Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wantalangi Mamuaja
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1979
899.226 WAN w
Koleksi Publik  Universitas Indonesia Library
cover
Wantalangi Mamuaja
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1979
899.226 WAN w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LAPEN 02 Set a
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks menguraikan tentang upacara pertemuan yang diadakan pada tanggal 25-29 setiap bulan puasa, yang diikuti oleh putri-putri kraton. Upacara tersebut berlangsung di Kraton Yogyakarta. Keterangan penulisan naskah disebutkan dalam kolofon depan (h.l), yaitu tanggal 9 Dulkangidah 1844 (30 September 1913). Naskah didapat Pigeaud dari Gandasutarya, seorang warga Suryasaputran, Yogyakarta, pada tanggal 19 Agustus 1938. Setahun kemudian dibuatkan ringkasannya oleh Mandrasastra, tepatnya pada bulan Januari 1939. Daftar pupuh: (1) dhandhanggula; (2) megatruh; (3) pucung; (4) mijil; (5) sinom; (6) kinanthi; (7) pangkur; (8) dhandhanggula."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.85-NR 333
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Zuber Usman
Jakarta: Balai Pustaka, 2018
899.221 ZUB d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Radhitya Dini Rosa
"Keluarga memberikan pengaruh yang sangat besar pada perkembangan seseorang. Saat yang penting dalam proses perkembangan adalah masa remaja. Masa remaja adalah periode dimana seseorang mengalami kebingungan yang sangat besar akibat perubahan-perubahan yang terjadi. Oleh sebab itu, peran keluarga sangatlah penting bagi remaja. Penelitian telah membuktikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh struktur keluarga dimana mereka tinggal.
Dalam kondisi tertentu, perubahan struktur keluarga menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindari. Perubahan yang sering terjadi adalah ketika orang tua bercerai dan kemudian menikah kembali. Kondisi ini tentunya membutuhkan penyesuaian diri. Penyesuaian diri sendiri adalah usaha untuk bertahan dengan mengubah cara diri serta lingkungan untuk memenuhi kebutuhan, mencapai keharmonisan antara tuntunan dan menjalin hubungan yang memuaskan dengan orang lain (Atwater, 1983; Haber & Runyon. 1984; Lazarus, 1976, Schneiders, 1960).
Menyesuaikan diri dengan pernikahan orang tua merupakan hal yang sulit bagi anak, terutama yang berusia remaja. Remaja putri akan lebih sulit menyesuaikan diri dengan keluarga tirinya. Penelitian ini memang bertujuan untuk mengetahui masalah yang dihadapi remaja putri dengan keluarga tiri, penyesuaian diri remaja putri dengan keluarga tiri dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri tersebut.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik, digunakan teori-teori yang dapat memberikan penjelasan mengenai variabel-variabel yang berhubungan dengan penelitian ini Teori tersebut antara lain mengenai penyesuaian diri, remaja, perceraian, keluarga tiri dan penyesuaian remaja dalam keluarga tiri. Teori penyesuaian diri yang digunakan antara lain dari Atwater, Haber dan Runyon, Lazarus serta Schneiders. Perceraian dibahas karena merupakan kejadian yang mendahului pembentukan keluarga tiri.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe peneiitian studi kasus dengan tiga orang partisipan. Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara. Studi kasus dan metode wawancara memungkinkan peneliti mendapatkan data secara mendalam dan mendetil mengenai pengalaman individu mengenai topik yang diangkat.
Data yang diperoleh dari wawancara kemudian dianalisis. Analisis data dilakukan pada setiap kasus dan juga antar kasus. Analisis data terutama dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai keadaan keluarga tiri dan masalah-masalah yang dihadapi serta penyesuaian diri yang mengacu pada teori Haber dan Runyon (1984) mengenai karakteristik penyesuaian diri yang efektif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa masalah yang dialami tiap remaja putri berbeda-beda. Partisipan A memiliki masalah yang paling sedikit dibandingkan dengan dua partisipan lainnya. Masalah yang dihadapi oleh ketiga partisipan dalam penelitian ini adalah kurangnya kontrol dan tuntunan, masalah komunikasi dan pemecahan masalah, timbulnya konflik dan masalah pada remaja, masalah emosional yang belum terpecahkan, masalah keuangan dan stereotip negatif sari masyarakat.
Penyesuaian diri yang dilakukan oleh ketiga partisipan terdiri dari penyesuaian diri aktif dan pasif. Ketiga partisipan melakukan penyesuaian diri untuk mencapai hubungan yang baik dengan keluarga, terutama orang tua tiri mereka. Dari ketiga subjek, hanya partisipan A yang telah memenuhi semua karakteristik penyesuaian diri efektif dari Haber dan Runyon (1984). Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri remaja putri dengan orang tua tiri yaitu pola asuh, hubungan dengan orang tua terutama orang tua ihi, jenis kelamin orang tua tiri, sistem dalam keluarga yang terdiri dari jumlah konflik dan pengawasan orang tua serta orang-orang dekat yang dapat memberi dukungan."
2003
S3135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marthanya
"ABSTRAK
Keluarga merupakan setting yang penting bagi perkembangan remaja.
Pada masa sekarang struktur keluarga dapat berubah, salah satunya yang
semakin berkembang dewasa ini adalah keluarga tiri. Keluarga tiri dapat terjadi
akibat meninggalnya salah satu dari pasangan yang menikah atau akibat
perceraian. Di dalam penelitian ini, peneliti memilih untuk memfokuskan pada
bentuk keluarga tiri yang terjadi akibat meninggalnya pasangan hidup.
Keluarga tiri berbeda baik secara struktur maupun emosional.
Terbentuknya keluarga tiri seringkali berarti suatu keluarga harus menerima
kehadiran seseorang yang asing ke dalam keluarga. Hal ini kemungkinan
menghasilkan tuntutan bagi anggota keluarga untuk menyesuaikan diri, terutama
untuk anak, sebab masalah terbesar di dalam remarriage menyangkut soal anak.
Anak akan sulit menyesuaikan diri dengan orangtua tiri, terutama dengan ibu tiri,
dan apabila ia berada di dalam usia remaja. Remaja putri dikatakan lebih sulit
menyesuaikan diri dengan ibu tiri dibandingkan dengan remaja
putra.Berdasarkan penjelasan di atas maka penelitian ini ditujukan untuk
mendapatkan gambaran mengenai penyesuaian diri remaja putri di dalam
keluarga dengan ibu tiri.
Pada penelitian ini digunakan teori dari Greenblat et al. (dalam Feldman,
1989) untuk mengetahui tahap berduka yang dialami remaja putri akibat
kematian ibu kandung. Untuk mengevaluasi masalah-masalah yang umum terjadi
di dalam keluarga tiri digunakan teori dari Zanden (1993). Penyesuaian diri
menggunakan teori dari Lazarus (1976), Holander (1981), Rathus dan Nevid
(1983), dan Atwater (1983) serta teori mengenai karakteristik penyesuaian diri
yang baik dari Haber dan Runyon (1984).
Metode penelitian yang digunakan menggunakan pendekatan kualitatif
dengan penggunaan studi kasus terhadap tiga orang responden.Untuk menggali
informasi sedalam-dalamnya digunakan wawancara mendalam. Data yang
diperoleh kemudian diolah dan dianalisis satu per satu. Analisis data terutama
mengacu pada lima kriteria penyesuaian diri dari Haber dan Runyon (1984), yaitu
memiliki persepsi yang akurat terhadap realitas, mampu mengatasi stres dan kecemasan, memiliki citra diri yang positif, mampu mengekspresikan emosi
secara wajar, dan memiliki hubungan interpersonal yang baik.
Di dalam menyesuaikan diri dengan ibu tiri, keseluruh responden
memiliki setidaknya tiga dari lima masalah yang dikemukakan oleh Zanden.
Responden 1 melakukan penyesuaian diri yang aktif dan responden 2 dan 3
cenderung menggunakan penyesuaian diri yang pasif.
Dari analisis penyesuaian diri berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh
Haber dan Runyon (1984) berhasil diketahui bahwa hanya responden 1
melakukan penyesuaian diri yang baik karena telah memenuhi keseluruh kriteria.
Responden 2 belum melakukan penyesuaian diri yang baik karena tidak
memenuhi syarat yang ditetapkan. Hal ini mungkin disebabkan penyesuaian diri
yang dilakukan masih berada di dalam proses. Responden 3 hingga kini belum
melakukan penyesuaian diri yang baik karena ia hanya memenuhi dua kriteria
pertama. Hal ini mungkin dapat disebabkan kurang baiknya interaksi yang
berlangsung di dalam keluarga."
2002
S3156
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
D. Kusuma
Djakarta: Balai Pustaka, 1986
899.221 KUS m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tangerang: D3M Kail, 2013
899.221 MEI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Arini
"Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis untuk melihat bagaimana feedback kualitatif yang berupa kritik khalayak mempengaruhi isi media. Feedback kualititaf terhadap sinetron ini adalah berupa kritik yang disampaikan melalui media. Di antaranya adalah dalam bentuk tulisan di koran atau internet, baik artikel ataupun surat pembaca. Media yang dianalisis adalah program televisi. yaitu sinetron yang menggambarkan ibu tiri dengan stereotip negatif. yaitu sinetron "Bidadari". Sinetron ini ditayangkan di RCTI setiap Minggu pukul 19.00 WIB. Pada perkembangannya. sinetron ini tidak hanya menampilkan ibu tiri dengan stereotip negatif tetapi kemudian hadir juga tokoh ibu tiri lain yang ditampilkan dengan stereotip positif. Dugaan awal penulis terhadap hal ini adalah bahwa kehadiran tokoh ibu tiri lain dengan penggambaran yang lebih positif terkait dengan kritik khalayak yang datang terhadap penggambaran ibu tiri awal dengan stereotip negatif. Selain menggambarkan isi cerita sinetron ini, penelitian ini juga melihat pemahaman masyarakat dalam mengkonsumsi teks. Penelitian ini mengambil dua episode sinetron "Bidadari", masing-masing mewakili "Bidadari 1" dan "Bidadari 2". Shoemaker dan Reese mengungkapkan terdapat lima faktor yang mempengaruhi isi media. Faktor-faktor itu berada pada level individual. level rutinitas media, level organisasional level ekstramedia, dan level ideologi. Dari kelima faktor tersebut. penelitian ini lebih menekankan pada level ekstramedia. terutama yang berkaitan dengan khalayak. Kerangka pemikiran tentang level ekstramedia milik Shoemaker dan Reese dalam hal ini digunakan untuk menganalisis hubungan kritik khalayak terhadap perubahan penggambaran ibu tiri dalam sinetron "Bidadari". Analisis wacana kritis yang dipakai dalam pene!itian ini adalah metode analisis Norman Fairclough yang mengkaitkan analisis level teks, dengan analisis pada tingkat lain yaitu discourse practice dan sosiocultural practice. Pada tingkat teks. digunakan metode analisis framing milik Gamson dan Modigliani untuk melihat penggambaran ibu tiri dalam sinetron "Bidadari". Analisis pada tingkat discourse practice menjelaskan kaitan antara faktor produksi teks dan konsumsi teks. Pada tingkat produksi, penulis mewawancarai penulis skenario, bag ian programming RCTI dan Humas RCTI. Sedangkan pada tingkat konsumsi teks, penulis melakukan survei untuk melihat bagaimana pemaknaan khalayak terhadap sinetron "Bidadari". Survei dilakukan pada tanggal 9-10 Februari 2004, mengambiJ 36 responden. Dalam analisis sosial budaya (sosiocultural practice), analisis dilakukan dengan melihat perkembangan kondisi industri televisi di Indonesia dan kondisi sosial budaya masyarakat dalam memahami sosok ibu tiri. Karena penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis, maka aspek ideologi menjadi hal yang tak terpisahkan dalam melihat hasil analisis teks. Dalam perspektif ini, ideologi merupakan landasan yang mendasari penguasa media; sebagai kelompok dominan, untuk mengontrol ataupun memarjinalkan kelompok lain melalui rekonstruksi pesan dalam tayangan produk media. Ideologi yang terlihat dalam penelitian ini adalah kapitalis, di mana program yang dibuat bertujuan semata-mata mengumpulkan profit untuk produsen media. Hasil analisis menunjukan bahwa kritik khalayak yang berbentuk kualitatif terhadap sinetron "Bidadari" tidak terlalu berpengaruh dibandingkan dengan feedback kuantitatif (rating). Hal ini terjadi karena pihak produsen beranggapan bahwa feedback kualitatif berasal dari khalayak yang tidak mengikuti program televisi secara penuh, namun hanya menyaksikan sepenggal dari tayangan keseluruhan. Dari penelitian yang dilakukan. menunjukan bahwa penonjolan stereotip negatif ibu tiri dalam sinetron "Bidadari" sebagai cerita utama, terkait dengan nilai komersial yang didapat dari sinetron ini. Sedangkan tokoh ibu tiri dengan penggambaran positif yang hadir belakangan- ternyata tidak berhubungan dengan kritik khalayak terhadap sinetron "Bidadari" ini. Ideologi kapitalis mendorong tp.rciptanya program televisi yang mementingkan kuantitas pemirsa dalam bentuk rating sehingga tidak mengindahkan feedback kualitatif berupa kritik yang diajukan oleh sebagian kecil khalayak."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S3758
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>