Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kafka, Franz, 1883-1924
"Summary: A collection of translations that brings together the small proportion of the author's works that he himself thought worthy of publication."
London: Penguin Classics, 2016
833.91 KAF m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Cinderella Sheli Alwi
"ABSTRAK
Karya seni terbagi atas berbagai jenis dan memiliki daya tariknya masing-masing karena keindahan maupun keunikannya. Maurits Cornelis Escher seorang seniman grafis menciptakan karya seni menggunakan manipulasi optis yang membuatnya fenomenal di mata dunia. Karya Escher yang sangat terkenal yaitu Konstruksi Mustahil dan Metamorfosis. Keunikan karyanya yaitu mahir dalam memanipulasi mata penikmat karyanya sehingga Escher sangat dikagumi para penikmat seni. Tulisan ini akan membahas penciptaan manipulasi, dampak yang ditimbulkan kepada para penikmat karya serta keunikan pada karya Escher. Analisis dalam tulisan ini menggunakan pendekatan seni untuk menganalisis estetika karya Escher dan pendekatan semiotik Charles Sanders Peirce.

ABSTRACT
Arts have their categories and each of them have their own attractiveness because the beauty also the uniqueness. Maurits Cornelis Escher was a graphic artist whose featured optic manipulation which make him very famous in the world. The most famous of Escher rsquo s prints are Impossible Constructions and Metamorphosis. The uniqueness of Escher rsquo s works is very good at manipulated human eyes which make people admire him so much. This journal specifically a research about how the manipulations was made, the effects to the people whose saw the works also the uniqueness of Escher rsquo s works. Art approach used to analyze the works aestethic and semiotics approach of Charles Sanders Peirce."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Kasandra Nadia Alfiani
"Pelaku seni berarti kita membiarkan diri kita untuk ikut masuk ke dalam seni itu sendiri. Makalah ilmiah akhir ini ditulis berdasarkan pengalaman penulis saat terlibat dalam pembuatan film. Sebuah proses pembuatan film membiarkan tiap elemennya bergabung, dengan adanya kontak dan konflik yang terjadi dalam sebuah proses pembuatan film, akan menghasilkan karya seni yang lebih inklusif dan kontekstual. Selain hasil karyanya, sebagai filmmaker yang telah mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang baru selama prosesnya, mereka juga akan ikut bertransformasi membersamai film tersebut. Selain itu, dalam membuat film kita juga membiarkan film tersebut untuk menampilkan makna dan berbicara melalui visualnya yang dibangun melalui elemen artistiknya. Representasi inikah yang nantinya akan menjadi instrumen komunikatif antara filmmaker dan audiens, sebuah bahasa visual. Secara prosesnya, penulis menulis makalah ini dengan metode auto-etnografi dan refleksi dari pengalaman pribadi penulis.

Making art means we allow ourselves to immerse ourselves in the art itself. This final scientific paper was written based on the author's experience while involved in the filmmaking process. A film making process allows every element to become one, the contacts and conflicts that occur in a filmmaking process will produce a more inclusive and contextual work of art. Apart from their works, a filmmaker who has gained new experience and knowledge during the process, they will be also transformed along with the film. Apart from that, in making a film we also allow the film to give meaning and speak through its visuals which are built through its artistic elements. This representation will later become a communicative instrument between the filmmaker and the audience, a visual language. In the process, the author wrote this paper using auto-ethnographic methods and reflections from the author's personal experiences.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Dwi Irawan
"Kelompok teroris termasuk ISIS menggunakan berbagai cara kaderisasi, salah satunya memanfaatkan lembaga pendidikan, sehingga lembaga pendidikan memiliki peran penting untuk melahirkan generasi penerus dan menjaga eksistensi kelompok teroris. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus dengan teknik pengumpulan data primer melalui wawancara terhadap narasumber dari mantan jamaah atau pengurus lembaga pendidikan jaringan ISIS di Pantura Jawa Barat, serta lembaga pemerintah yaitu Badan Intelijen Negara (BIN), Densus 88 Anti Teror, dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Selain itu, penelitian ini menggunakan teknik observasi lapangan dan didukung data sekunder. Peneliti menggunakan Teori Kontra Intelijen untuk memahami perubahan dalam kaderisasi melalui lembaga pendidikan oleh ISIS di Pantura Jawa Barat dan Teori Belajar Sosial untuk memahami implikasinya. Penelitian tentang kaderisasi teroris melalui lembaga pendidikan masih terbatas sehingga diharapkan dapat memberikan masukan dalam penanggulangan terorisme. Penelitian ini menemukan bahwa kaderisasi melalui lembaga pendidikan oleh ISIS di Pantura Jawa Barat mengalami metamorfosa, antara lain dari pola sentralisasi menjadi desentralisasi, dari lembaga formal menjadi nonformal, serta adanya kamuflase sehingga lebih sulit dikontrol. Selain itu, lembaga pendidikan menjadi lingkungan sosial tempat terjadinya proses belajar observasional bagi anggota kelompok teroris. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, penelitian merekomendasikan strategi kolabolasi melibatkan berbagai unsur, mulai dari lembaga pemerintah hingga masyarakat.

Terrorist groups, including ISIS, use various methods of regeneration, one of which is using educational institutions. Hence, educational institutions have an essential role in producing the next generation and maintaining the existence of terrorist groups. This research is qualitative research using a case study method with primary data collection techniques through interviews with sources from former congregants or administrators of ISIS network educational institutions in Pantura, West Java, as well as government institutions, namely the National Intelligence Agency (BIN), Densus 88 Anti-Terror Police, and National Counterterrorism Agency (BNPT). Apart from that, this research uses field observation techniques and is supported by secondary data. Researchers use Counterintelligence Theory to understand changes in regeneration through educational institutions through ISIS in Pantura, West Java, and Social Learning Theory to understand the implications. Research on terrorist regeneration through educational institutions is still limited, so it is hoped that it can provide input in overcoming terrorism. This research found regeneration through educational institutions by ISIS in Pantura, West Java, experienced a metamorphosis, including from a pattern of centralization to decentralization, from formal to non-formal institutions, and camouflage, making it more difficult to control. In addition, educational institutions become a social environment where observational learning processes occur for members of terrorist groups. To overcome this problem, research recommends a collaboration strategy involving various elements, from government institutions to the community."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library