang mungkin berhubungan dengan peningkatan kolaborasi. Dengan menggunakan analisis SEM untuk mengolah data responden, ditemukan bahwa tiga dari lima faktor, yaitu pola rentang batas geografis, budaya organisasi dan konflik, memiliki korelasi yang signifikan terhadap kinerja kolaborasi sehingga strategi kolaborasi kemudian disusun berdasarkan faktor-faktor ini.

Increasing complexity of construction projects on top of the loss of performance caused by rigid dan impermeable boundaries between organizations, professions, dan processes in construction industry, calls for more attention to interorganizational collaboration. This study takes benefit of the social theory of organizational boundaries dan culture to examine additional factors that may be related to improvement of collaboration. Using SEM analyses to process the respondents data, it is found that three factors out of five, a geographical boundary spanning pattern, organizational culture dan conflict, have significant correlation to the performance of collaboration hence the collaboration strategy is formulated based on these factors."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T49043
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisaa Fitri Shabrina
"Saat ini, sudah tersedia inovasi untuk transaksi pembayaran menggunakan kartu pintar. Kartu pintar ini dapat mempermudah seseorang dalam penjualbelian tanpa harus membawa uang tunai. PT DAM adalah perusahaan yang mengimplementasi sistem dan chip card untuk transaksi pembayaran. Sayangnya pada tahun 2016 hanya 50% dari proyek PT DAM yang dapat terimplementasi. Dari hasil wawancara diketahui adanya requirement pengimplementasian chip yang selalu berbeda-beda dari berbagai jenis bisnis. Oleh sebab itu, penulis menganalisis kesamaan dan keragaman dari fitur-fitur dari aplikasi yang sudah terpasang di klien PT DAM. Peraturan Bank Indonesia, EMV standard dan NCICCS menjadi acuan untuk analisis fitur-fitur di aplimasi yang sudah dibuat oleh PT DAM. Pemodelan fitur dibuat dengan menggunakan acuan Feature Oriented Domain Analysis (FODA). Pemodelan fitur diharapkan dapat mempermudah PT DAM untuk mengimplementasikan software reuse.

Currently, innovation is available for payment transactions using smart cards. This smart card can facilitate someone in the process of selling and buying without using cash. PT DAM is a company that implements systems and chip cards for payment transactions. Unfortunately, by 2016 only 50% of PT DAM's projects can be implemented. From interviews the need to implement chip is always different from different types of business. Therefore, the authors analyze the similarity and diversity of features of the applications already installed on PT DAM clients. Bank Indonesia Regulations, EMV and NCICCS standards serve as a reference for analysis of features in applications that have been created by PT DAM. Feature modeling is made using the reference Feature Oriented Domain Analysis (FODA). Feature modeling is expected to make it easier for PT DAM to implement software reuse."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Digna Anggita
"Skripsi ini membahas mengenai pengaturan transaksi domestic non-deliverable forward di Indonesia, khususnya terkait pengaturannya yang diatur melalui berbagai pengaturan serta permasalahan hukum yang ada terkait penerapan pengaturan transaksi domestic non-deliverable forward ini sendiri. Berdasarkan hal tersebut, Penulis mengajukan pokok permasalahan yaitu bagaimana pengaturan dan pelaksanaan transaksi domestic non-deliverable forward di Indonesia serta bagaimana permasalahan hukum yang ada terkait dengan penerapan pengaturan transaksi domestic non-deliverable forward>di Indonesia. Bentuk penelitian ini bersifat yuridis normatif dan tipologi penelitian deskriptif-analitis. Kesimpulan yang didapatkan adalah 1) pengaturan mengenai transaksi domestic non-deliverable forward di Indonesia diatur melalui PBI No.20/10/PBI/2018 tentang Transaksi Domestic Non- Deliverable Forward yang kemudian disempurnakan melalui Peraturan Bank Indonesia No. 21/7/PBI/2019; 2) dalam penerapannya, terdapat beberapa permasalahan yang menjadi fokus Bank Indonesia yaitu terkait supply dalam transaksi, adanya kekosongan hukum bagi bank yang terafiliasi dengan Amerika Serikat, serta seringnya terjadi ketidakselarasan antara Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan dalam mengeluarkan aturan. Saran yang diberikan adalah: 1) Bank Indonesia harus menghadirkan lembaga Central Counterparty untuk pendalaman pasar keuangan; 2) Harus dilakukan harmonisasi dalam membuat dan mengeluarkan peraturan antara Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.

This thesis discusses the regulation of  domestic non-deliverable forward transaction in Indonesia, specifically related to the arrangements that are regulated through various regulations as well as existing legal issues related to the application of domestic non-deliverable forward transaction arrangements themselves. Based on this, the author proposes the main issue regarding how are the regulation and implementation of domestic non-deliverable forward transaction. The method of this research is normative juridical and descriptive-analytical research typology supported by data collection tools in the form of literature and interviews. The conclusions obtained are 1) The arrangement regarding domestic non-deliverable forward transaction in Indonesia is regulated through PBI No. 20/10/PBI/2018 concerning Domestic Non-Deliverable Forward Transaction which are then refined through Bank Indonesia Regulation No. 21/7/PBI/2019; 2) in its implementation, there are several problems that is being Bank Indonesia’s focused, which are related to the supply in transactions, the existence of a legal vacuum for banks that are affiliated to the United States, as well as frequent discrepancies between Bank Indonesia and Otoritas Jasa Keuangan in issuing regulations. Moreover, suggestions given are: 1) Bank Indonesia have to immediately present a Central Counterparty Institution for a financial market deepening ; 2) Harmonization must be applied in making and issuing regulations between Bank Indonesia and Otoritas Jasa Keuangan."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Puspanita
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah koreksi Direktorat Jenderal Pajak terhadap Wajib Pajak terkait dengan royalti know-how dan trademark sudah sesuai dengan prinsip-prinsip arm's length principle dan analisis kesebandingan, serta menganalisis dasar dan pertimbangan majelis hakim terkait sengketa royalti know-how dan trademark. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini memperoleh kesimpulan bahwa terkait dengan penilaian kewajaran royalty know-how dan trademark yang meliputi eksistensi, duplikasi dan penilaian, maka: 1 koreksi pemeriksa belum mempertimbangkan peraturan terkait dengan dokumentasi transfer pricing yang ada di Indonesia; 2 Pemeriksa hanya menggunakan dasar dokumen perjanjian lisensi know-how dan trademark yang didapat untuk menyatakan bahwa tidak terdapat eksistensi dari penggunaan royalty know-how dan trademark; 3 terkait dengan duplikasi, maka Pemeriksa tidak melakukan karakteristik terhadap know-how yang dilakukan oleh Wajib Pajak; 4 beneficial owner atas IP adalah Friesland Brands BV, oleh karena itu economic ownership atas IP tersebut adalah Friesland Brands BV. Selain itu juga dalam melakukan pembuktiannya, majelis hakim hanya melihat berdasarkan dokumen perjanjian lisensi know-how dan trademark yang diberikan oleh pemohon banding. Majelis Hakim tidak menggunakan berbagai pengertian merek dagang untuk melakukan pembuktian keberadaan merek dagang tersebut. Majelis hakim tidak melakukan uji ldquo;benefit test rdquo; apakah hal-hal yang di atur dalam perjanjian PT XXX dengan Friesland Brands BV dapat dibuktikan dalam mendukung kegiatan proses pembuatan susu tersebut."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>