Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 209576 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ika Citra Susanti
"ABSTRAK
Mendapatkan nilai standar normal pemeriksaan elektroretinografi multifokal dan
mencari perbandingan nilai tersebut berikut tingkat kenyamanan pasien menggunakan
elektroda Jet, Dencott dan Dawson-Trick-Litzkow pada populasi orang Indonesia
dewasa di RSUPNCM. Melalui metode convenient sampling dari 49 subjek orang
Indonesia berusia 19-49 tahun dengan kedua mata normal, dilakukan pengukuran
amplitudo dan latensi gelombang berdasarkan rekomendasi ISCEV. Pengukuran
meliputi gelombang N1 dan P1 pada ring 1 sampai 5. Terdapat perbedaan signifikan
nilai standar normal pemeriksaan elektroretinografi multifokal pada populasi orang
Indonesia dewasa secara statistik antara elektroda dengan amplitudo gelombang lebih
tinggi dan latensi lebih panjang pada elektroda Jet dan Dencott dibandingkan dengan
DTL. Elektroda DTL dan Jet dirasakan lebih nyaman daripada elektroda Dencott bagi
orang Indonesia dewasa normal untuk pemeriksaan elektroretinografi multifokal.
Elektroda DTL memberikan amplitudo gelombang yang paling rendah, latensi yang
apling pendek dan tingkat kenyamanan yang paling tinggi dibandingkan elektroda Jet
dan Dencott dalam pemeriksaan elektroretinografi multifokal pada orang Indonesia
dewasa normal.

ABSTRACT
To establish normal values of multifocal electroretinography (ERG) and to compare
the values and the comfort level using Jet, Dencott and DTL electrode in Indonesian
Adult. Through convenient sampling 49 normal Indonesian subjects between 19 and
49 yeras oldwere selected. Multifocal ERG amplitudes and implicit time values were
measured according to recommendation by the International Society for Clinical
Electrophysiology of Vision. Evaluation consisted of N1 and P1 wave in ring 1 to 5.
after the examination, all subjects filled in a questionnaire about comfort level,
adopted from the visual analog scale. We observed a statistically significant
difference in multifocal ERG normal values between electrode with higher wave
amplitudes and longer implicit time in Jet and Dencott electrodes compared to DTL
electrodes. Jet and DTL electrodes are more comfortable than Dencott electrodes for
Indonesian adults in multifocal ERG. DTL electrodes give the lowest wave amplitude
and the shortest implicit time and are the most comfortable electrode compared to Jet
and Dencott electrodes, in multifocal ERG in Indonesian adults."
2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Yinski Pistari Gondosari
"ABSTRAK
Tujuan: Untuk mendapatkan nilai standar normal pemeriksaan elektroretinografi full field dan mencari perbandingan nilai tersebut berikut tingkat kenyamanan pasien menggunakan elektroda DTL, Dencott, dan ERG jet pada populasi orang Indonesia dewasa di RSUPNCM.Metode:Melalui metode convenient sampling dari 58 subjek orang Indonesia berusia 19-49 tahun dengan kedua mata normal, dilakukan pengukuran amplitudo dan waktu implisit gelombang berdasarkan rekomendasi ISCEV. Pengukuran meliputi scotopic 0.01 ERG, scotopic 3.0 ERG, scotopic 3.0 OP ERG, dan photopic 3.0 flicker. Di akhir pemeriksaan subjek mengisi kuesioner tingkat kenyamanan yang mengadopsi dari visual analog scale.Hasil:Terdapat perbedaan signifikan nilai standar normal pemeriksaan elektroretinografi full field pada populasi orang Indonesia dewasa secara statistik antara elektroda dengan amplitudo gelombang lebih tinggi dan waktu implisit lebih panjang pada elektroda Dencott dan ERG jet dibandingkan dengan DTL. Elektroda DTL dan ERG jet dirasakan lebih nyaman daripada elektroda Dencott bagi orang Indonesia dewasa normal untuk pemeriksaan elektroretinografi full field.Simpulan:Elektroda DTL memberikan amplitudo gelombang yang paling rendah, waktu implisit yang paling pendek, dan tingkat kenyamanan yang paling tinggi dibandingkan dengan elektroda Dencott dan ERG jet dalam pemeriksaan elektroretinografi full field pada orang Indonesia dewasa normal.Kata Kunci:Elektroretinografi full field, elektroda Dencott, Dawson-Trick-Litzkow DTL, Jet, kenyamanan, Indonesia dewasa normal

ABSTRACT
Purpose To establish normal values of standard full field electroretinography ERG and to compare the values and the comfort levels using DTL, Dencott and ERG jet electrodes in Indonesian adults.Methods Through convenient sampling 58 normal Indonesian subjects between 19 and 49 years old were selected. ERG amplitudes and implicit time values were measured according to recommendations by the International Society for Clinical Electrophysiology of Vision ISCEV . Evaluations consisted of scotopic 0.01 ERG, scotopic 3.0 ERG, scotopic 3.0 OP ERG and photopic 3.0 flicker. After the examination, all subjects filled in a questionnaire about comfort levels, adopted from the visual analog scale.Results We observed a statistically significant difference in ERG normal values between electrodes with higher wave amplitudes and longer implicit times in Dencott and jet electrodes, compared to DTL electrodes. Jet and DTL electrodes are more comfortable than Dencott electrode for Indonesian adults in standard full field electroretinography.Conclusions DTL electrodes give the lowest wave amplitudes and the shortest implicit times and are the most comfortable electrodes compared to Dencott and ERG jet electrodes, in standard full field electroretinography in Indonesian adults.Keywords Standard full field electroretinography, Dencott, Dawson Trick Litzkow DTL, ERG Jet electrode, comfort level, normal Indonesian adult"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58829
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Nur Utami
"ABSTRAK
Tujuan tesis ini adalah mengetahui pengaruh suplementasi sitikolin 1000 mg per hari selama 4 minggu terhadap hasil elektroretinografi pada pasien NPDR non-proliferative diabetic retinopathy . Desain penelitian ini adalah uji klinis acak terkontrol tersamar ganda. Tiga puluh delapan mata yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dirandomisasi untuk masuk ke dalam kelompok plasebo P-NPDR atau sitikolin 1000 mg S-NPDR . Pada akhir penelitian didapatkan 18 mata pada kelompok sitikolin dan 16 mata pada kelompok plasebo. Keluaran primer penelitian ini adalah nilai amplitudo P50 dan N95 PERG within group dan intergroup yang dinilai pada baseline dan 4 minggu paska pemberian intervensi. Analisis hasil didapatkan pada S-NPDR didapatkan perbaikan nilai rerata amplitudo N95 sebelum terapi, 4.85 1.9-10.3 V, dan setelah terapi, 5.7 1.9-17.1 V, P = 0.04 . Terdapat kecenderungan perbaikan amplitudo P50 yang lebih baik pada kelompok T-NPDR dan perbaikan amplitudo N95 yang lebih baik pada S-NPDR yang tidak bermakna secara statistik P = 0.45; P = 0.35.

ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of citicoline 1000 mg oral supplementation given for 4 weeks on electroretinography abnormalities in patients with NPDR non proliferative diabetic retinopathy . The study design was a double blind randomized controlled clinical trial. Thirty eight patients who matched the inclusion and exclusion criteria were randomized into two groups the plasebo P NPDR and citicoline C NPDR . In the end, there were 18 eyes in citicoline group and 16 eyes in plasebo group. The primary outcome was P50 and N95 amplitude in PERG within group and intergroup which were taken at the baseline and 4 weeks after treatment. Results at the end of treatment, the N95 amplitude in C NPDR showed improvement, 4.85 1.9 10.3 V, before treatment to 5.7 1.9 17.1 V, after treatment with P 0.04. In P NPDR showed positive trend in P50 amplitude while in C NPDR showed positive trend in N95 amplitude, but these values were not statistically significant P 0.45 P 0.35.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Univeristas Indonesia, 2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marsha Rayfa Pintary
"Perkembangan terapi edema makula diabetik hingga saat ini terus dieksplorasi, dengan terapi anti-VEGF sebagai lini pertama. Yellow Subthreshold Micropulse Laser (SMPL) merupakan inovasi laser fotokoagulasi konvensional yang menargetkan epitel pigmen retina (RPE) telah dianggap aman terhadap populasi kaukasian. Laser tersebut diajukan sebagai alternatif terapi edema makula ringan dengan ketebalan retina di bawah 400 μm. Data prospektif perubahan struktural dan elektrofisiologis SMPL sebagai monoterapi pada non proliferative diabetic retinopathy (NPDR) dengan DME ringan masih terbatas, khususnya di Asia yang memiliki perbedaan ketebalan densitas RPE. Studi eksperimental pre-post tanpa pembanding ini bertujuan untuk mengetahui perubahan Average Macular Thickness (AMT), amplitudo dan waktu implisit gelombang P1 dan N1 mfERG, dan DR score pada DME ringan pasca SMPL. Subyek yang masuk kriteria inklusi dilakukan laser SMPL dengan follow-up untuk menilai AMT dengan Optical Coherence Tomography (OCT) pada 4 dan 8 minggu, serta mfERG, dan DR score menggunakan RETeval Handheld ERG pada 8 minggu pasca laser. Terdapat 15 subyek (17 mata) yang diikutkan pada studi ini. Hasil menunjukkan perbaikan AMT signifikan pada minggu ke-8 pasca laser (p=0.001). Amplitudo dan waktu implisit gelombang P1 dan N1 tidak menunjukkan adanya perubahan bermakna pada setiap ring (p>0.05). Pemeriksaan DR score seluruh pasien DME menunjukkan hasil abnormal sesuai cut-off studi sebelumnya, serta tidak menunjukkan perubahan bermakna antara sebelum dan setelah terapi (p>0.05). Penelitian ini menunjukkan adanya perbaikan anatomis makula dan stabilisasi kondisi sel fotoreseptor dan Muler dilihat dari nilai elektrofisiologis dalam followup 8 minggu. Terapi SMPL dapat dipertimbangkan sebagai alternatif terapi yang aman dan bermanfaat untuk kasus NPDR dengan DME ringan.

The management of DME is still under investigating and research, with currently intra vitreal anti-VEGF as the mainstay therapy. Yellow Subthreshold Micropulse Laser (SMPL) is a conventional photocoagulation laser innovation that targets retinal pigment epithelium (RPE) and has been reported its safety on Caucasian population. This laser method is considered as an alternative treatment for mild DME with retinal thickness below 400 μm. Prospective data on structural and electrophysiological changes of SMPL as monotherapy in non-proliferative diabetic retinopathy (NPDR) with mild DME are still limited, especially in Asia that has RPE density thickness differences. This pre-post study without comparison aims to determine changes in average macular thickness, amplitude and implicit time of P1 and N1 mfERG, and DR score in mild DME post SMPL. Subjects who met the inclusion criteria underwent SMPL laser was examined using Optical Coherence Tomography for average macular thickness parameter at 4- and 8-week post-laser, as well as mfERG and DR score using RETeval handheld ERG at 8-week post-laser. Fifteen subjects (17 eyes) were included in the study. Remarkable AMT improvement at 8-week post-laser was noted in this study (p=0.001). The amplitudes and implicit times of P1 and N1 waves showed no significant changes in each ring (p>0.05). All DME eyes showed abnormal DR score results at baseline according to the cut-off value of previous studies. There was no significant changes of DR score after therapy (p>0.05). This study showed an anatomical improvement of the macula and stabilization of photoreceptor and Muller cells as seen from electrophysiological values at 8-week follow-up. SMPL can be considered as a safe and beneficial alternative therapy in NPDR cases with mild DME."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sifa
"Studi ini untuk mengembangkan hukum perilaku mekanik untuk mendefinisikan deformasi pada face active electrode. Beberapa pengujian isothermal dilakukan untuk mengkarakterisasi perilaku material pada masing-masing temperatur. Hasil pengujian isothermal akan digunakan untuk mendefinisikan parameter yang digunakan pada softwere SiDoLo dan perhitungan finite element dengan ABAQUS.
Hasil pengujian isothermal, kami dapat mengetahui nilai dari variable penuaan pada semua sampel memiliki nilai antara 0-1, sehingga dapat kita katakan semua sampel yang telah kita ujikan mengalami penuaan, pemodelan yang dilakukan untuk menghitung nilai elastic dan thermo elastic, dengan menggunakan dua software: SYSWELD dan ABAQUS, hasil perbandingan perhitungan elastic tidak memiliki perbedaan yang banyak, dan hasil perbandingan thermo-elastic memiliki perbedaan.

This study is to develop the constitutive equations to describe the mechanical deformation of the surfaces active of the electrodes. Most of tests are isotherms to characterize the material behavior at each temperature. Test results will be isothermal is used to identify parameters of the law by using the software SiDoLo and analysis finite element by ABAQUS.
The isothermal tests, we can know the value of variable aging all specimens are value between 0-1, then we can say that all specimen were tested that had the aging, modeling is performed to calculate the value of elastic and thermo-elastic, using two software: SYSWELD and ABAQUS, the results of comparison elastic do not have much different and the results of comparison thermo-elastic have different.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31783
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Eko Prasetyo
"Tegangan Surja merupakan suatu bentuk tegangan yang memiliki karakteristik untuk naik dengan sangat cepat dengan nilai tegangan puncak yang tinggi dan kemudian turun dengan cepat pula. Akibat timbulnya regangan surja ini dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan elektronik dan peralatan yang sebagian besar menggunakan bahan semikonduktor yang sangat peka terhadap Ionjakan tegangan dan dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar.
Oleh karena hal tersebut diperlukan sistem perlindungan internal yang dapat mengurangi efék dari surja tersebut. Spark Gap merupakan peralatan sederhana yang dapat digunakan sebagai komponen awal dalam suatu sistem perlindungan lnternal yang harganya relatif murah dan dapat menyalurkan energi yang besar untuk kemudian sisanya akan diatasi oleh perlengkapan perlindungan Iainnya . Untuk dapat memperoleh nilai tegangan yang dapat dipotong oleh spark gap tersebut diperlukan adanya jarak celah tertentu dan juga material yang memiliki karakteristik tertentu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39747
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Osa Laksana
"Pembangkitan tegangan tinggi pada sebuah elektroda akan diikuti dengan terjadinya ionisasi pada udara, yang memicu terjadinya kegagalan. Kegagalan ini bisa berupa korona ataupun lompatan listrik. Korona yang terjadi pada sebuah elektroda bertegangan tinggi dapat berupa gangguan bising. Gangguan bising yang terjadi pada sebuah elektroda memiliki karakteristik yang berbeda bergantung kepada bentuk dari elektroda yang digunakannya. Selain bentuk elektroda yang digunakan, terdapat hal lain yang dapat mempengaruhi pembangkitan gangguan bising yaitu besar tegangan yang diterapkan dan kondisi lingkungan di sekitar elektroda. Pengujian akan dilakukan dengan membangkitkan tegangan tinggi AC yang kemudian akan dialirkan menuju ke elektroda. Korona yang dibangkitkan akan ditangkap menggunakan mikrofon dan akan diproses dengan Cool Edit Pro 2 sehingga besar dB, bentuk gelombang, dan spektrum dapat diketahui.
Dari pengujian dapat diketahui bahwa pengaruh kenaikan tegangan pada elektroda adalah kenaikan besar dB yang akan dipancarkan oleh elektroda. Selain itu kenaikan tegangan juga akan mempengaruhi penguatan dan pelemahan pada spektrum frekuensi yang dibangkitkan dan noise pada gelombang suara. Besar dB, bentuk spektrum dan gelombang yang dibangkitkan memiliki karakteristik yang berbeda untuk tiap bentuk elektroda dan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Dari kelima bentuk elektroda, elektroda bola adalah elektroda yang membangkitkan gangguan bising terendah yaitu untuk tegangan mencapai 50 kV yang dibangkitkan adalah -4,29 dB karena permukaan yang rata. Lalu kawat dengan kondisi basah merupakan elektroda yang membangkitkan gangguan bising tertinggi yaitu dengan tegangan 20 kV besar dB yang dibangkitkan adalah 0.78 dB karena terdapatnya permukaan yang tidak rata di sepanjang kawat dan kondisinya yang basah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40091
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisna Adhitya
"Pada penelitian ini elektroda berupa pasta karbon yang terbuat dari campuran grafit dengan beberapa jenis binder berupa paraffin oil, mineral oil, mineral oil dan aquabides, poli (vinil alkohol) / PVA dan ammonium peroxodisulfat ( APS ) serta PVA, NaCl dan APS, telah dipreparasi lalu difabrikasi dengan metode screen printing. Kemudian pada elektroda dilakukan beberapa karakterisasi listrik dengan menggunakan peralatan RCL meter. Pertama, karakterisasi hambatan DC (R) pada tegangan DC; V = 1 VDC terhadap variasi jenis sampel dan panjang elektroda. Kedua, karakterisasi R pada V = 1 VDC terhadap variasi waktu pemanasan untuk sampel yang mengandung mineral oil. Ketiga, karakterisasi hambatan AC (Z) pada tegangan AC; V = 1 VAC terhadap variasi frekuensi (f) VAC yang diambil. Dan keempat, karakterisasi kapasitansi (C) pada V = 1 VAC terhadap f VAC yang diambil.
Pada sampel dengan binder paraffin oil, diketahui bahwa pencetakan tidak berhasil dilakukan untuk setiap parameter pencetakan yang digunakan. Pada sampel dengan mineral oil pencetakan berhasil dilakukan dengan perbandingan massa grafit dan binder 1:1. Pada sampel dengan mineral oil dan aquabides, pencetakan berhasil dilakukan untuk besar massa grafit dan mineral oil 1 gram (g) dengan 0.4 ml aquabides. Pada sampel dengan PVA dan APS, pencetakan berhasil dilakukan untuk besar massa grafit 1, 1.25, 1.5, 1.75, 2 dan 2.5 g masing - masing dengan 0.25 g PVA, 2.5 ml aquabides dan 0.005 g APS. Pada sampel dengan PVA, APS dan NaCl, pencetakan berhasil dilakukan dengan besar massa grafit 1.25, 1.5 dan 1.75 g masing - masing dengan 0.25 g PVA, 2.5 ml aquabides, 0.02 serta 0.04 g NaCl dan 0.005 g APS.
Karakterisasi listrik menunjukkan bahwa besar kapasitansi tidak berhasil diukur karena nilai R dan Z yang dominan. Sampel yang memiliki R dan Z berhasil dikarakterisasi, yaitu sampel yang tercetak pada substrat elektroda Cu - Ag. Diketahui bahwa sampel yang mengandung mineral oil memiliki besar resistivitas sheet yang jauh lebih rendah dibandingkan sampel lainnya; diukur pada setiap parameter karakterisasi yang diambil, dengan lama waktu pemanasan 8 jam. Terakhir, resistivitas listrik seluruh elektroda bergantung pada jenis bindernya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S28911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulaksana Permana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40854
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinuraya, Arwadi
"An Electrostatic Precipitator (ESP) is one of the most widely used particulate collection device. It has many advantages: Its range of size is enormous; it is used on the largest fossil-fuel-fired electric generating plants and in small household air-conditioning system as well. It is versatile enough to provide virtually complete collection of particles of many substances, both solids and liquids. It can operate at high temperatures and pressures and its power requirement are low. An ESP use electric field from DC High Voltage to generate corona field to ionize particles coming through.
The efficiency of an ESP theoretically influenced by gas flow, particles size and particle migration velocity. The material and form of the collecting plate electrodes are usually not included in efficiency formulas; in fact both of them influence the migration particle velocity. Flat, spotted and ram electrodes are electrodes form that will be analyzed in this thesis because each of them gives a different corona field. Aluminum, zinc and iron are electrodes material which will be analyzed also. The influence of forms and materials of electrodes will tested on CaCO3 and Ca(OH)2 particles using a DC high voltage power source will be tested to get a conclusion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T8145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>