Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121176 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tengku Fara Ayundha Yolanditha
"ABSTRAK
Masa Gouden Eeuw merupakan masa kejayaan Belanda. Seni dan arsitektur berkembang pada masa Gouden Eeuw. Salah satu arsitek pada masa Gouden Eeuw adalah Hendrick de Keyser. Hendrick de Keyser membangun Noorderkerk dan Westerkerk pada tahun 1620, dan meninggal satu tahun kemudian sehingga pembangunan kedua gereja itu dilanjutkan oleh anaknya Pieter de Keyser. Makalah ini memaparkan bagaimana ciri gaya bangunan Hendrick de Keyser, dan membandingkan karyanya dengan bangunan yang pengerjaannya dilanjutkan oleh anaknya. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan, dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ciri gaya bangunan Hendrick de Keyser menggunakan ornamen seperti vierkanten kroonlijsten, dan ukiran pada interior, dan menggunakan batu putih, batu bata merah, pilar, dan frontons pada bagian eksterior. Penggunaan ornamen dan ukiran ini dipengaruhi oleh gaya Renaisans, sementara penggunaan batu bata merah dipengaruhi oleh gaya Gotik. Ciri gaya bangunan Hendrick de Keyser tetap dipertahankan oleh Pieter de Keyser pada bangunan Noorderkerk dan Westerkerk. Hanya ada sedikit perbedaan pada bagian ornamen di Noorderkerk yang memiliki ukiran di dalamnya.

ABSTRACT
The period of Gouden Eeuw was the glory of the Netherlands. Art and architecture developed during the time. One of the architects at the time of Gouden Eeuw was Hendrick de Keyser. Hendrick de Keyser built Noorderkerk and Westerkerk in 1620, and died one year later so construction was continued by his son Pieter de Keyser. This paper describes the characteristics of Hendrick de Keyser s building style, and Compare the buildings of the two churches that were finished by his son. This study uses the library method, with a qualitative descriptive approach. The results shows that the characteristics of Hendrick de Keyser s building style are ornaments such as vierkanten, kroonlijsten, and carving in the interior, and the use of white stones, red bricks, pillars, and frontons on the exterior. The use of ornaments and carvings was influenced by the Renaissance, while the use of red bricks was influenced by Gothic. The characteristics of the Hendrick de Keyser building style were maintained by Pieter de Keyser in the Noorderkerk and Westerkerk buildings. There is a slight difference in the ornament in Noorderkerk that has carvings in it."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hellinga, Gerben Graddesz
"Dalam buku ini diceritakan mengenai dua puluh tujuh tokoh penting yang berperan pada abad keemasan Belanda. Tokoh-tokoh tersebut tidak hanya berperan dalam bidang ekonomi saja namun juga politik hingga ilmu pengetahuan dan industri. Salah satunya adalah Baruch Spinoza yang dikenal sebagai seorang filsuf alam terkenal dari Belanda atau Rembrandt van Rijn yang merupakan pelukis aliran barok terkenal di Belanda. "
Zuthpen: Uitgeversmaatschappij Walburg Pers, 2008
Ref BLD 839.33 Hel m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hellinga, Gerben Graddesz
"Buku ini berisi informasi sejarah Belanda di masa Keemasan Belanda yakni pada abad ke-17. Kondisi perekonomian Belanda yang sedang mencapai titik puncaknya pada masa itu, dibuktikan dengan banyaknya negara-negara yang dikoloni oleh Belanda seperti; Hindia Belanda, Afrika Selatan, Amerika dll. Tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam ekspansi VOC ke negara-negara lain juga dipaparkan dalam buku ini. "
Zuthpen: Uitgeversmaatschappij Walburg Pers, 2007
R BLD 949.2 HEL p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Suchtelen, Ariane van
Den Haag: Aegon, 2001
BLD 949.204 SUC w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Feza Vialli Pasadena Rahman
"ABSTRAK
Kolonialisasi bangsa Belanda telah banyak mempengaruhi bangunan-bangunan di Hindia Belanda khususnya di Batavia. Tulisan ini akan membahas bangunan-bangunan bergaya neo-klasik peninggalan bangsa Belanda. Herman Willem Deandles berperan besar atas pembangunan tersebut. Di Batavia Deandels membangun Gedung Societeit de Harmonie sebagai sarana sosialisasi bagi kaum borjuis. Gedung Societeit de Harmonie merupakan bangunan bergaya neo-klasik yang unik dan berbeda dengan bangunan lainnya di Batavia. Keunikan dari Gedung Societeit de Harmonie menarik untuk dikaji walaupun gedung ini sudah tiada. Dalam tulisan ini akan mencari apa saja keunikan yang ada pada Gedung Societeit de Harmonie. Metode deskriptif analisis digunakan sebagai metode untuk menguraikan dan memberikan pemahaman serta penjelasan pada tulisan ini. Tulisan ini akan menghasilkan kekhasan bangunan neo-klasik Gedung Societeit de Harmonie.

ABSTRACT
Dutch colonialism had affected a lot of buildings in the Dutch Indies, especially in Batavia. This article will discuss neo-classical architecture of the Dutch heritage. Herman Willem Deandles had a big role on these developments. In Batavia Deandels built Societeit de Harmonie building as a mean of socializing for the bourgeoisie. Societeit de Harmonie Building is unique neo-classical building in Batavia. The uniqueness of the building Societeit de Harmonie is interesting to study even though the building had not exist. This article will look for any uniqueness that Societeit de Harmonie Building contained. Descriptive method of analysis used as a method to describe and provide an understanding and explanation in this article. This article obtains neo-classical peculiarities architecture of Soceiteit de Harmonie Building."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Isabella Aida Munira
"ABSTRAK
Lawang Sewu merupakan bangunan yang didirikan ketika masa Hindia Belanda pada 29 Februari 1904 hingga 1 Juli 1907. Gedung ini digunakan sebagai markas perusahaan perkeretaapian Hindia Timur atau NISM Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij yang berada di kota Semarang dan dirancang oleh Cosman Citroen 1881-1935 . Penelitian ini bertujuan memaparkan bagaimana penerapan gaya neo-roman pada Lawang Sewu. Gaya neo-roman yang dipilih Citroen ternyata cocok untuk diterapkan pada bangunan ini agar dapat menyesuaikan dengan kondisi alam yang tropis dengan cara merancang banyak ventilasi, serta memasang pintu dan jendela yang besar untuk mengatasi panas. Ornamen-ornamen bulat dan pilaster juga ditambahkan sebagai elemen dekoratif untuk membuat bangunan ini nampak seperti kastil khas gaya neo-roman. Ciri bangunan yang dirancang Citroen juga diterapkan pada bangunan ini seperti adanya traphal dan lorong-lorong dengan jendela yang besar. Tidak hanya mengandung nilai sejarah, nilai seni pada bangunan ini juga menambah alasan untuk menjadikan Lawang Sewu sebagai salah satu tempat wisata sejarah.

ABSTRACT
Lawang Sewu is a building which built at Dutch East Indies period on 29 February 1904 until 1 July 1907. This building is used as the headquarters of the Dutch East Indies Railway Company or NISM Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij in Semarang City and it is designed by Cosman Citroen 1881 1935 . This research explains how neo romanesque as an architectural style is applied in Lawang Sewu. The style is suitable to be applied in this building because of tropical nature condition by designing many ventilation, big doors, and windows to overcome the heat in Semarang. rounded ornaments and pilasters are added as a decorative element for making this building look like a castle, as the characteristic of the neo romanesque style. Citroen rsquo s characteristic is applied to it too by adding traphal and big corridor with big windows. Not only historical value but also art value give reasons for making Lawang Sewu as a historical tour place. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilandika Hendra Pratama
"Gereja Blendhuk merupakan salah satu bangunan gereja kuno peninggalan Belanda di Kota Lama (oud Holland) di Semarang. Bangunan gereja yang sampai saat ini masih aktif digunakan warga Semarang untuk melakukan kebaktian ini bergaya bangunan khas Belanda dengan kubah yang menjadi ciri khasnya. Dalam bahasa Jawa atap dengan bentuk tersebut dikenal dengan istilah blendhuk, Dengan bentuk kubahnya yang lain dari pada yang lain serta gaya bangunan yang menarik inilah yang membuat gereja tersebut tidak hanya menjadi sebagai rumah peribadatan tetapi juga menjadi tujuan wisata. Manfaat dari penelitian ini adalah memaparkan tentang bagaimana pseudo baroque berpengaruh pada sebagian besar detail yang terdapat pada bangunan Gereja Blendhuk. Penelitian ini akan difokuskan pada peninjauan akan fungsi serta seni gaya bangunan yang dimiliki Gereja Blendhuk.

Blendhuk Church is one of the old church from Netherland in the Old City (Old Holland) in Semarang. The building of the church that still active for people around Semarang as a place of worship is using typical dutch building style with a big dome as the trademark. In Javanese language its called blendhuk, With the shape of the dome that different than the other and also the bulding style that can attract the other people like a tourist not only as a place of worship but also as a tourist destination. The benefits of this research is elaborated on how the pseudo baroque influence on most of the details contained in the building of Blendhuk Church.This research will take a focus on a problem about a function and the art of building style that owned by Blendhuk Church.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Pricilia Putri Oktaviani
"Artikel ini tentang analisis dari bangunan Mauritshuis di Den Haag dan Paleis op De Dam di Amsterdam yang bergaya arsitektur Hollandse Classicisme.
Tujuan artikel ini adalah memaparkan perkembangan fungsi bangunan Mauritshuis dan Paleis op De Dam serta menjelaskan ciri Hollandse Classicisme pada bangunan Gouden Eeuw (Abad Keemasan), Mauritshuis di Den Haag dan Paleis op de dam di Amsterdam karya Jacob van Kampen. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka dan disajikan secara deskriptif disertai dengan analisis data berdasarkan buku-buku arsitektur dan internet.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kedua bangunan tersebut berubah fungsi seiring perkembangan zaman. Ciri bangunan Gouden Eeuw pada bangunan Mauritshuis dan Paleis op de dam karya Jacob van Kampen dipengaruhi oleh gaya Hollandse Classicisme yang merupakan ciri khas gaya pada abad keemasan di Belanda.

This article analyses The Dutch Classicism of Maurits house in Den Haag and Paleis op de Dam in Amsterdam Both of the buildings were designed by Jacob van Campen. The Dutch Classicism in Dutch version is Hollandse Classicisme.
The purpose of this article is to show the functions and to describe the characteristics of The Dutch Classicism on those buildings in the Golden Age. This research use literature review with descriptive analysis based on the architectural books and sites.
The results show that the functions of those buildings had changed throughout decades. The characters of the Dutch Classicism on Maurits house and Paleis op de Dam are tipically the major style of architecture during the Golden Age.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Noordervliet, Nelleke
Amsterdam: Rijkmuseum, 2003
BLD 949.2 NOO n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>