Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9074 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sugiharto
Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), 2008
628.506 8 SUG d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiharto
Jakarta: UI-Press , 1987
628.506 8 SUG d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Unus Suriawiria
Bandung: Alumni, 2003
579 UNU m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nahampun, Hery Syamsius
"Skripsi ini membahas pelaksanaan prosedur tetap pengelolaan limbah cair RSUT Tangerang Tahun 2009 dilihat dari sisi kepatuhan petugas Instalasi Pengolahan Air Limbah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analitik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pengelolaan limbah cair Rumah Sakit Umum Tangerang telah berjalan dengan baik namun belum sepenuhnya maksimal. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan kinerja dan menjaga konsistensi perilaku kepatuhan petugas
Instalasi Pengolahan Air Limbah yaitu dengan mengintensifkan koordinasi antar petugas Instalasi Pengolahan Air Limbah saat, mengadakan diskusi antar petugas Instalasi Pengolahan Air Limbah, evaluasi di awal dan akhir pelaksanaan kegiatan pengelolaan limbah cair."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
A.M. Tris Hardiyanto
"Potensi industri telah memberikan sumbangan bagi perekonomian Indonesia melalui barang produk dan jasa yang dihasilkan, namun di sisi lain pertumbuhan industri telah menimbulkan masalah lingkungan yang cukup serius. Buangan air limbah industri mengakibatkan timbulnya pencemaran air sungai yang dapat merugikan masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai, seperti berkurangnya hasil produksi pertanian, menurunnya hasil tambak, maupun berkurangnya pemanfaatan air sungai oleh penduduk.
Seiring dengan makin tingginya kepedulian akan kelestarian sungai dan kepentingan menjaga keberlanjutan lingkungan dan dunia usaha maka muncul upaya industri untuk melakukan pengelolaan air limbah industrinya melalui perencanaan proses produksi yang efisien sehingga mampu meminimalkan limbah buangan industri dan upaya pengendalian pencemaran air limbah industrinya melalui penerapan instalasi pengolahan air limbah. Bagi industri yang terbiasa dengan memaksimalkan profit dan mengabaikan usaha pengelolaan limbah agaknya bertentangan dengan akal sehat mereka, karena mereka beranggapan bahwa menerapkan instalasi pengolahan air limbah berarti harus mengeluarkan biaya pembangunan dan biaya operasionai yang mahal. Di pihak lain timbul ketidakpercayaan masyarakat bahwa industri akan dan mampu melakukan pengelolaan limbah dengan sukarela mengingat banyaknya perusahaan di sepanjang aliran sungai Tapak yang membuang air limbahnya tanpa pengolahan. Sikap perusahaan yang hanya berorientasi ?profit motive" dan lemahnya penegakan peraturan terhadap pelanggaran pencemaran ini berakibat timbulnya kasus Tapak yaitu adanya tuntutan masyarakat Dusun Tapak (1991) yang hasilnya beberapa perusahaan pencemar mengganti kerugian kepada masyarakat Dusun Tapak.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Upaya pengelolaan lingkungan yang ditujukan untuk mencegah dan atau memperkecil dampak negatif yang dapat timbul dari kegiatan produksi dan jasa di berbagai sektor industri belum berjalan secara terencana.
2. Biaya pengolahan dan pembuangan limbah semakin mahal dan dana pembangunan, pemeliharaan fasilitas bangunan air limbah yang terbatas, menyebabkan perusahaan enggan menginvestasikan dananya untuk pencegahan kerusakan lingkungan, dan anggapan bahwa biaya untuk mebuat unit IPAL merupakan beban biaya yang besar yang dapat mengurangi keuntungan perusahaan.
3. Tingkat pencemaran baik kualitas maupun kuantitas semakin meningkat, akibat perkembangan penduduk dan ekonomi, termasuk industri di sepanjang sungai yang tidak melakukan pengelolaan air limbah industrinya secara optimal.
4. Perilaku sosial masyarakat dalam hubungan dengan industri memandang bahwa sumber pencemaran di sungai adalah berasal dari buangan industri akibatnya isu lingkungan sering dijadikan sumber konflik untuk melakukan tuntutan kepada industri berupa perbaikan lingkungan, pengendalian pencemaran, pengadaan sarana dan prasarana yang rusak akibat kegiatan industri.
5. Adanya Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air nomor 82 Tahun 2001, meliputi standar lingkungan, ambang batas pencemaran yang diperbolehkan, izin pembuangan limbah cair, penetapan sanksi administrasi maupun pidana belum dapat menggugah industri untuk melakukan pengelolaan air limbah.
Masalah yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah penerapan pengelolaan air limbah pada industri kurang optimal. Berdasarkan masalah diatas diajukan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut yaitu :
1.Apakah industri telah melakukan upaya minimisasi limbah untuk mengurangi dampak negatif yang timbul dari kegiatan produksi?
2. Faktor- faktor apa yang menyebabkan penerapan pengelolaan air limbah kurang optimal ?
3. Seberapa ]auh, biaya investasi, beban buangan air limbah, teknologi ipal, perilaku sosial masyarakat, dan peraturan pemerintah mempengaruhi penerapan IPAL?
Tujuan dari penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui usaha industri melakukan minimisasi air limbah industrinya.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pengelolaan air limbah tidak dilakukan dengan optimal.
3. Untuk mengetahui pengaruh investasi, beban buangan limbah, teknologi IPAL, perilaku sosial masyarakat industri dan peraturan pemerintah terhadap penerapan pengelolaan air limbah industri.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
Penerapan Installasi Pengolahan air limbah industri dipengaruhi oleh biaya investasi, beban buangan limbah, teknologi proses IPAL, sosial masyarakat dan peraturan pemerintah tentang pengelolaan lingkungan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa data yang sahih dan mampu memberikan masukan ilmiah maupun praktis yang dapat mendorong penerapan IPAL pada industri dan bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam mendukung penggunaan IPAL dan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan industri yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, wawancara, dan observasi langsung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dan berhasil dikumpulkan 35 perusahaan yang mengeluarkan air limbah. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode regresi berganda, korelasi berganda, analisis diskriptif dengan menggunakan tabel frekuensi. Variabel penelitian adalah penerapan pengolahan air limbah sebagai variabel terikat (Y), biaya IPAL (XI), beban buangan limbah cair (X2), teknologi IPAL (X3), sosial masyarakat (X4) dan peraturan pemerintah (X5) sebagai variabel bebas. Dari koefisien regresi yang didapat kemudian dilakukan uji F dan uji t.
Berdasarkan analisis deskriptif diperoleh hasil yang menyatakan bahwa dari 35 industri terdapat kelompok jenis industri pengolahan makanan dengan 11 perusahaan, industri kimia/farmasi 7 perusahaan, permesinan 6 perusahaan, tekstil 4 perusahaan, furniture 3 perusahaan dan kelompok jenis industri kemasan dan lain-lain masing masing 2 perusahaan, yang umumnya telah mengupayakan minimisasi air limbah pada proses produksinya melaiui optimalisasi proses (reduce 74,29%), pemakaian kembali sisa air proses produksi (reuse 8,57%), pemanfaatan kembali air limbah (recycle 8,57%) , melakukan pengambilan kembali air limbah (recovery 5,71%), sedangkan industri yang melakukan penerapan IPAL(42,85%) atau sebanyak 15 industri.
Hubungan fungsional antara variabel Y dan X didapat model persamaan regresi berganda Y= 9,132+ 0,935 Xi+ 0,694 X2 + 0.081X3+ 0.161X4 - 0,234 X5, diartikan bahwa fungsi penerapan IPAL dipengaruhi secara positif oleh biaya investasi, beban buangan air limbah, teknologi proses, sosial masyarakat dan peraturan pemerintah. Tanda koefisien negatif menunjukkan adanya hubungan negatif antara penerapan ipal dengan peraturan pemerintah yaitu semakin tinggi industri menerapkan ipal maka semakin rendah kontrol pemerintah terhadap industri yang menerapkan IPAL.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1. Terdapat 74,29 % industri dari 35 perusahaan yang memilih melakukan upaya minimisasi air limbah industrinya melalui optimalisasi pada proses produksi ( reduce) .
2. Faktor-faktor yang mendorong industri menerapkan instalasi pengolahan air limbah secara berturut turut adalah biaya investasi, beban buangan air limbah, sosial masyarakat industri, teknologi proses, peraturan pemerintah dibidang pengelolaan lingkungan.
3. Faktor-faktor tersebut secara bersama-sama, secara signifikan mempengaruhi penerapan IPAL. Hal ini dijelaskan oleh hasil uji F hitung sebesar 788,857 > dari F tabel 2,54 pada taraf signifikansi 5%.
Saran yang diberikan berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan adalah :
1. Sebaiknya industri dapat melakukan program minimisasi ke arah cleaner production yang terpadu dijalankan oleh semua bagian terkait baik itu produksi, enginering, maintenance, lingkungan, dan lainnya.
2. Bagi industri yang limbahnya belum memenuhi baku mutu meskipun telah menerapkan minimisasi limbah perlu menerapkan ipal mengingat ipal merupakan aset perusahaan yang bermanfaat untuk mengurangi beban pencemaran dan untuk kelangsungan industri di masa depan.
3. Bagi industri yang menerapkan ipal dan memenuhi bakumutu buangan air limbah perlu diberikan penghargaan oleh Pemerintah.
4. Keterlibatan pemerintah, masyarakat, dan industri agar dalam mengelola daerah aliran sungai di sekitar daerah/kawasan industri ditata secara berkelanjutan melalui sistem pengelolaan bersama.

The Implementation of Industrial Waste Water Management (Study on The Implementation of WWTP in Tugurejo Sub-District, Semarang, Central Java)It goes without saying that industries have given a great contribution to the development of Indonesian economy. However, the industrial growth also causes a very serious problem to our environment. The industrial liquid waste has polluted rivers. It has damaged the lives of the community along the river. It has decreased agricultural products, fisheries, or prevented communities from making use of the rivers.
Recently, many industries have great concern to preserve rivers and to make the environment sustainable. They now start to manage their industrial wastewater. By planning an efficient process of production, they can minimize the industrial wastewater. They also control the industrial wastewater by installing wastewater processor in order to keep the environment safe and unpolluted.
Industries, which get used to obtaining maximum profit, tend to neglect any effort to manage industrial liquid waste properly. For such a kind of industrial management, the wastewater management process does not make any sense, because they think that the process will cost a lot of money. Besides, the community is also skeptical if the industries are able to manage their wastewater properly. In fact, many industries under study, which are mostly situated along the Tapak river, let their waste water flow into the river without any proper processing.
The irresponsible profit-oriented industries, which keep on polluting the environment, and the lack of law enforcement have provoked the community along the Tapak river to take legal actions against some industries which have caused pollution to their environment. In 1991, the community demanded compensation for the polluted environment.
Based on the above-mentioned background, this research project will identify the following problems:
(1) The environmental management, which prevents and reduces any negative impact of the industries, has not been properly implemented.
(2) The increasing cost of waste management process and the limited fund for the construction of liquid waste facilities discourage the industry management to invest their fund in preventing environmental damage. They also think that the cost to construct liquid waste management facilities (WWTP units) will reduce their profit.
(3) Due to the increasing number of population rate along the Tapak river, and the increasing number of industries (which do not manage their liquid waste, the quality and quantity of environmental pollution properly) have increased.
(4) The community believes that the contamination of the river is primarily caused by industrial wastewater. So they usually raise environmental issues to demand that the industries have to manage their environment and to reconstruct the damage facilities.
(5) The government decree No: 82 Tahun 2001, which regulates the management of water quality and water pollution, covers the environmental standard, tolerable degree of contamination, government license for waste water disposal, administrative and legal sanction. However, it is not strong enough to force the industries to manage their wastewater properly.
The problem to discuss in this research project is "The Implementation Of Inefficient Waste Water Management By The Industry". The above-mentioned problem raises the following questions:
1. Have the industries minimized wastewater to reduce the negative impact of production on the environment?
2. What factors cause the wastewater management to be inefficient?
3. Is the implementation of wastewater management influenced by operating cost, the toxic-load of wastewater, WWTP technology, social behavior of the community and government regulation?
The objectives of the research project are:
1. To observe how the industries minimize the wastewater in their process of production.
2. To find out various factors that cause the industries not to carry out the application of waste water management quite properly.
3. To find out the effect of investment, the toxic-load of wastewater, WWTP technology, social behavior of the community and government regulation on the application of waste water management.
4. To calculate the total cost of WWTP industry application.
The hypotheses proposed in the research project are:
The installation of industrial wastewater is affected by investment cost, toxic-load of wastewater, WWTP technology, social behavior of the community and government regulation.
This research project is expected to present valid data, which can be used as practical and scientific considerations by both the industries and the government authorities whenever they set up some policies on sustainable and environment-friendly industries.
The data were collected through questionnaires, interviews, and observation. Some 35-research sites were selected on the basis of purposive sampling. The accumulated data were analyzed in line with the multiple regression method, multiple correlation, descriptive analysis completed with tables of frequency. The research variables are codified as follow: the application of liquid waste is the dependent variable (Y), while the independent variables are WWTP cost (X1), toxic-load of waste water (X2), WWTP technology (X3) social behavior of the community), and government regulation (X5). Then, the available regression coefficient was treated with an F-test and t-test, respectively.
Data collected from questionnaires and interviews were analyzed. Based on the descriptive analysis, it can be deduced that among 35 industries, there are 11 food-processing industries, 7 chemical/pharmaceutical industries, 6 machinery industries, 4 textile industries, 3 furniture industries, 2 packaging industries, and 2 other industries. Generally, these industries have implemented the process of minimizing wastewater by making optimum use of the production process (the reduction is 74.29%), reusing water residue (reuse processing 8.57%), recycling the liquid waste (recycle 8.57%), recovering the wastewater (recovery 5.71%), while there are 15 industries that have implemented WWTP technology (42.85%).
The functional correlation between variable Y and X result in multiple equation regression model Y= 9.132 + 0.935 X1 + 0.694 X2 + 0.081 X3 + 0.161 X4 - 0.234 X5. It means that the function of WWTP application is positively influenced by investment cost, wastewater load, technological process, social factors, and government regulation. The negative coefficient symbol shows that there is negative correlation between WWTP application and government regulation: the government will likely reduce their control on the industries that have applied WWTP technology.
This research project concludes that:
1. 74.29% of the 35 industries choose to minimize their industrial wastewater by making optimum use of their production process, or using reduction process.
2. Some factors influencing the industries to apply the installation of liquid waste management are, among others: investment cost, load of wastewater disposal, technological process, community who lives near the industries, government regulation in environmental management.
3. The result of an F test calculation shows that 788.857 > from F table 2.54 at 5 % significant level. These factors significantly influence the application of WWTP.
From the discussion and conclusion presented above, the writer proposes that:
1. It is better that industries apply the minimization program to make an integrated cleaner production that is operated by all relevant divisions, such as: the division of production, engineering, maintenance, environment, finance, etc.
2. The industries, whose toxic waste water have not met the standards of quality control, need to apply WWTP, albeit they have implemented waste minimization process. The reason is that WWTP is the most beneficial asset for the industries to reduce pollution and to make the sustainable industries.
3. Industries, that have implemented IPAL and are able to meet the safety standards of wastewater, should be rewarded by the government.
4. The government, community and industries have to be involved in sustainable management of the riverbank area, which has to be organized on the basis of cooperation.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11807
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"One of the efforts foe water quality management is water pollution. The effort needs accurate water quality measurements which should be done by certified laboratories...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"EVALUASI BUDAYA KESELAMATAN UNTUK PRIORITISASI PENTINGNYA KARAKTERISTIK/ATRIBUT PADA INSTALASI NUKLIR DENGAN TEKNIK AHP (ANALYTIC HIERARCHY PROCESS)."
Jakarta: Pusat Teknologi Limbah Radioaktif Badan Tenaga Nuklir Nasional,
604 JTPL
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Obor Indonesia, 1989
628.445 8 MEM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Meri Ernahani
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara kompensasi dan motivasi terhadap produktifitas karyawan pada Perusahaan Daerah Pengelolaan Air Limbah di DKI Jakarta. Populasi adalah seluruh karyawan pada perusahaan tersebut yang berjumlah 124 responden. Tehnik pengumpulan data menggunakan data primer melalui angket/ kuisioner yang diberikan kepada masing-masing responden.
Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Program statistik SPSS. Uji korelasi yang digunakan untuk mengetahui ada dan tidaknya pengaruh antara variabel Y dan X. Dalam hal ini metode yang digunakan adalah Spearman Correlation Cool/den . Dan untuk menguji hipotesa tentang pengaruh hubungan antara variabel Y dan X maka digunakan analisis Wilcoxon.
Secara umum hasil penelitian ini menjelaskan bahwa kompensasi finansial mempunyai pengaruh yang paling dominan dibandingkan motivasi kerja terhadap produktifitas kerja karyawan di PD.PAL JAYA dan ternyata kompensasi punya pengaruh juga terhadap motivasi kerja karyawan. Dari hasil analisis terhadap kondisi keuangan pada PD PAL JAYA terlihat bahwa profitabilitas sangat dipengaruhi oleh produktifitas perusahaan dan produktifitas karyawan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pipi Pujiani
"Keberadaan air bersih yang semakin menurun dari segi jumlahnya di berbagai wilyah menyebabkan terbukanya kemungkinan untuk pemakaian sumber air alternatif selain sumber air baku yang selama ini dipakai. Sumber alternatif tersebut adalah air limbah domestik yang dihasilkan oleh setiap rumah tangga dan air hujan. Potensi hujan yang cukup besar di wilayah Bogor memberikan peluang untuk pemakaian air hujan tersebut sebagai salah satu alternatif sumber air baku air bersih. Jumlah air limbah yang dihasilkan dari rumah tangga yang berasal dari kegiatan pencucian, MCK dan kegiatan lainnya menghasilkan 70% air limbah dari konsumsi air bersih di setiap rumah tangga.
Pengelolaan air limbah dan air hujan merupakan suatu bentuk kepedulian terhadap pengelolaan sumber daya air, yang pada pelaksanaannya dibutuhkan suatu bentuk instalasi yang murah dari segi investasi, oprasional serta pemeliharaanya. Instalasi Air Limbah Domestik Ekologis adalah salah satu alternatif pengolahan air limbah dengan memanfaatkan sistem ekologis di alam untuk mengolah air limbah menjadi air yang dapat dimanfaatkan kembali.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui apakah PAL ekologis mampu mengolah campuran antara air hujan dan air limbah dengan baik, (2) Mengetahui apakah PAL Ekologis mampu menurunkan retribusi air limbah, (3) Mengetahui apakah air baku hasil pengolahan PAL Ekologis dapat diterima oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan kekurangan air.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: (1) PAL ekologis mampu mengolah campuran antara air hujan dan air limbah dengan baik, (2) PAL Ekologis mampu menurunkan retribusi air limbah, (3) Air baku hasil pengolahan PAL Ekologis dapat diterima oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan kekurangan air.
Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Bogor yaitu di Perumahan Bumi Indraprasta Bogor. Penelitian terdiri dari tiga objek penelitian yaitu: (1) Pembuatan instalasi pengolahan limbah ekologis dan melakukan pengolahan, (2) melakukan kajian biaya retribusi, (3) Menyebarkan kuesioner kepada masyarakat untuk mengetahui penerimaan masyarakat terhadap penggunaan kembali air limbah dan air hujan terolah.
Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah: (1) Untuk sistem pengolahan pada instalasi pengolahan air limbah ekologis variabelnya adalah paramater kualitas air yaitu: (a)Total COD, (b) BOD5 (tidak dilakukan analisis BOD pada influen gabungan air limbah dan air hujan dan influen campuran), (c)TSS, (d)Amonia, (e) Nitrat (khusus untuk data air limbah awal, dan tidak dilakukan pengambilan data Nitrat pada unit pengolahan, (f) Total Phosporus, (g)Total Coliform (hanya dilakukan pada kualitas awal air limbah dan kualitas awal air hujan). (2) Untuk aktifitas penyebaran kuesioner variabel-variabelnya adalah (a) Sikap masyarakat, (b) Ketentuan / regulasi serta informasi yang diterima oleh masyarakat, (c) Pengetahuan serta situasi dan kondisi yang tepat.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: Unit PAL ekologis hanya mampu menurunkan kadar pencemar 10%-51% dan kualitas air limbah yang terolah sedangkan pada air limbah campuran dengan air hujan mampu menurunkan kadar pencemar antara 20% - 80%. Jadi PAL ekologis dapat menghasilkan air olahan yang sesuai dengan kualitas air untuk irigasi dan penyiraman. Biaya pengolahan unit PAL ekologis ternyata dapat menurunkan biaya operasional dibandingkan dengan biaya pengolahan air limbah secara konvensional. Air olahan hasil PAL Ekologis belum dapat diterima oleh masyarakat untuk memenuhi kekurangan air bersih.
Berdasarkan temuan di atas maka diperlukan suatu penelitian lanjutan mengenai PAL ekologis sehingga air olahan yang dihasilkan oleh PAL ekologis sesuai dengan standar kinerja yang diharapkan. Kekurangan air bersih pada musim-musim tertentu pada wilayah studi tidak perlu memanfaatkan air olahan PAL ekologis. Kekurangan air bersih tersebut dapat diperoleh dari air hujan yang ditampung dalam setiap rumah, sedangkan air olahan PAL ekologis dapat dimanfaatlan untuk keperluan lain misalkan penyiraman taman kota dan penyiraman tanaman di setiap rumah tangga. Air hujan dapat dialirkan ke sumur resapan untuk memelihara kapasitas air tanah. Kekurangan air juga diatasi dengan memanfaatkan air tanah yang tersedia.
Jika nantinya PAL ekologis tersebut diimplementasikan maka pihak pengelola PAL ekologis dapat melakukan studi kelayakan pemanfaatan air olahan PAL ekologis sebagai air untuk penyiraman taman kota maupun penyiraman tanaman di rumah-rumah yang memerlukan. Apabila ingin mensosialisasikan penggunaan air limbah terolah maka masyarakat dan pemerintah daerah harus diberikan bukti nyata bahwa air yang terolah tersebut tidak berbahaya.

The Prospect of Ecological Domestic Wastewater Treatment (A Case Study: Of Water Resources Management Alternative in the Residential Settlement Bumi Indraprasta, Bogor)The fresh water quantity is decreasing on almost area, this leads to the possibility of the use of others alternative water resources. Alternative Water that can be used as raw water is domestic wastewater and rainwater. A big potential Rainwater quantity in Bogor area can give an opportunity for using the rainwater as fresh water. Domestic wastewater quantity can also be used as raw water for becoming treated water.
Domestic wastewater and rainwater management is one of the water resource concerns. The implementation its self needs a low cost investment, maintenance and operational. Ecological Domestic wastewater treatment is one of the alternatives for domestic wastewater treatment. This treatment uses the ecological nature ecological system for treating water, and so thus the treated water can be reused.
Purposes of this research are: (1) To find out that the Ecological domestic wastewater can treat the mix between rain water and domestic wastewater, (2) To find out that the Ecological domestic wastewater can reduce the wastewater retribution cost, (3) to find out that the treated water can be accepted by community to fulfill fresh water consumption.
Hypothesis on this research are: (1) Ecological domestic wastewater can treat water mix between rainwater and wastewater, (2) Ecological domestic wastewater system can reduce the retribution cost, (3) Treated water from ecological wastewater can be accepted by the community.
This research was implemented at Perumahan Bumi Indraprasta Bogor. There were three activities as follow: (1) Making a small scale ecological domestic wastewater and implement the treatment plant, (2) Making the cost analysis of Ecological domestic wastewater, (3) Distribute the questioner to local community for finding out the acceptance of reuse of wastewater and rainwater.
Variables that measured in this research were: (1), the variables for Ecological domestic wastewater are: (a) Total COD, (b) BOD5 (applicable only for domestic wastewater), (c)TSS, (d)Ammonia, (e) Nitrate (applicable only for preliminary data), (f) Total Phosphorus, (g)Total Coliform (applicable only for preliminary data). (2) The variables for questioner are (a) Community attitude, (b) the acceptance of the regulation / requirements.
The result of the experiment was: Ecological domestic wastewater can only reduce pollutants in between 10-51% of BOD and 11-45% of COD. The pollutants on the mix between waste water and rain water can be reduced in 20-80%. This kind of water can be used as irrigation water. The treatment cost for ecological PAL can be lower than conventional waste water treatment cost. All respondent gave the statement that they did not accept the treated water because of health guarantee of using reuse water.
Based on the above result, it still needs an effort for managing the domestic wastewater and rainwater so that the water resource can be used as raw water for fresh water. Choosing of the right technology that has a low cost of investment and operational is needed for anticipating the domestic wastewater pollution on the waterways/river. The use of treated rainwater and reuse of wastewater needs to be encouraged. Community should be informed about the wastewater management and it?s used.
The promotion of rainwater and of domestic wastewater reuse needs to be disseminated. Government should give their support for implementing the wastewater and rainwater reuse."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T 11371
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>