Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174013 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
"Artricle 24 and 29 of Air Operalor Ordonance 1939 and article 17 and 18 of Warsawa Convention 1929 follow air operator principle of presumption of liability. The provision mentioned above give more attention to protection of air operator rather than passenger and does not regulate air opera for liabilty against third party injury. In recent development, the Act No. I5 of 1992 on Flight has adopted absolute liability principle and presumption of liability principle is no Ionger can he maintained as well as the principle of air operator liabiliy on injury that is faced by third party is no relevant anywhere. The Wama Convention of 1929 has been amanded and it adopts absolute liability principle as effort to provide more protection to passenger and third party."
340 KANUN 11:29 (2001)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Fardy Laksana Bambang Tutuka
"Industri penerbangan komersial merupakan salah satu moda jasa angkutan yang ideal dalam mobilisasi masyarakat Indonesia sebagai negara kepulauan. Secara yuridis, pelaksanaan jasa angkutan udara niaga merupakan ruang lingkup perjanjian pengangkutan. Hal ini melahirkan perikatan antara penumpang dengan maskapai udara, yang dalam peraturan penerbangan dikonkretisasi melalui tiket. Dalam perjalanannya, sengketa antara penumpang seperti kecelakaan pesawat, kerugian bagasi, dan keterlambatan penerbangan silih berganti mewarnai industri penerbangan komersial Indonesia. Teori tanggung jawab pelaku usaha atas kesalahan, atas wanprestasi, dan atas kemutlakan, dapat diterapkan dalam upaya pelindungan konsumen penerbangan. Hukum Indonesia telah menstandardisasi kewajiban kompensasi dan ganti rugi terhadap faktor di luar dasar pelepas tanggung jawab. Walaupun demikian, hukum penerbangan mengakomodasi hak gugatan yang tidak terbatas standardisasi kompensasi dan ganti rugi baik secara materiil dan imateriil. Sebaliknya, hukum penerbangan memberikan pembatasan tanggung jawab bagi maskapai udara atas pembatalan penerbangan atas keadaan kahar (alam maupun sosial). Oleh karena itu, inti gugatan yang diajukan berkaitan ada atau tidaknya kesalahan. Dalam penelitian ini, analisis dilakukan terhadap pelaksanaan hak penumpang terdampak pembatalan, prinsip tanggung jawab maskapai terhadap kerugian penerbangan, dan dasar pelepas tanggung jawab terhadap keadaan kahar. Tinjauan teoretis kerugian perdata dalam UU Perlindungan Konsumen dan hukum penerbangan dikaitkan tinjauan praktis putusan gugatan kerugian dalam analisis Putusan No 176/PDT.G/2019/PN PTK yang dikuatkan Putusan No 80/PDT/2020/PT PTK. Pada akhirnya, penelitian ini mencapai penemuan bahwa pengecualian keadaan (alam/cuaca maupun sosial/teknis) merupakan dasar pertimbangan hakim dalam membenarkan maskapai udara dari kesalahan. Oleh karena itu, regulasi lebih detail diperlukan dalam mengatur faktor maskapai yang merupakan keadaan kahar sejauh diverifikasi jabatan badan yang berwenang. Selain itu, perjanjian penanggungan (asuransi penerbangan) dapat pula disepakati dalam mengatur nilai kerugian. Hal ini dapat memberikan keseimbangan upaya pelindungan kerugian penumpang dan kelangsungan usaha pelaku usaha.

The commercial aviation industry is one of the ideal modes of transportation services in mobilising societies, moreover in Indonesia, as an archipelagic country. Legally speaking, the commercial air transportation services is within the scope of the carriage agreement. This creates a binding agreement between passengers and airlines, which is concretised through a ticket. Nevertheless, passengers’ disputes, such as aircraft accident, baggage damages, and flight cancellation ripen after another on Indonesian commercial aviation industry. As a service industry, the producer’s liability such as negligence liability, contractual liability, and strict liability shall be applicable, for the consumer protection realization. With the adoption to the EU 261/2004 regulations, Indonesian provision has standardised the passengers’ damages and compensations to be compiled on top of the legal justification. However, aviation law also urges the passengers’ right on pledging damages in the extent of the aforementioned limitation. On the other hand, aviation law limits liability for air carriers for flight cancellations due to force majeure (both natural and social). Therefore, the negligence proof is required in claiming the material and immaterial damages through the torts. This research focuses on passenger’s right implementation, airline’s liability, and the particular flight’s extraordinary events exemption. The theoretical overview of civil damages sue under Consumer Protection Act is analysed on the practical overview on similar cases of flight cancellation indicments, to anaylse the verdict of Court Decission No 176/PDT.G/2019/PN PTK and No 80/PDT/2020/PT PTK (in appeal procedure). Eventuallys, there is an urgency in the regulation amendment that recognises aircraft issue as the liability with the verification of the official authority. Plus, airline might offer the aviation insurance to valuate its liability. Therefore, these two advices provide the equal protection to passengers’ losses and airlines’ business sustainability."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaret, Corry
"Skripsi ini membahas tentang hubungan antara kualiats pelayanan, nilai yang rasakan, kepuasan pelanggan dalam mempengaruhi niat pembelian kembali layanan nilai tambah selular atau yang lebih dikenal Value Added Services (VAS) pengguna Telkomsel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan mempunyai pengaruh positif terhadap nilai yang dirasakan pelanggan, kepuasan pelanggan dan niat pembelian kembali. Untuk variabel Nilai yang dirasakn pelanggan juga dinyatakan berpengaruh secara positif terhadap kepuasan pelanggan kemudian berpengaruh positif tetapi hubungannya negatif atau tidak signifikan terhadap niat pembelian kembali dari pelanggan VAS Telkomsel. Hubungan kepuasan pelanggan berpengaruh secara positif terhadap niat pembelian kembali dari pelanggan VAS Telkomsel. Hasil penelitian ini menyarankan agar peningkatan nilai yang dirasakan atau diterima pelanggan harus selalu ditingkatkan dan diperbaiki, sehingga bisnis yang berkelanjutan dan perolehan laba akan tetap stabil cenderung meningkat melalui pembelian kembali oleh pengguna VAS Telkomsel.

This thesis studies about the relationship between service quality, perceived value, customer satisfaction affects post-purchase intentions mobile value added services or better known as Value Added Services (VAS) of the Telkomsel users. Results showed that service quality has a positive impact on the perceived value by customers, customer satisfaction and post-purchase intentions. For perceived value by the customer variables also stated positively affect customer satisfaction and have a positive but a negative relationship or no significant effect on post-purchase intentions of customers VAS Telkomsel. Relationships positively affect customer satisfaction on post-purchase intentions of customers VAS Telkomsel. These results suggest that increasing the perceived value the customer receives should always be upgraded and improved, so that a sustainable business and profitability will remain stable is likely to increase through the repurchase by the user VAS Telkomsel.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Nasrianti
"Penulisan skripsi ini bertujuan untuk membahas mengenai transaksi leasing yang dilakukan oleh PT. Garuda Indonesia dalam pengadaan enam buah pesawat tipe X, sehingga dapat diperoleh suatu gambaran yang jelas mengenai transaksi leasing tersebut. Kemudian tujuan selanjutnya adalah untuk mengklasifikasikan transaksi leasing tersebut ke dalam operating lease atau financing lease, baik berdasarkan PSAK No.30 maupun SFAS 13. Metode-metode penelitian yang digunakan oleh penulis terdiri dari: 1. Library Riset 2. Field Riset Melalui analisa yang dilakukan terhadap transaksi leasing tersebut, maka penulis menemukan bahwa dalam transksi leasing tersebut: 1. Tidak terdapat transfer kepemilikan dari Lessor kepada Lessee pada akhir periode leasing. 2. Tidak terdapat bargain purchase options. 3. Transaksi leasing tersebut merupakan full payout lease, artinya seluruh pembayaran sewa berkala yang dilakukan oleh Lessee ditambah nilai sisa mencakup pengembalian harga perolehan pesawat serta bunganya, sebagai keuntungan Lessor. 4. Lamanya periode leasing adalah 12 tahun, yang berarti lebih besar dari 75% perkiraan umur manfaat ekonomis pesawat. 5. Bila menggunakan fixed rate, maka nilai sekarang dari pembayaran leasing minimum lebih besar dari 90% nilai pasar wajar pesawat pada permulaan leasing, yaitu sebesar 91,729%. Sedangkan bila menggunakan floating rate maka nilai sekarang dari pembayaran leasing minimum adalah sebesar 88,508% dari nilai pasar wajar pesawat pada permulaan leasing. Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis menyimpulkan bahwa transaksi leasing tersebut dapat diklasifikasikan sebagai operating lease apabila standar akuntansi leasing yang digunakan adalah PSAK No.30. Tetapi apabila standar akuntansi leasing yang digunakan adalah SFAS 13, maka transaksi leasing tersebut dildasifikasikan sebagai financing lease."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19134
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, 1992
346.033 IND a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Bagus Hutama
"Tender Online System on procurement process has entered to a new era of industrial field in Indonesia especially for oil and gas industry. ConocoPhillips as the first company has implementing the system in Indonesia. Further, the author would like to describe basic issue of research as the follows:
1. How big qualities of tender on-line system service quality observed from the following dimensions: reliability, responsiveness, assurance, empathy and tangible?
2. How to know the position of such dimensions based on interest (expectation) level and performance achievement of procurement department?
3. What different of customer expectation against five service quality dimensions?
In other side, the purpose of this research is to know the following aspects:
1. To know quality level of tender on-line services observed from service quality dimensions of reliability, responsiveness, assurance, empathy and tangible.
2. To analysis conformity level between customer expectation of service quality dimensions with performance achieved by procurement department.
3. To explain different gap level of customer expectation against five service quality dimensions.
Research method that used is survey method (quantitative) included into descriptive research and performed to the whole population. The number of population is not too big which is 200 and also as respondents.
Technique of data analysis that used is descriptive quantitative, it describes how to appraise the performance and expectation level against service quality dimensions and how high its conformity level by utilizing importance-Performance Analysis.
In this research, the author found that even though there is no different or only little gap exists in customer expectation against service quality dimensions, and majority of customers (respondents) are satisfied, it does not mean all customers agree with the service quality level represented through five service quality dimensions. For customers who felt unsatisfied, the respective department must pay attention to fulfill their needs and maintain with better relationship.
The procurement department is responsible for development and increasing of their service performance level and have to achieve it in future in framework of fully customer satisfaction. The key words: "Don't ever to feel satisfy to what had been achieved, but it should drive for better performance results in the future"."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T 13943
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Purwanda
"Peningkatan arus transportasi udara di Bandara Husein Sastranegara menunjukan tren peningkatan sehingga kualitas pelayanan penerbangan cenderung menurun dengan cepat. Usaha mengantisipasi masalah tersebut dengan tiga alternatif pilihan yaitu mengembangkan Bandara Husein Sastranegara, membangun Bandara Baru di Kertajati dan mengembangkan serta membangun keduanya bersamaan.
Berdasarkan hasil analisis penelitian dengan mengukur potensi penumpang di Bandar Udara Husein Sastranegara menunjukan bahwa pilihan untuk mengembangkan fasilitas terminal penumpang Bandara Husein Sastranegara merupakan pilihan paling baik ditinjau dari segi finansial. Dengan masa evaluasi selama 20 tahun maka nilai Nett Present Value menunjukan nilai positif.
Berdasarkan hasil analisis penelitian dengan mengukur potensi penumpang di Bandar Udara Husein Sastranegara menunjukan bahwa pilihan untuk membangun Bandar Udara Kertajati merupakan pilihan yang paling baik ditinjau dari segi finansial, dengan syarat spesifikasi konstruksi menyerupai Bandara Husein Sastranegara. Dengan masa evaluasi selama 20 tahun maka nilai Nett Present Value menunjukan kecenderungan nilai positif.
Berdasarkan hasil analisis penelitian dengan mengukur potensi penumpang di Bandar Udara Husein Sastranegara menunjukan bahwa pilihan untuk tetap mengoperasikan Bandara Husein Sastranegara merupakan pilhan paling tidak tepat ditinjau dari segi finansial yang berakibat Nett Present Value Bandar Udara Kertajati negatif.

The increasing demand of air transport in Husein Sastranegara Airport has caused quality reduction of flight services. The problems may be resolved by three option by developing Husein Sastranegara Passenger terminal , building the new airport in Kertajati, and by opt both at the same time.
Passenger demand measurement in Husein Sastranegara Airport indicate that developing the passenger terminal is the best option for financial perpective. 20 years of evaluation indicates positive Nett Present Value.
Kertajati New Airport is good option if the Husein Sastranegara Airport is closed for commercial flights and the construction has the same specification as the Husein Sastranegara Airport. 20 years of evaluation indicates positive trend of Nett Present Value.
Passenger demand measurement in Husein Sastranegara Airport has shown that by opt on both airports at the same time is not a proper option from financial perpective. 20 years of evaluation indicates that Nett Present Value of the Kertajati New Airport is negative.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T43300
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadeak, Leney
"Sistem Jakarta Siaga 112 adalah sistem yang digunakan oleh karyawan dan petugas dalam Layanan Jakarta Siaga 112. Layanan Jakarta Siaga 112 adalah pelaksanaan dari program Layanan Nomor Tunggal Panggilan Darurat 112 di Provinsi DKI Jakarta. Layanan ini bertujuan untuk mengoptimalkan penanganan pengaduan keadaan gawat darurat dari masyarakat. Kegiatan operasional layanan ini menggunakan bantuan perangkat teknologi informasi dan komunikasi dalam mengelola layanan darurat, salah satunya dengan Sistem Jakarta Siaga 112. Evaluasi terhadap Sistem Jakarta Siaga 112 diperlukan untuk memenuhi lingkup evaluasi dari pelaksanaan Layanan Jakarta Siaga 112.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terkait analisis faktor yang memengaruhi kesuksesan dari Sistem Jakarta Siaga 112 dan rekomendasi peningkatan sistem. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model kesuksesan DeLone & McLean. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Responden dari penelitian adalah karyawan dan petugas dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan instansi yang tergabung dalam Layanan Jakarta Siaga 112. Pengolahan data hasil kuesioner dilakukan dengan menggunakan Partial Least Squares-Structural Equation Model (PLS SEM).
Hasil penelitian membuktikan bahwa System Quality (kualitas sistem), Information Quality (kualitas informasi), Service Quality (kualitas layanan), Use (penggunaan), User Satisfaction kepuasan pengguna), dan Net Benefits (keuntungan) merupakan faktor-faktor yang memengaruhi kesuksesan dari Sistem Jakarta Siaga 112. Meskipun demikian, dari sembilan hipotesis yang diuji pada penelitian ini, terdapat dua hipotesis yang ditolak. Hipotesis yang ditolak yaitu System Quality tidak terbukti berpengaruh positif secara signifikan terhadap Use dan Use tidak terbukti berpengaruh positif secara signifikan terhadap User Satisfaction.

Jakarta Siaga 112 System is a system used by employees and officers in Jakarta Siaga 112 Service. Jakarta Siaga 112 Service is the implementation of the Layanan Nomor Tunggal Panggilan Darurat 112 program in DKI Jakarta Province. This service aims to optimize the handling of emergency complaints from the citizens. The operational activities of this service use the help of Information and Communication Technology (ICT) tools in managing emergency services with Jakarta Siaga 112 System is one of them. Evaluation of Jakarta Siaga 112 System is required to meet the evaluation scope of the implementation of Jakarta Siaga 112 Service.
This study aims to conduct an evaluation related to factor analysis that influences the success of Jakarta Siaga 112 System and recommendations for system improvement. The model used in this research is the DeLone & McLean Information System (IS) Success Model. The data were collected by using questionnaires. Respondents from the research are employees and officers from the Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) and instances under Jakarta Siaga 112 Service. The data processing of the questionnaire was done using Partial Least Squares-Structural Equation Model (PLS SEM).
The result of the research proves that System Quality, Information Quality, Service Quality, Use, User Satisfaction, and Net Benefits are the factors that influence the success of Jakarta Siaga 112 System. Howerver, of the nine hypotheses tested in this study, two hypotheses are rejected. The rejected hypothesis is System Quality as it is not proven to have a significant positive effect on Use, and Use is not proven to have a significant positive effect on User Satisfaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>