Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142999 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hepta Yuniarta
"ABSTRAK
Salah satu bagian penting dari ilmu aktuaria adalah teori
risiko yang mempunyai 2 cabang utama yakni teori risiko individu
dan teori risiko kolektif. Model yang dibentuk untuk distribusi
total uang klaim risiko individu adalah model risiko individu,
sedangkan untuk risiko kolektif adalah model risiko kolektif.
Metode konvolusi digunakan untuk implementasi perhitungan
distribusi total uang klaim untuk kedua model tersebut.
Pendekatan normal digunakan sebagai pendekatan distribusi
total uang klaim untuk model risiko individu, sedangkan untuk
model risiko kolektif selain pendekatan normal juga digunakan
pendekatan translasi distribusi Gamma.
"
1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hepta Yuniarita
"Salah satu bagian penting dari ilmu aktuaria adalah teori risiko yang mempunyai 2 cabang utama yakni teori risiko individu dan teori risiko kolektif. Model yang dibentuk untuk distribusi total uang klaim risiko individu adalah model risiko individu, sedangkan untuk risiko kolektif adalah model risiko kolektif. Metode konvolusi digunakan untuk implementasi perhitungan distribusi total uang klaim untuk kedua model tersebut. Pendekatan normal digunakan sebagai pendekatan distribusi total uang klaim untuk model risiko individu, sedangkan untuk model risiko kolektif selain pendekatan normal juga digunakan pendekatan translasi distribusi Gamma."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santhi Devi Rosedewayani
"Tugas Akhir ini membahas perhitungan premi dan nilai tunai untuk" Asuransi Kesejatrteraan Hari Tua Kumpulan" yang meliputi Asuransi Berjangka, Santunan Kematian dan Kehilangan Anggota Tubuh Karena Kecelakaan, serta Santunan Rawat Inap karena kecelakaan"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1993
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Oloan August
"Kebutuhan atas distribusi yang lebih fleksibel dalam pemodelan data menjadi perhatian dalam pengembangan suatu distribusi. Salah satu fleksibilitas yang diharapkan adalah diperolehnya suatu distribusi yang dapat memodelkan data yang mengalami overdispersi akibat adanya kelebihan nol yang ekstrem (extreme excess zeros). Distribusi Poisson tidak cocok untuk memodelkan data dengan masalah tersebut karena asumsi ekuidispersinya. Untuk mengatasi masalah data dengan adanya kelebihan nol (excess zeros), digunakan distribusi Zero Inflated Poisson (ZIP) dan distribusi campuran Poisson seperti distribusi Poisson Exponential, Poisson Transmuted Exponential, dan Poisson Weighted Exponential. Akan tetapi, keempat distribusi ini tidak cocok untuk memodelkan data dengan adanya nilai nol yang ekstrem. Maka dari itu, dengan metode-metode yang digunakan untuk membentuk tiga distribusi campuran Poisson sebelumnya, dikembangkanlah distribusi Poisson Transmuted Weighted Exponential (PTWE) yang dapat memodelkan data count yang mengalami overdispersi akibat extreme excess zeros. Distribusi ini dibentuk dengan mengasumsikan bahwa parameter dari distribusi Poisson mengikuti distribusi Transmuted Weighted Exponential (TWE). Distribusi TWE merupakan hasil pembentukan distribusi baru dengan menggunakan metode transmutasi pada distribusi Weighted Exponential (WE). Pada penulisan skripsi ini akan dibahas mengenai pembentukan dan karakteristik dari distribusi PTWE dan penaksiran parameter menggunakan metode maximum likelihood dengan perhitungan numerik menggunakan metode Newton Raphson. Berdasarkan ilustrasi yang diberikan, diperoleh bahwa distribusi PTWE lebih cocok untuk memodelkan data yang mengalami overdispersi akibat extreme excess zeros.

The need for more flexible distribution in data modeling has become a key concern in the development of a distribution. One of the expected flexibilities is obtaining a distribution capable of modeling data that experiences overdispersion due to extreme excess zeros. The Poisson distribution is not suitable for modeling data with this issue because of its equidispersion assumption. To address the problem of data with excess zeros, the Zero-Inflated Poisson (ZIP) distribution and Poisson mixture distributions, such as the Poisson Exponential, Poisson Transmuted Exponential, and Poisson Weighted Exponential distributions, have been used. However, these four distributions are not suitable for modeling data with extreme excess zeros. Therefore, using the methods applied in forming the three previous Poisson mixture distributions, the Poisson Transmuted Weighted Exponential (PTWE) distribution was developed to model count data experiencing overdispersion due to extreme excess zeros. This distribution is constructed by assuming that the parameter of the Poisson distribution follows the Transmuted Weighted Exponential (TWE) distribution. The TWE distribution is a newly formed distribution using the transmutation method on the Weighted Exponential (WE) distribution. This thesis discusses the formation and characteristics of the PTWE distribution and parameter estimation using the maximum likelihood method, with numerical calculations performed using the Newton-Raphson method. Based on the provided illustration, the PTWE distribution is found to be more suitable for modeling data that exhibits overdispersion due to extreme excess zeros.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Oloan August
"Kebutuhan atas distribusi yang lebih fleksibel dalam pemodelan data menjadi perhatian dalam pengembangan suatu distribusi. Salah satu fleksibilitas yang diharapkan adalah diperolehnya suatu distribusi yang dapat memodelkan data yang mengalami overdispersi akibat adanya kelebihan nol yang ekstrem (extreme excess zeros). Distribusi Poisson tidak cocok untuk memodelkan data dengan masalah tersebut karena asumsi ekuidispersinya. Untuk mengatasi masalah data dengan adanya kelebihan nol (excess zeros), digunakan distribusi Zero Inflated Poisson (ZIP) dan distribusi campuran Poisson seperti distribusi Poisson Exponential, Poisson Transmuted Exponential, dan Poisson Weighted Exponential. Akan tetapi, keempat distribusi ini tidak cocok untuk memodelkan data dengan adanya nilai nol yang ekstrem. Maka dari itu, dengan metode-metode yang digunakan untuk membentuk tiga distribusi campuran Poisson sebelumnya, dikembangkanlah distribusi Poisson Transmuted Weighted Exponential (PTWE) yang dapat memodelkan data count yang mengalami overdispersi akibat extreme excess zeros. Distribusi ini dibentuk dengan mengasumsikan bahwa parameter dari distribusi Poisson mengikuti distribusi Transmuted Weighted Exponential (TWE). Distribusi TWE merupakan hasil pembentukan distribusi baru dengan menggunakan metode transmutasi pada distribusi Weighted Exponential (WE). Pada penulisan skripsi ini akan dibahas mengenai pembentukan dan karakteristik dari distribusi PTWE dan penaksiran parameter menggunakan metode maximum likelihood dengan perhitungan numerik menggunakan metode Newton Raphson. Berdasarkan ilustrasi yang diberikan, diperoleh bahwa distribusi PTWE lebih cocok untuk memodelkan data yang mengalami overdispersi akibat extreme excess zeros.

The need for more flexible distribution in data modeling has become a key concern in the development of a distribution. One of the expected flexibilities is obtaining a distribution capable of modeling data that experiences overdispersion due to extreme excess zeros. The Poisson distribution is not suitable for modeling data with this issue because of its equidispersion assumption. To address the problem of data with excess zeros, the Zero-Inflated Poisson (ZIP) distribution and Poisson mixture distributions, such as the Poisson Exponential, Poisson Transmuted Exponential, and Poisson Weighted Exponential distributions, have been used. However, these four distributions are not suitable for modeling data with extreme excess zeros. Therefore, using the methods applied in forming the three previous Poisson mixture distributions, the Poisson Transmuted Weighted Exponential (PTWE) distribution was developed to model count data experiencing overdispersion due to extreme excess zeros. This distribution is constructed by assuming that the parameter of the Poisson distribution follows the Transmuted Weighted Exponential (TWE) distribution. The TWE distribution is a newly formed distribution using the transmutation method on the Weighted Exponential (WE) distribution. This thesis discusses the formation and characteristics of the PTWE distribution and parameter estimation using the maximum likelihood method, with numerical calculations performed using the Newton-Raphson method. Based on the provided illustration, the PTWE distribution is found to be more suitable for modeling data that exhibits overdispersion due to extreme excess zeros.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siburian, Intan P.
"Tugas akhir ini raetnbahas cara perhitungan laju mortalita berdasarkan atas usia dan durasi. Perhitungan laju mortalita berdasarkan pada usia dan durasi dilakukan dengan menggunakan persamaan paparan resiko. Perhitungan resiko kematian dilakukan dengan menggunakan pendekatan difference formula."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1993
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Buddy Nugraha, Author
"ABSTRAK
Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) sebagai salah satu jenis program pensiun menetapkan manfaat pensiunnya dalam suatu formula khusus, misalnya berupa prosentase dari besaran gaji terakhir untuk setiap tahun masa kerja. Oleh karenanya memerlukan perhitungan pendanaan pensiunnya. Pola pendanaan pensiun akan memberi konsekuensi logis terhadap kenaikan kewajiban aktuaria dan iuran normal.
Sebagai bentuk upaya menjaga kelangsungan pola pendanaan pensmn, maka diperlukan pemilihan metode perhitungan aktuaria yang sesuai dengan kondisi keuangan Pemberi Kerja. Metode perhitungan aktuaria yang dipilih adalah metode yang antara lain memiliki kriteria ideal dapat memberikan basil perhitungan kewajiban aktuaria dan iuran normal yang paling kecil jika dibandingkan dengan metode perhitungan aktuaria yang lain. Kenaikan Kewajiban Aktuaria dan luran Normal yang tidak terlalu drastis lonjakannya juga merupakan kriteria lain dalam pemilihan. Pemilihan metode juga harus disesuaikan dengan kondisi Keuangan Pemberi Kerja. Metode perhitungan aktuaria yang umumnya digunakan oleh kalangan industri Dana Pensiun adalah metode perhitungan aktuaria Projected Unit Credit (PUC), Entry Age Normal (EAN) dan Attained Age Normal (AAN).
Pemilihan program pensiun untuk perusahaan yang baru berdiri yang memiliki prospek usaha._diatas rata-rata dapat memilih biaya awal yang rendah (low initial costs) karena pada masa datang akan memiliki kewajiban yang lebih besar. Perusahaan yang memiliki usaha yang luas dan besar akan lebih baik jika memilih metode EAN level percent yang lebih bisa diprediksi (predictability) daripada PUC yang relatif tidak terprediksi (unpredictability). Sementara itu perusahaan yang telah lama berdiri yang memiliki Kewajiban Masa Ke1)a. Lalu yang besar pada saat memulai program pensiun (saat pendirian Dana Pensiun), dapat mengambil EAN yang dapat menyebar/membagi kewajiban masa kerja lalu tersebut ke dalam seluruh/total masa kerja pegawai, atau dapat juga memilih metode AAN yang membagi dua horison waktu perhitungan aktuaria.
Biaya sebenamya dari suatu Dana Pensiun tidak dapat diketahui secara tepat sampai seluruh manfaat pensiun telah dibayarkan kepada peserta terakhir. Metode Perhitungan Aktuaria hanyalah suatu sarana untuk memperkirakan pembiayaannya dari sudut pandang timing-nya saja. Persoalan kemudian timbul jika metode yang dipilih kemudian tidak dapat mengantisipasi secara baik kenaikan kewajiban aktuaria dan iuran normal. Permasalahan ini kemudian dianalisis dengan . menggunal.Can tiga metode perhitungan aktuaria yaitu Projected Unit Credit (PUC), Entry Age Normal (EAN) dan Attained Age Normal (AAN). Selanjutnya dilihat metode yang paling sesuai dengan mempertimbangkan sisi praktis pemakaian metode tersebut bagi Dana Pensiun XYZ dan
kondisi keuangan Pemberi Kelja PT XYZ sebagai pendiri Dana Pensiun XYZ, dengan turut pula memperhatikan Kemampuan Metode Perhitungan Aktuaria untuk:
a. memandu pembentukan Kekayaan Dana Pensiun yang dapat memenuhi pembayaran manfaat pensiun dalam segala keadaan atau security.
b. menghasilkan tingkat iuran yang tidak dipengaruhi oleh fluktuasi perbedaan realisasi dan asumsi yang digunakan, atau stability.
c. menghasilkan tingkat pendanaan yang tidak berlebihan dan tidak kekurangan.
Perhitungan dan analisis menggunakan asumsi-asumsi aktuaria yang digunakan oleh Konsultan Aktuaria yang ditunjuk oleh Dana Pensiun XYZ. Hasil perhitungan dan analisis diharapkan akan memberikan pilihan metode yang sesuai bagi Dana Pensiun XYZ. Setelah melalui serangkaian perhitungan dan analisis dengan ketiga metode, maka Metode Entry Age Normal (EAN) lebih sesuai untuk dipakai oleh Dana Pensiun XYZ."
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Agung Kartika Shanti
"Ketika seorang karyawan telah mencapai usia pensiun normal, maka karyawan tersebut tidak lagi bekerja sehingga mereka tidak dibayar. Dengan mengikuti program asuransi dana pensiun, karyawan akan mendapatkan dua jenis manfaat, yaitu manfaat normal dan keuntungan tambahan. Besarnya manfaat yang akan diperoleh peserta dana asuransi Pensiun dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan aktuaria untuk program asuransi dana pensiun manfaat pasti. Dalam tugas akhir ini akan dibahas tentang perhitungan aktuaria dengan sistem proyeksi, yaitu metode usia masuk normal. Pertama-tama, itu ditentukan pertama manfaat yang akan diterima oleh peserta asuransi, selanjutnya akan ditentukan premi. Setelah manfaat dan premi dihitung, maka kewajiban selanjutnya akan dihitung aktuaris. Data untuk ilustrasi tugas akhir ini menggunakan gaji PNS sipil.

When an employee has reached the normal retirement age, the employee is no longer working so they are not paid. By joining the pension fund insurance program, employees will get two types of benefits, namely normal benefits and additional benefits. The amount of benefits to be received by Pension insurance fund participants can be calculated using actuarial calculations for the defined benefit pension fund insurance program. In this final project will discuss about actuarial calculations with a projection system, namely the normal entry age method. First of all, it is determined first the benefits that will be received by the insurance participant, then the premium will be determined. After the benefits and premiums are calculated, the next obligation will be calculated by the actuary. The data for this final project illustration uses civil servant salaries."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supardi Sudiro, Author
"ABSTRAK
Program pensiun manfaat pasti merupakan salah satu program yang digunakan Dana Pensiun dalam pengelolaan program pensiun. Program tersebut memberikan manfaat pensiun yang besar manfaatnya dapat diketahui sesuai rumusan tertentu. Dengan telah ditentukannya rumusan manfaat pensiun maka setiap pensiunan dapat mengetahui besar manfaat pensiun yang akan diterima pada saat pensiun serta manfaat yang akan diberikan kepada Pihak Yang Berhak.
Dalam penetapan rumusan manfaat pensiun, baik pemberi kerja, pengelola Dana Pensiun maupun para pensiunan pada dasarnya mengharapkan manfaat pensiun yang diberikan dapat menjadi penghasilan yang layak untuk biaya hidup para pensiunan selama menjalani masa pensiun serta berlaku sama untuk seluruh pesetia atau tidak diskriminatif. Hal ini penting karena pemberian manfaat pensiun merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan motivasi bagi karyawan dalam bekerja.
Dalam perkembangannya, dengan adanya kenaikan'-biaya hidup serta perangkat peraturan dari Pemerintah mengenai minimum besar manfaat pensiun, maka manfaat pensiun yang telah dirumuskan sebenarnya masih dapat ditinjau untuk dinaikkan atau disesuaikan dengan menggtmakan pola kenaikan tertentu sehingga dapat membantu peningkatan kesejahteraan pensiunan serta tetap sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Terdapat banyak cara untuk menetapkan pola kenaikan manfaat pensiun dan penetapan suatu pola kenaikan sebaiknya dilatarbelakangi kesesuaian rumusan manfaat pensiun yang ditetapkan dengan situasi dan kenyataan yang ada. Pada penulisan karya akhir ini, penulis ingin melakukan pengkajian pada tiga alternatif pola kenaikan manfaat pensiun yaitu peningkatan asumsi kenaikan PhDP per tahun, peningkatan asumsi kenaikan manfaat pensiun per tahun, serta kenaikan manfaat pensiun kepada Pihak Yang Berhak.
Ketiga altematif pola kenaikan memberikan dampak yang berbeda terhadap posisi pendanaan dari Dana Pensiun. Hal ini karena setiap pola kenaikan memberikan dampak kenaikan pada kewajiban aktuaria dan kewajiban solvabilitas serta iuran normal yang berbeda pula. Yang menjadi permasalahan pada karya akhir ini adalah menentukan pola kenaikan manfaat pensiun yang sesuai dengan kemampuan keuangan pemberi kerja dengan memperhatikan posisi pendanaan Dana Pensiun.
Sebagai contoh penerapan dan analisis dari pola kenaikan yang dibahas pada karya akhir ini, penulis menggunakan data dari Dana Pensiun ABC. Metode analisis yang digunakan adalah membandingkan setiap kenaikan kewajiban aktuaria, dan kewajiban solvabilitas sebagai akibat adanya kenaikan manfaat pensiun dari ketiga pola kenaikan. Selanjutnya membandingkan dampak dari setiap pola kenaikan terhadap posisi pendanaan Dana Pensiun ABC serta kenaikan kewajiban dari Pemberi Keija ABC dari sisi pendanaan. Hasil analisis juga akan digunakan untuk menentukan pola kenaikan yang sesuai kemampuan keuangan pemberi keija berdasarkan pada anggaran yang disediakan PT. ABC untuk pendanaan Dana Pensiun ABC. Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa memberikan kenaikan manfaat pensiun kepada Pihak Yang Berhak memberikan dampak kenaikan kewajiban aktuaria dan iuran normal yang relatif paling kecil.
Saran-saran bagi Dana Pensiun ABC untuk melakukan kenaikan manfaat pensiun, dengan memilih pola kenaikan yang sesuai dengan kemarnpuan keuangan Pemberi Kerja ABC disajikan dalarn karya akhir ini.
"
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anyarin Pithapakdeesatith
"ABSTRAK
Ammonia and phosphorus have been recognized as the cause of eutrophication in surface water. Chuat Man Canal is faced with water quality degradation problem due to the high concentrations of ammonia and total phosphorus in the water body that makes it unsuitable for fish ponds. Removal of ammonia and phosphorus by the adsorption process is simple and not requires chemical use. In addition, ammonia is well adsorbed by activated carbon and zeolite while phosphorus is adsorbed by zeolite. This research used zeolite and activated carbon for the adsorption of ammonia and total phosphorus. The results of laboratory experiments at 30 °C 200 rpm 60 minutes, revealed that adsorption of ammonia using zeolite correlated with Freundlich isotherm (R2 = 0.9031). For ammonia adsorption using activated carbon, it correlated with Langmuir (R2 = 0.9596) and Freundlich (R2 = 0.9113) isotherms, respectively. For field experiment, 9 zeolite and activated carbon adsorbent pads with ratio of 1.6:1 by weight were placed across the canal sections. Each pad had 2 openings and each opening contained its adsorbent volume of 1.0 × 0.015 × 0.6 m3 (width × length × height). The front opening contained 5 kg of activated carbon while the back part contained 8 kg of zeolite. During the study, water flow velocity at surface of water was ranged from 0.022 - 0.027 m/s. Concentration of ammonia in influent and effluent was ranged from 1.755- 8.817 mg/L and 1.473-7.063 mg/L, respectively while that for total phosphorus was ranged from 0.045 - 0.095 mg/L and 0.042 - 0.089 mg/L, respectively. The maximum removal efficiency occurred 20 and 43 minutes after installation of the adsorption pads which were 6.73% for total phosphorus and 23.17% for ammonia, respectively."
Pathum Thani: Thammasat University, 2017
607 STA 22:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>