Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48644 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bagus Anugerah Yoga Pratomo
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan analisis sintaktis yang dilakukan pada bahasa Belanda Ratu Máxima Zorreguieta Cerruti yang terlahir sebagai warga negara Argentina dengan bahasa Spanyol sebagai bahasa ibu. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana konstruksi sintaktis basantara ragam lisan yang dituturkan oleh Ratu Máxima dari sudut pandang psikolinguistik. Dalam penelitian diidentifikasi konstruksi klausa yang dituturkan oleh Ratu Máxima dalam tiga video wawancara dengan menggunakan Teori Keterprosesan yang
diajukan oleh Manfred Pienemann (1998) lalu menempatkannya ke dalam Skala Implikasional sehingga kemampuan berbahasa Belanda Ratu Máxima dapat diprediksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keenam konstruksi dalam Teori Keterprosesan, hanya Konstruksi V-akhir yang masih menunjukkan angka kurang dari 70%. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Belanda yang digunakan oleh Ratu Máxima masih bersifat basantara. Selain itu, Ratu Máxima sudah menggunakan bahasa Belanda dalam konstruksi kompleks (Pisah, Inv, V-akhir) dan tidak lagi berpatokan hanya pada konstruksi simpleks (Satu Kata, Kanonis, Adv).

ABSTRACT
The research is syntax analysis on the speech act of Queen Máxima Zorreguieta Cerruti who was born as an Argentinian and speak Spanish as her first language. The problem which is brought in this research is how the syntactical construction of the Dutch language of Queen Máxima from psycholinguistics perspective. This research identifies the construction of clauses of Queen Máxima as appeared in three interview videos using the Processability Theory which is proposed by Manfred Pienemann (1998), and then place it into Implicational
Scale to estimate the level of Dutch ability of Queen Máxima. The result shows that from six constructions in the Processability Theory, only the V-end Construction which shows the percentage less than 70%. It shows that the Dutch level of Queen Máxima is still in the process of interlanguage. Other than that, she has started to use not only simple constructions (One Word, Canonic, Adv), but also more complex constructions (Separable, Inv, V-end)."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hancock, Harris
New York: Dover, 1960
517.27 HAN t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Pramacitra
"Penelitian ini menjelaskan mengenai kata pasrah dalam bahasa Jawa. Pada kamus bahasa Jawa (Poerwadarminta, 1939) secara leksikal kata pasrah merupakan sebuah tindakan, sedangkan berdasarkan definisi yang diajukan de Jong (1985) kata pasrah merupakan kata sifat. Terlihat adanya perbedaan kata pasrah. Secara gramatikal pasrah menurut de Jong (1985) berkategori adjektiva, sedangkan menurut Poerwadarminta (1939) berkategori verba. Hal itu menjadi pemicu dalam topik penelitian ini yakni bagaimana makna kata pasrah secara leksikal dan kontekstual? Sumber data yang digunakan berupa novel dengan judul Ronggeng Dhukuh Paruk (2014). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data dianalisis menggunakan semantik leksikal dan semantik kontekstual, serta analisis gramatikal. Hasil analisis menunjukkan bahwa kata pasrah dapat diartikan a) menyerahkan dalam hal konteks menitipkan, b) menyerahkan kepercayaan sepenuhnya kepada orang lain, c) berserah diri kepada Tuhan, d) patuh kepada Tuhan, dan e) menerima pada keadaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kata pasrah merupakan sebuah tindakan yang dapat diberi makna secara leksikal, kata pasrah dapat dimaknai secara kontekstual tergantung pada konteks kalimat, dan secara gramatikal kata pasrah berkategori verba yang mengisi fungsi predikat. Pasrah ditandai oleh pendampingan adverbia arep ‘akan’, kudu ‘harus’, dan verba klakon ‘terjadi’.

This study explains the word surrender in Javanese. In the Javanese dictionary (Poerwadarminta, 1939) lexically the word surrender is an action, while based on the definition proposed by de Jong (1985) the word surrender is an adjective. There is a difference in the word surrender. According to de Jong (1985), surrender grammatically is categorized as an adjective, while according to Poerwadarminta (1939) is in the category of verbs. This became the trigger for the topic of this research, namely what is the meaning of the word surrender lexically and contextually? The data source used is a novel with the title Ronggeng Dhukuh Paruk (2014). This study uses a qualitative method. Data were analyzed using lexical semantics and contextual semantics, as well as grammatical analysis. The results of the analysis show that the word surrender can be interpreted as a) surrendering in the context of entrusting, b) surrendering trust completely to others, c) surrendering to God, d) obedience to God, and e) accepting circumstances. The results of this study indicate that the word surrender is an action that can be given lexical meaning, the word surrender can be interpreted contextually depending on the context of the sentence, and grammatically the word surrender category of a verb that fills the function of the predicate. Surrender is indicated by the accompanying adverbs arep 'will', kudu 'must', and the verb klakon 'happens'."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Husna
"ABSTRAK
Di era digital saat ini, banyak perusahaan mengenalkan dan mempromosikan produknya secara daring melalui situs web, salah satunya adalah Sensodyne. Sensodyne adalah merek produk kesehatan gigi dan mulut yang diperuntukkan untuk penderita gigi sensitif. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan struktur kalimat seperti apa yang digunakan pada laman utama situs web Sensodyne Belanda untuk mempromosikan produknya. Sumber data diambil dari empat bagian utama situs web Sensodyne Belanda (www.sensodyne.nl) yaitu headline, primary calls-to-action, benefit dan success indicators. Berdasarkan analisis, kalimat tunggal ditemukan pada bagian headline dan primary calls-to action, sedangkan pada bagian benefit dan success indicators struktur kalimatnya lebih beragam dan lebih kompleks, tidak hanya kalimat tunggal saja tetapi kalimat majemuk pun dijumpai pada bagian ini.

ABSTRACT
In this digitalized era, many companies introduce and promote their products through online website, one of them is Sensodyne. Sensodyne is a brand for mouth and teeth health product for people with sensitive teeth. The purpose of this research is to discover what kind of sentence structure are used in the homepage of Dutch Sensodyne to promote their products. The sources for this research are four main parts of the Dutch Sensodyne s homepage (www.sensodyne.nl). They are headline, primary calls to action, benefit and success indicators. Based on the analysis, the headline and primary calls to action use single sentences. Meanwhile, it is found that sentences in the benefit and success indicators are more complex and vary, not only single sentence but also compound sentences."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yanti Slamet
"Skripsi ini merupakan suatu analisis sintaktis dan semantis terhadap verba zullen untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai fungsi verba tersebut. Di kalangan mahasiswa jurusan Belanda, verba culler hanya dikenal sebagai verba bantu yang mengacu pada kala mendatang. Pada kenyataannya zullen berfungsi juga sebagai verba bantu modalitas, dan bahkan beberapa pakar linguis Belanda berpendapat bahwa verba zullen tersebut hanya berfungsi sebagai verba bantu modalitas. Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian kepustakaan, yaitu dengan mengambil sejumlah artikel yang membahas fungsi verba zullen dari beberapa pakar linguis Belanda untuk kemudian dibandingkan satu sama lain, dan dipilih satu pendapat yang paling akurat. Sebagai hasilnya terlihat bahwa verba zullen memang memiliki dua fungsi, yaitu sebagai verba bantu penunjuk waktu mendatang dan sebagai verba bantu modalitas. Hal tersebut di atas sesuai dengan pernyataan seorang pakar linguis Belanda Steenbergen (1974)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S15945
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Kustiyanti
"Sebuah kata serapan tercipta akibat beberapa faktor, di antaranya adalah kontak bahasa. Kontak bahasa terjadi secara lisan maupun tulisan, sehingga ada kata yang berubah secara fonologis, ada pula yang tidak. Dalam makalah ini dilakukan analisis jenis perubahan fonologis apa saja yang terjadi pada kata serapan, seperti perubahan pada vokal panjang, penyederhanaan lafal, penghilangan bunyi, reduplikasi dan perubahan bunyi fonem pada suku kata. Seperti pada kata frikadel yang berubah pengucapannya menjadi [pərkədɛl]. Pada kata serapan yang tidak berubah secara fonologis, hal itu disebabkan fonem pada kata serapan tersebut sama dengan fonem pada kata dari bahasa sumbernya, contoh kata yang tidak berubah secara fonologis adalah poffertjes yang tetap dilafalkan [pɔfərcəs].

A loanword is created by several factors. One of them is language contact. Language contact occurs both in oral form and in writing form, so some words changed phonologically, some are not. This paper analyzes what types of phonological changes that occur in loanwords, such as changes in long vowels, pronunciation simplification, removal of (a) phoneme(s), reduplication and the change of phonemes in a syllable. As in word pronunciation frikadel changed into [pərkədɛl]. On a loanword that does not change phonologically, it is caused by the phonemes of the loanwords have the same phonemes in the words of the source language. The example is poffertjes that is still pronounced [pɔfərcəs].
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fitri Wulandari
"Masyarakat multilingual yang memiliki berbagai bahasa memungkinkan seseorang menjadi dwibahasawan Seorang dwibahasawan akan sering melakukan percampuran antara bahasa satu dengan bahasa yang lain Salah satu akibat dari terjadinya percampuran antarbahasa adalah campur kode Jurnal ini akan membahas campur kode bahasa Indonesia dalam bahasa Belanda yang terdapat pada film Soegija 2012 dengan menggunakan metode deskriptif analisis Masalah yang akan dianalisis adalah tipe proses campur kode dengan melihat teori Muysken dan ketiga tipe proses campur kode tersebut akan dianalisis pada tataran kata frasa dan kalimat Jurnal ini juga menganalisis faktor pemicu campur kode dengan menggunakan teori Janet Holmes Dari analisis data yang dilakukan ditemukan ketiga proses campur kode dan sebagian besar campur kode terjadi pada tataran kalimat Faktor pemicu campur kode yang muncul adalah solidaritas topik dan perbedaan status Penggunaan campur kode pada film ini sangatlah efektif untuk menggambarkan latar waktu pada masa kolonial.

Multilingual society has a variety of languages which allows someone to be bilingual. A bilingual person will often do a mixture of one language with another language. One of the results of the mix between languages is code mixing. Code mixing in the movie Soegija (2012) will be discussed in this journal by using descriptive analysis method. The issue which will be analyzed is the types of code mixing process, by looking over Muysken theory, and these types of code mixing process will be analyzed in the level of words, phrases, and sentences. This journal also analyzes the triggering factors of code mixing by using Janet Holmes theory. From the data analysis done, the three types of code mixing process are found and most of the code mixing occur on the sentence level. Triggering factors of code mixing that appear are solidarity, topic, and status differences. The use of code mixing in this movie is very effective to depict the background of time in colonial era.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Suci Liony Sumaryana
"Belanda mendapatkan peringkat pertama warganet tersopan di dunia versi Microsoft, meski tak semua postingannya bersifat positif. Postingan negatif ataupun ujaran kebencian dilakukan dengan cara yang dianggap santun. Penelitian ini akan membahas bentuk ketidaksantunan warganet Belanda dalam berkomentar pada media sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan bentuk ketidaksantunan warganet Belanda dalam berkomentar di media sosial khususnya dalam YouTube pada saluran NOS Jeugdjournaal dan saluran De Telegraaf dalam menanggapi pemerintah mengenai kebijakan terbarunya yaitu terkait Avondklok. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori ketidaksantunan oleh Culpeper. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat lima strategi ketidaksantunan berbahasa, a) Bald On Record Impoliteness, b) Negative Impoliteness, c) Mock Politeness, d) Positief Impoliteness, dan e) Withhold Politeness, dengan hasil yang didominasi oleh bentuk Bald On Record Impoliteness dan yang paling jarang digunakan adalah bentuk Withhold Politeness. Ketidaksantunan berbahasa terjadi karena didorong oleh beberapa faktor seperti mengungkapkan ketidaksetujuan, kemarahan dan juga kekesalan. 

The Netherlands got the first ranking of the most polite netizens in the world according to Microsoft's version, although not all of their posts were positive. Negative posts or hate comments are done in a manner that is considered polite. This study will discuss the forms of impoliteness of Dutch citizens in commenting on social media. The purpose of this study is to describe the form of impoliteness of Dutch citizens in commenting on social media, especially on YouTube on the NOS Jeugdjournaal channel and the De Telegraaf channel in response to the government regarding the latest policy related to Avondklok. The theory used in this study is the theory of impoliteness by Culpeper. The results of this study indicate that there are five strategies of language impoliteness, a) Bald On Record Impoliteness, b) Negative Impoliteness, c) Mock Politeness, d) Positive Impoliteness, and e) Withhold Politeness, with results dominated by the form of Bald On Record Impoliteness. and the least used is the form of Withhold Politeness. Language impoliteness occurs because it is driven by several factors such as expressing disapproval, anger and also annoyance."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
Mk-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kamil Sakato
"Kata serapan muncul karena adanya kontak bahasa. Bahasa Indonesia banyak menyerap kata-kata dari bahasa Belanda, termasuk kata-kata dalam bidang mode. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan perubahan makna pada kata-kata serapan bahasa Indonesia dari bahasa Belanda dalam bidang mode. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 93 kata serapan dari buku `A to Z Istilah Fashion di Indonesia`. Makna dari kata-kata serapan yang telah dikumpulkan didasarkan pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Van Dale Groot Woordenboek van de Nederlandse Taal. Analisis dilakukan untuk mengelempokkan jenis perubahan makna dari kata-kata serapan tersebut berdasarkan komponen maknanya. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar kata serapan dalam bidang mode (85%) tidak mengalami perubahan makna. Hanya 14 kata yang mengalami perubahan makna, yaitu meluas, menyempit, dan berubah total.

Loanwords emerge from contact between languages. A lot of words in Indonesian were absorbed from Dutch, including terms of fashion. This aims of this study is mapping the meaning changes in Indonesian loanwords from Dutch in terms of fashion. The data used in this paper consist of 93 loanwords from the book titled `A to Z Fashion di Indonesia`. The meaning of the loanwords that have been collected are based on Kamus Besar Bahasa Indonesia and Van Dale Groot Woordenboek van de Nederlandse Taal. The analysis aims to categorize the type of meaning change from the loanwords based on the componential meaning. The result shows that the meaning of the most loanwords in terms of fashion (85%) do not undergo meaning change. Only 14 words have changed of meaning, namely: extension, narrowing, and totally changed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Öchsner, Andreas
"This book provides a study aid on the finite element method. Based on the free computer algebra system Maxima, it presents routines to symbolically or numerically solve problems in the context of plane truss and frame structures. This allows readers to not only check classical hand calculations but also understand the computer implementation of the method. The mechanical theories focus on the classical one-dimensional structural elements, i.e. bars, Euler-Bernoulli and Timoshenko beams as well as their combination to generalized beam elements. Focusing on one-dimensional elements reduces the complexity of the mathematical framework and the resulting matrix equations can still be displayed with all components, and not only in a symbolic representation. The use of a computer algebra system and the incorporated functions, e.g. for equation solving, highlights the methodology of the finite element method rather than standard procedures."
Switzerland: Springer Nature, 2019
e20508820
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>