Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28353 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aninditta Septiani Putri
"ABSTRAK
Sejak terjadinya reformasi dalam bidang sastra, puisi pun mengalami perubahan. Puisi tidak hanya dipandang sebagai sumber sejarah, puisi baru mulai banyak yang berisi luapan perasaan penyair. Salah satu penyair yang menghasilkan karya-karya pada saat itu adalah Ai Qing. Ai Qing sebagai salah satu penyair kontemporer telah banyak mempublikasikan banyak puisi, salah satunya adalah ldquo;Da Yanhe mdash;Ibu Susuku rdquo; ??? mdash;???? , terbit pada tahun 1937. Penelitian ini memilih empat puisi Ai Qing, yaitu ldquo;Gerobak Dorong rdquo; ??? , ldquo;Petani rdquo; ?? , ldquo;Kehidupan rdquo; ?? , dan ldquo;Pohon rdquo; ? untuk dikaji. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran situasi zaman di dalam puisi tersebut dan kaitannya dengan peristiwa sejarah yang menjadi latarnya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-analitis dan kepustakaan, yaitu menganalisis situasi zaman di dalam puisi berdasarkan unsur intrinsiknya. Dari hasil analisis ke-empat puisi karya Ai Qing terlihat bahwa Ai Qing menunjukkan situuasi tanah airnya tercinta melalui diksi, majas, dan citraan tertentu di dalam puisi tertentu.

ABSTRACT
Since the reformation in literature, poem also change. Poem isn rsquo;t just as a history resources anymore, but also as a place for poets to show their feelings. One of the poet who published his works around that time is Ai Qing. Ai Qing is a contemporary poet who already wrote lots of poems, one of it was ldquo;Da Yanhe mdash;My Wet-Nurse rdquo; ??? mdash;???? , published at 1937. This research chose four poems by Ai Qing, there are ldquo;Handcart rdquo; ??? , ldquo;Farmer rdquo; ?? , ldquo;Life rdquo; ?? , ldquo;Tree rdquo; ? . The purpose of this research is to know how was the situation at that time as written in the poems and the relation of history events as their time settings. The research methods are describtive-analitycal and literature study. From the analyzation of the four poems, Ai Qing showed his country rsquo;s situation by using certain dictions, figure of speeches, and imagery."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Du, Fu, 712-770
Peing: Foreighn Language Press, 1962
895.11 TUF s (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Rahma Ayu
"Makalah ini akan membahas tentang korelasi antara dua puisi klasik berjudul归园田居(Guī Yuántián Jū) dan 飲酒 (Yĭn Jiŭ) karya Tao Yuanming dengan Daoisme (道教) dan konsep yang dipegang teguh oleh etnis Jawa yaitu Konsep Memayu Hayuning Bawana. Tao Yuanming adalah seorang sastrawan terkenal dan berpengaruh di Cina. Ia adalah seorang penganut ajaran Daoisme (道教) yang taat. Daoisme (道教) adalah ajaran yang mengajarkan keseimbangan antara manusia dengan alam. Sedangkan Memayu Hayuning Bawana secara harafiah adalah memperindah dan melestarikan hidup segala isi bumi.
Dalam jurnal ini akan dipaparkan Tao Yuanming, ajaran Daoisme (道教), konsep Memayu Hayuning Bawana, analisis puisi karya Tao Yuanming, dan persamaan makna antara Daoisme (道教) dengan Memayu Hayuning Bawana. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan hasil analisis puisi Tao Yuanming, serta memaparkan adanya persamaan makna antara ajaran Daoisme (道教) dengan konsep Memayu Hayuning Bawana jika dikaitkan dengan puisi karya Tao Yuanming.

This paper will explain about the correlation between classic Chinese poems归园田居(Guī Yuántián Jū) and飲酒 (Yĭn Jiŭ) which is written by Tao Yuanming, Daoism (道教) and Javanese ethnic?s concept: Memayu Hayuning Bawana. Tao Yuanming is a well ? known and influential writer in China. He was a loyal follower of the teachings of Daoism (道教). Daoism (道教) is a doctrine that teaches a balance between man and the nature. While Memayu Hayuning Bawana means beautify and preserve the lives of creatures on earth.
This paper will explain about Tao Yuanming, Daoism (道教), Memayu Hayuning Bawana, analysis about Tao Yuanming?s poems and the similarities between Daoism (道教) and Memayu Hayuning Bawana. This study aims to present the results of the analysis of Tao Yuanming?s poems, and the value similarities between Daoism (道教) with Memayu Hayuning Bawana if it is associated with Tao Yuanming?s poems.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Betalina Intan Kartikaningrum
"Romantisme Modern di Cina berkembang pesat dalam masa kesusastraan modern yang diawali dengan terjadinya Revolusi Sastra pada tahun 1917. Revolusi Sastra ini antara lain menganjurkan Para penyair untuk menggunakan bahasa sehari-hari dalam karyanya. Salah satu penyair Cina yang beraliran Romantis modern ini adalah Ai Qing. Skripsi ini mengetengahkan beberapa puisi Ai Qing, kemudian puisi-puisi tersebut dianalisa untuk ditarik kesimpulan bahwa dalam puisi-puisi itu terkandung ciri-ciri Romantisme"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S12836
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Satwikayanti
"Cina merupakan sebuah negara yang mempunyai perjalanan sejarah panjang. Dari dinasti-dinasti yang ada, Cina mempunyai tradisi kehidupan yang kuat dan mendalam. Tradisi kehidupan tersebut mencakup segala aspek kehidupan yang selalu berubah dan berkembang. Demikian pula halnya dalam bidang kebudayaan. Kebudayaan Cina berkembang dari masa ke masa sampai pada taraf yang tertinggi. Adapun salah satu ragam dari kebudayaan Cina yang terpenting adalah kesusastraan Cina. Kesusastraan Cina, seperti kesusastraan lainnya, mempunyai banyak macam ragamnya. Salah satu bentuk kesusastraan Cina adalah puisi. Puisi di Cina merupakan salah satu karya sastra yang sangat popular. Cina mempunyai begitu banyak puisi yang ditulis oleh para penyair, dapat dikatakan hampir seluruh cendekiawan Cina pada jaman dahulu adalah juga merupakan penyair. Mereka mengungkapkan pemikiran-pemikirannya melalui puisi, dan biasanya 50% dari karya-karya seorang cendekiawan saat itu terdiri dari puisi. Mereka terus berkarya dan tidak berhenti memperbaharuinya. Mereka membuat kesusastraan Cina sampai pada taraf yang paling tinggi. Oleh karenanya tidaklah mengherankan kalau Cina dijuluki sebagai negara puisi. Puisi bagi orang Cina adalah suatu cara untuk mengungkapkan perasaan_perasaannya akan kenikmatan-kenikmatan hidup sehingga mereka dapat melupakan kesibukan sehari-hari yang membosankan. Dengan kata lain, puisi Cina selain merupakan tulisan yang memuat ajaran-ajaran kehidupan untuk diteladani juga merupakan alat hiburan di kala senggang atau santai. Puisi mengajarkan orang Cina untuk mengapresiasi atau menikmati keadaan di sekitarnya. Dalam menciptakan puisi, para penyair menggunakan perasaannya yang halus sehingga apa yang tertuang menjadi sesuatu karya sastra yang sangat indah. Puisi Cina mempunyai hubungan yang erat dengan karya kesenian yang lain, yaitu lukisan Cina. Lukisan di Cina dianggap sebagai bunga kebudayaan Cina. Lukisan Cina - tidak seperti lukisan di negara-negara lain - banyak memperlihatkan penghematan bahan dengan banyaknya bidang-bidang kosong. Penggambaran suatu obyek pemandangan kadang juga difokuskan secara dekat, sehingga yang terlihat hanyalah penggalan dari obyek tersebut. Tetapi walaupun demikian, dalam lukisan tersebut orang akan dapat melihat suatu harmonisasi yang utuh dengan alam. Hal tersebut dapat terjadi karena, lukisan mempunyai hubungan yang erat dengan puisi. Biasanya di dalam lukisan dicantumkan sebait puisi. Di sini puisi memberikan jiwanya pada lukisan. Keduanya datang dari jiwa atau semangat yang sama. Dalam puisi dan lukisan Cina dapat terlihat bahwa jiwa pelukis adalah jiwa penyair. Pelukis Cina mengekspresikan kesan dan penekanan yang sama dengan penyair Cina atas suatu suasana yang dilihatnya, dan juga memberikan kesatuan yang sama terhadap alam, yang mana semua ini merupakan ciri yang sama pada puisi Cina. Hal tersebut menyebabkan adanya istilah Mata penyair adalah juga mata pelukis. Sehinggga tidaklah mengherankan kalau di Cina sering terjadi bahwa seorang penyair adalah sekaligus merupakan pelukis, demikian pula sebaliknya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S13052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayke Ruth Loyali
"Ai Qing adalah salah satu penyair besar Cina. Ia telah menulis banyak puisi yang mendunia. Puisi Ai Qing dikenal sebagai puisi sederhana yang dekat dengan kehidupan. Kondisi politik dan sosial yang tidak menentu di Cina pernah membuatnya berhenti menulis puisi selama dua puluh tahun lebih. Tahun 1978 adalah periode di mana Ai Qing kembali menulis dan menerbitkan karya-karyanya untuk publik. Beberapa penelitian terdahulu membahas mengenai simbolisasi dalam puisi Ai Qing serta perubahan yang terjadi dalam gaya puisinya di tahun 1978. Penelitian-penelitian tersebut mendapati bahwa di balik puisi Ai Qing yang sederhana, terkandung makna filosofis yang dalam. Selain itu, puisi Ai Qing disebut menggunakan objek yang dekat dengan keseharian manusia untuk menyampaikan pesan filosofis Ai Qing yang diperoleh dari pengalaman hidupnya sebagai manusia. Setelah membaca dan menganalisis puisi-puisi tersebut saya mendapati adanya gaya personifikasi yang kuat yang digunakan oleh Ai Qing. Penelitian ini akan membahas 4 puisi Ai Qing, Payung, Harapan, Cermin, dan Fosil Ikan yang terbit pada tahun 1978, dan mencoba mengungkapmakna dari keempat puisi tersebut, dan mengapa ia cenderung menggunakan gaya personifikasi. Penelitian menyimpulkan bahwa keempat puisi ini memang membawa makna filosofis mengenai kehidupan dengan memanfaatkan gaya bahasa personifikasi dan simbolisasi atas benda-benda yang dihadirkan.

Ai Qing is one of China's great poets. He has written many poems. Ai Qing's poetry is known as simple poetry that is close to life. The uncertain political and social conditions in China had made him stop writing poetry for more than twenty years. 1978 was a period when Ai Qing returned to writing and publishing his works to the public. Several previous studies discussed the symbolization in Ai Qing's poetry and the changes that occurred in her poetry style in 1978. These studies found that behind Ai Qing's simple poetry, there is a deep philosophical meaning. In addition, Ai Qing's poetry is said to use objects that are close to human daily life to convey Ai Qing's philosophical messages that are obtained from her life experiences as humans. After reading and analyzing the poems, there is a strong personification style used in his poems. This research will discuss 4 poems in 1978, Umbrella, Hope, Mirror, and Fish Fossil, and try to analyze the meaning of the four poems, and why they tend to use personification style. The research concludes that these four poems carry a philosophical meaning about life through the personification and symbolization of the objects presented."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tao Chiien
Honolulu: University of Hawaii Press, 1953
895.1 TAO p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Waley, Arthur
London: George Allen and Unwin, 1946
895.110 WAL c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Chen, Mengjia
Beijing: Jiefang wenyi Chubanshe, 2001
SIN 895.11 CHE x
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Huang, Yongwu
Taibei : Jiuge Chubanshe, 1985
SIN 895.11 HUA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>