Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132531 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wulan Oktabriyantina
"ABSTRAK
Sektor jasa memiliki peran penting sebagai input untuk sektor lain dan sebagai enablers di semua aktivitas ekonomi. Kegiatan produksi di perusahaan manufaktur tidak terpisahkan dari keberadaan jasa. Dengan adanya GATS yang menyebabkan keterbukaan perdagangan di sektor jasa maka penelitian ini menganalisis dampak keterbukaan perdagangan jasa terhadap produktivitas manufaktur di Indonesia melalui mode 3 commercial presence selama periode 2010 hingga 2015. Dengan mengangkat isu endogenitas dalam kebijakan keterbukaan jasa, penelitian ini menggunakan instrumental variable regression dan fixed effect. Dengan menggunakan dua jenis data yang berbeda yaitu data FDI inflow dan STRI OECD yang dibobot dengan share input jasa, penelitian ini menunjukkan bahwa keterbukaan yang terjadi di sektor jasa berdampak positif terhadap produktivitas manufaktur pada level perusahaan. Akan tetapi ketika diestimasi berdasarkan masing-masing sektor jasa jasa listrik, gas dan air; jasa konstruksi; jasa transportasi, gudang dan telekomunikasi didapatkan hasil yang berbeda-beda. Dari ketiga sektor tersebut hanya keterbukaan di sektor jasa transportasi, gudang dan telekomunikasi yang memiliki dampak terhadap kenaikan produktivitas perusahaan manufaktur dan yang lainnya tidak menunjukkan hasil yang signifikan.
ABSTRACT
Service sectors play an important role as input for other sectors and enablers for all economic activities. Production activities in manufacturing firms are inseparable from the existence of the service sector, as the service sector has an important role to facilitate the production process. This paper examines the impact of service openness on the Total Factor Productivity TFP of manufacturing firms in Indonesia through mode 3 commercial presence over the period of 2010 2015. While adding the issues of endogeneity in services reform, this study uses instrumental variable regression and fixed effect regression. Using two kind of the data, FDI inflow and STRI OECD weighted by services input share, it show that service openness have impact on manufacturing productivity at firm level. However, when we estimate each service sector electricity, gas and water services construction services transportation, warehouse and telecommunications services different results are obtained. Among these three sectors, only openness in the transportation, warehouse and telecommunications services sectors that have an impact on the increase in productivity of manufacturing companies and others does not show significant results. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50458
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Fitriansyah
"Studi ini bertujuan untuk mengetahui dampak keterbukaan perdagangan terhadap migrasi internal di Indonesia. Keterbukaan perdagangan dicerminkan oleh perubahan tarif impor. Penelitian dilakukan pada level provinsi selama periode 2005, 2010, dan 2015. Keterbukaan perdagangan dapat menyebabkan perubahan pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda antar daerah. Perbedaan keadaan perekonomian antar daerah mendorong orang untuk melakukan migrasi. Pada tahap pertama menggunakan regresi data panel fixed effect diperoleh nilai prediksi pertumbuhan PDRB per kapita akibat dari keterbukaan pedagangan. Pada tahap kedua menggunakan model gravitasi dengan metode spatial-error cross section regression, dilakukan estimasi dampak pertumbuhan PDRB per kapita akibat keterbukaan perdagangan terhadap migrasi internal. Ditemukan bahwa penurunan tarif berdampak positif terhadap pertumbuhan PDRB per kapita, kemudian migrasi internal yang masuk cenderung meningkat ke daerah dengan tingkat pertumbuhan PDRB per kapita yang lebih tinggi. Sehingga dapat dikatakan keterbukaan perdagangan dalam bentuk penurunan tarif memperkuat migrasi masuk ke daerah yang memiliki tingkat perekonomian yang lebih baik.

This study aims to determine the impact of trade openness on internal migration in Indonesia. Trade openness is reflected by changes in import tariffs. Research was carried out at the provincial level during the period 2005, 2010 and 2015. Openness of trade can cause changes in economic growth that vary between regions. Differences in economic conditions between regions encourage people to migrate. In the first stage, using the fixed effect panel data regression, the predicted value of per capita GRDP growth is obtained as a result of trade openness. In the second stage using the gravity model and spatial-error cross section regression method, an estimate of the impact of the growth of GRDP per capita is due to the openness of trade to internal migration. It was found that the reduction in tariffs had a positive impact on GRDP growth per capita, then internal migration entered tended to increase to regions with higher per capita GRDP growth rates. So that it can be said that trade openness in the form of reduced tariffs strengthens inward migration to regions that have a better level of the economy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54280
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samuel Roberto
"ABSTRAK
Liberalisasi perdagangan telah menyebabkan penurunan tarif secara umum. Penurunan tarif tersebut dapat membawa keuntungan, yaitu pemakaian bahan baku impor menjadi relatif lebih murah. Namun juga di satu sisi, penurunan tarif mengakibatkan produsen manufakur Indonesia menghadapi peningkatan persaingan produk impor. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh dari liberalisasi perdagangan terhadap produktivitas sektor manufaktur. Produktivitas diukur dengan Total Faktor Produksi (TFP), dan sektor yang dijadikan objek studi adalah 10 sub-sektor manufaktur yang memiliki kontribusi terbesar terhadap GDP. Tarif barang secara signifikan berkorelasi positif dan tarif bahan baku berkorelasi negatif dalam mempengaruhi produktivitas sektor manufaktur. Penurunan tarif secara umum berdampak meningkatkan produktivitas, dengan pengaruh penurunan tarif input terhadap produktivitas lebih besar daripada pengaruh tarif output.

ABSTRACT
Trade liberalization has led to tariff reductions in general. The tariff reduction may be beneficial to producer through the relatively cheaper access of imported raw materials. On the other hand, the disadvantage effect of tariff reduction is it induces higher import competition for domestic producers. The purpose of this study is to analyze the effect of trade liberalization on the productivity of the manufacturing sector. Total Factor Productivity (TFP) is used as the proxy for productivity measures. The object of this study is the 10 manufacturing sub-sectors that has the largest contribution to GDP in the manufacturing sector. The study result that tariff reduction positively correlated meanwhile input tariff is negatively correlated in affecting productivity of the manufacturing sector. Tariff reductions in general will improve productivity, where the influence of input tariff reduction on productivity is greater than the effect of output tariff rates."
2016
S65118
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurachma Indrati Sukirno
"ABSTRAK
Teori Human Capital mengatakan bahwa tenaga kerja yang berpendidikan lebih tinggi akan mendapatkan upah yang lebih besar karena mereka memiliki produktivitas yang lebih tinggi. Namun bukti empiris menunjukkan peningkatan produktivitas tidak diikuti oleh peningkatan upah. Hal tersebut menggambarkan adanya degree of monopsony yang dimiliki perusahaan. Degree of monopsony dapat bervariasi antar sektor karena antar sektor memiliki karakteristik yang berbeda. Penelitian ini meneliti adanya degree of monopsony yang berbeda antar sektor dengan cara melihat hubungan antara komposisi tenaga kerja berdasarkan level pendidikan terhadap productivity-pay gap/rent sharing yang didapatkan oleh perusahaan pada industri manufaktur Indonesia pada kurun waktu 1996 dan 2006. Pengukuran rent sharing mengikuti metode Ours Stoeldraijer 2011 dan Kampelmann et.al 2018 yaitu selisih antara produktivitas tenaga kerja dengan rata-rata pengeluaran upah tenaga kerja yang dibayarkan oleh perusahaan. Penelitian ini menggunakan pooled cross section data yang dikontrol dengan dummy tahun, dan diestimasi menggunakan metode Ordinary Least Square OLS . Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian sektor industri manufaktur memiliki degree of monopsony terhadap tenaga kerja yang berpendidikan menengah dan tinggi, ditunjukkan dengan rent sharing positif yang didapatkan perusahaan jika menggantikan tenaga kerja yang berpendidikan rendah dengan tenaga kerja yang berpendidikan menengah dan tinggi. Semakin tinggi level teknologi produksi suatu sektor maka semakin besar degree of monopsony sektor tersebut terhadap tenaga kerja yang berpendidikan tinggi.

ABSTRACT
Human capital theory suggest that more educated worker would received higher payment because more productive than less educated worker. But empirical studies show increased productivity not in line with the increase in wage. This phenomenon reflects the existence of degree of monopsony owned by the company. Degree of monopsony can vary between sectors because the inter sector has different characteristics. This study examined the existence of different degree of monopsony between sectors by looking at the relationship between labor composition based on educational level on productivity pay gap rent sharing obtained by companies in Indonesian manufacturing industry during 1996 and 2006. We use method of Ours Stoeldraijer 2011 and Kampelmann et.al 2018 to measure rent sharing. This study use pooled cross section of data controlled by year dummy, and estimated using the Ordinary Least Square OLS method. The results show that some manufacturing industry sectors have a degree of monopsony for medium and high education workers, indicated by the positive rent sharing that firms earn when replacing a low educated workforce with a high and middle education workforce. The higher the level of production technology of a sector, the greater the degree of monopsony of the sector to a highly educated workforce. "
2018
T50315
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayas Tasli Wiguna
"Keterkaitan antara keterbukaan perdagangan dengan ketimpangan pendapatan regional masih menjadi perdebatan hingga saat ini. Khususnya pada negara berkembang, seperti Indonesia, keterbukaan perdagangan akan memberikan dampak yang berbeda pada setiap kabupaten/kota di dalam provinsi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak keterbukaan perdagangan terhadap ketimpangan pendapatan antar kabupaten/kota di dalam provinsi di Indonesia. Dengan menggunakan analisis data panel dari 33 provinsi dalam rentang tahun 2006-2015, hasil yang didapatkan adalah keterbukaan perdagangan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketimpangan pendapatan kabupaten/ kota di dalam provinsi di Indonesia.

Debates over the effect of trade openness on inequality across regions in a country have been arising. Mainly apply on developing countries, such as Indonesia, trade openennes will effect in different level of development across regions. This study is aimed at determining the effect of trade openness on inequality within provinces in Indonesia. A panel data analysis of 33 Indonesian provinces in the period of 2006-2015 has showed that trade openness has no significant effect on regional inequality."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T52373
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisah
"ABSTRAK
Dalam dua dekade terakhir sistem perdagangan di negara berkembang semakin terbuka dengan berkurangnya hambatan perdagangan melalui tarif impor yang semakin menurun. Berdasarkan penelitian sebelumnya terdapat hubungan teoritis dan empiris antara penurunan tarif impor dan pemintaan tenaga kerja. Penelitian ini menguji hubungan antar penurunan tarif impor dengan permintaan tenaga kerja formal di tingkat kabupaten/kota dalam jangka menengah. Hal ini disebabkan karena pekerja yang terpapar penurunan tarif impor menurut Jones (1975) akan berpindah dan terserap pada sektor yang mengalami keuntungan perdagangan atau kenaikan ekspor. Sementara itu pekerja
membutuhkan waktu untuk melakukan perpindahan antar sektor dan antar daerah untuk terserap pada sektor yang mengalami kenaikan ekspor.Oleh karena itu dalam menganalisis permintaan tenaga kerja manufaktur akibat penurunan tarif impor, penelitian ini dilakukan dalam jangka menengah yaitu dalam periode lima tahun. Dengan
menggunakan data tenaga kerja sektor manufaktur pada tingkat kabupaten/kota di Indonesia pada tahun 2000 sampai dengan 2015, penelitian ini mengestimasi model pengaruh penurunan tarif impor terhadap permintaan tenaga kerja formal manufaktur dengan regresi tertimbang. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini
menggunakan pengukuran paparan penurunan tarif impor Dix-Carneiro & Kovak (2017) untuk sektor manufaktur di tingkat kabupaten/kota dan mencakup 22 subsektor manufaktur. Hasil estimasi menunjukkan bahwa penurunan tarif impor sektor manufaktur
dalam jangka menengah meningkatkan permintaan tenaga kerja formal manufaktur. Pengaruh penurunan tarif impor sektor manufaktur terhadap permintaan tenaga kerja formal manufaktur pada wilayah dengan sektor manufaktur yang beragam lebih kecil dibandingkan dengan pengaruh penurunan tarif impor terhadap permintaan tenaga kerja formal manufaktur. Hal ini menyimpulkan bahwa keberagaman sektor manufaktur sebagai ukuran aglomerasi ekonomi suatu wilayah dapat mengurangi pengaruh paparan penurunan tarif impor karena persaingan harga.

ABSTRACT
In the last two decades the trading system in developing countries has become more open with reduced trade barriers through declining import tariffs. Based on previous research there is a theoretical and empirical relationship between the reduction in import tariffs and the demand for labor. This study examines the relationship between import
tariff reductions and formal labor demand at the district or city level in the medium term. This is because workers exposed to a reduction in import tariffs according to Jones (1975) will move and be absorbed in sectors that experience trade gains or increased exports. Meanwhile, workers need time to make transfers between sectors and between regions to be absorbed in sectors experiencing an increase in exports. Therefore, in analyzing the demand for manufacturing labor due to lower import tariffs, this research was conducted in the medium term, namely in a five-year period. Using the manufacturing sector employment data at the district or city level in Indonesia in 2000 to 2015, this study estimates a model of the effect of decreasing import tariffs on demand for formal manufacturing labor with a weighted regression. In contrast to previous research, this study uses a measurement of exposure to the reduction in import tariffs of Dix-Carneiro & Kovak (2017) for the manufacturing sector at the district or city level and covers 22 manufacturing subsectors. The estimation results show that the reduction in manufacturing sector import tariffs in the medium term increases the demand for formal manufacturing labor. The effect of decreasing import tariffs on the manufacturing sector on the demand for formal manufacturing labor in regions with diverse manufacturing sectors is smaller than the effect of decreasing import tariffs on the demand for formal manufacturing labor. This concludes that the diversity of the manufacturing sector as a
measure of the economic agglomeration of a region can reduce the effect of exposure to falling import tariffs due to price competition."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Indriasti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari kepemilikan sertifikasi terhadap produktivitas industri manufaktur di Indonesia. Produktivitas diukur dengan melihat nilai pertumbuhan Total Factor Productivity (TFP) dan sertifikasi diukur berdasarkan kepemilikan sertifikat SNI industri manufaktur. Penelitian ini menggunakan data panel dari Data Industri Besar dan Sedang periode tahun 2017 hingga 2019. Hasil estimasi menunjukkan bahwa kepemilikan sertifikasi SNI memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan produktivitas total industri manufaktur di Indonesia.

This study aims to analyze the effect of certification ownership on the productivity of the manufacturing industry in Indonesia. Productivity is measured by Total Factor Productivity (TFP) growth and certification is measured based on ownership of the SNI certificate in the manufacturing industry. This study uses panel data from Data Industri Besar dan Sedang (Large and Medium Industry Data) for the period 2017 to 2019. The estimation results show that ownership of SNI certification has a positive effect on the total productivity growth of the manufacturing industry in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Maharani Ekaningtyas
"ABSTRAK
Teori diskriminasi Becker (1957) memprediksi bahwa peningkatan persaingan di pasar
barang akan mengurangi diskriminasi. Untuk menguji teori tersebut, penelitian ini
mengestimasi dampak peningkatan penetrasi impor pada diskriminasi upah gender di
Industri manufaktur Indonesia dari 2000 sampai 2014. Diskriminasi upah gender diukur
dengan perubahan residual gender wage gap. Hasil uji empiris menggunakan
menunjukkan bahwa diskriminasi upah gender cenderung menjadi lebih rendah di sektor
yang mengalami peningkatan penetrasi impor lebih tinggi dan pada awalnya memiliki
market power lebih besar.

ABSTRACT
Beckers discrimination theory (1957) predicts that the rise of competition in final goods
will drive out discrimination. To test this theory, this study estimates the impact of rising
import penetration on gender wage discrimination in Indonesian manufacturing
industries from 2000 to 2014. Gender wage discrimination is proxied by change in
residual gender wage gap. Empirical result suggests that the bigger market power, the
bigger impact of rising import penetration on narrowing residual gender wage gap. This
result can be interpreted as lower gender wage discrimination in sector which is more
exposed to import penetration and initially has bigger market power.
"
2019
T53768
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Abraham Ivan Partomuan
"Makalah ini bertujuan membahas dampak implementasi kawasan perdagangan bebas Asia Tenggara (AFTA) terhadap perkembangan sektor manufaktur di Indonesia. Pembahasan dilakukan menggunakan konsep dasar perdagangan internasional, Ricardian General Equilibrium dan Heckscher-Ohlin. Pembahasan dilanjutkan dengan membandingkan prediksi dari dua teorema tersebut degan performa ekspor Indonesia serta negara ASEAN 6 (Malaysia, Filipina, Singapur, Thailand, dan Vietnam) sebelum implementasi AFTA. Analisa tersebut menyimpulkan bahwa perdagangan antar kawasan Asia Tenggara memperkuat ekspor komoditas nasional tapi tidak berdampak signifikan terhadap perkembangan sektor manufaktur di Indonesia. Makalah ini menyertakan studi kasus ekspansi sektor manufaktur Vietnam dan memberikan rekomendasi untuk memperkuat hubungan perdagangan dengan kawasan di luar Asia Tenggara dalam rangka meningkatkan performa sektor manufaktur Indonesia.

This essay will discuss the impact of the ASEAN free trade area (AFTA) on the growth of Indonesia’s manufacturing sector. The analysis employs the Ricardian General Equilibrium dan Heckscher-Ohlin theorem as the general framework. The essay will then compare the trade pattern implication of both models with the historical export performance of Indonesian and ASEAN 6 (Malaysia, Philippines, Singapore, Thailand, and Vietnam) before AFTA. This study concludes that intra-South East Asia trade will strengthen the national commodity sector but have a negligible impact on the development of Indonesia’s manufacturing sector. Furthermore, the study includes a case study of Vietnam’s manufacturing growth and therefore, recommends enhancing trade relations with regions beyond South East Asia to expand Indonesia’s manufacturing sector."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Relindya Yuriswari S.
"rade in service has become a bigger part in the worlds economy, including facilitating trade in goods. Previous studies found that service trade liberalization does improve the performance of goods trade by acting as a trade facilitator. Regulations which lower the restrictiveness of service trade have become more equitable, shown by the decreasing trend of Service Trade Restrictieness Index and trade in service percentage to GDP. This research is aimed to see whether service trade openness within the members of  ASEAN+3 countries, which have been bounded in free trade agreement and major trading partners for the three additional countries, has significantly improved bilateral goods trade among the countries. Using gravity model and panel data regression, the author found that in the case of these countries, service trade openness has a negative correlation with goods trade. Instead of acting as goods trade facilitator, service trade acts as a substitution of goods trade, service trade, liberalization, openness, bilateral trade, goods trade.

Perdagangan jasa memegang peranan penting dalam perekonomian dunia, termasuk berperan dalam memfasilitasi perdagangan barang. Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa liberalisasi perdagangan jasa memiliki dampak yang positif terhadap performa perdagangan barang. Regulasi yang mengatur restriksi dalam perdagangan jasa telah mengarah pada liberalisasi perdagangan jasa, ditunjukan oleh penurunan nilai Service Trade Restrictieness Index dan Trade in Service Percentage to GDP yang semakin menurun. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah keterbukaan dalam perdagangan jasa diantara negara-negara ASEAN+3 memiliki dampak yang positif terhadap perdagangan bilateral antar negara-negara tersebut. Dengan menggunakan model gravitasi dan regresi data panel, penulis menguji hubungan keterbukaan perdagangan jasa dan perdagangan barang yang terbukti memiliki korelasi negatif. Perdagangan jasa diantara negara-negara ASEAN+3 tidak berperan sebagai fasilitator untuk perdagangan barang, melaikan bertindak sebagai substitusi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>