Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147535 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Fauzi
"ABSTRACT
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pidato Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad AlTsani pada 21 Juli 2017 yang tetap menggunakan bahasa yang santun dalam penyampaianya, meskipun Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dan mengembargonya pada 5 Juni 2017. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tindak tutur dan kesantunan bahasa dalam pidato Emir Qatar tersebut. Adapun teori yang digunakan ialah teori tindak tutur Searle 1979 dan teori kesantunan bahasa Brown dan Levinson 1987. Tindak tutur menurut Searle 1979 terbagi menjadi lima jenis, yaitu asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Adapun kesantunan menurut Brown dan Levinson 1987 terbagi menjadi lima jenis, yaitu kesantunan bertutur langsung, kesantunan positif, kesantunan negatif, kesantunan bertutur samar-samar, dan diam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif deskriptif. Data yang dianalisis berupa teks pidato Emir Qatar tertanggal 21 Juli 2017 yang bersumber dari situs resmi pemerintah Qatar. Penulis berhasil mengidentifikasi 35 yang mengandung tindak tutur dengan rincian 19 asertif, 7 direktif, 8 ekspresif, dan 1 komisif. Sedangkan tuturan kesantunan ditemukan sebanyak 26 tuturan, dengan rincian 4 penggunaan strategi bertutur langsung, 5 strategi kesantunan positif, 14 strategi kesantunan negatif, dan 3 strategi kesantunan berututur samar-samar. Identifikasi tersebut menunjukkan bahwa Emir Qatar menekankan pidatonya pada realita yang sesungguhnya terjadi dalam hubungan antara Qatar dengan empat negara tetangganya. Selain itu, ia juga mengkritik dan menyindir mereka di samping menolak tuduhan terorisme dan ikut campur dalam urusan dalam negeri mereka. Meskipun demikian, Emir Qatar tetap berupaya menjaga hubungannya dengan empat negara tetangga dengan mengungkapkan keakrabannya untuk memperbaiki dan mengevaluasi kedekatan hubungan demi mengakhiri perselisihan yang terjadi

ABSTRACT
This research was based on Qatari Emirs speech, Sheikh Tamim bin Hamad AlThani on July 21, 2017, that still preferred to use polite language, although Saudi Arabia, the United Arab Emirates, Bahrain, and Egypt discontinued their diplomatic relations with Qatar and executed embargo it on June 5, 2017. This research aimed to analyze the speech act and politeness in Qatari Emirs speech and reveal the intention of its use. The theory used in this research was Searles speech act theory 1979 and Brown and Levinsons politeness theory 1987. The speech acts according to Searle 1979 are divided into five types, namely assertive, directive, commissive, expressive, and declarative. Brown and Levinson classify politeness into five types, namely on record without redressive action-baldly, on record with positive politeness, on record with negative politeness, off record, and silent (do not do face threatening act). The method used in this research was qualitative-descriptive. The data analyzed in this research was Qatari Emirs speech text on July 21, 2017 which officially sourced from the government of Qatar. The author successfully identified 35 speech acts with details of 19 assertive, 7 directives, 8 expressive, and 1 commissive and 26 politeness speech with 4 on record without redressive action-baldly strategy, 5 positive politeness strategy, 14 negative politeness strategy, and 3 off-record strategy. Based on the results of the identification, it shows that the Qatari Emir stressed his speech on the reality of the relationship between Qatar and its four neighboring countries. In addition, he also criticized and quipped them in addition to rejecting terrorism charges and interfering in their internal affairs. Nevertheless, the Emir of Qatar is still working to maintain his relationship with the four neighboring countries by expressing his intimacy to improve and evaluate the closeness of the relationship to end the disputes."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadhli Ilhami
"Qatar mengalami perkembangan yang pesat di bawah kepemimpinan Hamad bin Khalifa Al-Thani. Hal ini dikarenakan ia mempunyai jiwa kepemimpinan dan berkarakter visioner serta memiliki pandangan yang berbeda dari emir-emir sebelumnya, sehingga kebijakan-kebijakan yang ia buat menjadikan Qatar lebih maju. Penelitian ini membahas tentang kebijakan Hamad bin Khalifa Al-Thani dalam modernisasi Qatar yang menjelaskan tentang sosok Hamad bin Khalifa dan kebijakan-kebijakan yang ia buat dalam memodernisasi Qatar serta hasil dari kebijakan tersebut. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Rasional Choice yang dikemukakan oleh James S Coleman dan teori modernisai oleh Amitai Etzioni. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis dan teknik pengumpulan data kepustakaan. Hasil dari penelitian ini adalah Hamad bin Khalifa merupakan seorang emir Qatar pada tahun 1995 hingga tahun 2013 setelah menggulingkan kekuasaan ayahnya melalui kudeta tak berdarah pada tahun 1995. Ia berhasil membuat kebijakan dalam memodernisasi Qatar seperti mendirikan media Al Jazeera, Qatar Foundation, dan World Tourism Authority. Kebijakan tersebut juga memberi hasil yang sangat baik bagi Qatar seperti meningkatnya kualitas pendidikan, meningkatnya wisatawan di Qatar dan berhasil membuat warga Qatar semakin sejahtera seperti pendidikan gratis. Selain itu, Qatar berhasil menjadi salah satu negara dengan PDB tertinggi di dunia di bawah kepemimpinannya.

Qatar experienced rapid development under the leadership of Hamad bin Khalifa Al-Thani. Due to his leadership spirit and visionary character, he brings different views from previous emirs, resulting in policies that contribute to Qatar’s advancement. This study discusses the policies of Hamad bin Khalifa Al-Thani in the modernization of Qatar which explains the figure of Hamad bin Khalifa and the policies he made in modernizing Qatar along with the results of these policies. The theory used in this study is the Rational Choice theory proposed by James S. Coleman and the modernization theory by Amitai Etzioni. This study uses a qualitative method with a descriptive analysis approach and library data collection techniques. The results of this study shows that Hamad bin Khalifa was an emir of Qatar from 1995 to 2013 after overthrowing his father's power through a coup d’etat in 1995. He succeeded in making policies in modernizing Qatar such as establishing the Al Jazeera media, the Qatar Foundation, and the World Tourism Authority. The policies also gave excellent results for Qatar such as increasing the quality of education, increasing tourism in Qatar, and making Qatari citizens more prosperous through free education. In addition, Qatar managed to become one of the countries with the highest GDP in the world under his leadership.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
M. Adinda Rizki Rakhmansyah
"Penelitian ini membahas tentang diversifikasi ekonomi di Qatar sebagai upaya mempertahankan kekuasaan kerajaan Al Thani. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana negara menggunakan diversifikasi ekonomi sebagai instrumen untuk mempertahankan kekuasaan melalui alat kapitalisme negara. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Rentier state Theory,teori elite dan konsep diversifikasi ekonomi serta kapitalisme negara oleh Ian Bremmer digunakan dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini adalah diversifikasi ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah Qatar berhasil mengurangi ketergantungan negara atas pemasukan dari minyak dan gas serta meningkatkan PDB Qatar dan melalui kapitalisme negara. Qatar berhasil menjaga pengaruhnya dalam politik dalam negeri Qatar. Penelitian ini juga menunjukkan adanya peran yang saling melengkapi antara keluarga kerajaan Al Thani dan keluarga pedagang di Qatar. Dari peran yang dilakukan, keberadaan keluarga Al Thani di berbagai perusahaan terkemuka dan juga jabatan pemerintahan di Qatar selain menjadi aktor utama ekonomi Qatar juga sebagai distribusi kekuasaan dan kekayaan. Sedangkan keluarga pedagang di Qatar berfungsi sebagai partner bisnis dengan pemerintah. Penelitian ini berkesimpulan bahwa diversifikasi ekonomi berhasil menjaga dan mempertahankan kekuasaan pemerintah Hamad Khalifa Al Thani.

This research examines the economic diversification in Qatar as an effort to defend the power of the Qatari kingdom Al Thani. The problem in this research is how the state using the economic diversification as an instrument to defend the power through state capitalism tools. This research is an explanatory research with qualitative approach. Rentier state theory, elite theory and also state capitalism concept from Ian Bremmer are used in this research. The result of this research is the economic diversification that Qatari government do has succeed in reducing state dependency on oil and gas income, and also increasing Qatar GDP. Besides that, Qatar also succeed in conserving it's influence on Qatar domestic politics. This research also shows that there's a mutual complementary role between the royal family of Al Thani and merchants family in Qatar. Based on its role, the existence of Al Thani on several Qatar's top company and position in Qatar's government, besides becoming lead actor of Qatar's economy, but also to distribute power and wealth to distribute wealth and power. On the other side, merchants family in Qatar functioned as business partner with the government. This research concluded that economic diversification is succeed in protecting and defending the power of Hamad Khalifa Al Thani government.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S58285
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefany Sandra Zagita
"Skripsi ini membahas analisis morfosemantik kosakata rambu-rambu di bandara internasional Hamad, Qatar dalam bahasa Arab, yakni kosakata yang merupakan istilah-istilah khusus dan digunakan di area bandara internasional, khususnya di Bandara Hamad, Qatar. Analisis ini dilakukan menggunakan teori Pembentukan Kata dalam Bahasa Arab yang dikemukakan oleh Reima Al-Jarf. Dalam teori ini, digunakan beberapa metode untuk menunjukkan bagaimana pembentukan kata dapat terjadi dalam bahasa Arab, yaitu neologisme, penerjemahan kata pinjaman, serapan, dan derivasi. Dari hasil yang ditemukan, terlihat bahwa kosakata ramburambu di Bandara Internasional Hamad, Qatar terbentuk melalui metode-metode di atas, serta melalui metode lainnya seperti hibrida dan relasi antara serapan dan derivasi. Dilihat dari bentuknya, kosakata tersebut tidak hanya berbentuk tunggal, tetapi juga berupa jamak dan frasa.

This thesis discusses the morpho-semantics analysis of vocabularies of signs at Hamad International Airport, Qatar in Arabic, of which are particular terms and are used in the airport area. The analysis was performed using the theory of Word Formation in Arabic expressed by Reima Al-Jarf. Within this theory, some methods are used to show how word-formation process is done in Arabic, such as neologisms, loan-word translation, borrowing, and derivation. The result of this analysis shows that vocabularies of signs at Hamad International Airport, Qatar in Arabic are formed using the methods above and also other methods such as hybrid and relation between borrowing and derivation. Based on their forms, the vocabularies are not only in the singular form, but are also in form of plural and phrase.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Al-Syed Sheikh bin Ahmad Al-Hadi
Kuala Lumpur: Pustaka Antara, 1964
899.33 ALS f
Koleksi Publik  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Adianti Putri
"Artikel ini membahas tentang pidato Presiden Prancis Nicolas Sarkozy yang berjudul Le bilan de lannee 2008, en particulier laction de la France a la présidence de lUE au moment de la crise financière mondiale, et sur les defis annoncés pour 2009 notamment en terme demploi. Pidato ini disampaikan pada tanggal 31 Desember 2008 sebagai pidato akhir tahun yaitu, les voeux du président de la Republique yang berisi evaluasi tahun 2008 serta pembahasan sikap Prancis terhadap krisis finansial 2008. Tujuannya adalah untuk melihat apakah ada atau tidak pernyataan yang cenderung rasis dalam pidato ini yang sering ditemukan pada pidato lain Sarkozy, mengingat saat itu dia juga menjabat sebagai presiden Uni Eropa. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dan metodenya adalah analisis wacana kritis dengan mengunakan teori analisis wacana kritis dari Wodak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pernyataan rasis tidak nampak di sepanjang pidatonya. Temuan adalah pernyataan-pernyataan yang mengandung ajakan untuk meningkatkan solidaritas dan nasionalisme.

This article discusses the speech of French President Nicolas Sarkozy entitled Le bilan de lannee 2008, en particulier laction de la France a la presidence de lue moment de la crise financiere mondiale, et sur les défis annoncés pour 2009 notamment en terme demploi . This speech was delivered on December 31, 2008 as a year-end speech namely, les voeux du président de la Republique which contained an evaluation of 2008 as well as a discussion of Frances attitude towards the 2008 financial crisis. in this speech, bearing in mind that at the time he also served as president of the European Union and at that time France and other European countries were facing a financial crisis. The approach used is qualitative and the method is critical discourse analysis using the theory of critical discourse analysis from Wodak. The results showed that racist statements did not appear throughout his speech. The findings are statements which contain an invitation to increase solidarity and nationalism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rohim
"ABSTRAK
Tesis ini bertujuan menghadirkan teks naskah Sunda Carios Tamim yang berbentuk
wawacan melalui suntingan teks dan analisis struktur. Selain suntingan teks dan
analisis struktur, untuk mengetahui keterpaduan peristiwa dalam mengeksplorasi
tokoh digunakan teori aktan dan model fungsional yang dikembangkan oleh Greimas.
Dari hasil pembahasan diperoleh simpulan bahwa struktur formal Carios Tamim
menggunakan 14 jenis pupuh dengan 390 bait, 2644 larik dengan tiga unsur
pembangun cerita yaitu manggala, isi cerita, dan penutup. Hasil analisis struktur teks
naratif Carios Tamim ditemukan jalinan erat alur, tokoh, penokohan, dan latar
sehingga terungkap tema cerita yaitu tegaknya kebenaran di antara dua kebenaran.
Kebenaran dalam teks Carios Tamim berhubungan dengan masalah munakahat atau
pernikahan. Berdasarkan uraian aktan dan model fungsional yang diajukan oleh
Greimas, tokoh Tamim Ibnu Habib Ad-Dāri dan istrinya sebagai subjek berhasil
memperoleh objek berkat peristiwa yang dialami keduanya saling berkaitan dalam
hubungan sebab akibat, sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
diterima karena tercapainya kebenaran pada aktan pertama adalah akibat dari
tercapainya kebenaran pada aktan kedua.

ABSTRACT
This thesis aims to present the text of the script in the form of Sundanese Carios
Tamim wawacan through edits text and structure analysis. In addition to the texts and
analysis of structures, to find out the alignment of the explore article used the theory
and model of functional aktan developed by Greimas. From the results of the
deliberations of the obtained conclusions that the formal structure Carios Tamim
using 2 types of Canto with 390 Temple, 2644 array with three elements of the story
Builder manggala, the content of the story, and closure. Narrative text structure
analysis results Carios Tamim found closely interwoven plots, characters,
characterizations, and the setting so that the tegaknya story theme revealed the truth
of the two truths. The truth of the matter is related to Tamim Carios munakahat or
weddings. Based on the description of the functional model and aktan filed by
Greimas, Tamim Ibn Habib Al-Dāri and his wife as a subject was object of thanks to
events experienced by the two interrelated causal relationship, so the hypothesis
presented in this study are accepted because of the achievement of the truth at first
aktan is a result of the achievement of the truth on the second aktan."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T36035
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreyna Tiarasari Mahandry
"Penelitian ini mengkaji tindak tutur mengkritik dalam film Willkommen bei den Hartmanns. Fokus penelitian ini adalah 1) bentuk kalimat yang meliputi tindak tutur mengkritik sertastrategi dalam merealisasikannya dan 2) penggunaan strategi kesantunan dalam tindak tutur mengkritik dalam film terkait. Strategi kesantunan dibahas karena memainkan peran penting dalam realisasi kritik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitiatif deskriptif yang didukung oleh metode kuantitatif. Data didapatkan melalui observasi dan pencatatan. Data kemudian dianalisis menggunakan strategi realisasi kritik yang dikembangkan oleh Nguyen (2005) dan teori strategi kesantunan oleh Brown dan Levinson (1987). Hasil temuan menunjukkan bahwa terdapat berbagai strategi realisasi tindak tutur mengkritik yang digunakan dalam film terkait meliputistrategi tindak tutur mengkritik langsung (37,7%) dan strategi tindak tutur mengkritik tidak langsung (62,3%). Dari total 6 klasifikasi dalam strategi tindak tutur mengkritik langsung, strategi yang paling sering digunakan adalah evaluasi negatif (44,8%). Dari total 9 klasifikasi strategi tindak tutur mengkritik tidak langsung, strategi yang paling sering digunakan adalah bertanya/mengandaikan (27,083%). Hasil temuan juga menunjukkan bahwa dalam konteks strategi kesantunan, jumlah penggunaan strategi samar-samar (42,22%) melebihi tiga strategi lainnya.

This research examines the speech acts of criticism in the film Willkommen bei den Hartmanns. The focus of this research is 1) the sentences form that include criticism speech acts and its realization strategy and 2)the use of politeness strategies during criticism speech acts in the aforementioned movie. The politeness strategy is discussed because it plays an important role in the realization of criticism. The research methods used analysis qualitative which is supported by quantitative methods. The data were obtained through observation and recording. The data were then analyzed using the criticism realization strategy developed by Nguyen (2005) and the politeness strategy theory by Brown and Levinson (1987). The findings showed that there are various strategies of criticism speech acts used in the movieincluding direct criticism (37,7%) and indirect criticism (62,3%). Out of 6 classifications in direct criticism strategy, the most used strategy was negative evaluation (44,8%). Out of 9 classificationsin indirect criticism strategy, the most used strategy was asking/supposing (27.083%). The findings also showed that in the context of politeness strategies, the use of off-record strategies (42.22%) outnumbered the other three strategies."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Andreyna Tiarasari Mahandary
"Penelitian ini mengkaji tindak tutur mengkritik dalam film Willkommen bei den Hartmanns. Fokus penelitian ini adalah 1) bentuk kalimat yang meliputi tindak tutur mengkritik sertastrategi dalam merealisasikannya dan 2) penggunaan strategi kesantunan dalam tindak tutur mengkritik dalam film terkait. Strategi kesantunan dibahas karena memainkan peran penting dalam realisasi kritik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitiatif deskriptif yang didukung oleh metode kuantitatif. Data didapatkan melalui observasi dan pencatatan. Data kemudian dianalisis menggunakan strategi realisasi kritik yang dikembangkan oleh Nguyen (2005) dan teori strategi kesantunan oleh Brown dan Levinson (1987). Hasil temuan menunjukkan bahwa terdapat berbagai strategi realisasi tindak tutur mengkritik yang digunakan dalam film terkait meliputi strategi tindak tutur mengkritik langsung (37,7%) dan strategi tindak tutur mengkritik tidak langsung (62,3%). Dari total 6 klasifikasi dalam strategi tindak tutur mengkritik langsung, strategi yang paling sering digunakan adalah evaluasi negatif (44,8%). Dari total 9 klasifikasi strategi tindak tutur mengkritik tidak langsung, strategi yang paling sering digunakan adalah bertanya/mengandaikan (27,083%). Hasil temuan juga menunjukkan bahwa dalam konteks strategi kesantunan, jumlah penggunaan strategi samar-samar (42,22%) melebihi tiga strategi lainnya.

This research examines the speech acts of criticism in the film Willkommen bei den Hartmanns. The focus of this research is 1) the sentences form that include criticism speech acts and its realization strategy and 2)the use of politeness strategies during criticism speech acts in the aforementioned movie. The politeness strategy is discussed because it plays an important role in the realization of criticism. The research methods used analysis qualitative which is supported by quantitative methods. The data were obtained through observation and recording. The data were then analyzed using the criticism realization strategy developed by Nguyen (2005) and the politeness strategy theory by Brown and Levinson (1987). The findings showed that there are various strategies of criticism speech acts used in the movieincluding direct criticism (37,7%) and indirect criticism (62,3%). Out of 6 classifications in direct criticism strategy, the most used strategy was negative evaluation (44,8%). Out of 9 classificationsin indirect criticism strategy, the most used strategy was asking / supposing (27.083%). The findings also showed that in the context of politeness strategies, the use of off-record strategies (42.22%) outnumbered the other three strategies."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Idah Hamidah
"Tesis ini memfokuskan diri pada strategi kesantunan tindak tutur direktif dalam novel bahasa Jepang. Novel yang digunakan sebagai sumber data adalah catatan harian penulisnya, berjudul Ichi Rittoru no Namida ‘One Litre of Tears’ karya Kito Aya yang diterbitkan pada Februari 2005 (17 Heisei).Penelitian ini bertujuan menemukan strategi kesantunan direktif di dalam novel. Melalui ancangan kualitatif dengan metode analisis kontekstual, ditemukan lima strategi kesantunan untuk menyatakan direktif, sesuai dengan yang diajukan oleh Brown & Levinson (1987), antara lain: (1) bald on record (langsung), (2) on record dengan kompensasi kesantunan positif, (3) on record dengan kompensasi kesantunan negatif, (4) off record (samar-samar), dan (5) bertutur di dalam hati (diam).Strategi kesantunan direktif secara terus terang direalisasikan melalui pemarkah gramatikal [kudasai], (~te], dan [~te goran]; penggunaan fatis [ne] dan [yo]. Strategi kesantunan direktif dengan kompensasi kesantunan positif direalisasikan melalui promise, include both S & H in the activity, intensify interest to H, gtve reason, assert or presuppose S's knowledge of and concem for H’s wants, dan gtve gift. Strategi kesantunan direktif dengan kompensasi kesantunan negatif direalisasikan melalui penggunaan guestions & hedge, impersonalize S & H, dan be conventionally indirect. Strategi kesantunan direktif secara samar-samar direalisasikan melalui use ellipsis, be vague, dan give hints. Kesantunan direktif dalam hati direalisasikan dengan diam. Dari kelima strategi kesantunan direktif tersebut, ditemukan bahwa strategi yang cenderung lebih banyak digunakan adalah kesantunan direktif positif. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan untuk penelitian selanjutnya dalam bahasa Jepang.

This thesis focuses on politeness strategy of directive speech act in Japanese novel Ichi Rittoru no Namida (One Littre of Tears) written by Kito Aya. This primary data source is the writer’s journal, published on February 2005 (17 Heisei). Applying qualitative approach and contextual analysis method, it is found out that there are five politeness strategies to perfonn directive speech act, as proposed by Brown & Levinson (1987). They are (1) bald on record, (2) positive politeness, (3) negative politeness, (4) off record, and (5) silent strategy. The first strategy is realized by grammatical marker [kudasai], [~te], and [~te goran]; phatic expression [ne] and [yo]. Second strategy is realized by making promise, including both S & H in the activity, intensifying interest to H, giving reason, asserting or presupposing S’s knowledge of and concem for H’s wants, and giving gift. Third strategy is realized by using hedge and questions, impersonalizing S & H, and being conventionally indirect. The fourth strategy is realized by using ellipsis, being vague, and giving hints. Silent strategy in directive politeness is realized by saying nothing. The finding shows that positive politeness tends to be used more frequently. The finding of this research serves as the synchronic linguistic data for further research in the topic."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T25877
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>