Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169604 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Idzhar Jaya Nugraha
"Perubahan dinamika lingkungan pada suatu perusahaan baik dari sisi internal maupun eksternal membutuhkan tindakan yang mengintegrasikan manajemen stratejik dengan kepemimpinan. Sejauh mana seseorang dapat dipercaya menjadi pemimpin yang secara langsung dapat mempengaruhi lingkungan dan memiliki dampak substansial terhadap persepsi lingkungan dan rekasi terhadapnya. Peran pemimpin sebagai penghubung kedua sisi tersebut untuk mewakili kepentingan dari pandangan internal organisasi terhadap kepentingan dan pandangan kelompok luar serta mampu menyeimbangkan keduanya (boundary spanner).
Pada sektor perbankan kompleksitas wewenang yang menjadi tanggungjawab pimpinan cabang dapat menimbulkan perilaku-perilaku yang tidak konsisten dan perannya semakin tidak terarah. Sebagai kepanjangan tangan dan membawa image dari perbankan, kantor cabang merupakan tempat terjadinya interaksi antara pegawai dengan nasabah. Aspek operasional dan marketing menjadi tugas pokok bagi branch manager untuk memadukan keduanya agar seimbang dan mencapai target yang telah ditetapkan oleh kantor pusat (headquarter). Menggunakan perspektif strategic leadership, melalui tipe kepemimpinan authentic leadership penelitian ini menyelidiki apakah terdapat pengaruh kepemimpinan otentik (authentic leadership) terhadap konflik peran (role conflict), ambiguitas peran (role ambiguity) dan kinerja tugas (task performance).
Penelitian ini dilakukan di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, yang melibatkan 100 kepala cabang dari regional I hingga XII dengan model cabang yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode SEM, dengan tingkat respons lebih dari 66.7%. Hasil penelitian menunjukkan Authentic leadership memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat role conflict dan role ambiguity namun dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan. Sementara Authentic leadership memiliki terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan task Performance. Serta role ambiguity memberikan pengaruh positif terhadap ketidakjelasan peran (role conflict). Penelitian ini memberikan keterbaruan, dimana peran kepemimpinan sebagai boundary spanner pada perusahaan perbankan yang besar memiliki tingkat konflik peran dan ambiguitas peran yang tidak begitu signifikan. Hal ini dikarenakan melalui pengembangan authentic leadership, pemimpin harus terbuka untuk beradaptasi terhadap lingkungan organisasi merupakan indikator terkuat dalam pencapaian kinerja.

Changes in environmental dynamics in a company both internally and externally require actions that integrate strategic management with leadership. The extent to which a person can be trusted to be a leader who can directly influence the environment and have a substantial impact on environmental perceptions and reactions to them. The role of the leader as a liaison between the two sides is to represent the interests of the organization's internal views on the interests and views of the outside group and to be able to balance the two (boundary spanner).
In the banking sector, the complexity of the authority that is the responsibility of branch managers can lead to inconsistent behaviors and the role is increasingly undirected. As an arm and carry the image of the bank, the branch office is the place where interaction between employees and customers occurs. Operational and marketing aspects are the main tasks for branch managers to integrate the two to balance and achieve the targets set by the headquarter. Using the perspective of the leadership strategy, through the authentic leadership type this study investigated whether there was an influence of authentic leadership on role conflict, role ambiguity and task performance. These variables become a research material in the banking sector and have a relationship with banking performance.
This research was conducted at PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, which involved 100 branch heads from regional I to XII with a branch model consisting of: Branch Offices (KC), Sub-Branch Offices (KCP) and Sub-Branch Offices of Business Partners (KCP MMU ). This research used the SEM method, with response rate of more than 66.7%. The results showed that authentic leadership has a negative effect on the role conflict and role ambiguity, but in this research hasn’t significant effect. While Authentic leadership has proven to have a significant effect on improving task performance and Role ambiguity has a positive influence on increasing role conflict. This study provides renewal, where the role of leadership as a boundary spanner in large banking companies has a level of role conflict and role ambiguity that is not too significant. Through the authentic leadership development with openness and willingness to adapt the organizational environment is the strongest indicator of performance achievement.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T51881
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziz Fajar Ariwibowo
"Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bertanggung jawab menjalankan strategi kantor pusat guna memperoleh laba, melaksanakan program dan kewajiban publik, menjaga viabilitas bisnis perusahaan, melayani pelanggan, dan mengelola karyawan. Hal ini mendorong pemimpin cabang untuk mengeksplorasi lingkungan mereka sekaligus menghadapi konflik target. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki dampak aktivitas boundary spanning dan orkestrasi sumber daya yang dilakukan pemimpin cabang terhadap kinerja kantor cabang dalam dinamika ketidakpastian lingkungan dan konflik target. Penelitian ini menggunakan structural equation modeling pada salah satu bank BUMN paling terkemuka di Indonesia, dengan 201 kantor cabang sebagai unit analisis dan 186 pemimpin cabang sebagai responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas boundary spanning memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan orkestrasi sumber daya. Sementara itu, aktivitas boundary spanning dan orkestrasi sumber daya keduanya memengaruhi kinerja kantor cabang. Namun, pengaruh tersebut sangat bervariasi tergantung pada ketidakpastian lingkungan dan konflik target yang dialami oleh pemimpin cabang. Selain itu, penelitian ini juga menemukan fenomena menarik bahwa konflik target tidak mengurangi aktivitas boundary spanning, melainkan justru meningkatkannya, meskipun tidak berdampak pada orkestrasi sumber daya. Hal ini erat kaitannya dengan budaya Indonesia sebagai bangsa yang memiliki jarak kekuasaan yang tinggi, individualisme yang rendah, maskulinitas yang rendah, dan pemanjaan diri yang rendah, yang mencerminkan preferensi untuk mengutamakan keharmonisan di tempat kerja, menaati atasan, dan bersikap loyal terhadap tempat kerja.

State-owned enterprises have responsibilities to conduct head office’s strategies to make profits, to execute public programs and obligations, to maintain their viabilities, to serve customers, and to manage employees. Those prompt their branch managers not only to explore their environment but also to face a goal conflict situation. This study is to investigate the effects of branch managers’ boundary spanning activities and resource orchestration on the performance of branch offices in the dynamics of environmental uncertainty and goal conflict. This study employs structural equation modeling on one of the most prominent state-owned banks in Indonesia, with 201 branch offices as the unit of analysis, and 186 branch managers as respondents. The results of this study show that boundary spanning activities have a positive and significant relationship with resource orchestration. Meanwhile, both boundary spanning activities and resource orchestration are to influence the performance of branch offices. However, the influence varies widely, depending on environmental uncertainty and goal conflict experienced by branch managers. Furthermore, this study delves into an interesting phenomenon, that goal conflict situation, instead of reducing boundary spanning activities, it increases them but has no impact on resource orchestration. This closely relates to the culture of Indonesia as a nation with high power distance, low individualism, low masculinity, and low indulgence which represent preferences to prioritize workplace harmony, obey supervisors, and be loyal to the workplace."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Aji Darmawan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dari transformational leadership terhadap task performance dan organizational citizenship behaviors serta melalui peran mediasi work engagement dan organizational identification. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling. Sejumlah 367 pegawai Setjen Kemenkeu berpartisipasi menjadi sampel penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa transformational leadership memiliki pengaruh tidak langsung terhadap organizational citizenship behaviors melalui work engagement dan organizational identification, dan terhadap task performance melalui work engagement meskipun hanya mediasi pasial. Namun, transformational leadership tidak memiliki pengaruh tidak langsung terhadap task performance melalui organizational identification, sehingga organizational identification tidak memediasi pengaruh transformational leadership terhadap task performance. Studi ini juga menunjukkan bahwa transformational leadership memiliki pengaruh secara langsung terhadap task performance dan organizational citizenship behaviors pegawai Setjen Kemenkeu, terutama terkait dengan kepedulian terhadap citra organisasi. Maka dari itu, organisasi perlu mendorong para pemimpin level teknis (eselon IV) agar senantiasa menunjukkan karakteristik seorang pemimpin transformasional sehingga para pegawai di bawahnya semakin terdorong untuk mempertahankan instansi ketika instansi lain mengkritiknya, menunjukkan kebanggaan saat mewakili instansi di depan umum, dan mengekspresikan loyalitas terhadap organisasi.

This study aims to determine the direct effect of transformational leadership on task performance and organizational citizenship behaviors as well as through the mediating role of work engagement and organizational identification. Data were collected through questionnaires and analyzed using Structural Equation Modeling. A total of 367 employees of the Secretariat General of the Ministry of Finance participated as research samples. The results of this study indicate that transformational leadership has an indirect effect on organizational citizenship behaviors through work engagement and organizational identification, and on task performance through work engagement even though it is only partially mediated. However, transformational leadership does not have an indirect effect on task performance through organizational identification, so organizational identification does not mediate the effect of transformational leadership on task performance. This study also shows that transformational leadership has a direct influence on task performance and organizational citizenship behaviors of employees of the General Secretariat of the Ministry of Finance, especially related to concern for organizational image. Therefore, organizations need to encourage technical level leaders (echelon IV) to always show the characteristics of a transformational leader so that employees under them are increasingly motivated to defend the agency when other agencies criticize it, show pride when representing the agency in public, and express loyalty to organization."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fani Ristanti
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dampak work autonomy dan workplace spirituality terhadap innovative work behavior dan work engagement untuk selanjutnya menguji dampak dari work engagement terhadap task performance melalui mediasi innovative work behavior. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) untuk memeriksa kecocokan keseluruhan model menguji kausalitas antar konstruk. Sebanyak 716 karyawan Milenial di berbagai industri di Indonesia berpartisipasi menjadi sampel penelitian. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa workplace spirituality memiliki efek positif pada innovative work behavior karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui work engagement. Namun, work autonomy tidak memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap innovative work behavior, sehingga hanya dapat dipengaruhi secara tidak langsung melalui work engagement. Secara lebih lanjut, terdapat pengaruh yang signifikan antara work engagement dan task performance melalui innovative work behavior baik secara langsung maupun tidak langsung. Studi ini menunjukkan bahwa work autonomy dan workplace spirituality yang tinggi akan meningkatkan work engagement dan mempromosikan innovative work behavior yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja tugas karyawan. Implikasi manajerial terkait dengan work autonomy, workplace spiritualtity, work engagement, innovative work behavior dan task performance juga akan dibahas dalam penelitian ini.

The aim of this study is to examine the effect of work autonomy and workplace spirituality on innovative work behavior and work engagement to further consider the impact of work engagement on task performance through mediating innovative work behavior. Data were collected through an online questionnaire and analyzed using Structural Equation Modelling (SEM) to test the overall fitness of model and causality between each construct. A total of 716 Millennial employees in various industries in Indonesia participated as research sample. The results of this study revealed that workplace spirituality had a positive effect on innovative work behavior of employees both directly and indirectly through work engagement. However, work autonomy had no significant direct effect on innovative work behavior. Thus, it can only be affected indirectly through work engagement. Moreover, there was significant effect between work engagement and task performance through innovative work behavior both directly and indirectly. This study indicated that high level of work autonomy and workplace spirituality will improve the level of work engagement and promote innovative work behavior which ultimately enhance task performance of employee. Managerial implications related to work autonomy, workplace spirituality, innovative work behavior, and task performance will also be discussed in this study. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setyowati
"Penelitian ini bertujuan untuk memperluas pemahaman mengenai peran makna kerja terhadap peningkatan task performance individu. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa korelasi antara makna kerja dan task performance memiliki besaran pengaruh yang bervariasi. Penelitian ini menguji peranan persepsi dukungan atasan sebagai moderator dengan mengacu kepada Job Characteristics Model. Hipotesis penelitian yang diajukan adalah persepsi dukungan atasan
memoderasi hubungan makna kerja dan task performance. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan pendekatan non-eskperimental. Pengambilan sampel dilakukan melalui teknik
accidental sampling. Partisipan penelitian berjumlah 251 orang PNS yang berlokasi di Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi dukungan
atasan memoderasi hubungan makna kerja dengan kinerja. Individu yang memandang
pekerjaannya bermakna dan pada saat yang bersamaan mempersepsikan dukungan atasan yang
tinggi, memiliki kinerja yang lebih tinggi dibandingkan individu yang memandang pekerjaannya
bermakna dan mempersepsikan dukungan atasan yang rendah. Hasil penelitian ini menekankan
bahwa pentingnya peningkatan dukungan atasan untuk memperkuat pengaruh makna kerja
terhadap task performance. Implikasi praktis yang utama dari hasil ini adalah untuk dapat
meningkatkan task performance pada individu yang memandang pekerjaannya bermakna, perlu
untuk meningkatkan dukungan atasan baik dari sisi atasan, bawahan, maupun organisasi.

This study has aimed to broaden the understanding of the meaning of work in increasing individual
task performance. Previous research has shown that the correlation between the meaning of work
and task performance has varying degrees of influence. This study examines the perceived role of supervisor support as a moderator by referring to the Job Characteristics Model. The research
hypothesis proposed is that the perception of supervior support moderates the relationship between the meaning of work and task performance. This study uses a quantitative method with a nonexperimental approach. Sampling was done through accidental sampling technique. The research
participants were 251 civil servants located in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi. The
results showed that the perception of supervisor support moderated the relationship between the
meaning of work and performance. Individuals who perceive their work as meaningful and at the
same time perceive high supervisor support have higher performance than individuals who
perceive their work as meaningful and perceive low supervisor support. The results of this study
emphasize the importance of increasing supervisors' support to strengthen the effect of work
meaning on task performance. The main practical implication of this result is that in order to
improve task performance in individuals who see their work as meaningful, it is necessary to
increase supervisors' support from the supervisor, subordinate, and organizational sides.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Fedora Ramdhani
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perceived organizational support terhadap task performance yang dimediasi individual readiness for change dan psychological capital. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di perusahaan telekomunikasi seluler di seluruh Indonesia yang didapatkan dengan menggunakan purposive sampling. Total sampel berjumlah 275 karyawan. Metode analisis yang digunakan yaitu structural equation modeling dengan menggunakan aplikasi LISREL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa psychological capital memediasi pengaruh perceived organizational support terhadap individual readiness for change dan task performance. Akan tetapi, perceived organizational support dan individual readiness for change tidak memiliki pengaruh signifikan secara langsung terhadap task performance.

This study aims to determine the effect of perceived organizational support in task performance mediated by individual readiness for change and psychological capital. This research is a quantitative study with a cross-sectional design. The samples of this study were employees who work in cellular telecommunication companies throughout Indonesia, obtained using purposive sampling. The total samples were 275 employees. The analytical method used is structural equation modeling using the LISREL application. The results showed that psychological capital mediated the effect of perceived organizational support on individual readiness for change and task performance. However, perceived organizational support and individual readiness for change do not have a direct significant effect on task performance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Ramadhani
"ABSTRAK
Performa tugas adalah hal yang penting di dalam sebuah organisasi karena menjadi salah satu indikator penentu dari outcome (luaran) organisasi khususnya pada individual level outcomes. Salah satu variabel yang diduga penting adalah self-efficacy khususnya dalam konteks pekerjaan, yaitu Role-Breadth Self-Efficacy (RBSE). Penelitian ini terdiri dari dua studi. Studi 1 bertujuan untuk mengetahui pengaruh role-breadth self-efficacy terhadap performa tugas pegawai di Institusi X. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 42 pegawai di level pelaksana dan 12 kepala sub-bagian. Data dianalisis dengan teknik korelasi Pearson dan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara role-breadth self-efficacy dan performa tugas pegawai di level pelaksana dengan nilai r= 0,44; R2= 19; p value < 0,05. RBSE memiliki pengaruh terhadap performa tugas pegawai sebesar 19%. Kekuatan hubungan RBSE dan performa tugas termasuk ke dalam kategori sedang. Kemudian, penelitian dilanjutkan dengan studi 2 untuk mengetahui efektivitas dari program intervensi yang diberikan yaitu pelatihan pengenalan konsep role-breadth self-efficacy. Jumlah responden yang mengikuti pelatihan sebanyak lima orang. Analisis efektivitas intervensi dilakukan dengan menggunakan teknik Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan RBSE yang signifikan antara responden sebelum dan sesudah diberikan pelatihan dengan nilai Z= -2,03; Asymp. Sig.(2-tailed) = 0,04. Selain itu, hasil analisis perubahan pengetahuan menunjukkan nilai Z = -1,62 dengan Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,10 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan yang signifikan terhadap responden sebelum dan sesudah diberikan pelatihan. Dengan demikian, perlu ada evaluasi mendalam agar Institusi X dapat memanfaatkan pelatihan ini untuk meningkatkan pengetahuan RBSE pada pegawai, salah satunya dengan mengembangkan materi pelatihan yang lebih sesuai dengan karakteristik Institusi X.


ABSTRACT
Task performance is necessary for organization because it is one of organizational outcomes factors, especially individual outcomes. One variable that is considered to be important is self-efficacy especially in the context of work, namely Role-Breadth Self-Efficacy (RBSE). This research consists of two studies. Study 1 aims to examine the impact of employee role-breadth self-efficacy on employee task performance at Institusi X. Data were obtained by distributing questionnaire to 42 staffs and 12 head of subsections. Pearson correlation and simple linear regression techniques were carried out to analyze data. The results showed that there was a significant relationship between role-breadth self-efficacy and task performance of employees with r= 0.44; R2= 19.6; p value <0.05. Role-breadth self-efficacy has an impact on employee task performance by 19%. The degree of this relationship was categorized as moderate. Hereafter, study 2 was conducted to examine the effectiveness of intervention program provided, i.e. the introduction of role-breadth self-efficacy concept training. The number of respondents who attended training were five people. The effectiveness of the intervention analysis was carried out using Wilcoxon Signed Rank Test technique. The results showed there were significant differences between role-breadth self-efficacy before and after training with Z=-2,03; Asymp. Sig (2-tailed) = 0,04. Further analysis was carried out to examine change of respondents' knowledge before and after training. There was no significant difference of respondents' knowledge before and after training with Z= -1,62; Asymp. Sig. (2-tailed) = 0.10. Accordingly, Institusi X needs to do in-depth evaluation so that it can take advantage of the training to improve RBSE knowledge for employee, one of them is by developing training materials that are more in line with characteristics of Institusi X.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T52598
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Martowardojo
"Berbagai kasus yang melanda Bank Mandiri dan menjadi sorotan media pada beberapa bulan terakhir ini, menyisakan pertanyaan apakah Bank Mandiri, bank terbesar di Indonesia, sudah menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance dalam pengelolaan usahanya. Pertanyaan selanjutnyaadalah, bagaimana rencana dan strategi Bank Mandiri dalam mengantisipasi hal tersebut, dikaitkan dengan gencarnya tuntutan untuk menerapkan good corporate governanance dalam menjalankan usahanya."
2005
EBAR-I-Nov2005-17
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Amsterdam: John Benjamins Publishing, 2005
418 PLA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muchammad Nugraha
"Bagaimana skim musyarakah mutanaqisah dapat mengatasi pembiayaan bermasalah pada bank syariah. Pembiayaan dalam bank syariah merupakan penyaluran dana pihak ketiga oleh bank syariah kepada masyarakat dengan prinsip syariah, kegiatan ini merupakan esensi pokok dari bank syariah dalam menunjang pertumbuhan sektor riil. Stucli kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri menggunakan akad konversi altematif, yaitu dengan skim musyarakah mutanaqisah. Hasil analisis disimpulkan bahwa skim musyarakah mutanaqisah dapat digunakan sebagai akad altematif dalam penyelesaian pernbiayaan bermasalah. Penyelesaian pembiayaan bennasalah di PT. Bank Syariah Mandiri dapat menggunakan konversi akad dimana setiap akad murabahah, sa/am, istishna, ijarah, ijarah muntahiyah bittamlik, mudharabah, dan musyarakah dikonversi menjadi akad lain. Setiap akad yang telah dikonvesi rnenjadi akad lain dianalisis manfaat dan risiko yang muncul bagi pihak nasabah serta bagi pihak bank. Hasil analisis diketahui perlu adanya altematif penggunaan akad baru untuk mengantisipasi risiko yang muncul baik bagi pihak bank maupun bagi pihak nasabah.

How the musyaralrah mutanaqisah skim's can solve non performing loan on syariah bank? A loan on syarlah bank is the third part fund that distributed by syariah bank to public with syariah principe, this activity as syarlah bank main activity to develnp the riel sector. Case study on PT. Bank Syariah Mandiri uses an alternative conversion agreement, which is the sldm of musyaralrah mutanaqisah. From an analysis result concluded that musyarakah mutanaqisah skim's can be used as an alternative agreement on non performing loan solving. Salvation of non perfonning loan on PT Bank Syariah Mandiri can use a conversion agreement which every agreement such murabahah, sa/am, istishna, ijarah, ijarah muntahiyah bittamlik. mudharabah, and musyarakah converted into other agreement. Every agreement that have been converted into other agreement analyzed on the useful and the risk that possibly appears on client as well as on bank. From an analysis result known the necessity of using a new alternative agreement"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25608
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>