Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140247 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M Khoirunnada
"Penelitian ini mengkaji pemertahanan bahasa Madura di Desa Manduro. Fokuspenelitian ini adalah sikap bahasa dan penggunaan bahasa Madura. Penelitian inididasarkan pada teori penggunaan bahasa dari Fishman 1972c dan Greenfield 1972 , dan pemertahanan bahasa dari Holmes 2013 . Metode yang dipakaiadalah kualitatif dan kuantitatif. Data diperoleh dengan menerapkan metodepengamatan langsung, kuesioner dan wawancara. Data dianalisis denganmenggunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Hasil dari penelitian inimenunjukkan bahwa penggunaan bahasa Madura pada semua ranah masihdipertahankan. Pemertahanan bahasa Madura di Desa Manduro, KabupatenJombang ini ditopang oleh tiga hal penting, yaitu: 1 sikap positif masyarakatManduro terhadap bahasa Madura, 2 bahasa Madura dianggap sebagai pemarkahidentitas kelompok sebagai Oreng Manduro, dan 3 adanya letak pemukimanDesa Manduro yang secara geografis terkonsentrasi mdash;agak terpisah dari letakpemukiman masyarakat mayoritas.Kata kunci: Pemertahanan bahasa, sikap bahasa, dan ranah.

This research discusses about language maintenance of Madurese language in Manduro Village. The focus of this research is the attitude of language and the use of Madurese language. This research is based on the theory of language use from Fishman 1972c and Greenfield 1972 , and language maintenance from Holmes 2013 . The method used is qualitative and quantitative. Data were obtained by applying direct observation methods, questionnaires and interviews. Data were analyzed using descriptive and inferential statistic analysis. The results of this study indicate that the use of Madurese language in all domains is maintained. The defense of Madurese language in Manduro Village, Jombang Regency is supported by three important things, namely 1 positive attitude of Manduro society toward Madurese language, 2 Madurese language is considered as marker of group identity as Oreng Manduro, and 3 Manduro Village which is geographically concentrated somewhat separated from the location of the majority community settlements.Keywords Language maintenance, language attitudes, and domains.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T51461
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahardhika Arista Utama
"Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan sistem mlipir yang lahir dan bertahan dalam hubungan produksi di wilayah pembangunan industri kayu lapis. Pendekatan penelitian kualitatif dilakukan dengan menggunakan strategi studi kasus melalui teknik pengumpulan data wawancara mendalam, observasi, dan data sekunder. Hasil penelitian ini menemukan sistem mlipir lahir dan bertahan dengan dukungan hubungan-hubungan sosial dan ekonomi yang memberikan keuntungan bagi aktor-aktor pembangunan industri, yakni sektor industri, elit lokal, dan masyarakat. Meskipun terlihat mengalami perubahan ekonomi dari hubungan yang saling menguntungkan, masyarakat di dalam sistem ini masih berada pada kondisi yang relatif belum sejahtera. Sistem mlipir yang sepintas mengingatkan pada putting out system ini memiliki keunikan dibandingkan dengan sistem produksi lainnya ditinjau berdasarkan karakteristik, proses dan hasilnya.

The purpose of this study is to describe mlipir system which emerged and perpetuated within relations of production in the plywood industrial development area. The qualitative approach is applied in this case study through a detailed data collection which is in-depth interviewing, observing and literature study. This study found that mlipir system emerged and perpetuated with the support of social and economic relations that provide benefits for the actors: industrial sector, local elite, and society. People in the system still experienced poverty although it seems that there are economic changes established by the mutual relations between the actors. Based on its characteristics, process and outcomes, Mlipir System is unique compared to other production systems."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agusniar Dian Savitri
"Penelitian Variasi Fonologis Bahasa Madura di Seluruh Jawa Timur dilatarbelakangi oleh 1) variasi bahasa Madura yang cenderung terjadi pada tataran fonologis; 2) ciri fonologis bahasa Madura, seperti kontoid aspirat dan geminat; 3) sebaran geografis penutur Madura yang membentuk kantong-kantong Madura di kepulauan Sumenep dan Pulau Jawa (Jawa Timur) baik di daerah tapal kuda maupun nontapal kuda; 4) hasil penelitian bahasa Madura sebelumnya yang cenderung mengaji variasi pada tataran leksikal dan pada daerah tertentu (tidak menyeluruh daerah Madura di Jawa Timur).
Berdasar pada latar belakang tersebut, permasalahan yang dikaji adalah ?variasi fonologis bahasa Madura di seluruh Jawa Timur? yang bertujuan untuk 1) menentukan status variasi bahasa Madura di seluruh Jawa Timur; 2) menemukan pola variasi fonologis bahasa Madura di seluruh Jawa Timur; 3) memaparkan distribusi variasi fonologis bahasa Madura di seluruh Jawa Timur; dan 4) memetakan variasi fonologis bahasa Madura di seluruh Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode pupuan lapangan.
Titik pengamatan berjumlah 40 yang mewakili seluruh daerah homogen Madura di Jawa Timur. Informan terdiri atas penutur tua dan penutur muda (laki-laki dan perempuan), yang masing-masing berjumlah dua informan utama. Jumlah informan seluruhnya 160 informan (80 informan tua, 80 informan muda). Daftar tanyaan yang digunakan adalah daftar tanyaan Pusat Bahasa yang terdiri atas kosakata dasar dan kosakata budaya.
Simpulan penelitian terdiri atas 1) status variasi bahasa Madura yang terdiri atas dialek Madura Timur, dialek Madura Barat, dialek Bawean, dialek Malang, dialek Kepulauan, dialek Patemon-Bondowoso (penutur muda saja); leksikal bahasa Madura cenderung sama (tidak bervariasi); pembeda isolek Madura daerah satu dengan daerah lainnya adalah variasi fonologisnya; kriteria penentu status isolek pada variasi fonologis yang dikemukakan Guiter tidak cocok digunakan untuk situasi kebahasaan di Indonesia sehingga perlu dimodifikasi dengan cara menaikkan persentasenya; 2) pola variasi fonologis bahasa Madura terdiri atas korespondensi dan variasi; variasi fonologis bahasa Madura cenderung bersifat sporadis 3) Distribusi variasi fonologis yang terdiri atas daerah vokoid, kontoid, silabel, dan daerah transisi tiga silabeldua silabel, daerah transisi kontoid aspiratnonaspirat dan kontoid geminatnongeminat; Bangkalan merupakan daerah pusat penyebaran (focal area) dan daerah asal (homeland) bahasa Madura di seluruh Jawa timur; arah penyebaran bahasa Madura di seluruh Jawa Timur dimulai dari Bangkalan ke Bawean, ke timur (Sampang-Pamekasan-Sumenep), dan ke Pulau Jawa. Sebaran dialek bahasa Madura tersebut sekaligus menunjukkan arah migrasi penutur bahasa Madura. 4) terdapat perubahan variasi fonologis, jumlah dialek, dan distribusinya dari penutur tua ke penutur muda.

The research on Phonological Variation of Madura Language in East Java was based on 1) the tendency that Madura language variation tends to happen on the phonological level; 2) the phonological characteristics of Madura Language; 3) the geographical distribution of Madura speakers that form Maduranese enclaves both in Sumenep archipelago and Java island (East Java) both in tapal kuda and non-tapal kuda; 4) the previous researches tend to study the variation on lexical level and on restricted area ( not all Maduranese area in East Java).
Based on the above mentioned background, the problem discussed in this research is "phonological variation of Madura Language in East Java", which aims to 1) determine the variation status of Madura Language in East Java; 2) to find out the pattern of phonological variation of Madura Language in East Java; 3) to explain the distribution of the phonological variation of Madura Language in East Java; dan 4) to map the phonological variation of Madura Language in East Java. The method used in collecting data of this research is pupuan lapangan.
There were 40 points of observation which represented all of homogenous Maduranese in East Java. Informants consisted of old speakers and young speakers (male and female). There were 160 informants (80 old informants, 80 young informants). The list of questions used in this research was from Language Center which consisted of basic vocabulary and cultural vocabulary.
The conclusion of the research were as follows 1) the status of Madura Language variation which consisted of Madura timur dialect, Madura barat dialect, Bawean dialect, Malang dialect, Kepulauan dialect, Patemon-Bondowoso dialect (young informants only); the lexical of Madura Language tends to be similar (non-variation); the Madura isolect distinctive feature of one area to another is its phonological variation; the isolect determinated criteria on phonological variation proposed by Guiter was not suitable for Indonesian language situation so that modification is highly required by increasing the percentage; 2) the pattern of phonological variation of Madura Language which consisted of correspondency and variation; the phonological variation of Madura Language in East Java happens sporadically; 3) the distribution of phonological variation which consisted of vocoid area, contoid area, syllable area, transition area [u], transition area [a], transition area three-syllabletwo-syllable, transition area between aspirated and non aspirated contoid and between geminat and non geminat contoid; Bangkalan is both the center and of distribution (focal area) and the homeland of Madura Language in East Java; the direction of Madura Language distribution in East Java was initiated from Bangkalan to Bawean, heading east (Sampang-Pamekasan-Sumenep), and to Java island. The distribution of Madura Language has also shown the migration of Madura Language speakers. 4) there is a change in phonological variation and distribution from old speakers to young speakers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
D2119
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Permata Maharani
"Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2007 tentang Pengesahan Convention for the Safeguarding of Intangible Cultural Heritage (Konvensi untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda) dibuat untuk melindungi warisan budaya takbenda yang ada di Indonesia. Salah satu warisan budaya takbenda yaitu bahasa Using yang merupakan bahasa daerah asli Banyuwangi. Sebagai warisan budaya takbenda, sudah seharusnya eksistensi bahasa Using dapat terus berkembang dan dilestarikan dengan baik oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Namun dalam praktiknya pelestarian bahasa Using ini belum berjalan sepenuhnya. Oleh karena itu, permasalahan yang diangkat dalam penelitian untuk skripsi ini adalah pengaturan pelestarian warisan budaya melalui bahasa daerah dalam ketentuan hukum di Indonesia dan implementasi dari kebijakan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam melestarikan bahasa daerah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sosio-legal. Dari hasil analisis terdapat Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pelestarian Warisan Budaya dan Adat Istiadat di Kabupaten Banyuwangi (a quo) yang mengatur pelestarian bahasa dan sastra Using salah satunya dengan cara penerapan pendidikan bahasa Using sebagai kurikulum lokal. Adapun implementasi dari kebijakan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terkait pelestarian bahasa Using melalui pendidikan belum dapat dilakukan optimal karena penerapan muatan lokal bahasa Using di sekolah masih terbatas. 

Presidential Regulation Number 78 of 2007 concerning Ratification of the Convention for the Safeguarding of Intangible Cultural Heritage (Convention for the Protection of Intangible Cultural Heritage) was made to protect the intangible cultural heritage in Indonesia. One of the intangible cultural heritage is the Using language is the native regional language of Banyuwangi. As an intangible cultural heritage, the existence of the Using language should continue to develop and be properly preserved by local governments and the community. Language preservation based on current regulations can be done by implementing Using language for education at school and outside of school. However, the preservation of the Using language has not been fully implemented. Therefore, the issues raised in research for this thesis are arrangements for preserving cultural heritage through regional languages in Indonesian legal provisions and the implementation of Banyuwangi Regency Government policies in preserving regional languages. The method used in this research is socio-legal. From the results of the analysis, there is Banyuwangi Regency Regional Regulation Number 14 of 2017 concerning the Preservation of Cultural Heritage and Customs in Banyuwangi Regency a quo) which regulates the preservation of Using language and literature, one of which is by implementing Using language education as a local curriculum. As for the implementation of the Banyuwangi Regency Government's policy regarding the preservation of the Using language through education, it has not been carried out optimally because the application of the local content of the Using language in schools is still limited. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Im, Sok-chae
Kyonggi-do P?aju-si : Han?gilsa, 2009
KOR 722.13 IMS n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Mubarok
Semarang: Balai Penelitian Aliran Kerohanian/Keagamaan Departemen Agama RI, 1996
297.64 ABD s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Suharsih
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pemertahanan bahasa Jawa dialek Banten melalui pilihan dan pemakaian bahasa di ranah keluarga berdasarkan lokasi pemukiman. Diduga lokasi pemukiman dapat memberikan pengaruh terhadap pemertahanan bahasa. Penelitian ini dilakukan di masyarakat yang homogen, yaitu lokasi pemukiman di desa dan di masyarakat yang heterogen, yaitu lokasi pemukiman di dekat pusat pemerintahan, pusat industri dan pariwisata. Populasi penelitian adalah semua penutur bahasa Jawa dialek Banten di Provinsi Banten. Dengan menggunakan stratified purposive sampling, diperoleh 340 responden dari sepuluh desa yang mewakili berbagai lokasi pemukiman. Data pilihan bahasa dikumpulkan berdasarkan kuesioner dan dianalisis dengan SPSS dan data pemakaian bahasa didapatkan melalui observasi lapangan yang dianalisis dengan teknik triangulasi.
Hasil analisis menunjukkan secara umum pemertahanan bahasa Jawa dialek Banten dalam kategori baik, dengan rerata persentase responden yang memilih menggunakan bahasa Jawa dialek Banten kepada mitra tutur di ranah keluarga 86,15%. Berdasarkan lokasi pemukiman, responden dengan karakteristik homogen (di desa) menunjukkan pemertahanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden dengan karakteristik heterogen. Pemertahanan bahasa di desa didominasi oleh responden yang berusia 41-50 tahun. Pada masyarakat heterogen, responden yang tinggal di lokasi pemukiman dekat pusat pemerintahan menunjukkan pemertahanan bahasa Jawa dialek Banten paling tinggi, yaitu dengan rerata 74,93% dan didominasi oleh responden perempuan.

The research aims to figure out Banten Javanese maintenance through language choice and language use in family domain based on respondents settlement location. It is supposed that settlement location gives influence toward language maintenance. The research conducted in homogeny society, those who stay in villages, and in heterogeneous society, those who stay near governmental center, industrial center and tourism. The population is all Banten Javanese speakers in Banten Province. by using stratified purposive sampling, there are 340 Banten Javanese speakers as respondents taken from the four settlement locations. Language choice data taken from questionnaire and it analyzed using SPSS; while language use data taken from observation and it analyzed using triangulation.
The result of analysis showed that Banten Javanese maintenance is good, reaching 86.15 % of respondents who chose to use the language. Based on the settlement locations, respondents represented homogeny society (village) tends to maintain the language higher than those who represented heterogeneous society. Social factor dominated in this location is respondents with 41-50 years old. In heterogonous societies, the respondents who live near the governmental center get the highest percentage, i.e. 74,93% with women domination.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
D2725
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Amrita Sari
"Kejahatan lingkungan telah menyebabkan kerusakan dan penderitaan (bersifat harmful) kepada manusia maupun non-manusia, namun sering tidak dianggap sebagai pelanggaran hukum pidana. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan environmental victimization yang dialami oleh masyarakat Desa X, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur akibat limbah impor bahan baku pabrik kertas. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Environmental Victimology dan State-Corporate Crime. Penelitian ini juga menggunakan konsep kekerasan struktural dan Treadmill of Law. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data wawancara mendalam dan studi peraturan perundang-undangan terkait importasi limbah bahan baku pabrik kertas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa viktimisasi yang dialami masyarakat Desa X diawali dari perizinan importasi limbah bahan baku pabrik kertas melalui regulasi yang dibuat oleh negara. Rendahnya pengawasan implementasi importasi limbah oleh pemerintah memfasilitasi pembuangan limbah impor bahan baku pabrik kertas ke Desa X. Pihak Kepala Desa X sebagai representasi negara di tingkat lokal malah bekerjasama dengan perusahaan kertas dalam pembuangan limbah demi meraih keuntungan pribadi. Environmental victimization telah dialami masyarakat Desa X selama puluhan tahun dan bisa berdampak jangka panjang pada kesehatan masyarakat maupun lingkungan di Desa X. Environmental victimization yang dialami oleh masyarakat Desa X merupakan suatu bentuk kekerasan struktural.

Environmental crimes have caused suffering and harming humans and non-human entities, but are often not considered as violation of criminal law. This study aims to explain the environmental victimization experienced by the people of Village X, Mojokerto Regency, East Java due to the imported waste paper dumping. The theory used in this study is the theory of Environmental Victimology and State-Corporate Crime. This study also uses the concept of structural violence and the Treadmill of Law. This research is qualitative research with in-depth interviews and studies of legislation related to the importation of paper waste as data collection methods. The results showed that the victimization experienced by the people of Village X started when the state allowed the importation of waste paper. The government's low surveillance on the implementation of the importation of waste facilitated the waste paper dumping in Village X. The Head of Village X as a representative of the state at the local level has been cooperating with paper corporations in waste dumping in Village for his personal gain. The people of Village X have been environmentally victimized for decades. The waste dumping in Village X may have long-term harm to the public health and the ecosystem of Village X. Environmental victimization experienced by the people of Village X is seen as a form of structural violence."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendriawan Kurniadi
"Skripsi ini membahas tentang proses pemilihan jenis dan spesifikasi pondasi pada Proyek Flyover Peterongan. Tiap jenis pondasi memiliki karakteristik masing – masing yang cocok digunakan pada situasi dan kondisi tertentu. Pemilihan jenis dan spesifikasi pondasi didasarkan oleh berbagai hal, seperti beban yang bekerja, kondisi tanah, kondisi lingkungan proyek, dan sebagainya. Pada kasus ini digunakan metode properti tanah dan metode N-SPT untuk mendapatkan daya dukung aksial tiang, dan metode Reese and Matlock untuk mendapatkan daya dukung lateral tiang. Berdasarkan berbagai pertimbangan, pondasi yang cocok untuk Proyek Flyover Peterongan ini adalah tiang bor dengan diameter 1,5 m, untuk konfigurasi kelompok tiang yang optimal adalah (2 x 2) + 1.

This final report deal with selection of type and specification of foundation at Peterongan Flyover Construction Project. Each of foundation type have it’s own characteristic that suitable in particular situation and condition. Selection of type and specification of foundation is based on many factors, such as loading, soil condition, environmental condition, and many other factors. In this case, soil property method and N-SPT method are used to determine the axial pile capacity, and Reese & Matlock is used to determine the lateral pile capacity. Based on many considerations, the suitable foundation type for Peterongan Flyover Construction Project is bored pile with 1,5 m diameter. The suitable pile group configuration is (2 x 2) + 1."
2013
S46850
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahlan Mujtaba
"ABSTRAK
Tesis ini merupakan penelitian tentang strategi pemertahanan B dor di masyarakat Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. B dor merupakan seni pertunjukan tradisi teater yang di dalamnya terdapat ritual dan hiburan. Sebagai tradisi lisan, B dor telah berlangsung melewati lima generasi. Keberlanjutan B dor dari masa ke masa tidak lepas dari peran komunitas pendukungnya dalam melakukan strategi pemertahanan. Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan dinamika strategi pemertahanan yang dilakukan para pelaku B dor terutama terkait dengan proses pewarisan dan sistem pengelolaan. Proses pewarisan dan sistem pengelolaan akan dikaji melalui pendekatan etnografi dengan menghimpun data kebudayaan dan keseharian masyarakat pelaku B dor. Dalam pembahasan pewarisan, penulis menggunakan teori yang dikemukakan Albert B. Lord yang membagi proses pewarisan tradisi lisan ke dalam tiga tahap: tahap penyerapan; tahap penerapan; tahap pentas di hadapan khalayak. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kekuatan pewarisan B dor berlangsung pada semua tahap itu. Dalam sistem pengelolaan, intensitas pertunjukan memengaruhi kinerja organisasi. Tanpa ada pertunjukan, kerja organisasi tidak bergerak. Untuk mengantisipasi kepunahan B dor perlu dirumuskan perencanaan strategis terkait pengembangan pertunjukan, sistem pengelolaan dan pemanfaatan Sumber Daya Manusia. Kata kunci: B dor, tradisi lisan, pertunjukan, strategi pemertahanan, pewarisan, dan pengelolaan.

ABSTRACT
This thesis is a study about the survival strategies of B dor in Cibeber society, Cianjur Regency, West Java. B dor is a traditional theatre performance which contains ritual and entertainment. As an oral tradition, B dor has been through five generations. The sustainability of B dor from time to time involves the supportive community that play the role of conducting survival strategies. This study aims to show the dynamics of survival strategies conducted by B dor performers, especially those which are related to the inheritance process and management system. The inheritance process and management system were examined through ethnographic approach by collecting the data of B dor performers culture and daily life. In discussing the inheritance, the writer used Albert B. Lord s theory of the inheritance process of oral tradition which are divided into three stages absorption stage, application stage, performance stage. The results of the study show that the transmission power of B dor happened in every stage. In management system, the performance intensity influences the organization s work performance. Without any performance, the organization s work performance is not active. To avoid the extinction of B dor, strategic plans related to the performance development, management system and human resources utilization need to be formulated. Keywords B dor, oral tradition, performance, survival strategy, inheritance, and management."
2016
T47476
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>