Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79176 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zalfa Naaila Iftinan
"ABSTRAK
Untuk kembali mempermasalahkan ras, representasi ras dalam serial televisi Amerika telah mengalami perkembangan. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, artikel ini membahas tentang salah satu serial komedi Disney, The Suite Life of Zack and Cody 2005-2007 yang menggambarkan keberagaman ras dalam kehidupan multikultural Amerika dan menyajikan gambaran kompleks kaum minoritas melalui karakternya. Dengan melakukan analisis karakter terhadap London Tipton menggunakan konsep colorblind racism dan buddy formula, artikel ini bertujuan membahas kompleksitas dan implikasi dari representasi colorblind. Dalam artikel ini ditemukan bahwa representasi colorblind pada perempuan Asia-Amerika tidak mengurangi masalah, dan berindikasi pada rasisme juga memelihara keistimewaan ras kulit putih.

ABSTRACT
In an attempt to re problematize racial issues, many American television series have evolved in terms of their racial representation. This includes Disney Channel rsquo;s early 2000s sitcom The Suite Life of Zack and Cody 2005-2007 which projects racial diversity in the discourse of American multiculturalism. The series provides a complex and problematic portrayal of the racial minority groups through some of the characters, including the Asian-American female main character, London Tipton. By conducting a textual analysis and focusing on character analysis of London Tipton using Bonilla-Silva rsquo;s framework of colorblind racism and Artz rsquo;s interracial buddy formula, this article aims to examine the complexity and the implications of the colorblind representation of an Asian-American female in a television series. Research findings reveal that rather than reducing the problematic portrayal of Asian or Asian-American females, the colorblind representation through London Tipton rsquo;s characterization reveals the subtle racism towards them as well as the preservation of white superiority and hegemony."
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Naomi Christina
"ABSTRAK
Sebuah diskriminasi tentang sebuah ras sebagai ras yang lebih rendah atau lebih tinggi dari ras lain adalah Rasisme. Rasisme masih bisa dilihat dan dirasakan sampai hari ini, tidak hanya di kehidupan sehari-hari namun dapat juga dilihat di dalam televisi. Family Guy adalah sebuah serial televisi animasi dewasa yang berada di Amerika Serikat. Seri ini adalah tentang keluarga Griffin dan tindakan mereka yang menyebabkan beberapa kontroversi yang berhubungan dengan ras. Pertunjukan ini bisa dijadikan sumber analisis untuk mengeksplorasi makna dibalik hal yang orang anggap Rasis tersebut. Dengan menggunakan konsep oleh Park, Gabbadon, dan Chernin (2006), tulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi humor yang dibuat oleh karakter yang ada di Family Guy untuk mengkritik rasisme terhadap orang Afrika Amerika dan India dalam beberapa episode Family Guy. Apa arti rasisme? Bagaimana humor rasial menggambarkan rasisme? Apa gunanya humor rasial dalam Family Guy? Tulisan ini menggunakan teori identitas untuk mengidentifikasi rasisme, seperti stereotip yang dibuat di beberapa episode Family Guy, yaitu; ; Stuck Together, Torn Apart from season 3 episode 19, Love Blactually - season 7 episode 1, Baby Got Black - season 12 episode 18, A Shot in the Dark - season 14 episode 9, and A road to India - season 14 episode 20. Hasil dari temuan ini adalah bahwa humor digunakan sebagai platform hiburan bagi para penonton -ketika mereka juga merenungkan dan merefleksikan diri mereka
sendiri.

ABSTRACT
Discrimination towards a race as inferior or superior to other races is called Racism. Racism can still be seen and felt until this day, not just in everyday life but can also be seen on television as well. Family Guy is an adult animated television series which airs in the United States. This series is about the Griffin family and their actions which leads to some controversy that relates to race. This show could be used as a source of analysis to explore the meaning behind the things people think as racist. By using Park, Gabbadon, and Chernin (2006) framework, this paper aims to explore the humor that is made by the characters in Family Guy to criticize racism towards African American and Indians in some episodes of
Family Guy. What does racism mean? How does racial humor portray racism? What is the use of racial humor in Family Guy? This paper uses identity theory to identify racism, such as stereotypes that are being made in a few episodes of Family Guy; Stuck Together, Torn Apart from season 3 episode 19, Love Blactually - season 7 episode 1, Baby Got Black - season 12 episode 18, A Shot in the Dark - season 14 episode 9, and A road to India - season 14 episode 20. The result of this finding is that humor is being used as a platform of entertainment for the audience - while they are reflecting back at themselves."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Damasus Genta Ryant Waskito
"ABSTRAK
The Butler 2013 adalah sebuah film drama sejarah yang menceritakan tentang kehidupan Cecil, seorang pelayan yang bekerja di White House. Film ini menceritakan hubungan benci dan cinta antara Cecil dan Louis tentang Gerakan Hak-Hak Sipil yang ada di masyarakat mereka. Film ini bisa digunakan untuk sumber analisis untuk memahami Arti Tempat dan Sosial Kapital. Sudah banyak ahli yang mendiskusikan film ini dari perspektif rasisme dan stereotip terhadap orang Afrika-Amerika dalam film ini, namun belum ada penelitian yang menganalisa isu dari hubungan ayah dan anak antara Cecil dan Louis. Dengan menggunakan teori Identitas dari Hall, dan Sosial Kapital milik Bourdieu, artikel ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana pengaruh dari rasisme dan ketidaksetaraan terhadap hubungan ayah dan anak dari Cecil dan Louis mempengaruhi kehidupan sosial mereka.
ABSTRACT
The Butler is a historical drama movie which tells about the life of a long-term White House butler,Cecil. This movie explores the love and hate relationship between Cecil and Louis regarding theCivil Rights Movement in their society. This 2013 movie can be used to analyze and understanddifferent meanings of place and social capital. While there are scholars who have discussed thefilm from the perspective of racism and stereotypes towards African-Americans in the film, thereis no research that analyzes the issue of father-son relationship in relation to place, racism andinequalities. This article aims to analyze how the issues of racism and inequalities affects Ceciland Louis rsquo; father and son relationship and their social life. With Hall rsquo;s rsquo; ldquo;identity rdquo; concept andBourdieu rsquo;s ldquo;social capital rdquo;, this article concludes that different subject positions in supportingthe Civil Rights Movement may result in a father and son personal relationship. These differencesare caused by different ways in interpreting the South and the North, different social relations,and different ways in solving the racial inequalities."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yania Humaira
"Rasisme merupakan salah satu masalah yang sempat terjadi dalam waktu yang lama di Prancis. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memperlihatkan gambaran rasisme dalam film Agathe Clèry karya Étienne Chatiliez serta kemunculan anti-rasisme dalam film tersebut. Penelitian dianalisis menggunakan teori rasisme M.J. Maher dan teori pengkajian film Joseph M. Boggs dan Dennis W. Petrie. Rasisme pada tokoh utama dalam film didasari oleh dua sudut pandang yaitu, pelaku tindakan rasisme dan korban tindakan rasisme secara bersamaan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah kemunculan anti-rasisme yang disebabkan oleh efek rasisme dalam kehidupan sosial sehari-hari serta dunia pekerjaan.

Racism is one of the problems that had occurred for a long time in France. This study has the objective to present a picture of racism in the movie Agathe Clery by Étienne Chatiliez as well as the emergence of antiracism in the film. The study was analyzed using the racism theory of M.J. Maher and film analysis theory Joseph M. Boggs and Dennis W. Petrie. Racism on the main character in the film is based on two perspectives, as the doer of racism and also the victim of racism. The results obtained in this study is the emergence of antiracism caused by the effects of racism in social life and work."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Riezca Biastami Radaini
"Di dalam artikel ini dipaparkan tema rasisme yang ditampilkan melalui analisis alur dalam cerita pendek Les Deux Nègres karya Gabrielle Roy. Cerita pendek ini menceritakan tentang dua keluarga kulit putih yang tinggal di jalan bernama Rue Deschambault. Kehadiran seorang negro bernama Jackson menimbulkan banyak perdebatan dan pembicaraan, baik di dalam keluarga Roy maupun keluarga Guilbert. Sangat asing melihat seorang pria berkulit hitam tinggal di lingkungan tersebut.Kedatangan Jackson menimbulkan banyak pergunjingan dan masalah antara Nyonya Roy dan Nyonya Guilbert karena adanya stereotip negatif orang berkulit hitam.Cerpen ini juga memiliki sub-tema seperti stereotip dan integrasi.

This article presents racism theme that is shown through the plot analysis in the short story Les Deux Nègres by Roy. This short story tells about two white families who live on Rue Deschambault. The presence of Negro named Jackson causes series of debate and discussion, both in the Roy family and Guilbert family. It is very strange to see a Negro living in the neighbourhood. Jakcson arrival causes many gossip and trouble between Mrs. Roy and Mrs. Gulibert due to negative stereotype of black people. The short story also has sub-themes such as stereotypes and integration."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Meinita Rizky Syahputri
"Rasisme telah menjadi salah satu masalah utama yang ditelisik dalam banyak budaya  populer, tak terkecuali dalam novel Mudbound baru-baru ini oleh Hillary Jordan (2008). Makalah ini menganalisis lapisan rasisme dan menyelidiki peran interaksi pribadi dalam mendekonstruksi prasangka rasial. Dengan menggunakan metode analisis tekstual yang berfokus pada tokoh utama kulit putih dalam novel, makalah ini berpendapat bahwa lapisan rasisme dari setiap tokoh utama kulit putih bervariasi karena latar belakang sosial-historis mereka. Makalah ini selanjutnya meneliti interaksi antara tokoh kulit putih dan kulit hitam dalam novel ini dengan menggunakan teori hipotesis kontak oleh Gordon Allport (1954) yang dimotivasi oleh konsep Kelley & Thibaut tentang saling ketergantungan rasial (1959). Hasil dari makalah ini menunjukkan bahwa tokoh utama kulit putih dalam novel menjadi berkurang tingkah laku rasisnya karena mereka memiliki lebih banyak interaksi pribadi dan tujuan bersama dengan tokoh kulit hitam.

Racism has been one of prominent issues explored in many popular cultures, not least in the recent novel Mudbound by Hillary Jordan (2008). This paper analyses the layers of racism  and investigates the role of personal interactions in deconstructing racial prejudice. Using the method of textual analysis focusing on the white characters in the novel, the paper argues that layers of racism of each white character vary due to their socio-historical background. The paper further examines the interactions between white and black characters in this novel by using the contact hypothesis theory by Gordon Allport (1954) motivated by Kelley & Thibaut’s concept of racial interdependence (1959). The findings suggest that the white characters in the novel become ‘less’ racist as they have more personal interactions and common goals with the black characters."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ariana Devi Saraswati
"Gerakan Black Lives Matter yang digalakkan pada tahun 2020 menjadi salah satu bukti bahwa upaya masyarakat untuk menghapus rasisme sangat tinggi. Keberadaan rasisme hingga saat ini masih dirasakan dan kerap dijumpai dalam media, salah satunya media iklan. Dalam media iklan, rasisme biasanya disisipkan dalam interpretasi yang dapat dipahami penontonnya. Iklan Der neue Golf dari Volkswagen serta iklan Der Sixt WM-Tipp dari Sixt merupakan contoh dari iklan asal Jerman yang mengandung rasisme dan akan dibahas lebih lanjut dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana identitas orang kulit hitam digambarkan dalam kedua iklan tersebut melalui elemen-elemen yang mencakup audio, visual, dan sinematografi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif, di mana penulis akan memaparkan unsur rasisme yang muncul pada sumber data dan menggunakan teori sebagai pendukung. Untuk melakukan penelitian ini penulis menggunakan teori Representasi dari Stuart Hall. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa dalam iklan Der neue Golf dari Volkswagen terdapat adanya penggambaran subordinasi terhadap orang kulit hitam. Sementara itu, dalam iklan Der Sixt WM-Tipp dari Sixt terdapat stereotip negatif yang diberikan terhadap orang kulit hitam Ghana. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggambaran identitas orang kulit hitam dalam kedua iklan Jerman tersebut tidak lepas dari kelompok masyarakat yang inferior bila dibandingkan dengan orang kulit putih.

The Black Lives Matter movement that took place in 2020 is one of the proofs of how high the society’s attempts to end racism are. To this day, the existence of racism can be seen and often found in the media, such as advertisements. In advertisements, racism is usually inserted in interpretations that can be acknowledged by the
viewers. The Der neue Golf commercial from Volkswagen and the Der Sixt WM-Tipp ad from Sixt are examples of German advertisements that contain racism. These advertisements will be discussed further throughout this research. This research aims to find out how the identity of black people is depicted in both Volkswagen and Sixt
advertisements through their elements, including audio, visual, and cinematography. The method used in this research is qualitative descriptive, which is utilized by the author to explain the racism shown in the data sources with the help of a theory. To conduct the research, the author used Stuart Hall’s theory of representation. This
study finds that in Volkswagen’s Der neue Golf commercial there is a depiction of black people subordination. Meanwhile, Sixt’s Der Sixt WM-Tipp advertisement carries negative stereotypes given to black Ghanaians. In conclusion, black people’s identity in those two german advertisements is depicted as an inferior group in comparison to white people.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
Unggah4  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Widyawati
"Media merupakan institusi yang ikut bertanggung jawab terhadap kerusuhan Mei 1998. Karena media merupakan institusi yang bertanggung jawab mentransformasikan simbol-simbol rasis kecinaan. Simbol rasis tersebut antara lain dalam bentuk wacana peminggiran etnis Cina yang dibentuk melalui bahasa bersifat meminggirkan. Selain itu penggambaran tentang etnis Cina sering kali dihubungkan dengan persoalan ideologi pemerataan dimana Cina yang sebenarnya merupakan kelompok subordinat justru memiliki kekuasaan ekonomi yang tinggi. Representasi yang menggambarkan etnis Cina sebagai kelompok yang senang kolusi dan tidak jujur dalam berusaha telah membawa kebencian pribumi terhadap etnis Cina. Oleh karena itu penelitian ini ingin melihat bagaimana Kompas, Media Indonesia dan Republika mengartikulasikan jalannya kerusuhan Mei 1998 serta memetakan penyebab kerusuhan. Selain itu penelitian ini juga ingin melihat bagaimana media memproduksi dan mereproduksi simbol-simbol rasisme baru dan bagaimanakah hubungan dominasi--subordinasi antara pribumi dan etnis Cina. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 3 surat kabar yang dijadikan sampel memaknai kerusuhan dengan cara yang berbeda. Kompas memaknai kerusuhan ini sebagai kerusuhan antara rakyat dan penguasa ekonomi, oleh karena itu yang dijadikan sasaran adalah simbol kekuasaan ekonomi. Media Indonesia melihat kerusuhan Mei sebagai kerusuhan antara rakyat dengan penguasa, oleh karena itu sasaran kerusuhan adalah kekuasaan negara dan kekuasaan ekonomi. Republika membaca kerusuhan Mei sebagai perseteruan antara rakyat dan penguasa sebagai kelanjutan dari tragedi Trisakti. Penyebab kerusuhan juga dibaca secara berbeda oleh 3 surat kabar yang dijadikan sampel. Kompas menilai penyebab kerusuhan adalah masalah ekonomi, etnis dan agama. Media Indonesia lebih menitik beratkan pada keadilan ekonomi dan masalah etnis. Sedangkan Republika hampir sama dengan Kompas yaitu masalah keadilan ekonomi, etnis dan agama. Mekanisme produksi dan reproduksi simbol rasis pada Kompas, Media Indonesia dan Republika memiliki pola yang hampir sama. Media melakukan konstruksi sosial yang menampilkan imaji bahwa etnis Cina merupakan kelompok masyarakat yang memiliki perbedaan kultural dengan pribumi. Dalam konstruksi tersebut nilai-nilai yang dianut pribumi selain dianggap baik sebaliknya nilai yana dianut etnis Cina dianggap kurang baik. Konstruksi yang dilakukan media disini adalah bahwa Cina adalah etnis yang memiliki nilai menyimpang atau dengan kata lain tidak waras. Selain itu etnis Cina bersifat tamak. Citra lain yang dibangun media kelompok masyarakat yang bersikap eksklusif, tidak mau berbaur dengan kelompok lain. Etnis Cina juga digambarkan memiliki nilai yang senang berkolusi, tidak jujur. Etnis Cina jarang ditampilkan sebagai narasumber. Dalam kasus perkosaan narasumber saksi dari etnis Cina dari masalah perkosaan hanya ada di Media Indonesia, teknik rasis dalam pemberitaan media juga dilakukan melalui lambatnya pemberitaan. Dalam kasus perkosaan pemberitaan media sangat terlambat. Sebutan yang diberikan oleh media merupakan sebutan-sebutan yang bermakna meminggirkan.. Sebutan non-piribumi atau warga keturunan memiliki makna bahwa etnis Cina merupakan "the others''. Hubungan dominasi-sub ordinasi yang digambarkan Kompas, Media Indonesia dan Republika juga memiliki pola yang hampir sama. Pribumi merupakan kelompok dominan (karena dari segi jumlah memang dominan) yang mampu memproduksi wacana rasis dalam konteks kultural. Wacana bahwa etnis Cina memiliki nilai yang kurang jujur, kolutif lebih banyak diproduksi oieh kelompok pribumi. Dilain pihak, etnis Cina walaupun jumlahnya minoritas, tetapi penguasaan asetnya bersifat mayoritas. Karena kemampuannya dibidang perdagangan lebih tinggi etnis Cina merasa superior dalam bidang perdagangan dan menganggap rendah kemampian pribumi. Wacana ini muncul dalam sebutan ?mampukan pribumi menggantikan peran etnis Cina dalam jalur distribusi'. Aplikasi teori yang disumbangkan dari penelitian ini adalah bahwa penggambaran yang berbeda tentang kerusuhan Mei tersebut diatas berbeda dengan teori yang dibangun oieh penganut strukturalis tentang proses pembentukan makna. Penganut strukturalis percaya bahwa makna yang menang adalah makna yang diproduksi oleh kelompok dominan. Dalam potret kerusuhan Mei 1998, 3 surat kabar sampeI ada dibawah sistem dominasi yang sama, tetapi kenyataannya makna yang ditampilkan oleh 3 surat kabar sampel tentang kerusuhan Mei 1998 berbeda. Oleh karena itu peneliti ingin mengajukan asumsi yang berbeda dengan pengikut strukturalis, bahwa dalam memproduksi makna terdapat hal lain yang mempengaruhi pembentukan makna selain ideologi dari kelompok dominan yang menguasai wacana. Ideologi yang dianut oleh organisasi media (yang tentunya berpengaruh pada pekerja media) memberi peran dalam pembentukan makna."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14258
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Syarief
"Ma Couleur adalah lagu beraliran rap yang dinyanyikan oleh seorang rappeur (penyanyi rap pria) yang bernama tenar Booba. Lirik dalam lagunya ini menceritakan tentang banyaknya diskriminasi yang dirasakan oleh imigran. Berdasarkan lirik dalam lagu ini, anak muda di Prancis khususnya yang berkulit hitam banyak menerima ketidakadilan dan selalu dianggap sebagai pembuat masalah di lingkungannya. Artikel ini bertujuan untuk memberi sumbangan informasi mengenai rasisme yang kerap dilakukan oleh warga yang merasa “asli Prancis”. Artikel ini juga dapat memperlihatkan gambaran perjuangan dan kehidupan anak muda di Prancis.

Ma Couleur is a rap song sung by a rappeur (male rapper) named Booba. The lyrics in this song tells the discrimination experienced by many immigrants. Based on the lyrics in this song, young people in France, especially “blacks” receive much injustice and always regarded as a trouble maker in the environment. This article aims to contribute information about the racism that is often done by people who think "native". This article also shows a picture of the struggles and lives of young people in France..
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Nurmaya Oktarina
"ABSTRAK
Dongeng putri yang diproduksi oleh Disney telah menjadi salah satu jenis cerita yang membuat perusahaan Disney sangat terkenal. Stereotip putri-putri yang diproduksi oleh Disney pada awalnya berkulit putih. Seiringnya waktu, Disney mulai memfilmkan sebuah film animasi dengan putri yang lebih berwarna. Pada tahun 2009, Disney mengeluarkan putri ras Afrika-Amerika bernama Tiana melalui film The Princess and the Frog (2009). Namun ada ambiguitas yang tercermin dalam penggambaran karakter black dalam film ini. Untuk membantu menganalisis film ini, teori semiotikanya Barthes akan digunakan. Dengan teori tersebut penulis akan melihat bahwa di satu sisi Disney ingin menunjukan Amerika sudah “buta warna”. Film ini terlihat seperti sebuah cerminan yang dipercaya Disney benar dan ideal tentang masyarakat Amerika. Disisi lain, dalam cerminan masyarakat yang ideal ini, black masih tergambarkan dalam strata sosial bawah. Dari sini kita dapat melihat bahwa gagasan “semua manusia diciptakan sederajat” yang tertuliskan dalam deklarasi kemerdekaan Amerika, tidak sepenuhnya diterapkan dalam masyarakatnya.

ABSTRACT
Disney princess fairytales have been one of the genres that made the Disney company so famous. At first, Disney princesses were stereotyped as white skinned. As time goes by, Disney started filming animated movies with more colored princesses. In 2009, Disney released a movie based on an African-American princess named Tiana through the movie „The Princess and the Frog‟ (2009). Ambiguities that tends to be racist are still deplicted in the film. To help analyzing this movie, Barthes‟ semiotics theory will be used. By using that theory, the writer will see that in one hand Disney is trying to convey that America has become “color blind”. This movie tends to picturize a reflection what Disney believe is true and ideal about the American society. On the other hand, inside that ideal society, blacks are still pictured as lower class. Here we see that the notion “all men are created equal” which is written in the declaration of Independence, is not fully implemented in the American society."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>