Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134040 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Damanik, Rohana Octavia
"

ABSTRAK

Nama : Rohana Octavia Damanik
Program Studi : Magister Kajian Administrasi Rumah Sakit
Judul Tesis : Analisis Penyelenggaraan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit
Umum Daerah Jati Padang
Insiden Keselamatan Pasien diasosiasikan dengan kehilangan nyawa ataupun
disabilitas permanen. RSUD Jati Padang, rumah sakit milik pemerintah
provinsi DKI Jakarta, baru setahun berdiri, namun sudah ada 11 insiden yang
diketahui dari Laporan dan Analisis Insiden Tim Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien Januari-Juni 2018 di RS tersebut. Dalam rangka persiapan
akreditasi, peneliti merasa perlu untuk mengetahui bagaimana penyelenggaraan
Keselamatan Pasien di RSUD Jati Padang. Jenis penelitian merupakan studi
kasus, didahului dengan pengisian checklist yang disesuaikan dengan
persyaratan permenkes No 11 tahun 2017 yang dikuantifikasi untuk melihat
gap antara current situation dengan persyaratan permenkes. Penelitian
dilanjutkan dengan Consensus Decission Making Group (CDMG) untuk
menganalisis penyebabnya dan tindak lanjut untuk meningkatkan
penyelenggaraan Keselamatan Pasien di RSUD Jati Padang. Hasil penelitian
menunjukkan penyelenggaraan Keselamatan Pasien di RSUD Jati Padang
masih kurang. Dari CDMG didapatkan 11 akar penyebab masih rendahnya
penyelenggaraan Keselamatan Pasien di RSUD Jati Padang. Alternatif solusi
yang dikemukakan antara lain mensosialisasikan slogan ‘no blaming’,
penunjukan petugas full timer Keselamatan Pasien dan menunjuk ‘pegawai
teladan dalam Keselamatan Pasien’
Kata Kunci : Keselamatan Pasien, Rumah Sakit, Permenkes


ABSTRACT

Name : Rohana Octavia Damanik
Study Program : Hospital Administration Master Program
Title : Analysis of Patient Safety Implementation in Jati
Padang District General Hospital
Patient safety incidents are associated with loss of life or permanent disability.
Jati Padang Hospital, owned by the DKI Jakarta provincial government, has
only been established for a year, but from the incident report of Patient Safety
Commitee in the Hospital, from January till June 2018, it was found 11 reports
of incidents. More over, to fulfill the hospital accreditation requirements,
therefore, the researcher wanted to find out how patient safety implementation
is in Jati Padang Hospital. This type of research is a case study, preceded by
filling in a checklist that is adjusted to the requirements of Permenkes No. 11
tahun 2017 to see the gap between the current situation and the requirements of
the Permenkes. The study continued with the Decision Making Group
Consensus (CDMG) to analyze the causes and solutions to improve patient
safety management in Jati Padang Hospital. The results of the study showed
that the implementation of patient safety in Jati Padang Hospital is still lacking.
From the CDMG, we found 11 root causes of the lacking of patient safety
implementation in Jati Padang Hospital. Alternative solutions presented
include socializing the slogan 'no blaming', appointing a Patient Safety Officer
and appointing 'patient safety champion'.
Keywords: patient safety, hospital, indonesian health ministry regulation

"
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Lenny Octory
"Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 mengamanatkan setiap orang berhak atas jaminan sosial melalui Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menuju Universal Health Coverage (UHC) pada tahun 2019. Sistem pembayaran kepada rumah sakit pada JKN melalui tarif Indonesian-Case Based Groups (INA-CBGs) melalui suatu sistem manajemen klaim dimana setiap kendala bisa menyebabkan tertundanya pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan dan mempengaruhi pendapatan rumah sakit. Kelangsungan keuangan fasilitas kesehatan sangat tergantung dari sistem manajemen klaim yang efektif. Rumah Sakit Umum Daerah Jati Padang sebagai Badan Layanan Umum Daerah perlu melakukan pengelolaan keuangan secara baik sehingga pelayanan kesehatan pada masyarakat dapat berjalan dengan baik. Salah satu sumber pendapatan jasa layanan BLUD adalah melalui pembayaran klaim BPJS Kesehatan. Terjadinya pending dalam pembayaran klaim pasien BPJS Kesehatan di RSUD Jati Padang mengakibatkan pendapatan jasa layanan rumah sakit terganggu.
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis penyebab pending claims BPJS Kesehatan ditinjau dengan pendekatan sistem yaitu faktor input (Man, Method, Money, Material, Machine), faktor proses, output (pending claims). Penelitian ini merupakan penelitian kualititatif. Pengumpulan data dilakukan melalui telaah dokumen dan wawancara mendalam.
Hasil penelitian menunjukkan adanya penyebab pending claims yang disebabkan oleh faktor input (Man, Method, Money, Material, Machine), proses dan output. Salah satu penyebab adalah pengisian resume medis yang tidak sesuai (output), disebabkan karena pengisian resume medis terlambat dan ketidaksesuaian isi resume medis (proses) yang diakibatkan oleh faktor input (Man, Method, Money, Material, Machine). Gambaran pending claims (output) di RSUD Jati Padang adalah karena ketidaksesuaian Administrasi Klaim (17.89%), pengisian resume medis (57.51%), ketidaklengkapan berkas penunjang klaim (13.42%), konfirmasi coding diagnosa dan prosedur (8.95%) dan konfirmasi grouping (2.24%). Pengajuan klaim kepada BPJS Kesehatan selalu dilakukan diatas tanggal 5, dengan rata- rata keterlambatan 6.6 hari. Total jumlah berkas klaim BPJS Kesehatan bulan Januari-September 2018 yang disetujui pada tahap 1 adalah sebesar 3759 berkas (92.36%) dengan total tagihan yang disetujui Rp 1.180.532.000 (74.38%). Diperlukan strategi dari manajemen rumah sakit untuk dapat mencegah dan mengurangi pending claims. Salah satunya dengan pemberian remunerasi kepada dokter spesialis, penyusunan Panduan Praktik Klinis dan kelengkapan SOP terkait adminitrasi klaim, adanya monitoring evaluasi berkala mengenai permasalahan proses klaim BPJS.

The Indonesian Act No. 40 of 2004 mandates that everyone has the right to social security through the Indonesian National Health Insurance (JKN) in achieving Universal Health Coverage (UHC) in 2019. On JKN, the payment system to hospitals on JKN is set with Indonesian-Case Based Groups (INA- CBGs) tariff, through claim management system where each problem can cause delays in claim payments by National Health Care Security and affect hospital income. The financial sustainability of health facilities is highly dependent on an effective claim management system. Rumah Sakit Umum Daerah Jati Padang as a Regional Public Service Agency needs to manage financial management effectively so that health services delivery is well-provided. One of financial source for RSUD Jati Padang is through National Health Care Security claims payment. Every pending claim will be resulted in disrupted hospital revenue.
This research objective was to analyze causes factors of National Health Care Security pending claims using the system approach, which are input factors (Man, Method, Money, Material, Machine), process factors, output (pending claims). This research is a qualitative study. Data is collected with document review and in-depth interviews.
The results showed that there were causes of pending claims caused by input factors (Man, Method, Money, Material, Machine), process and output. One of the causes is improper medical resume filling (output), caused by delay in filling in medical resume and incompatibility of medical resume content (process) and triggered by input factors (Man, Method, Money, Material). The description of pending claims (output) at Jati Padang Hospital is due to discrepancies in claim administration (17.89%), filling in medical resumes (57.51%), incomplete claim support documents (13.42%), confirmation of diagnostic diagnoses and procedures (8.95%) and grouping confirmation (2.24%). National Health Care Security claims are submitted to National Health Care Security verificator pass the 5th, with an average delay of 6.6 days. The total number of National Health Care Security claim files for January-September 2018 approved firstly is 3759 files (92.36%) with the total bills approved at Rp. 1,180,532,000 (74.38%). Strategies are needed from hospital management to be able to prevent and reduce pending claims. One of them is by giving remuneration to specialists, preparation of Clinical Practice Guidelines and SOPs related to claim administration is conducted, hold periodic monitoring evaluations to monitor the claim managemant process.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deasy Amelia Nurdin
"Sejak beralih menjadi rumah sakit yang sepenuhnya melayani pasien COVID-19, RSUD Jati Padang sudah mengubah tata kelolanya dan memiliki strategi dengan membuat beberapa kebijakan berupa surat keputusan direktur, standar prosedur operasional, pengaturan zonasi, hingga mengubah alur layanan untuk mencegah penularan COVID- 19 pada tenaga kesehatannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seperti apa tata kelola RSUD Jati Padang yang telah diterapkan dalam mencegah penularan COVID-19 pada tenaga kesehatannya, Penelitian ini dilakukan secara kualitatif melalui telaah dokumen, observasi, wawancara mendalam, dan terakhir focus group discussion dengan manajemen RSUD Jati Padang. Hasil dari penelitian ini didapatkan terjadi perubahan dalam tata kelola RSUD Jati Padang sejak melayani pasien COVID-19. Strategi sudah dilakukan secara administratif, merubah alur pelayanan hingga pemenuhan sarana yang dibutuhkan. Masih terdapat beberapa hal yang perlu peningkatan dalam penerapan tata kelola di RSUD Jati Padang yaitu komunikasi tentang kebijakan internal antara manajemen dan petugas di RSUD Jati Padang, kedisiplinan petugas, dan menambah sarana untuk meningkatkan pencegahan penularan COVID-19 pada tenaga kesehatan. Tindak lanjut yang dapat dilakukan dalam jangka pendek ialah meningkatkan komunikasi terkait kebijakan yang ada, membentuk tim supervisi yang bertanggung jawab pada pimpinan, meningkatkan koordinasi antar unit dan menyusun kebijakan terkait yang belum dimiliki rumah sakit. Untuk tindak lanjut jangka panjangnya yang berkaitan dengan anggaran yaitu pemenuhan sarana dan prasarana dan pemberian reward and punishment untuk karyawan dalam meningkatkan kedisplinannya.

Since turning into a hospital that fully serves COVID-19 patients, the Jati Padang Hospital has changed its governance and has a strategy by making several policies in the form of a director's decree, standard operating procedures, zoning arrangements, to changing the flow of services to prevent COVID-19 transmission in health workers. The purpose of this study was to find out what the governance of the Jati Padang Hospital has been in preventing the transmission of COVID-19 to its health workers. This research was conducted qualitatively through document review, observation, in-depth interviews, and finally a focus group discussion with the management of the Jati Hospital. The results of this study showed that there had been a change in the governance of the Jati Padang Hospital since serving COVID-19 patients. The strategy has been carried out administratively, changing the service flow to the fulfillment of the required facilities. There are still several things that need improvement, namely communication about internal policies between management and officers at the Jati Padang Hospital, officer discipline, and the fulfillment of facilities to increase the prevention of COVID-19 transmission to health workers. Follow-up that can be done in the short term is to improve communication related to existing policies, form a supervision team that is responsible to the leadership, improve coordination between units and formulate related policies that are not yet owned by the hospital. For the long-term follow-up related to the budget, namely the fulfillment of facilities and infrastructure and the provision of rewards and punishments for employees in improving their discipline."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosma Rosmala Dewi
"ABSTRAK
Rumah Sakit Daerah (RSD) merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan bagi
masyarakat, oleh karena itu keberadaannya perlu didukung dengan kelembagaan yang kuat dan
tepat. Upaya memperbaiki kelembagaan RSD terus dilakukan salah satunya dengan mengubah
kedudukannya sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah Dinas Kesehatan dari
sebelumnya berkedudukan sebagai Lembaga Teknis Daerah (LTD). Namun demikian,
layaknya perubahan yang terjadi pada setiap organisasi, perubahan ini mendapat pertentangan
(resistensi) karena dinilai dapat mengganggu keotonomian rumah sakit serta membuat
koordinasi antara dinas kesehatan dengan rumah sakit menjadi buruk. Melalui pendekatan post
positivist, penelitian kualitatif yang dilakukan di RSUD Gunung Jati Cirebon ini berusaha
untuk menganalisis bagaimana konsep kelembagaan RSUD Gunung Jati Cirebon setelah
terjadi perubahan kedudukan menjadi UPT Dinas Kesehatan ditinjau dari aspek perspektif
instrumental serta menganalisis kendala atau masalah yang dihadapi RSUD Gunung Jati
Cirebon setelah terjadi perubahan kedudukan. Analisis dilakukan dengan membandingkan
antara teori yang ada dengan informasi yang diperoleh di lapangan dengan didukung berbagai
literatur baik dari buku, publikasi, laporan atau berita tentang perubahan organisasi khususnya
organisasi publik . Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk desain organisasi yang dianggap
paling sesuai untuk saat ini adalah sebagai entitas tersendiri dan bukan sebagai hubungan
atasan-bawahan, serta kendala yang dihadapi setelah terjadi perubahan adalah koordinasi yang
buruk antara dinas kesehatan dengan rumah sakit.

ABSTRACT
Regional Hospital (RSD) is the backbone of health services for the community, therefore
its existence needs to be supported by strong and appropriate institutions. Efforts to improve
the RSD institution continue to be carried out, one of which is by changing its position as a
Technical Implementation Unit (UPT) under the Health Office from previously being a
Regional Technical Institution (LTD). However, like the changes that occur in every
organization, this change gets a conflict (resistance) because it is considered to be able to
disturb the autonomy of the hospital and make coordination between the health office and the
hospital worse. Through a post positivist approach, this qualitative research conducted at
Gunung Jati Cirebon Hospital tried to analyze how the institutional concept of Gunung Jati
Cirebon Hospital after a change of position became the UPT in terms of instrumental
perspectives and to analyze the problems faced by hospital after change in position. Analysis
is carried out by comparing existing theories with information obtained in the field supported
by various literature both from books, publications, reports or news about organizational
changes, especially public organizations. The results of the study show that the form of
organizational design that is considered most appropriate for now is as a separate entity and
not as a superior-subordinate relationship, and the obstacles faced after a change occur are poor
coordination between the health office and the hospital."
2019
T54487
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanri Lindawati
"ABSTRAK
HAIs (Health-care Associated Infection) adalah infeksi yang terjadi atau yang didapat di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan setelah 48 jam atau lebih, dan bukan merupakan dampak dari tanda dan gejala infeksi sebelumnya. Meskipun dapat dicegah dengan menjaga kebersihan tangan, HAIs masih banyak terjadi di di negara miskin dan negara berkembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran praktik menjaga kebersihan tangan pada tenaga kesehatan di RSUD Jati Padang dengan menggunakan data sekunder dari penelitian Tim PPI RSUD Jati Padang Pada Tahun 2020. Penelitian deskriptif ini menggunakan metode analisis univariat dengan jumlah sampel 71 tenaga kesehatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden (92%) sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang menjaga kebersihan tangan. Namun, dari sisi praktik menjaga kebersihan tangan, masih ada sekitar 31% responden yang masih kurang baik dalam praktik menjaga kebersihan tangan.

ABSTRACT
HAIs (health care-associated infections) are infections that people get from hospitals or health care facilities that occur after 48-hours of treatment. Hand hygiene practice is a simple and effective way to prevent HAIs, however, their prevalences remain high in poor and developing countries. This study aimed to describe hand hygiene practices among health workers in RSUD Jati Padang, a public hospital in South Jakarta, Indonesia. This descriptive study used secondary data from the hospital research team in 2020. A univariate analysis method was conducted with a sample of 71 health workers. The results of this study indicated that the majority of respondents (92%) already have good knowledge about hand hygiene practices. However, in terms of maintaining hand hygiene practices, there were still around 31% of respondents who were not maintaining hand hygiene practices regularly."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Lazuardi Pradivta Komara
"ABSTRAK
Indonesia menurut Geografi, geologi, hidrologi dan demografi merupakan negara yang rawan bencana baik dari bencana alam, non alam hingga faktor manusia. Salah satupermasalahan akibat bencana adalah pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit. Masalahutama dari rumah sakit ketika terjadi bencana yaitu keberadaan kesiapan structural, nonstrukturalhingga kapasitas fungsional banyak yang tak berfungsi. Pan American HealthOrganization PAHO dan World Health Organization WHO telah mengembangkanHospital Safety Index HSI yang merupakan tools internasional dimana telah divalidasiuntuk penilaian standar dan perbandingan keselamatan rumah sakit . Tujuan penelitianini adalah mengetahui kesiapan siagaan rumah sakit di wilayah kota/kabupaten Cirebon kabupaten Indramayu dalam menghadapi bencana. Penelitian ini menggunakan desaindeskriptif dengan metode semi kuantitatif. Populasi yang diambil adalah 5 RSUD dikota/kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu. Data yang digunakan adalah dataprimer yang berasal dari tools HSI dengan metode wawancara, observasi serta checklistdan data sekunder berupa penelaahan dokumen serta arsip serta data lainnya dari internet.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa RSUD A mendapat skor 0,57, RSUD Bskor 0,76, RSUD C skor 0,70, RSUD D skor 0,79 dan RSUD E skor 0,41. Hasil yangdiperoleh tersebut menyatakan bahwa sebanyak 3 rumah sakit yakni RSUD B, C dan Dmasuk kategori siap siaga ketika keadaan darurat sementara 2 rumah sakit lainnya yaituRSUD A dan E perlu untuk perbaikan dalam jangka pendek agar kondisinya sama.

ABSTRACT
Indonesia according to Geography, geology, hydrology and demography is a disaster pronecountry both from natural disasters, non natural and human factors. One of theproblems caused by disasters is health services including hospitals. The main problem ofhospitals in the event of a disaster is the existence of structural, non structural readinessto functional capacities that do not work. The Pan American Health Organization PAHO and the World Health Organization WHO have developed the Hospital Safety Index HSI which is an international tool that has been validated for standard assessment andhospital safety comparison. The purpose of this research is to know the preparedness ofhospital in Cirebon Indramayu district in the face of disaster. This research usesdescriptive design with semi quantitative method. Population taken is 5 RSUD in town regency of Cirebon and Regency of Indramayu. The data used are primary data derivedfrom HSI tools with the method of interviewing, observation and checklist and secondarydata in the form of review documents and archives and other data from the internet. Basedon the results obtained that RSUD A got a score of 0.57, RSUD B score 0.76, RSUD Cscore of 0.70, RSUD D score 0.79 and RSUD E score of 0.41. The result obtained statesthat as many as 3 hospitals, RSUD B, C and D are categorized as standby whenemergency while 2 other hospitals that are RSUD A and E need for improvement in theshort term so that the condition is same.
"
2018
T49912
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herni Lestyaningsih
"Tesis ini membahas tentang kesiapan sebuah puskesmas kecamatan di wilayah DKI Jakarta yang akan dialih fungsi menjadi rumah sakit kelas D untuk memenuhi kebutuhan ruang rawat inap kelas tiga yang kerap kali tidak dapat dipenuhi oleh rumah sakit yang ada di DKI Jakarta, terutama setelah diberlakukannya Kartu Jakarta Sehat (KJS) sejak November 2011 yang dilanjutkan dengan diberlakukannya Jaminan Kesehatan nasional (JKN) sejak Januari 2014. Penelitian ini dilakukan dengan cara kombinasi antara penelitian kuantitatif dan kualitatif, dimana penelitian primer yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode cross sectional dan dilengkapi penelitian kualitatif untuk menunjang hasil penelitian kuantutatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa puskesmas kecamatan Kramat Jati belum siap untuk menjadi Rumah sakit umum kelas D berdaarkan dua instrumen penelitian yang didapat dari standar nasional (Permenkes 56/20140 dan standar internasional (standar akreditasi JCI 2011), maka diperlukan waktu dan strategi tertentu guna mewujudkan puskesmas kecamatan Kramat jati menjadi rumah sakit kelas D.

This focus of this study is about the preparedness of a district health centers in Jakarta which will converted into a hospital function class D to meet the needs of inpatient ward three classes which often can not be met by existing hospital in Jakarta, especially after the enactment of Healthy Jakarta Card (KJS) since November 2011, followed by the enactment of national Health Insurance (JKN) since January 2014. the study was conducted by means of a combination of quantitative and qualitative research, which is the primary research conducted quantitative research with cross sectional descriptive and qualitative research comes to support research kuantutatif.
The results showed that Kramat Jati district health center is not ready to be a general hospital grade D yet, by two research instruments that were obtained from the national standard (Permenkes 56/20140 and international standards (JCI accreditation standards, 2011), it takes time and a certain strategy in order to make a change Kramat Jati district helath center in to general hospital grade D."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42806
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Shobirin
"Keterlambatan pembayaran klaim Askeskin yang terjadi pada awal tahun 2007, telah memberikan dampak negatif terhadap cash flow Rumah Sakit Umum Daerah dan pelayanan bagi masyarakat miskin. Keterlambatan pembayaran klaim Askeskin terjadi selama 2 (dua) bulan, klaim yang seharusnya dibayar pada bulan Januari 2007 baru dibayarkan pada bulan Maret 2007.
Penyebab keterlambatan pembayaran klaim Askeskin adalah karena adanya proses administrasi kesepakatan kerjasama I MoU (Memmy of Understanding) antara Departemen Kesehatan dengan PT Askes (Persero) di tingkat pusat dan juga proses administrasi kesepakatan ketjasama I MoU (Memory of Understanding) antara PT Askes (Persero) Cabang Cirebon dengan RSUD Gunung Jati Kota Cirebon.
Keterlambatan pembayaran klaim Askeskin tersebut sangat berpengaruh terhadap cash flow RSUD Gunung Jati Kota Cirebon sehingga RSUD Gunung Jati Kota Cirebon terpaksa mcnunda pembayaran kewajiban kepada pegawai dan pemasok serta mernangkas biaya pemeliharaan gedung I sarana dan prasarana. Upaya-upaya tersebut tentunya sangat berdampak terhadap kinerja pegawai dan ketersediaan supplies yang mempengaruhi pelayanan pasien peserta Askeskin di RSUD Gunung Jati kota Cirebon.
Siapkan dana yang cukup untuk mendanai pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, misalnya dengan mengalokasikan pendanaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin yang bersumber dari pajak produk yang bersifat destruktif seperti, rokok, minuman keras (alkohol) dan makanan cepat saji. Setelah tersedia dana yang cukup, buat aturan yang memuat sangsi bagi para pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan bagi rakyat miskin jika terjadi keterlambatan pembayaran klaim Askeskin."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32032
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifa Fauziyyah
"Pendahuluan: Terjadinya insiden keselamatan dalam pelayanan kesehatan masih menjadi isu global yang perlu diselesaikan. Diperkirakan sekitar 42,7 juta insiden di dunia setiap tahun yang mengakibatkan 23 juta DALYs hilang, dan 83% dari insiden dapat dicegah. Insiden keselamatan berhubungan dengan budaya keselamatan, dimana budaya keselamatan yang diterapkan dalam sebuah rumah sakit dapat meningkatkan atau menurunkan insiden keselamatan yang mungkin terjadi dalam pelayanan kesehatan. Rumah sakit harus menciptakan dan menerapkan budaya keselamatan pada setiap tingkat demi terciptanya pelayanan kesehatan yang aman dan berkualitas, dan untuk menjaga keselamatan pasien maupun staf rumah sakit. Metode: Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan penelusuran studi melalui database Pubmed, Scopus, ScienceDirect, Google Scholar, serta Garuda dan ditemukan 17 artikel dari tahun 2011-2021 yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil: Penelitian ini menemukan bahwa budaya keselamatan pasien di rumah sakit umum milik pemerintah masih rendah dan persepsi staf rumah sakit terkait budaya keselamatan masih perlu ditingkatkan. Dimensi budaya keselamatan dengan persepsi positif tertinggi adalah “teamwork within hospital units” dan “organizational learning–continuous improvement”, sedangkan “non punitive response to error” dan “staffing” memiliki respons positif terendah. Sebagian besar staf rumah sakit menilai tingkat keselamatan pasien di unit kerja “excellent/very good/acceptable” dan tidak melaporkan insiden sama sekali dalam satu tahun terakhir. Karakteristik staf serta karakteristik rumah sakit juga ditemukan memiliki hubungan dengan budaya keselamatan pasien.

Introduction: The occurrence of adverse events in healthcare services is still a global issue that needs to be resolved. It is estimated that around 42.7 million incidents worldwide each year result in 23 million lost DALYs, and 83% of incidents are preventable. Adverse events are related to safety culture, where the safety culture applied in a hospital can increase or decrease adverse events that may occur in healthcare services. Hospitals must develop and maintain a safety culture at all levels in order to provide safe and high-quality health care while also ensuring the safety of patients and hospital staffs. Methods: This study use a literature review method with study searches through Pubmed, Scopus, ScienceDirect, Google Scholar, and Garuda databases and found 17 articles from 2011-2021 that met the inclusion criteria. Results: This study found that the patient safety culture in public general hospitals is still low and the perception of hospital staff regarding safety still needs to be improved. The dimensions of safety culture with the highest positive perceptions are “teamwork in hospital units” and “organizational learning–continuous improvement”, while “non-punitive response to error” and “staffing” have the lowest positive responses. Most of the staffs rated patient safety in their work unit as “excellent/very good/acceptable” and did not report any events in the past year. Staff characteristics as well as hospital characteristics were also found linked with patient safety culture."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifa Fauziyyah
"Pendahuluan: Terjadinya insiden keselamatan dalam pelayanan kesehatan masih menjadi isu global yang perlu diselesaikan. Diperkirakan sekitar 42,7 juta insiden di dunia setiap tahun yang mengakibatkan 23 juta DALYs hilang, dan 83% dari insiden dapat dicegah. Insiden keselamatan berhubungan dengan budaya keselamatan, dimana budaya keselamatan yang diterapkan dalam sebuah rumah sakit dapat meningkatkan atau menurunkan insiden keselamatan yang mungkin terjadi dalam pelayanan kesehatan. Rumah sakit harus menciptakan dan menerapkan budaya keselamatan pada setiap tingkat demi terciptanya pelayanan kesehatan yang aman dan berkualitas, dan untuk menjaga keselamatan pasien maupun staf rumah sakit. Metode: Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan penelusuran studi melalui database Pubmed, Scopus, ScienceDirect, Google Scholar, serta Garuda dan ditemukan 17 artikel dari tahun 2011-2021 yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil: Penelitian ini menemukan bahwa budaya keselamatan pasien di rumah sakit umum milik pemerintah masih rendah dan persepsi staf rumah sakit terkait budaya keselamatan masih perlu ditingkatkan. Dimensi budaya keselamatan dengan persepsi positif tertinggi adalah “teamwork within hospital units” dan “organizational learning–continuous improvement”, sedangkan “non punitive response to error” dan “staffing” memiliki respons positif terendah. Sebagian besar staf rumah sakit menilai tingkat keselamatan pasien di unit kerja “excellent/very good/acceptable” dan tidak melaporkan insiden sama sekali dalam satu tahun terakhir. Karakteristik staf serta karakteristik rumah sakit juga ditemukan memiliki hubungan dengan budaya keselamatan pasien.

Introduction: The occurrence of adverse events in healthcare services is still a global issue that needs to be resolved. It is estimated that around 42.7 million incidents worldwide each year result in 23 million lost DALYs, and 83% of incidents are preventable. Adverse events are related to safety culture, where the safety culture applied in a hospital can increase or decrease adverse events that may occur in healthcare services. Hospitals must develop and maintain a safety culture at all levels in order to provide safe and high-quality health care while also ensuring the safety of patients and hospital staffs. Methods: This study use a literature review method with study searches through Pubmed, Scopus, ScienceDirect, Google Scholar, and Garuda databases and found 17 articles from 2011-2021 that met the inclusion criteria. Results: This study found that the patient safety culture in public general hospitals is still low and the perception of hospital staff regarding safety still needs to be improved. The dimensions of safety culture with the highest positive perceptions are “teamwork in hospital units” and “organizational learning–continuous improvement”, while “non-punitive response to error” and “staffing” have the lowest positive responses. Most of the staffs rated patient safety in their work unit as “excellent/very good/acceptable” and did not report any events in the past year. Staff characteristics as well as hospital characteristics were also found linked with patient safety culture."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>