Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134270 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elisa Louisiane
"ABSTRAK
Perkembangan serta transformasi ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat Korea memunculkan figur sosial baru di tengah-tengah masyarakat Korea, yakni kidult. Kidult adalah orang dewasa yang memiliki selera dan menyukai hiburan yang ditujukan untuk anak-anak. Perilaku konsumtif yang terus meningkat di tengah masyarakat modern menjadikan kidult bukan hanya sekadar tren konsumsi, melainkan gaya hidup konsumtif di masyarakat Korea. Gaya hidup konsumtif terhadap mainan kidult, terutama keorikto inhyeong
telah menjadikan kidult sebagai fenomena budaya di tengah-tengah masyarakat Korea. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas penyebab munculnya perilaku konsumtif terkait keorito inhyeong yang menjadi pemicu munculnya fenomena kidult di Korea Selatan. Dengan menggunakan metode deskriptifanalitik, penulis memfokuskan analisis pada studi perilaku konsumtif terhadap keorikto inhyeong di Korea Selatan. Hasil penulisan ini menunjukkan bahwa fenomena kidult di Korea yang didasari oleh perilaku konsumtif menggambarkan keadaan masyarakat Korea yang sedang mencari makna hidup dan identitas diri di tengah kesulitan dan beban hidup yang dialaminya. Kidult mencari penghiburan atau pelarian dari tekanan, tuntutan, dan stres dengan mengkonsumsi permainan yang memunculkan perasaan nostalgia ke masa kanak-kanak.

ABSTRACT
Kidult is the emerged of the new social figure in the midst of Korean society that was based on economy, social, cultural development and transformation. The word kidult refers to a grown-up who embraces entertainment that is made for children. Consumptive behavior that continues to increase is not just a consumption trend, but has become a lifestyle amongst the people in this modern society. Consumptive lifestyle towards childern s toys, especially keorikto inhyeong makes kidult is a cultural phenomenon in the midst of Korean Society. Therefore, the author is interested in discussing the causes of consumptive behavior towards keorikto inhyeong which triggered the emergence of kidult phenomenon in South Korea. Using descriptive-analytic methods, the author focuses its analysis on consumptive behavior study on
keorikto inhyeong in South Korea. The result of this paper shows that the kidult phenomenon in Korea was based on consumptive behavior that illustrates the condition of Korean society who is looking for selfidentity and life-meaning in the midst of the difficulties and burdens of life. Kidult seeks comfort and escape from pressure, demands, also stress by consuming games that reminds them of their childhood memories."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Inggita Danuanindyasti
"[ ABSTRAK
Konsumen memegang peranan penting dalam suatu perekonomian. Jepang memiliki keunggulan di bidang produksi dan distribusi massa sejak tahun 1980-an, diawali dengan maraknya industri ritel di pasar perekonomian Jepang. Ritel merupakan bentuk bisnis yang melibatkan kegiatan ekonomi dalam hal penjualan barang maupun jasa kepada konsumen. Adanya pola konsumsi dan gaya hidup yang dijalani konsumen mengakibatkan meningkatnya penjualan yang terjadi pada industri ritel, terutama pada convenience store Jepang (konbini). Tidak seperti di negara asalnya, Amerika, konbini Jepang memiliki konsep yang cukup berbeda meskipun tujuan utamanya tetap sama, yaitu memberikan kemudahan dalam berbelanja dengan efisiensi waktu. Teknologi berperan penting dalam kepopuleran konbini di dalam masyarakat yang terbiasa dengan hidup serba modern seperti Jepang. Hingga kini konbini masih eksis karena mampu beradaptasi dengan kebutuhan, gaya hidup, dan budaya konsumen yang ditunjukkan melalui banyaknya inovasi dan perbaikan didukung oleh strategi bisnis yang kian kreatif.
ABSTRACT Consumers play an important role in an economy. Japan has an advantage in mass production and distribution since 1980‟s, beginning with the rise of retail industry in the market of Japanese economy. Retail is a form of business that involves economic activities in terms of sales of goods or services to the consumer. The presence of consumption patterns and lifestyles that resulted in increased consumer sales that occur in the retail industry, especially at convenience store (konbini). Unlike its original from America, konbini have some slight differences concepts although the main goal is the same that is about giving the ease of shopping with efficiency of time in serving. Technology has an important role in popularity of konbini in the community who are accustomed to the convenience of modern life such as Japanese. Up till now, konbini still exist and being able to adapt to consumer needs, lifestyles, and cultures shown through innovations and improvements that supported by the growing creative business strategy.;Consumers play an important role in an economy. Japan has an advantage in mass production and distribution since 1980‟s, beginning with the rise of retail industry in the market of Japanese economy. Retail is a form of business that involves economic activities in terms of sales of goods or services to the consumer. The presence of consumption patterns and lifestyles that resulted in increased consumer sales that occur in the retail industry, especially at convenience store (konbini). Unlike its original from America, konbini have some slight differences concepts although the main goal is the same that is about giving the ease of shopping with efficiency of time in serving. Technology has an important role in popularity of konbini in the community who are accustomed to the convenience of modern life such as Japanese. Up till now, konbini still exist and being able to adapt to consumer needs, lifestyles, and cultures shown through innovations and improvements that supported by the growing creative business strategy., Consumers play an important role in an economy. Japan has an advantage in mass production and distribution since 1980‟s, beginning with the rise of retail industry in the market of Japanese economy. Retail is a form of business that involves economic activities in terms of sales of goods or services to the consumer. The presence of consumption patterns and lifestyles that resulted in increased consumer sales that occur in the retail industry, especially at convenience store (konbini). Unlike its original from America, konbini have some slight differences concepts although the main goal is the same that is about giving the ease of shopping with efficiency of time in serving. Technology has an important role in popularity of konbini in the community who are accustomed to the convenience of modern life such as Japanese. Up till now, konbini still exist and being able to adapt to consumer needs, lifestyles, and cultures shown through innovations and improvements that supported by the growing creative business strategy.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dhanisa Kamila
"Skripsi ini membahas tentang pengaruh ajaran Konfusianisme yang berkembang di Korea Selatan terhadap persaingan pemerolehan pendidikan tinggi di masyarakat modern Korea Selatan. Dengan menggunakan metode deskriptif analisis, hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari ajaran Konfusianisme terhadap persaingan dalam pendidikan di masyarakat modern Korea Selatan melalui nilai-nilai familisme, chemyeon, grupisme, elitisme, dan paternalisme. Nilai-nilai tersebut mendorong masyarakat Korea untuk bersaing dengan ketat demi meraih pendidikan terbaik yang mengindikasikan pada masa depan yang cerah.

This thesis discusses about the influence of Confucianism towards education competitiveness in modern Korea society. Using descriptive analysis method, the analysis focuses on the values of Confucianism and its relation to the phenomenons of education competition in modern Korean Society, particularly in the acquisition of higher education. The result shows that Confucianism gives strong influence on education competition in Korean modern society through its familism, chemyeon, groupism, elitism, and paternalism values. Those values encourage Korean society to strictly compete in order to achieve the best education that indicates a bright future."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S62727
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anas Bunyamin
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S41840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soni
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S41814
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wicks, Rollo E.
New York: N.Y. State Univ. of New York , 1958
301 WIC m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sofiah Zulfa
"Penelitian ini berfokus pada pengaruh terpaan social media influencer terhadap perilaku konsumtif pada mahasiswa Generasi Z. Selain itu, penelitian ini menggunakan jenis kelamin sebagai variabel kontrol untuk melihat bagaimana pengaruh terpaan social media influencer terhadap perilaku konsumtif mahasiswa Generasi Z. Peneliti memiliki hipotesis di mana semakin tinggi terpaan social media influencer, maka semakin tinggi pula perilaku konsumtif melalui variabel kontrol jenis kelamin. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner online menggunakan Google Form. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara terpaan social media influencer dengan perilaku konsumtif dengan kekuatan hubungan yang kuat dan memiliki arah yang positif serta signifikan di tingkat populasi. Hasil analisis bivariat yang menunjukkan hubungan kuat ini juga didukung oleh data kualitatif melalui wawancara mendalam. Adapun, hasil analisis multivariat menunjukkan adanya perbedaan pengaruh terpaan social media influencer terhadap perilaku konsumtif pada jenis kelamin yang berbeda di mana laki-laki cenderung lebih konsumtif dibandingkan perempuan.

This study focuses on the influence of exposure to social media influencers on consumptive behavior in students of Generation Z. In addition, this study uses gender as a control variable to see how the influence of exposure to social media influencers on the consumptive behavior of students of Generation Z based on different genders. Based on previous research, The researcher has a hypothesis in which the higher the exposure to social media influencers, the higher the consumptive behavior through the control variable of gender. This research uses a descriptive quantitative approach using data collection methods through distributing online questionnaires using Google Form The results showed that there is a significant influence between exposure to social media influencers and consumptive behavior with a strong relationship strength and has a positive direction and is significant at the population level. The results of bivariate analysis showing this strong relationship are also supported by qualitative data through in-depth interviews. Meanwhile, the results of multivariate analysis show that there are differences in the influence of exposure to social media influencers on consumptive behavior in different genders where men tend to be more consumptive than women. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Nuringsih
"Abstrak
Komitmen perilaku hijau direalisasikan melalui serangkaian kegiatan di Raudhatul Athfal
Toufiqurrahman. Masalah mitra terkait aspek sosial budaya dan kehidupan masyarakat.
Perbedaan pengetahuan, pendidikan, pengalaman atau gaya hidup berpengaruh pada
kemampuan atau kepedulian orang tua dalam membimbing siswa pada aktivitas ramah
lingkungan sehingga berdampak pada proses edukasi. Sekolah menghadapi keterbatasan dalam
penyelenggaraan program selanjutnya sehingga untuk memastikan efektivitas diperlukan
pengulangan. Tujuan kegiatan adalah mendampingi guru dalam memperkenalkan dan
mengevaluasi aktivitas ramah lingkungan. Guru dilibatkan supaya mampu membuat solusi
untuk meningkatkan kesadaran siswa dan orang tua. Hasil kegiatan menunjukkan adanya
perubahan perilaku pada menggunakan bak pilah sampah, menjaga kebersihan sungai, dan
memanfaatkan barang bekas untuk prakarya. Sebaliknya, perilaku hemat energi dan bimbingan
orang tua cenderung menurun. Perilaku lainnya relatif sama dengan observasi sebelumnya. Partisipasi POMG akan mendukung keberlanjutan dan sebagai mekanisasi menumbuhkan
perilaku prolingkungan bagi siswa taman kanak-kanak"
Jakarta: Pusat Pemberdayaan Masyarakat - Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, 2019
300 JPM 3:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Bencana longsor merupakan salah satu variabel dalam membentuk karakter,sifat dan perilaku masyarakat dalam mengembangkan sikap tanggap terhadap lingkungannya
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Meerada Saryati Aryani
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui proses pendampingan Guswil DKI dalam upaya pemberdayaan masyarakat melalui kredit mikro, serta mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dan pendukung yang dihadapi oleh Guswil DKI dalam proses pendampingan tersebut. Fenomena ini diambil karena persentase masyarakat miskin semakin bertambah dan salah satu usaha yang telah dilaksanakan oleh masyarakat miskin untuk keluar dari belitan kemiskinan adalah keterlibatannya dalam dunia kerja. Menurut sebagian besar masyarakat menyebutkan kredit sebagai prioritas kebutuhan, karena selama ini masyarakat miskin selalu mengalami diskriminasi dalam hal kredit, dan Guswil DKI sudah menjawab permasalahan ini dengan memberikan kredit mikro dengan model pendampingan.
Penelitian untuk melihat proses pendampingan ini merupakan penelitian deskriptif, dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dengan studi dokumentasi, pengamatan langsung dan wawancara mendalam terhadap informan yang dipilih secara purposive. Sasaran yang diteliti adalah kelompok AI Alam dan Dahlia yang berlokasi di Cilincing serta kelompok Mugi Sukses yang berlokasi di Manggarai. Seluruh penelitian membutuhkan waktu selama 7 bulan.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dalam memberikan pendampingan, Guswil DKI berpedoman pada tahapan kegiatan yang telah ditetapkan oleh Bina Swadaya yaitu kegiatan penumbuhan kelompok, kegiatan penguatan kelompok dan terakhir mengakses kelompok dengan lembaga keuangan mikro.
Dalam tahap penumbuhan kelompok menunjukkan kegiatan pendamping mulai dari sosialisasi kegiatan pendampingan terhadap lembaga pemerintah, lembaga non pemerintah, masyarakat dan kelompok-kelompok yang ada di wilayah tersebut. Sehingga pendamping memperoleh data jumlah masyarakat yang akan menjadi sasaran penumbuhan kelompok. Berdasarkan data tersebut, pendamping melakukan sosialisasi kembali terhadap masyarakat melalui pertemuan-pertemuan sehingga calon anggota kelompok tertarik untuk membentuk kelompok yang akan memperoleh pendampingan dari Guswil DKI.
Setelah kelompok terbentuk, pendamping memberikan penguatan kepada kelompok, berpedoman pada 5 Bidang Hasil Pokok yang telah ditetapkan oleh Dina Swadaya yaitu meliputi bidang keorganisasiannya, administrasi, permodalan, usaha produktif dan bidang jaringan. Dan berdasarkan hasil penelitian, pendamping sudah dapat melaksanakan peran dan ketrampilannya namun masih belum menyeluruh.
Dan proses pendampingan yang terakhir namun bukan kegiatan terminasi adalah kegiatan mengakses kelompok dengan lembaga keuangan mikro. Berdasarkan hasil penelitian, Guswil DKl akan mengakses kelompok yang dinilai sudah masuk klasifikasi B atau A, hanya dengan Bina Masyarakat Mandiri (BMM). Pada tahap ini pendamping masih melakukan pendampingan terhadap kelompok-kelompok, namun frekuensi kehadirannya sudah berkurang. Sehingga terlihat bahwa sebenarnya kelompok masih belum dapat mandiri seutuhnya karena masih ada ketergantungan terhadap pendamping.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan, bahwa dalam melaksanakan kegiatan pendampingan ada beberapa kendala-kendala yang berasal dari dalam diri si pendamping seperti keterbatasan tenaga dan waktu, keterbatasan pengetahuan tentang masyarakat serta tidak adanya terminasi yang ditetapkan oleh Bina Swadaya. Selain itu, ada juga kendala yang berasal dari luar diri pendamping seperti anggota kelompok yang tidak rutin hadir dalam pertemuan, anggota tidak tepat waktu memberikan angsuran dan aparat pemerintah yang kurang mendukung. Namun pendampinganpun dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar karena didukung oleh ketrampilan- ketrampilan pendamping berkomunikasi dengan orang lain sehingga pendamping memperoleh dukungan sepenuhnya, serta kemauan dan pendamping untuk selalu mau belajar guna menambah wawasan dan pengetahuannya. Selain itu, faktor kesediaan dari anggota kelompok untuk mau bekerja sama dengan pendamping, jaringan kerjasama yang sudah terbentuk, dukungan dari keluarga dan masyarakat serta turunnya kredit yang tepat waktu merupakan dukungan dari luar yang juga memegang peranan penting dalam pelakanaan pendampingan.
Berdasarkan temuan lapangan ini, maka direkomendasikan kepada Guswil DKI dan Bina Swadaya untuk meningkatkan kualitas pendampingan dengan melakukan evaluasi tidak hanya dan aspek ekonominya saja melainkan juga dari aspek sosial dari masyarakat. Hal ini penting, karena cukup sulit membedakan pendampingan untuk pemberdayaan dengan pendampingan untuk pemperdayaan. Pemberdayaan akan menghasilkan masyarakat yang mandiri, dan mampu berkembang sesuai dengan daya kreatif dan kebijakannya, sedangkan pemperdayaan akan menghasilkan masyarakat yang tidak mandiri, tergantung nasibnya pada orang lain."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12219
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>