Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62140 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Satya Anindita
"ABSTRAK
Demam dengue adalah penyakit menular yang ditransmisikan oleh nyamuk Aedes aegypti. WHO melaporkan bahwa wilayah Asia tenggara dan daerah Pasifik barat menanggung hampir 75% penyakit dengue secara global. Virus dengue menimbulkan ancaman global yang mempengaruhi 3,9 milyar orang di 128 negara dengan perkiraan 2,1 juta kasus demam berdarah dengue dan 21.000 kematian per tahun di seluruh dunia. Pada tahun 2015 tercatat terdapat 126.675 kasus DBD di 34 provinsi di Indonesia, dengan 1.229 orang di antaranya meninggal dunia. Enzim alfa-glukosidase merupakan target antiviral yang valid untuk enveloped virus. Inhibisi enzim RE alfa-glukosidase akan mengganggu proses pematangan dan fungsi glikoprotein envelop pada virus. Hal ini  menghambat proses perakitan partikel virus dan sekresinya. Hasil penelitian membuktikan bahwa inhibisi enzim alfa-glukosidase II  cukup dalam aktivitas antiviral sel inang  melawan demam dengue secara in vitro dan in vivo. Penemuan obat berbasis fragmen telah menjadi metode untuk menemukan kandidat obat baru. Pendekatan metode ini pertama-tama adalah mengidentifikasi fragmen yaitu molekul sangat kecil yang memiliki ukuran setengah dari ukuran obat-obatan secara umum. Fragmen-fragmen kemudian ditautkan bersama untuk membentuk obat baru. Pada penelitian ini digunakan enzim RE alfa-glukosidase II dengan kode 5IED. Sebanyak 281 senyawa baru berhasil diciptakan secara komputasi berdasarkan struktur 3D protein 5IED. Setelah dilakukan simulasi penambatan molekuler, uji toksisitas, uji druglikeness, uji farmakokinetika dan analisis interaksi protein-ligan, dipilih tiga senyawa terbaik yaitu LB.5 G2D, LO.1 G2D dan LX.23 G2D. Studi dinamika molekuler menunjukkan tiga residu asam amino yang berperan penting dalam pengikatan ligan LX.23 G2D dengan protein 5IED yaitu Asp451, Met565 dan Asp640.


Dengue fever is a contagious disease transmitted by Aedes aegypti mosquitoes. WHO reported that south east Asia and the western Pacific region bear nearly 75% of global dengue diseases. The dengue virus poses a global threat affecting 3.9 billion people in 128 countries with an estimated 2.1 million cases of DHF / DSS and 21,000 deaths per year worldwide. In 2015 there were 126,675 dengue cases recorded in 34 provinces in Indonesia, with 1,229 of them dying. The alpha-glucosidase enzyme is a valid antiviral target for enveloped viruses. Inhibition of ER alpha-glucosidase enzyme will interfere the maturation process and function of viral envelope glycoproteins. This inhibits the process of assembling virus particles and their secretions. Inhibition of ER alpha-glucosidase II enzyme is sufficient in antiviral activity of host cells against dengue fever in vitro and in vivo. Fragment-based drug discovery (FBDD) has become a tool for discovering drug leads. The approach first identifies fragments, tiny molecules, which are about half size of common drugs. The fragments are then linked together to generate drug leads. This research used ER alpha-glucosidase II enzyme with PDB ID 5IED. As much as 281 new compounds were developed computationally based on 3D structure of 5IED protein. After molecular docking simulations, toxicity tests, druglikeness tests, pharmacokinetic tests and protein-ligand interactions analyses, three best ligands were chosen namely LB.5 G2D, LO.1 G2D and LX.23 G2D. An LX.23 G2D molecular dynamics simulation showed that three amino acid residues played a very important role in ligand binding to 5IED protein. The amino acid residues were Asp451, Met565 and Asp640.     

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T52414
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yovita Yudith C.
"Demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari keluarga Flaviviridae yang memiliki tingkat mutasi tinggi dan menyebabkan munculnya variasi serotipe Dengue, yang membuat penemuan obat menjadi sulit. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, pencarian kandidat obat baru yang dapat menyembuhkan penyakit untuk semua serotipe dilakukan dengan menggunakan host protein sebagai target protein untuk perannya dalam proses pematangan amplop glikoprotein virus dengue dalam tubuh manusia. Dalam penelitian ini, struktur RE α-Glucosidase I akan diidentifikasi dan berinteraksi dengan kandidat obat dari senyawa bahan alam melalui molecular penambatan molekul dan desain berbasis fragmen. Struktur senyawa ini kemudian akan menjalani pengujian farmakologis untuk menentukan sifat ADME-Tox-nya. Senyawa yang diperoleh diharapkan memiliki interaksi yang baik dengan RE α-Glucosidase I dan memiliki hsil ADME-Tox yang cocok untuk digunakan sebagai kandidat antivirus yang spesifik dan efisien untuk demam berdarah dengue. Setelah melakukan molecular penambatan molekul terhadap lead compounds dan merging fragments, 3 senyawa terbaik diidentifikasi memiliki nilai ikatan hidrogen yang baik, stabilitas, dan sifat farmakologis berdasarkan RMSD, pengikatan dG, dan ADME-Tox. Ligand 34 (1) menunjukkan nilai terkecil ΔG dan RMSD antara lain dengan nilai -9.923 kkal/mol dan 0,8770 Å. Ligand 228 (6) dan Ligand 230 (6) juga menunjukkan nilai ΔG dan RMSD yang kecil yaitu -9.5856 kkal/mol dan -8.7359 kkal/mol dan juga 1.5790 Å dan 1.1164 Å. Ligan-ligan tersebut juga menunjukkan sifat farmakologis yang baik.

Dengue hemorrhagic fever is a disease caused by the virus from the family Flaviviridae that have high levels of mutation and cause a variety of dengue serotype, which make drug discovery becomes difficult. Therefore, in this study, the search for new drug candidates that can cure disease for all serotypes was carried out using host proteins as protein target for its role in the maturation process of dengue virus glycoprotein envelopes in humans body. In this study, the structure of ER α-Glucosidase I would be identified as interacting with candidates for drugs based on natural compounds through molecular penambatan molekul and fragment-based design. The structure of this compound would then undergo pharmacological testing to determine its ADME-Tox properties. The compounds obtained were expected to have good interactions with RE α-Glucosidase I and ADME-Tox characters that were suitable to be used as a specific and efficient antiviral candidate for dengue hemorrhagic fever. After performing molecular penambatan molekul of lead compounds and merging fragments, 3 best compounds were identified for having good hydrogen bond value, stability, and pharmacological properties based on RMSD, dG binding, and ADME-Tox. Ligand 34 (1) shows the smallest value of ΔG and RMSD, among others with a value of -9.923 kcal/mol and 0.8770 Å. Ligand 228 (6) and Ligand 230 (6) also show small ΔG and RMSD values of -9.5856 kcal/mol and -8.7359 kcal/mol and also 1.5790 Å and 1.1164 Å. The ligands also exhibit good pharmacological properties."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cita Christine Mayorita
"Saat ini, demam berdarah sudah menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia. Penyakit ini makin sering terjadi bahkan seringkali menyebabkan kematian khususnya di beberapa negara Asia termasuk Indonesia. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui genotipe virus dengue serotype 1 di Indonesia sebagai dasar untuk turut ambil bagian dalam pengembangan diagnostik dan vaksin dari virus dengue.
Riset ini terdiri dari 100 responden yang terdiri dari pria dan wanita berusia antara 14-60 tahun. Semua sampel dipilih secara konsekutif dan virus dengue yang digunakan dalam riset ini dipilih secara acak pada bulan Maret 2010- Desember 2010. Kemudian dilanjutkan dengan proses sequencing pada bulan Januari 2011 sampai bulan Oktober 2011 yang bertempat di Departemen Mikrobiologi dengan metode cross sectional.
Hasil dari penelitian ini adalah virus dengue serotype 1 yang berasal dari strain Indonesia termasuk dalam golongan genotype 4. Saran yang dapat diberikan untuk riset selanjutnya adalah datanya harus lebih dilengkapi terlebih untuk data yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.

Currently, dengue fever has become a worldwide health problem. This disease occurs more and more frequently and often cause death, especially in some Asian countries including Indonesia. The purpose of this study was to determine the genotype of dengue virus serotype 1 in Indonesia as a base to take part in the development of diagnostics and vaccines of the dengue virus.
This research consisted of 100 respondents consisting of men and women aged between 14 to 60 years. All samples were selected by consecutive and dengue viruses used in this study were randomly selected in March 2010 to December 2010. Afterwards, the next step was sequencing process in January 2011 to October 2011 in the Department of Microbiology by using cross sectional method.
The result of this study was dengue virus serotype 1 strains originating from Indonesia belonged to genotype 4. The suggestion for further research is the quantity of data should be increased especially for data collected from various provinces in Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariata Arisanti
"ABSTRAK
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia paling dominan
disebabkan oleh virus dengue (DENV) serotipe 3. Upaya pencegahan DBD dapat
dilakukan melalui vaksinasi. Lembaga BPPT saat ini sedang mengembangkan
vaksin DBD berbahan baku protein rekombinan NS2B-NS3. Protein ini
merupakan salah satu protein non struktural penyusun genom DENV dan
memiliki berat molekul sebesar 83 kDa. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan
isolasi dan purifikasi protein NS2B-NS3 DENV serotipe 3 dari sel transforman
Saccharomyces cerevisae. Purifikasi protein NS2B-NS3 dilakukan dengan metode
HisPur Ni-NTA Magnetic Beads. Optimasi purifikasi dilakukan dengan
meningkatkan konsentrasi imidazole sebagai pengikat protein dalam elution buffer
dari 250 mM -- 500 mM. Validitas isolat protein dan protein hasil purifikasi diuji
secara kualitatif dengan metode Sodium Dodecyl Sulfate-Polyacriamide Gel
Electrophoresis (SDS-PAGE), serta dikuantifikasi proteinnya dengan metode
Bichinconinic Acid (BCA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa protein NS2BNS3
telah berhasil dipurifikasi secara optimal pada konsentrasi imidazole 300
mM dengan metode HisPur Ni-NTA Magnetic Beads. Analisis hasil SDS-PAGE
menunjukkan bahwa terdapat pita spesifik berukuran 83 kDa pada lajur hasil elusi
dengan konsentrasi imidazole 300 mM dan berdasarkan hasil kuantifikasi protein
diperoleh persentase efektivitas purifikasi tertinggi, yaitu 16,38%.

ABSTRACT
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia paling dominan
disebabkan oleh virus dengue (DENV) serotipe 3. Upaya pencegahan DBD dapat
dilakukan melalui vaksinasi. Lembaga BPPT saat ini sedang mengembangkan
vaksin DBD berbahan baku protein rekombinan NS2B-NS3. Protein ini
merupakan salah satu protein non struktural penyusun genom DENV dan
memiliki berat molekul sebesar 83 kDa. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan
isolasi dan purifikasi protein NS2B-NS3 DENV serotipe 3 dari sel transforman
Saccharomyces cerevisae. Purifikasi protein NS2B-NS3 dilakukan dengan metode
HisPur Ni-NTA Magnetic Beads. Optimasi purifikasi dilakukan dengan
meningkatkan konsentrasi imidazole sebagai pengikat protein dalam elution buffer
dari 250 mM -- 500 mM. Validitas isolat protein dan protein hasil purifikasi diuji
secara kualitatif dengan metode Sodium Dodecyl Sulfate-Polyacriamide Gel
Electrophoresis (SDS-PAGE), serta dikuantifikasi proteinnya dengan metode
Bichinconinic Acid (BCA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa protein NS2BNS3
telah berhasil dipurifikasi secara optimal pada konsentrasi imidazole 300
mM dengan metode HisPur Ni-NTA Magnetic Beads. Analisis hasil SDS-PAGE
menunjukkan bahwa terdapat pita spesifik berukuran 83 kDa pada lajur hasil elusi
dengan konsentrasi imidazole 300 mM dan berdasarkan hasil kuantifikasi protein
diperoleh persentase efektivitas purifikasi tertinggi, yaitu 16,38%."
2016
S66306
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Gisella Zahrany
"Tingginya insiden infeksi demam berdarah yang terjadi dan tidak adanya vaksin efektif menyebabkan banyak peneliti mencoba ekstrak tumbuhan sebagai pengobatan alternatif pada virus Dengue (DENV). Curcumin merupakan salah satu ekstrak tumbuhan yang telah dibuktikan memiliki efek antiviral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah curcumin memiliki efek antiviral pada virus dengue. Oleh karena itu dilakukan tes untuk mengetahui persen hambatan curcumin pada replikasi DENV dan efek cytotoxic curcumin pada sel mamalia. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan di Departemen Mikrobiologi FKUI.
Pada penelitian ini terdapat enam kelompok yaitu perlakuan oleh curcumin dengan empat konsentrasi yang berbeda kontrol negatif dan juga Dimethil Sulfoxide (DMSO). Data yang didapatkan dari eksperimen ini akan dianalisis dengan metode T-test. Dari hasil penelitian terlihat bahwa curcumin terbukti dapat menghambat replikasi virus dengue. Pemberian dosis yang lebih tinggi dapat menghambat 100% replikasi virus. Pada saat konsentrasi curcumin diturunkan, maka penghambatan replikasi DENV secara dratis menurun. Dari data tersebut IC50 dari curcumin diperoleh yaitu kurang dari 0.1 µg/ml.
Hasil data menunjukkan bahwa efek cytotoxic curcumin pada sel sangat signifikan pada kosentrasi yang tinggi. Pada konsentrasi yang lebih rendah, viabilitas sel terhitung lebih tinggi. Dari data tersebut dapat dihitung nilai CC50 yaitu 3,46 µg/ml. Dengan membandingkan nilai CC50 dan IC50 dari curcumin, didapatkan nilai selectivity index yaitu lebih dari 34. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa curcumin dapat digunakan sebagai antiviral virus dengue di masa mendatang.

The high incidence of dengue virus infection and also the absence of effective vaccine cause researchers to look up to use the natural extract as the alternative remedy against the dengue virus (DENV). Curcumin is one of the natural extracts that has already proven to have antiviral effect. The objective of this study experiment aimed to see whether curcumin can be used as the antiviral against dengue virus. Several experiments were conducted to obtain the percentage of inhibition of DENV replication and also to determine the cytotoxic effect of curcumin to mammalian cells. This study was an experimental study that had been conducted at Microbiology Departement of Faculty Medicine of Universitas Indonesia.
In this experiment, there were six treatment groups such as four different concentrations of curcumin, negative control and Dimethyl sulfoxide (DMSO). The data from this study were analyzed using T-test method. From this study, the curcumin had been proven to successfully inhibit the replication of dengue virus. The treatment with higher dose of curcumin could totally inhibit the replication of DENV. When we gave less dose of curcumin, the percentage inhibition dropped significantly.
This showed that inhibition by curcumin was in dose-dependent manner. Furthermore, from these data we determined the IC50 of curcumin which was less than 0.1 µg/ml. The CC50 of curcumin was 3,46µg/ml. By comparing the result of CC50 and IC50, we found the selectivity index value was more than 34. From this study, it can be concluded that Curcumin can be used as antiviral against dengue virus in the future.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Yulia
"ABSTRAK
Penyakit Dengue adalah penyakit infeksi akibat virus dengue yang memiliki
manifestasi klinis mulai dari demam ringan hingga berat seperti demam berdarah
dan sindrom renjatan dengue. Patogenesis dengue sampai saat ini belum
sepenuhnya diketahui. Ada dua faktor utama yang mempengaruhi manifestasi
klinis, yaitu adanya variasi serotipe virus dengue (DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan
DEN-4) dan faktor pejamu, yaitu peranan imunitas yang diantaranya diperantarai
oleh sel fagosit mononuklear. Pada penelitian ini kemampuan empat serotipe virus
dengue untuk menginduksi respon imun dilihat dengan memaparkan ke empat
serotipe virus dengue dengan sel imun yang berasal dari manusia sehat berupa
makrofag yang berasal dari monosit (monocyte derived macrophages atau MDM)
dan peripheral blood mononuclear cells (PBMC) dan kemudian diukur ekspresi
delapan macam sitokin/kemokin. Penelitian diawali dengan isolasi PBMC dari
darah vena dengan menggunakan metode sentrifugasi gradien menggunakan
Ficoll. MDM dideferensiasi dari monosit menggunakan faktor pertumbuhan MCSF.
MDM dan PBMC yang diperoleh kemudian dipaparkan berbagai serotipe
virus dengue. Replikasi virus diukur dengan metode plaque assay dan pengukuran
kadar NS1 dengan cara ELISA. Ekspresi sitokin/kemokin dianalisa menggunakan
LuminexTM microbead assay. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan
pola ekspresi sitokin/kemokin akibat paparan ke empat serotipe virus pada MDM,
di mana DEN-1 menunjukkan kecenderungan untuk menginduksi ekspresi
sitokin/kemokin lebih cepat dan lebih tinggi dibandingakan serotipe lain. Analisa
statistik pada PBMC menunjukkan adanya perbedaan kinetika ekspresi yang
signifikan pada sitokin IL-10 pada 24 jam pasca infeksi dan kemokin IP-10 pada
36 dan 60 jam pasca infeksi. Sebagai kesimpulan, pada penelitian ini
diperlihatkan adanya perbedaan pola kinetik ekspresi sitokin/kemokin keempat
serotipe virus dengue baik pada MDM dan PBMC.

ABSTRACT
Dengue is a disease caused by dengue virus infection, which has clinical
manifestations ranging from mild fever to severe forms such as the dengue
haemorrhagic fever and dengue shock syndrome. The pathogenesis of dengue
infection is not fully known. There are two main factors that influence clinical
manifestations. The first is the virus factor which represented by the variation of
dengue virus serotypes (DEN-1, DEN-2, DEN-3, and DEN-4) and the second
factor is the host factors, which mainly involved the host’s immunity mediated by
immune cells such as the mononuclear phagocytic cells. In this study, the ability
of the four serotypes of dengue virus to induce immune response was studied by
infecting the four serotypes of dengue virus into healthy human macrophages
derived from monocytes (monocyte-derived macrophages or MDM ) and
peripheral blood mononuclear cells (PBMC). The expressions of eight
cytokines/chemokines were measured. Isolation of PBMCs was performed using
Ficoll gradient centrifugation. MDMs were differentiated from monocytes using
the growth factor M-CSF. MDM and PBMCs obtained were infected with various
serotypes of dengue virus. Viral replication was measured by plaque assay
methods and NS1 ELISA. Expressions of cytokines/chemokines were analyzed
using LuminexTM microbead assay. The results showed differences in the
expression patterns of cytokines/chemokines into four serotypes of the virus in
MDM, in which DEN-1 induced the expression of cytokine/chemokines faster and
at higher levels compared to other serotypes. While virus infection in PBMCs
showed significant differences in the kinetics of expression of cytokines IL-10 at
24 hours post-infection and the chemokine IP-10 at 36 and 60 hours post
infection. In conclusion, this study observed different patterns of
cytokine/chemokines expression in response to four serotypes of dengue virus
both in MDM and PBMCs."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Pramesyanti
"Virus dengue merupakan virus RNA positif rantai tunggal yang memiliki bentuk antigenik yang kompleks diantara Famili Flaviviridae. Virus dengue merupakan penyebab demam berdarah yang telah banyak menyebabkan kematian di daerah tropik seperti di Indonesia, Thailand, Amerika Tengah dan Amerika Latin. Faktor virus merupakan salah satu penyebab terjadinya keparahan dengue. Dengue tipe 3 merupakan tipe yang dominan di Indonesia dan memiliki keterkaitan dengan kasus serangan dengue yang lebih berat. Sekuens lengkap nukleotida genom virus dengue tipe 3 masih sangat terbatas. Data yang cukup banyak diperlukan untuk lebih memahami penyakit ini terutama pada virus dengue tipe 3.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sekuens lengkap genom RNA genom virus dengue tipe 3 strain 00331/94 Thailand. Penelitian merupakan bagian dari penelitian kloning sekuens utuh nukleotida genom virus dengue tipe 3. Genom strain CO331/94 diamplifikasi langsung dari plasma penderita DHF dengan PCR. Produk PCR disekuensing untuk mendapatkan sekuens lengkap, kemudian dibandingkan dengan virus dengue tipe 3 yang lain (C0360/94, CH53489, H87, 80-2/Guangxi) untuk melihat perbedaan nukleotida dan asam amino diantara virus dengue tipe 3. Strain CO331/94 terdiri dari 10.707 nukleotida. Pengelompokan nukleotida berdasar protein yang dibuatnya dibagi menjadi C, PreM, M, E (struktural) dan NSI, NS2A, NS2B1 NS3, NS4A, NS413, NS5 (non-struktural).
Dari perbandingan nukleotida dan asam amino didapat perbedaan dibeberapa daerah genom maupun asam amino sepanjang nukleotida. Kodon AUG pertama strain CO331/94 Thailand berada di posisi nukleotida ke 95. Penelitian ini penting karena dapat menjadi data awal penelitian dengue selanjutnya. Penelitian-penelitian mengenai genom dan ekspresi protein serta fungsi-fungsinya dapat diperkirakan dengan bantuan komputer. Diharapkan perbandingan hasil penelitian dari virus dengue tipe 3 ini dapat digunakan untuk memandu arah penelitian selanjutnya dan memberikan kontribusi untuk memecahkan permasalahan penyakit dengue pada umumnya."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
T11294
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cucunawangsih
"Demam dengue atau demam berdarah dengue masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, karena angka kesakitan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun terutama pada saat kejadian luar biasa. Meskipun demikian angka kematian telah turun di bawah 3% yaitu 1,1% pada tahun 2004. Terdapat beberapa penyakit yang memberikan gejala klinis menyerupai DBD sehingga menyulitkan dalam mendiagnosa, untuk itu diperiukan uji laboratorium sebagai konfirmasi untuk diagnosis klinis. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan.64 spesimen yang berasal dan penderita tersangka demam dengue dan demam berdarah dengue yang dirawat di rumah sakit untuk kemudian dilakukan uji RT-PCR, hambatan hemaglutinasi dan IgM-IgG rapid immunochromatagraphy. Diagnosis klinis DBD menggunakan kriteria WHO 1997. Hasil yang didapat adalah bahwa keempat serotipe virus dengue ( DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 ) beredar di Jakarta, tempat dimana penelitian ini dilakukan dengan DEN-3 sebagai predominannya. IgM-IgG rapid immunochromatography dapat digunakan untuk membedakan infeksi virus dengue dengan yang bukan infeksi virus dengue karena sensitif, di samping itu mudah dan cepat untuk dikerjakan. Nilai sensitifitasnya adalah 95,8% dan spesifisitasnya adalah 65%. Dengan menggunakan tiga macam antigen ( DI, D2 dan D3 ), hasil uji hambatan hemaglutinasi memberikan hasil yang positif sebesar 60,9% dari kasus tersangka demam berdarah dengue. Meskipun pengerjaannya tidak sederhana dan memerlukan spesimen ganda, uji ini merupakan Baku emas bagi diagnosis infeksi dengue."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2005
T58393
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Tegar Adriansyah Putra
"Infeksi yang disebabkan oleh virus dengue (DENV) menimbulkan spektrum luas penyakit dari sindrom virus ringan, demam dengue klasik dan penyakit perdarahan berat yaitu demam berdarah dengue (DBD) hingga Dengue Shock Syndrom (DSS). Antibodi terhadap protein struktural E dari serotipe DENV yang heterolog pada infeksi primer dan sekunder tidak dapat menetralkan virus, sehingga walaupun kompleks antibodi-virus difagositosis oleh monosit, DENV tetap dapat bereplikasi di dalam monosit. Kondisi meningkatnya infeksi virus pada sel target diperantarai antibodi ini dikenali sebagai antibody-dependent enhancement (ADE). Protein NS3 merupakan protein terbesar kedua yang dikode oleh genom DENV dan sekuens asam amino primernya merupakan yang paling lestari diantara serotipe DENV yang berguna menghindari ADE. Protein NS3 ditemukan menginduksi respon antibodi dan respon sel T CD4+ dan CD8+, kebanyakan sel T tersebut bereaksi silang antar serotipe. Dilakukan analisis pada epitop sel T dan sel B protein NS3 DENV4 081 yang selanjutnya dilakukan pengklonaan dan ekspresi gen NS3 DENV4 081. Ditemukan posisi epitop sel B 537-544 NS3 DENV4 081 identik dan lestari dengan 124 strain DENV4 di dunia dan dengan keempat serotipe strain Indonesia. Gen NS3 DENV4 081 berhasil diamplifikasi dengan teknik PCR dan berhasil diinsersikan kedalam vektor pQE80L dengan orientasi yang benar. Plasmid rekombinan yang mengandung gen NS3 DENV4 081 ditransformasikan ke dalam E. coli BL21 dan diekspresikan dengan induksi IPTG. Hasil ekspresi protein NS3 DENV4 081 yang ditunjukkan dengan terlihatnya dot yang berwarna lebih pekat pada Dot Blot yang dideteksi dengan detektor anti-His merupakan protein rekombinan NS3 DENV4 081. Hasil Western Blot menunjukkan ekspresi protein rekombinan NS3 yang rendah, sehingga masih perlu penelitian lebih lanjut untuk mengoptimalkan ekspresi protein rekombinan NS3 pada vektor pQE80L.

Infections caused by dengue virus (DENV) cause a broad spectrum of disease from mild viral syndrome, classic dengue fever to severe hemorrhagic diseases which are dengue hemorrhagic fever (DHF) and Dengue Shock Syndrome (DSS). Antibodies against E protein of heterologous DENV serotypes in primary and secondary infections can not neutralize the virus, although the antibody-virus complexes were phagocytes by monocytes, DENV still replicate inside monocytes. A condition increasing antibody-mediated viral infection on target cell was identified as antibody-dependent enhancement (ADE). NS3 protein is the second largest protein encoded by the genome of DENV and the primary amino acid sequence is the most conserved among DENV serotypes. NS3 protein was found to induce antibody, CD4+ and CD 8+ T cell responses, most of the T cells were cross-reactive between serotypes. Analysis was performed on the T and B cell epitope of NS3 DENV4 081 protein then continue with gene cloning and expression of NS3 DENV4 081. Position of B cell epitope 537-544 NS3 DENV4 081 protein was found identical and conserved to NS3 protein of 124 DENV4 strains around the world and all four serotypes of Indonesia strain. NS3 DENV4 081 gene was successfully amplified by PCR and successfully inserted into the vector pQE80L with the correct orientation. Recombinant plasmid containing NS3 DENV4 081 gene was transformed into E. coli BL21 and expressed by IPTG induction. Results of NS3 DENV4 081 protein expression was indicated by the colored dot produced on Dot Blot detected with anti-His detector. Western Blot result show low NS3 recombinant protein expression, so further research is needed to optimize the NS3 expression in vector pQE80L."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Dewi Andini
"ABSTRAK
Kecamatan Turen di Kabupaten Malang merupakan kecamatan dengan jumlah
rata-rata penderita Demam Berdarah yang paling tinggi dibanding kecamatan
lainnya dalam 5 tahun terakhir. Tingginya jumlah penderita Demam Berdarah ini
ditentukan oleh faktor fisik (curah hujan, kemiringan lereng, dan kerapatan
vegetasi) dan non-fisik (kepadatan bangunan, sumber air, mobilitas penderita, dan
Angka Bebas Jentik) daerah bersangkutan. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pola keruangan dan mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh
tinggi terhadap jumlah penderita Demam Berdarah. Dengan menggunakan analisis
temporal, spasial, dan analisis deskriptif dapat ditunjukkan bahwa penderita
cenderung terkonsentrasi pada daerah dengan kepadatan bangunan sedang dan
jumlah penderitanya meningkat saat peralihan musim. Uji statistik menunjukkan
bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara variabel kerapatan vegetasi dan
kepadatan bangunan dengan jumlah penderita demam berdarah di Kecamatan
Turen.

ABSTRACT
Turen District in Malang Regency has big amount of Dengue Fever’s patient in
this last 5 years. This is caused by physical factors (rainfall, slope, and vegetation
index) and non-physical factors (building density, water source, patient’s
mobility, and larva-free number) in that concerned area. The purpose of this
research is to identify spatial pattern of Dengue Fever’s patient and also to find
out which variable that affects patients the most in one area. By using temporal
analysis, spatial analysis, descriptive analysis, and statistic analysis, readers will
know that Dengue Fever’s patient is concentrate in area which has moderate
building density and the number of patients will be increased during weather
transition. Furthermore, statistic test shows the correlation between vegetation
index, building density, and number of Dengue Fever’s patient in Turen District."
Universitas Indonesia, 2014
S56290
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>