Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201672 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adriani Putri
"ABSTRAK
Wreck-It Ralph (2012) adalah sebuah film animasi Amerika yang secara kasat mata terlihat hanya bercerita tentang penjahat yang ingin menjadi pahlawan seperti film lain pada umumnya. Namun, penting adanya untuk melihat film ini lebih dekat karena ada isu yang lebih dalam di balik persepsi umum masyarakat terhadap film ini. Karena film ini sudah dianalisis melalui berbagai perspektif, artikel ini bertujuan untuk mengisi kesenjangannya dengan mengeksplorasi dampak dari pelabelan; tidak hanya pada individu tapi juga dalam skala yang lebih besar. Artikel ini akan menggunakan analisis tekstual dan konsep pelabelan Erving Goffman untuk menganalisis filmnya. Selain itu, beberapa elemen di dalam film seperti penggunaan bahasa dan mise-en-scène akan digunakan untuk mendukung argumen. Dengan menganalisis aspek-aspek tersebut, artikel ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pelabelan tidak hanya berdampak kepada empat pemeran utama yang dilabeli tetapi juga
lingkungan masyarakat di sekitar mereka.

ABSTRACT
Wreck-It Ralph (2012) is an American animation movie which seems be just another story of a villain who wants to become a hero. However, taking a closer look is important to see that there are deeper issues hiding behind the common perception of this movie. Since this movie has been analyzed through different perspectives, this article aims to fill the gap by exploring the impact of labeling not only on the individuals but also in a larger scale. This article will use textual analysis and Erving Goffman s concept of labeling to analyze the movie. Moreover, some elements in this movie, such as language use and the mise-en-scène, will be used to support the arguments. By analyzing these aspects, this article hopes to prove that labeling does not only affect the four main characters who are being labeled but also the society they live in."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Justyn Kumara
"This comparative research focuses on how gender representation has changed over time in Disney films and looks at how temporal variations and narrative circumstances affect it. Furthermore, the study examines how the representation of male and female characters in "Wreck-It Ralph: Ralph Breaks the Internet" (2018) and "Cinderella" (2015) challenges or reinforces gender stereotypes. These films show women as strong and capable, in contrast to traditional portrayals that frequently show them as weak. This has an impact on the messages they convey about gender empowerment as a whole. As societal views on gender roles continue to evolve, this research attempts to offer insights into the changing landscape of gender representation in Disney animation and its implications for wider society conceptions of gender through qualitative analysis of the storylines, characterizations, and thematic components of the films.

Penelitian komparatif ini berfokus pada bagaimana representasi gender telah berubah dari waktu ke waktu dalam film-film Disney dan melihat bagaimana variasi temporal dan keadaan naratif mempengaruhinya. Selain itu, studi ini mengkaji bagaimana representasi karakter laki-laki dan perempuan dalam "Wreck-It Ralph: Ralph Breaks the Internet" (2018) dan "Cinderella" (2015) menantang atau memperkuat stereotip gender. Film-film ini menunjukkan perempuan sebagai sosok yang kuat dan mampu, bertentangan dengan penggambaran tradisional yang sering menunjukkan mereka sebagai lemah. Hal ini mempengaruhi pesan keseluruhan yang mereka sampaikan tentang pemberdayaan gender. Seiring pandangan masyarakat tentang peran gender terus berkembang, penelitian ini mencoba menawarkan wawasan tentang perubahan lanskap representasi gender dalam animasi Disney dan implikasinya bagi konsepsi gender di masyarakat luas melalui analisis kualitatif dari alur cerita, karakterisasi, dan komponen tematik dari film-film tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Dwi Putra
"Tugas Karya Akhir ini membahas peran dari Monsanto Company terkait kegagalan proposisi 37 tentang pelabelan produk pangan transgenik di California pada tahun 2012 Peranan tersebut dapat dilihat dari aktivitas Monsanto yaitu dengan membangun koalisi penentang melakukan kampanye informasi serta mendonorkan sejumlah dana untuk kegiatan kampanye tersebut Untuk menjelaskan peranan Monsanto dalam studi kasus ini digunakan teori kelompok kepentingan terutama tentang taktik lobi Metode penelitian yang dipakai adalah kualitatif dengan teknik studi kepustakaan dan studi dokumen Hasil dari penelitian menunjukan bahwa ketiga taktik lobi dari Monsanto berperan dalam gagalnya proposisi 37 untuk menjadi peraturan hukum di California

This paper discusses the role of Monsanto Company related to failure of proposition 37 on the labeling of genetically modified food products in California 2012 Monsanto role can be identify from its lobbying tactics such as coalition building information campaign and funding the campaign Theory of interest groups are applied to explain the role of Monsanto in this case study especially on lobbying tactics concept The research methodology was qualitative through literature study and documents study techniques The research shows that three of Monsanto lobbying tactics play a role in the failure of proposition 37 to become a state law in California
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Rahayu
"Indonesia masih memiliki tantangan dalam upaya penurunan AKI untuk mencapai target SDGs tahun 2030. Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program yang efektif untuk menurunkan AKI, namun selama satu dekade terakhir program KB mengalami stagnansi. Saat ini, program KB cenderung berfokus pada perempuan dan partisipasi laki-laki dalam keluarga berencana dinilai masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran partisipasi laki-laki dalam keluarga berencana pada tahun 2007, 2012 dan 2017, determinan sosial yang mempengaruhinya serta ketidakmerataan geografis dan sosial ekonomi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi potong lintang dari data pasangan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, 2012 dan 2017. Sampel pada penelitian ini adalah pasangan usia subur (PUS) yang masih dalam status perkawinan dan responden istri sedang tidak hamil. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 5.058 (2007), 5.431 (2012) dan 5.957 (2017) pasangan. Analisis multiway ANOVA dilakukan untuk menilai determinan partisipasi laki-laki dalam keluarga berencana. Berbagai ukuran ketidakmerataan juga digunakan untuk meninjau ketidakmerataan partisipasi laki-laki dalam keluarga berencana dengan bantuan alat ukur Health Equity Assessment Toolkit (HEAT) yang dikembangkan oleh World Health Organization (WHO). Hasil penelitian adalah terjadi peningkatan partisipasi laki-laki dalam keluarga berencana dalam kurun waktu 2007 – 2017, dari 68.9 hingga 71.2. Jika dilihat dari ketidakmerataan geografis dan sosial ekonomi, terjadi penurunan ketidakmerataan meskipun terdapat beberapa perubahan pola ketidakmerataan pada tempat tinggal (perkotaan vs perdesaan) dan sosial ekonomi. Umur suami, pendidikan suami, tempat tinggal dan paparan KIE KB dari media menjadi determinan sosial yang memiliki pengaruh signifikan terhadap partisipasi laki-laki dalam keluarga berencana. Perlu ada pemanfaatan media sosial atau media massa dengan melakukan kampanye massif terkait peran laki-laki dalam keluarga berencana baik sebagai pengguna maupun pendamping dan agen perubahan.

Indonesia still has challenges in efforts to reduce MMR to achieve the SDGs target in 2030. Family Planning (KB) is one of the effective programs to reduce MMR, but over the past decade the family planning program has stagnated. Currently, family planning programs tend to focus on women and men's participation in family planning is still considered low. The purpose of this study was to find out the male involvement in family planning in 2007, 2012 and 2017, the social determinants that influence it as well as geographical and socioeconomic inequality.
This study uses a quantitative approach with a cross-section study design from the pair data of the Indonesian Health Demographic Survey (IDHS) in 2007, 2012 and 2017. The samples in this study were couples of childbearing age who were still in marital status and respondents wives were not pregnant. The total sample in this study was 5,058 (2007), 5,431 (2012) and 5,957 (2017) couples. ANOVA multiway analysis was performed to assess the determinants of male involvement in family planning. Various measures of inequality are also used to review the unevenness of male participation in family planning with Health Equity Assessment Toolkit (HEAT) measuring tool developed by the World Health Organization (WHO).
The results of the study were an increase in male participation in family planning in the period 2007 – 2017, from 68.9 to 71.2. There is a decrease in geographical and socioeconomic inequality even though there are some changes in the pattern of inequality in residences (urban vs rural) and socioeconomic. The husband's age, husband's education, place of residence and exposure to family planning promotion from the media are social determinants that have a significant influence on man involvement in family planning. Massive campaigns using social media need to be done to promote the role of men in family planning as active client, companions and agents of change
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Amallia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan pembaca terhadap penyimpangan morfologis yang ditemukan dalam The Wreck of the Deutschland, sebuah puisi karya Gerald Manley Hopkins dari era Victoria. Penelitian ini menggunakan metode campuran. Metode kuantitatif digunakan untuk mengukur persepsi dan pemahaman pembaca terhadap kata-kata yang mengandung penyimpangan morfologis, dan metode kualitatif digunakan untuk memberikan informasi yang lebih rinci tentang persepsi dan pemahaman mereka. Teori David Bleich digunakan untuk menganalisis tanggapan dari tiga perspektif, yaitu tanggapan spontan pembaca terhadap teks yang mereka baca, pemikiran dan perasaan pembaca yang lebih dalam tentang kata-kata yang menyimpang secara morfologis, dan refleksi lebih lanjut pembaca terhadap keseluruhan teks. Tiga puluh satu mahasiswa semester 5 dan 7 jurusan sastra Inggris mengambil bagian dalam penelitian ini sebagai responden. Studi ini mengungkapkan bahwa mayoritas responden bingung dengan teks yang mereka baca. Mereka mencoba memecahkan kode arti dari kata-kata yang tidak dikenal dengan melihat struktur internal kata-kata tersebut, tetapi mereka hanya bisa berspekulasi tentang arti harfiah dari kata-kata tersebut. Faktanya, salah satu dari empat kata yang menyimpang secara morfologis dibiarkan tidak ditafsirkan. Meskipun beberapa responden merefleksikan secara positif teks yang mereka baca, lebih banyak responden yang memiliki refleksi negatif.

This study aims to discover the readers’ responses to the morphological deviation found in The Wreck of the Deutschland, a poem by Gerald Manley Hopkins from the Victorian era. The study uses a mixed method. The quantitative method is used to gauge the readers’ perception and understanding of the words that contain morphological deviation, and the qualitative method is used to provide more detailed information about their perception and understanding. David Bleich’s theory is used to analyze the responses from three perspectives, i.e., the readers’ spontaneous responses to the text they read, the readers’ deeper thoughts and feelings about the morphologically deviated words, and the readers’ further reflection on the overall text. Thirty-one university students of the 5th and 7th semesters majoring in English literature took part in this study as the respondents. The study reveals that the majority of the respondents are puzzled by the text they read. They try to decode the meanings of the unfamiliar words by looking at the internal structure of the words, but they could only speculate on the literal meanings of the words. In fact, one of the four morphologically deviated words is left uninterpreted. Although some respondents reflect positively on the text their read, a greater number of respondents have negative reflections."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Nengah Sri Kusumadewi
"Indonesia sebagai negara dengan populasi terbanyak ke empat didunia memiliki kebijakan keluarga berencana, yang dikelola oleh Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dalam upaya pengendalian jumlah penduduk. BKKBN memiliki enam indikator startegis di periode 2020-2024, yaitu Total Fertility Rate (TFR), modern Contraceptive Prevalence Rate (mCPR), unmet need KB, Age Spesific Fertility Rate (ASFR) 15-19 tahun, indeks pembangunan Keluarga (iBangga) dan Median Usia Kawin Pertama Perempuan (MUKP). Secara nasional unmet need belum memenuhi target dan bila dilihat secara provinsi terdapat disparitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk megkuantifikasi ketidakmertaan sosial unmet need kontrasepsi di Indonesia tahun 2012 dan 2017. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dari data SDKI tahun 2012 dan 2017. Sampel pada penelitian ini adalah pasangan usia subur (PUS) yang tinggal bersama dan aktif secara seksual dalam 4 minggu terakhir. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 22477 (2012) dan 24173 (2017) pasangan. Pembentukan variabel akses pelayanan KB menggunakan Principal Component Analysis (PCA). Analisis ketidakmerataan yang digunakan merupakan bantuan alat ukur Health Equity Assesment Toolkit (HEAT) yang dikembangkan oeh World Health Organization (WHO) dan dilakukan juga analisis pengelompokkan dengan metode hirarkial. Hasil penelitian akses pelayanan KB paling dipengaruhi oleh informasi kontrasepsi yang diberikan oleh dokter. Secara umum terjadi penurunan nilai absolut unmet need kontrasepsi di Indonesia dari tahun 2012 ke tahun 2017. Namun bila dilihat pada populasinya (confident interval) tidak terdapat perbedaan unmet need dari tahun 2012 dan 2017. Ketidakmerataan unmet need kontrasepsi di Indonesia tahun 2017 masih terjadi dengan dimensi paling dominan adalah paritas (>2 anak) dan umur suami (>45 tahun), kemudian disusul oleh wilayah tempat tinggal (rural) serta sosial ekonomi (teratas). Terdapat perubahan wilayah prioritas unmet need dari tahun 2012 (12 provinsi) ke tahun 2017 (14 provinsi). Dari hasil ini diasumsikan bahwa wilayah berdekatan tidak selalu memiliki karakteristik yang serupa. Artinya, unmet need tidak dipengaruhi kewilayahan. Variabel yang menjadi irisan dari penurunan unmet need dan ketidakmerataan adalah umur suami (>45 tahun), paritas (>2 anak), sosial ekonomi dan wilayah tempat tinggal. Jika hal ini dilihat kembali dengan kluster analisis maka variabel umur suami dan paritas masuk dalam kriteria provinsi prioritas. Provinsi prioritas di tahun 2017 memiliki interval rata-rata umur suami yang paling tua (37.71-40.52 tahun) diantara kelompok lainnya dan juga memiliki paritas yang paling tinggi >2 anak (2.09 – 3.01 anak) di anggota klusternya. 

Indonesia as the fourth most populous country in the world has a family planning policy, which is managed by the National Family Planning Population Agency (BKKBN), in an effort to control population numbers. The BKKBN has six strategic indicators for the 2020-2024 period, namely Total Fertility Rate (TFR), Modern Contraceptive Prevalence Rate (mCPR), Unmet need for family planning, Age Specific Fertility Rate (ASFR) 15-19 years, Family development index (iBangga) and Median Age of First Marriage for Women (MUKP). Nationally, unmet need has not met the target and when viewed by province, there are disparities. The purpose of this research is to quantify the social inequity of unmet need for contraception in Indonesia in 2012 and 2017. This research is a quantitative study with a cross-sectional design based on data from the 2012 and 2017 IDHS. The sample in this study was couples of childbearing age (PUS) who lived together and were sexually active in the last 4 weeks. The number of samples in this study were 22477 (2012) and 24173 (2017) couples. Formation of family planning service access variables using Principal Component Analysis (PCA). The inequality analysis used was the help of the Health Equity Assessment Toolkit (HEAT) developed by the World Health Organization (WHO) and grouping analysis was also carried out using a hierarchical method. The results of the research on access to family planning services are most influenced by contraceptive information provided by doctors. In general, there has been a decline in the absolute value of unmet need for contraception in Indonesia from 2012 to 2017. However, when viewed from the population (confident interval), there is no difference in unmet need from 2012 and 2017. Inequality in unmet need for contraception in Indonesia in 2017 still occurs with dimensions parity (> 2 children) and husband's age (> 45 years), followed by area of residence (rural) and social economy (top). There was a change in the priority areas of unmet need from 2012 (12 provinces) to 2017 (14 provinces). From these results it is assumed that adjacent areas do not always have similar characteristics. That is, unmet need is not influenced by territory. Variables that intersect the decline in unmet need and inequality are husband's age (> 45 years), parity (> 2 children), socioeconomic status and area of residence. If this is seen again with the cluster analysis, the variables of husband's age and parity are included in the priority province criteria. Priority provinces in 2017 have the oldest husband's average age interval (37.71 – 40.52 years) among other groups and also have the highest parity of >2 children (2.09-3.01 children) in their cluster members."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budhy Kusworo
"ABSTRAK
Kebudayaan suatu bangsa menentukan kelangsungan hidup bangsa yang bersangkutan. Kata-kata ini merupakan kesimpulan dari apa yang dinyatakan oleh Spradley dan Rynkiewich, dan juga oleh Parsudi Suparlan. Spradley dan Rynkiewich (1975:7) menyatakan, "Kebudayaan menunjuk pada pola-pola tingkah-laku dan kepercayaan yang diterima secara umum oleh para anggota suatu masyarakat. Ia merupakan ketentuan-ketentuan untuk memahami dan menciptakan tingkah laku yang menjadi kebiasaannya. Kebudayaan mencakup kepercayaan, norma-norma, nilai-nilai, asumsi-asumsi, harapan-harapan, dan rencana-rencana untuk bertindak. Ia merupakan kerangka di dalam mana orang melihat dunia sekitarnya, menginterpretasikan peristiwa-peristiwa dan tingkah laku, dan mengadakan reaksi terhadap realitas yang diserapnya.
Senada dengan arti kebudayaan tersebut di atas, Parsudi Suparlan (1986:2) mengemukakan "Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat model-model pengetahuan, yang secara selektif digunakan oleh para pendukung/ pelakunya untuk menginterpretasi dan memahami lingkungan yang dihadapi, dan digunakan sebagai referensi atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Karena itu kebudayaan adalah blueprint, desain, atau pedoman menyeluruh bagi kehidupan manusia.
Kebiasaan berpikir rasional dan religiusitas merupakan nilai-nilai budaya yang sangat meresap dalam kehidupan sosial di Amerika. Dilihat dari segi fungsi bekerjanya, kedua nilai budaya ini sama-sama bersumber dari kemampuan manusia, namun melalui fungsi yang berbeda. Berpikir rasional bersumber dari rasio atau akal budi, sementara penghayatan agama bersumber dari hati manusia. Akal budi memberikan kemampuan kepada manusia untuk berpikir secara rasional, yaitu mengerti hubungan sebab dan akibat beserta menarik kesimpulan secara kausal logic. Kesadaran hati manusia memberikan kemampuan untuk menggunakan perasaannya, memberikan kemampuan menetapkan perasaan moralnya, yaitu penghayatannya tentang benar dan tidak benar dalam menilai tindakannya maupun perlakuan yang diterimanya yang datang dari luar dirinya."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linton, Adelin
New York: Columbia University Press, 1971
301.209 LIN r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abu Ridha
Jakarta: Ceramic Society of Indonesia, 1998
959.8 ABU p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Maulana
"Mulai tahun 2010, Pemerintah Kota Bogor menerbitkan Peraturan Daerah No. 12 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) tahun 2009. Namun setelah 2 tahun berjalan hasil pengamatan menunjukan, masih banyak perokok di kawasan yang ditetapkan dalam peraturan daerah. Studi berjenis kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel adalah rumah tangga di seluruh wilayah Kota Bogor, diambil dengan metode multistage cluster random sampling. Jumlah sampel sebanyak 300 rumah tangga. Hasilnya, masyarakat Kota Bogor menilai implementasi KTR di tatanan tempat-tempat umum belum efektif. Analisis menunjukkan banyaknya perokok di tempat-tempat umum berhubungan dengan pajanan penyuluhan KTR, tiadanya teguran dari orang lain, pengawasan petugas, keberadaan iklan rokok, dan keberadaan penjual rokok (p <0,05).
Untuk lebih mengefektifkan Peraturan daerah tersebut dibutuhkan prioritas berbeda dalam implementasinya di setiap tempat yang menjadi KTR.

In 2009, the Government published the Bogor Area Regulations No. 12 about the area Without Smoking (KTR). Based on observations, there are still many smokers in the area set out in the regulatory area. Study of a quantitative approach with cross-sectional. The samples are households in the whole area of the city, which was taken by the method of multistage cluster random sampling. The number of samples as much as 300 households. As a result, society Bogor City looked at the implementation of KTR at public places order has not been effective. Analysis showed the number of smokers in public places associated with exposure illumination KTR, lack of rebuke from others, supervision officers, the presence of advertising cigarettes, and the existence of a seller of cigarettes (p <0,05). To be more makes effective regional regulation would require priorities different in its implementations in every place into KTR."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S44619
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>