Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180820 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karima Anistya Nurfaiza
"Menanggapi masalah moral dengan cara yang tidak tepat dapat menimbulkan dampak yang merugikan berbagai pihak. Dalam menyelesaikan masalah moral di tempat kerja, individu sering kali menggunakan jalan pintas untuk mengurangi ketidakpastian dengan mengikuti standar sosial yang ada. Mereka cenderung untuk menjaga hubungan yang harmonis dan menghindari penyelesaian konflik yang akan merusak hubungan dalam kelompok. Akan tetapi, sense of power diduga dapat membuat individu menolak pengaruh lingkungan dalam menjalankan kehendaknya dalam arti mereka dapat melakukan sesuatu berdasarkan pilihannya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara social consensus dan moral judgment serta pengaruh moderasi sense of power.
Hasil analisis korelasi pada 128 karyawan umum menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara social consensus dan moral judgment. Di sisi lain, hasil analisis moderasi tidak menunjukkan bahwa sense of power dapat menjadi alasan individu berbeda dari lingkungannya. Hasil penelitian mengimplikasikan anjuran bagi perusahaan untuk menciptakan lingkungan etis dalam rangka menekan perilaku tidak etis di tempat kerja. Lebih dari itu, penelitian ini menambah pengetahuan mengenai sense of power dalam ranah pengambilan keputusan etis.

Responding to moral problems in an inappropriate way could have a detrimental effect on other people. To solve moral problems in the workplace, people often use an easy way to avoid ambiguity by following existing social consensus. As an individual, they then tend to maintain harmonious relationships and avoid resolving conflicts that would harm the relationship in a group setting. However, with sense of power, it was argued that individuals could resist social influences in carrying out their will in a sense that they could do things based on their personal preferences. This study aimed to investigate the relationship between social consensus and individuals' moral judgment and the moderation effet of sense of power.
There were 128 employees involved in the study and the correlation analysis result showed that there was a positive and significant relationship between social consensus and moral judgment. However, the moderation analysis result did not show that sense of power would serve as a reason on why an individual might deviate from their society. The results implied recommendation for companies to create an ethical environment to suppress unethical behavior in the workplace. Moreover, it also added up our knowledge about sense of power in influencing ethical decision making.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Steven Nugraha
"Memutuskan hal-hal yang benar atau salah adalah langkah paling penting dalam menentukan apakah seseorang akan terlibat dan melakukan sesuatu yang etis atau tidak etis. Ketika membuat penilaian moral, orang sering menggunakan standar sosial untuk mengurangi ambiguitas yang mereka hadapi dalam satu situasi. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara konsensus sosial dan penilaian moral pada sampel karyawan di negara berkembang dan kolektif. Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional dan menggunakan kuesioner yang berisi skenario dan instrumen konsensus sosial dan penilaian moral. Menggunakan survei online, ada 324 karyawan yang terlibat dalam penelitian ini, dan hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan antara konsensus sosial dan penilaian moral. Temuan ini menggambarkan bahwa ketika karyawan membuat keputusan etis, mereka juga mempertimbangkan perspektif sosial dalam situasi dilematis. Selain itu, perspektif sosial dalam budaya kolektivis lebih cenderung lebih kuat karena individu membuat penilaian berdasarkan kesejahteraan dan minat kelompok daripada individu itu sendiri.

Deciding what is right or wrong is the most important step in determining whether someone will be involved and do something ethical or unethical. When making moral judgments, people often use social standards to reduce the ambiguity they face in one situation. This study aims to investigate the relationship between social consensus and moral judgment on a sample of employees in developing and collective countries. This research is a cross-sectional study and uses a questionnaire containing scenarios and instruments of social consensus and moral judgment. Using an online survey, there were 324 employees involved in this study, and the results of the correlation analysis showed that there was a relationship between social consensus and moral judgment. These findings illustrate that when employees make ethical decisions, they also consider social perspectives in dilemmatic situations. In addition, social perspectives in collectivist cultures are more likely to be stronger because individuals make judgments based on the welfare and interests of the group than the individual itself."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joshua Hezer
"Dilema etis merupakan hal yang dialami setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Saat menghadapinya, pengambilan keputusan yang tidak etis dapat merugikan berbagai pihak. Salah satu hal yang berperan dalam proses pengambilan keputusan etis adalah persepsi mengenai etika yang dimiliki oleh seorang individu. Di sisi lain, nilai yang dipegang seseorang juga diduga dapat memperkuat persepsi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang dimiliki social consensus dan moral judgment, serta pengaruh moderasi conformity pada hubungan tersebut.
Hasil analisis terhadap 86 karyawan umum menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan pada hubungan antara social consensus dan moral judgment. Namun, hasil analisis untuk moderasi menunjukan conformity tidak memoderasi hubungan tersebut. Hasil penelitian ini memiliki implikasi saran pada perusahaan untuk membangun budaya etis sehingga dapat meningkatkan perilaku etis. Penelitian ini juga menambah pengetahuan mengenai hubungan social consensus dan moral judgment, serta pengaruh conformity dalam pengambilan keputusan etis pada karyawan secara umum.

People deal with ethical dilemma in everyday life. In dealing with ethical dilemma, unethical decision making could damage various parties. One of the leading role in ethical decision making process is the perception regarding ethic within a person. Moreover, personal value is also expected to strengthen ethical perception. This study intended to discover the relationship between social consensus and individuals moral judgment, and the moderation effect of conformity.
86 employees participated in the study and showed a positive and significant relationship between social consensus and individuals moral judgment. However, the moderation analysis result did not show that conformity could serve as a moderator in the relationship. The result had suggestion implication for companies to build a culture of ethic to increase ethical decision making. Furthermore, it also added up the knowledge about relationship between social consensus and individuals moral judgment, and the influence of conformity in ethical decision making on employees.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kenny Son Kow
"Dalam tempat kerja, karyawan biasanya akan dihadapkan dengan masalah moral. Karyawan sering kali menggunakan standar sosial untuk mengurangi ambiguitas. Prinsip-prinsip etika serta aturan yang berlaku dapat memandu karyawan dalam membuat pilihan dan bertindak saat mengatasi masalah moral. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginvestigasi hubungan antara konsensus sosial dan penilaian moral dan dimoderasi oleh conscientiousness. Trait kepribadian conscientiousness diperkirakan akan memperkuat hubungan antara konsensus sosial dengan penilaian moral seseorang. Individu yang tinggi pada tingkat conscientiousness cenderung memiliki karakteristik yang berkomitmen, teratur, dan berhati-hati dalam bertingkah laku. Terdapat 375 karyawan yang terlibat dalam penelitian ini dan hasil korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara konsensus sosial dan penilaian moral. Namun, hasil analisis moderator menunjukkan bahwa conscientiousness tidak memoderasi hubungan antara konsensus sosial dan penilaian moral individu."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nolia Nurcahyati
"Keputusan moral karyawan memiliki peran penting yang dapat memprediksi perilaku etis karyawan. Keputusan moral karyawan dipengaruhi oleh pandangan masyarakat mengenai norma yang berlaku dalam lingkungannya serta karyawan yang lebih mindful dapat membuat dirinya lebih sadar akan adanya norma dan membuat keputusan yang lebih etis.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran mindfulness trait sebagai moderator terhadap hubungan antara konsensus sosial dan keputusan moral dengan melibatkan 90 karyawan.
Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara konsensus sosial dengan keputusan moral. Akan tetapi, hasil analisis regresi menunjukkan bahwa mindfulness trait tidak memoderasi hubungan antara konsensus sosial dengan keputusan moral.
Hasil penelitian ini memberikan wawasan bagi perusahaan, instansi atau organisasi untuk menciptakan lingkungan etis karena dapat memengaruhi penilaian karyawan. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menambah literatur mengenai konsensus sosial dan mindfulness trait yang memengaruhi pengambilan keputusan etis."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Nuranissa Setiawan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sense of power warga dengan perceived civility petugas pelayanan publik. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan modifikasi alat ukur Generalized Sense of Power yang dikembangkan Anderson dan Galinsky (2005) untuk mengukur sense of power dan modifikasi alat ukur Employee Perceptions of Managerial Incivility dari Crocker (2005) untuk mengukur perceived civility petugas pelayanan publik di Jabodetabek. Partisipan penelitian berjumlah 111 warga Jabodetabek yang terdiri dari 35 laki-laki dan 77 perempuan, dan memiliki rentang usia 17-55 tahun yang pernah berurusan dengan layanan pemerintah di Jabodetabek dalam 6 bulan terakhir. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan dan positif (r = .65, p < .01) antara sense of power warga dengan perceived civility petugas di Jabodetabek. Temuan terhadap sense of power warga dapat digunakan untuk memprediksi perceived civility, dan dengan itu memberikan pelayanan yang sesuai.

The aim of this study is to find relationship between citizens? sense of power and their perceived civility towards public service officers in Jabodetabek. This research is a quantitative research that uses a modified version of the Generalized Sense of Power scale by Anderson and Galinsky (2007) to measure sense of power and a modified version of Employee Perceptions of Managerial Incivility by Crocker (2005) to measure public service officers? perceived civility in Jabodetabek. 111 citizens participated in this research, consisting of 35 males and 77 females. The age range between 17-55 years old, they all have attended to public service matters in Jabodetabek in the last 6 months. Research outcomes show a significant and positive relationship (r = .65, p < 0.01) between citizens? sense of power and the perceived civility of public service officers in Jabodetabek."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Smith, Eugene Sadler
Chichester: John Wiley & Sons,Ltd, 2010
153.44 SMI i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Gufron Rhodes
"Penelitian ini bertujuan menginvestigasi peran moderasi managerial openness (keterbukaan atasan) terhadap hubungan power distance orientation (orientasi individu terhadap jarak kekuasaan atasan terhadap bawahan) dengan voice behavior (perilaku bersuara). Penelitian dilakukan dengan metode survei kepada 102 orang bawahan di Bank XYZ Jakarta.
Hasil moderated multiple regression menunjukkan bahwa power distance orientation berhubungan negatif dengan voice behavior (β = -0,16, p < 0,05), tetapi managerial openness memperlemah hubungan negatif tersebut. Artinya, managerial openness berperan sebagai moderator antara power distance orientation dengan voice behavior (β = 0,14, p < 0,05). Efek negatif power distance orientation terhadap voice behavior adalah sebesar 0,3 pada responden dengan managerial openness rendah, dan dapat berkurang menjadi 0 pada responden dengan managerial openness tinggi. Model yang dibangun menjelaskan 54% terjadinya voice behavior.
Hasil ini sejalan dengan social exchange theory yang menjelaskan bahwa individu mengembangkan dan mengevaluasi hubungan dengan individu lain mempertimbangkan konsekuensi dan upaya yang telah dilakukannya dan yang didapat dari organisasinya. Riset ini berkontribusi dalam menjelaskan interaksi managerial openness dan power distance orientation terhadap voice behavior.

This study aims to investigate the moderating role of managerial openness in the relation between power distance orientation (individual orientation towards superior power distance from subordinate) and voice behavior. The participants are 102 employees in the XYZ Bank Jakarta. Data is collected through online survey with scales reliability ranging from 0,72-0,87.
Moderated multiple regression analysis shows that power distance orientation is negatively related to voice behavior (β=-0,16, p<0,05), however managerial openness dampens the negative relation between power distance orientation and voice behavior. Thus, managerial openness is a significant moderator of the relationship between power distance orientation and voice behavior (β=0,14, p<0,05). The negative power orientation effect of distance to voice behavior is 0,3 in respondents with low managerial openness, and can be reduced to 0 in respondents with high managerial openness. This model explains 54% of the construction of voice behavior.
This result supports the social exchange theory which explains the tendency of individuals to respond or behave in accordance to their relationship with other people and to their evaluation of the consequences of their behaviors. This study contributes to the understanding of the relationship between power distance orientation and managerial openness in constructing voice behavior.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Martini Puteri
"Menurut teori moral credential penghukuman terhadap pelaku pelanggaran ditentukan oleh domain pelanggaran. Penelitian ini membuktikan bahwa moral credential berupa keringanan hukuman terjadi pada kondisi pelanggaran dengan korban yang tidak terlihat jelas invisible victim dan penghukuman menguat pada pelanggaran dengan visible victim. Penelitian terdiri dari 4 studi yang melibatkan 893 partisipan dengan metode mixed methods, qual-Quant. Tiga penelitian kuantitatif dilakukan dengan population based-survey experiment yang membandingkan pelanggaran gratifikasi korban tidak terlihat jelas vs korban terlihat jelas , ngebut korban tidak terlihat jelas vs korban terlihat jelas . Prosedur partisipan diberi narasi tugas mulia Polisi/Dokter/Guru kondisi moral credential , selanjutnya ditugaskan memberikan penghukuman pidana yang tepat terhadap vignette pelanggaran menerima gratifikasi, dan memberi reaksi sosial terhadap pelanggaran ngebut. Pelanggaran di domain yang berbeda terbukti bahwa moral credential berpengaruh pada keringanan penghukuman pidana hanya pada pelanggarn dengan korban yang tidak terlihat jelas invisible victim , dan moral credential melemah pada pelanggaran dengan korban yang terlihat jelas visible victim sehingga pelaku dihukum berat. Polisi yang menerima gratifikasi dengan korban dihukum lebih berat oleh pengamat dan kelompoknya, akan tetapi secara sosial pelaku tetap dipandang sebagai orang bermoral dan profesional. Tingkat identifikasi sosial dan nilai berbuat baik tidak terkonfirmasi secara statistik, tetapi perbedaan profesi berperan sebagai moderator. Penghukuman anggota Polisi didasarkan pada mekanisme Black Sheep Effect BSE , sedangkan penghukuman kelompok Dokter menggunakan mekanisme Devil Protection Effect DPE . Kontribusi dan implikasi teori dijelaskan dalam diskusi.

According to moral credential theory, the punishment of offenders is decided by the domain of offenses. This research attempts to prove that moral credential, in the form of punishment leniency, happens in offenses with invisible victims, while stronger punishment appears in offenses with visible victims. This research consists of four studies, involving 893 participants with mixed methods qual rarr;Quan. Three quantitative research used population based-survey experiment, comparing gratification offenses invisiblet victims vs. visible victims and speeding invisiblet victims vs. visible victims . Narratives on the honorable duty of Police/Doctors/Teachers are given in participant rsquo;s procedure, followed with a task to give proper criminal punishment to the vignette of gratification offenses, and social reactions to speed violations. Offenses in the different domain proved that moral credential affected leniency in criminal punishment, only in offenses with invisible victims, while moral credential weakened in offenses with visible victims, resulting in heavier punishment for the offenders. Police who received gratifications with the victim is punished heavier by observers and his/her group. However, the offender is still seen as a moral and professional person. Social identification and meaning of good deeds are not confirmed statistically, but the different of job type consider as moderator. Punishment of Police is based on the Black Sheep Effect BSE mechanism, while the punishment of Doctors is using Devil Protection Effect DPE mechanism. Contributions and implications of the theory are explained in discussion."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
D2531
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>