Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74156 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sansiviera Mediana Sari
"

Tesis ini berawal dari sebuah hipotesis yang mengatakan bahwa anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) mengalami gangguan bahasa secara semantik atau disebut sebagai defisit semantik.  Berdasarkan pengamatan awal  di sekolah Cahaya Didaktika yang mengamati dua anak ASD ringan berusia 16 dan 11 tahun disimpulkan bahwa dua anak ASD sudah memiliki konsep kata.  Data dari pengamatan awal tidak mencukupi untuk membuktikan hipotesis defisit semanti. Karena data awal tidak mencukupi untuk membuktikan hipotesis defisit semantik, tesis ini memperluas penyelidikan sebelumnya dengan tes pengetahuan leksikal breadth dan leksikal depth guna menjawab hipotesis defisit semantik.

 Rangkaian tes dilakukan yang terdiri atas tes pengetahuan leksikal breadth melalui tugas pemilihan leksikal dan tes pengetahuan leksikal depth melalui tugas definisi kata yang dilakukan terhadap dua anak ASD dan membandingkan dengan grup kontrol berusia sama dengan usia mental ASD yaitu 8 tahun dan 10 tahun. Stimulus terdiri atas 39 kata dan 39 pseudoword dengan kriteria pemerolehan leksikal anak usia 5 tahun, kelas kata verba dan nomina, dan bersuku kata dua. Data tersebut diolah dengan uji statistik Wilcoxon,  klasifikasi definisi kata dari  Hadley, Dickinson, Hirsh-Pasek, dan Golinkoff (2015) dan taksonomi semantik dari De Deyne dan Storms (2008). Berdasarkan dari hasil rangkaian tes pengetahuan leksikal breadth dan depth ditemukan bahwa anak ASD dalam penelitian ini  mengalami defisit semantik dengan ditandai pengetahuan leksikal breadth dan depth yang lemah.


This thesis started from the hypothesis that children with Autism Spectrum Disorder (ASD) suffers from semantic language disorder or semantic deficit. Based on preliminary observation conducted on two children with mild ASD studying at Cahaya Didaktika school (aged 16 and 11 years old), it is concluded that the children have word concepts. However, because data from the preliminary observation is not enough to prove the existence of semantic deficit, this thesis extends the previous investigation by utilizing the lexical breadth and depth tests.The tests comprise lexical knowledge breadth test through Lexical Decision Task and lexical knowledge depth test through word definition that are done by two mild ASD children and control groups matched on the mental age of the ASD children, which are 8 and 10 years old. The stimuli are 39 words with Age of Acquisition of 5 years old and 39 corresponding pseudowords, including verbs and nouns and having two syllables. Data are then analyzed statistically by and are classified according to the word definition classificationof Hadley, Dickinson, Hirsh-Pasek, and Golinkoff (2015) and De Deyne & Storms (2008) semantic taxonomy. The results demonstrate that children with ASD suffers from semantic deficit which are characterized by lack of breadth and depth their lexical knowledge."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T52647
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ami Pramesti Jewalani
"Penelitian ini mengkaji pengaruh kelas kata, terhadap akses leksikal penutur bahasa Indonesia dengan mengamati kasus tip-of-the-tongue. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan pengaruh kelas kata terhadap munculnya tip-of-the-tongue serta resolusinya pada penutur bahasa indonesia, menguraikan informasi sintaksis dan informasi leksikal lainnya yang terakses saat tip-of-the-tongue terjadi, serta memerinci posisi informasi sintaksis pada proses akses leksikal. Data diambil melalui eksperimen yang diikuti oleh 85 mahasiswa pascasarjana UI. Tip-of-the-tongue diinduksi menggunakan stimulus berbentuk definisi kata. Uji statistik X 2 dilakukan untuk melihat pengaruh kelas kata terhadap kemunculan dan resolusi tip-of-the-tongue. Transmission deficit hypothesis (Burke dkk., 1991) dan teori independent network (Caramazza, 1997) digunakan untuk menganalisis secara kualitatif data mengenai informasi sintaksis dan informasi leksikal lainnya termasuk kata alternatif. Ditemukan bahwa kelas kata tidak memiliki pengaruh terhadap kemunculan tip-of-the-tongue maupun resolusinya. Namun, informasi kelas kata secara signifikan dapat diketahui oleh partisipan yang mengalami tip- of-the-tongue. Selanjutnya, kata alternatif yang teringat memiliki kelas kata yang sama dengan kata target. Temuan-temuan tersebut mengindikasikan bahwa saat proses akses leksikal, sejalan dengan independent network theory, fitur sintaksis diakses secara terpisah dari fitur fonologis sehingga fitur sintaksis tidak memengaruhi kemunculan tip-of-the-tongue dan resolusinya, namun cukup memengaruhi penutur bahasa Indonesia untuk mengakses kata alternatif dengan kelas kata yang sama.
This study examines word categories influence towards Indonesian speakers lexical access by observing tip-of- the-tongue cases. It aims to convey the influence of word categories towards tip-of-the-tongue emergence and its resolution, to explain syntactic information and other lexical information accessed at the tip-of-the-tongue state, and to detail the position of syntactic information in lexical access process. The data was gained through experiment joined by 85 University of Indonesia postgrad students. Tip-of-the-tongue were induced using definition as the stimuli. Chi-square test was run to analyze the influence of word categories towards tip-of-the- tongue emergence and its resolution. Transmission deficit hypothesis (Burke, 1991) and Independent network theory (Caramazza, 1997) were used to qualitatively analyze the syntactic information and other lexical information including alternate words accessed. It is discovered that word categories don't influence tip-of-the- tongue emergence and its resolution. Nevertheless, target words' syntactic information is significantly accessed by participant. Moreover, the alternate word's categories emerged are mostly equal to the target word's. Those findings indicates that, in line with independent network theory, syntactic features are independently accessed from the access of phonological features. Therefore, syntactic features don't influence the tip-of-the-tongue emergence and its resolution, but enough to affect participants to access same category alternate words."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T52652
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hoboken: Wiley-Blackwell, 2016
415 LEX
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kroeger, Paul R.
"A comprehensive and accessible 2004 textbook on syntactic analysis, working within the 'Lexical Functional Grammar' framework."
New York: Cambridge University Press, 2006
415 KRO a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Analyzing syntax: a lexical-functional approach is a comprehensive and accessible textbook on syntactic analysis, designed for students of linguistics at advanced undergraduate or graduate level.Working within the ‘Lexical Functional Grammar’(LFG) approach, it provides students with a framework for analyzing and describing grammatical structure, using extensive examples from both European and non- European languages. As well as building on what linguists have learned about language in general, particular attention is paid to the unique features of individual languages. While its primary focus is on syntactic structure, the book also deals with aspects of meaning, function, and word structure that are directly relevant to syntax. Clearly organized into topics, this textbook is ideal for one-semester courses in syntax and grammatical analysis."
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2004
e20372255
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Lidia Kristri Afrilita
"Tesis ini mengkaji pengalaman Tip of the Tongue (ToT) pada penutur bahasa Indonesia dan pengaruh kompleksitas fonotaktik terhadap kejadian ToT, serta implikasinya terhadap model akses leksikal. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan menciptakan situasi yang memicu kemunculan ToT pada responden. Sumber data penelitian ini adalah kelompok kata berfonotaktik sederhana dan berfonotaktik kompleks yang diseleksi dari kata berfrekuensi rendah (F=5) pada korpus IndonesianWaC. Data penelitian ini adalah semua fitur generic recall yang muncul selama kejadian ToT dan urutan kemunculan tiap-tiap informasi tersebut. Data dianalisis dengan menggunakan prosedur analisis statistik, yaitu perhitungan frekuensi kemunculan, uji t satu sampel, dan uji korelasi Pearson.
Hasil analisis menjelaskan bahwa (1) fitur-fitur generic recall yang muncul pada ToT bahasa Indonesia adalah fitur relasi makna, definisi, dan memori episodik pada level konseptual; dan fitur segmen awal, segmen tengah, segmen akhir, jumlah suku kata, dan kemiripan fonologis pada level leksem; (2) variabel kompleksitas fonotaktik menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi probabilitas kejadian ToT; (3) model akses leksikal yang paling banyak muncul pada proses akses leksikal bahasa Indonesia adalah model serial; dan (4) kecenderungan kemunculan model serial terjadi pada kedua kelompok pola fonotaktik.

This research investigates Tip of the Tongue (ToT) experience amongst Indonesian speakers and the influence of phonotactics complexity towards ToT probability, and its implication towards lexical access model. This study applied experimental research design by creating a condition to trigger the occurence of ToT amongst the respondents. The source of data was a group of simple-phonotactics words and a group of complex-phonotactics words selected from low frequency words (F=5) found in IndonesianWaC corpus. The data of this research was all generic recall features and the order of information as mentioned by the respondents during lexical access process. The data was analyzed by applying statistical analysis procedures including frequency of occurence, t test one sample, dan Pearson correlation test.
The findings of this research indicated that (1) generic recall features found in Indonesian ToT include sense relation, definition, and episodic memory features on conceptual level; dan initial segment, middle segment, final segment, number of syllable, and phonological similarity features on lexeme level; (2) phonotactics complexity is one of the factors influencing the probability of ToT; (3) the most frequently occured lexical access model in Indonesian is serial model; and (4) the tendency towards serial model occurs in both phonotactics groups.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
T43482
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohanan, K.P.
Dordrecht: D. Reidel, 1986
BLD 439.31 MOH t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maulida Aristawati
"Analisis gangguan fonologi dan pengaruhnya terhadap penguraian kata pada anak Autism Spectrum Disorder (ASD; eg, Santoso, et al., 2017, Ningsih, 2015) masih jarang ditemukan dalam penelitian kebahasaan Indonesia. Tulisan ini bertujuan untuk membahas beberapa gangguan fonologis pada anak ASD dan keterampilan decoding mereka, terutama untuk kata-kata dengan konsonan bilabial. Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk menemukan metode atau strategi yang paling efektif yang dapat digunakan dalam mengajar anak ASD membaca teks. Selain itu, hasil tulisan ini juga dapat menjadi studi percontohan untuk mengetahui bagaimana anak ASD akan melafalkan konsonan bilabial dalam bahasa Inggris mengingat fonem konsonan bilabial dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris cukup mirip. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan tiga anak ASD berusia antara 14 dan 18 tahun dengan kondisi kecerdasan yang berbeda. Studi tersebut mengungkapkan bahwa peserta ASD tidak bisa mengucapkan semua fonem konsonan bilabial [p], [b], [m], dan [w] secara akurat dalam tugas pengulangan, dan masing-masing memiliki hambatan saat menyuarakannya. Proses decoding atipikal diklasifikasikan dalam tiga kondisi; membaca keseluruhan teks dengan font ukuran normal secara mandiri, membaca kata bilabial dengan font ukuran normal secara mandiri, dan membaca kata bilabial dengan font ukuran besar secara mandiri. Berdasarkan tingkat keberhasilan dalam pengucapan di tiga kondisi decoding, metode alternatif diusulkan dalam membantu membaca ASD untuk membacakan kata-kata; menggunakan kata-kata berukuran besar. Kesimpulannya, makalah ini mengakui kesulitan anak ASD dalam membunyikan fonem konsonan bilabial, proses fonologis yang terjadi pada mereka saat menyuarakan kata-kata, dan metode baru yang dapat digunakan dalam mengajar mereka membaca.

Phonological impairment analysis and its effects on word decoding in children with Autism Spectrum Disorder (ASD; e.g., Santoso, et al., 2017, Ningsih, 2015) is still rarely found in Indonesian linguistic research. This paper aims to discuss some phonological impairments in ASD children and their decoding skills, especially for words with bilabial consonants. Another purpose of this study is to discover the most effective method or strategy that can be used in teaching ASD children to read a text. Additionally, the result of this paper could also become a pilot study for knowing how ASD children would pronounce bilabial consonants in English considering that bilabial consonant phonemes in Indonesian and English are quite similar. The method used in this study is the qualitative method with three ASD children aged between 14 and 18 years old with different intelligence conditions. The study revealed that the ASD participants could not pronounce all the bilabial consonant phonemes [p], [b], [m], and [w] accurately in the repetition task, and each had her or his impediment while voicing them out. Atypical decoding processes were classified in three conditions; reading the whole text with a normal-size font independently, reading bilabial words with a normal-size font independently, and reading bilabial words with a big-size font independently. Based on the extent of the success in pronunciation across the three decoding conditions, an alternative method was proposed in assisting ASD reading to read out words; using big-size words. In conclusion, this paper acknowledges difficulty of ASD children in sounding the bilabial consonant phonemes, a phonological process that happens to them while voicing out the words, and a new method that can be used in teaching them reading."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Manullang, Lamria
"Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan secara luas penerjemahan unsur leksikal kebudayaan material bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dalam novel Absolute Power, Remember Me, dan Heart Beat serta terjemahannya Kekuasaan Absolut, Rumah Kenangan, dan Debar Hati, Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana unsur leksikal kebudayaan material bahasa Inggris diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif melalui kajian teks. Metode ini diterapkan dalam liga tahap, yaitu pengumpulan data, kiasifikasi data, dan analisis data. Penelitian ini merupakan penelitian terjemahan. Konsep padanan merupakan tumpuannya. Dalam penerjemahan unsur leksikai kebudayaan material bahasa Inggris ke bahasa Indonesia untuk konsep yang dikenal dalam budaya Indonesia ditemukan padanan leksikal harfiah, padanan leksikal tidak harfiah, padanan dengan hubungan leksikal sinonim, padanan dengan kata generik-spesifik, dan padanan figuratif. Untuk konsep unsur leksikal kebudayaan material bahasa Inggris yang tidak dikenal dalam budaya Indonesia ditemukan padanan dengan frasa deskriptif, padanan dengan kata generik yang dimodifikasi, padanan dengan kata BSu yang dimodifikasi, padanan dengan kata serapan, dan padanan substitusi kultural. Sebagai akibat peggunaan padanan tersebut terlihat adanya pergeseran bentuk, pergeseran makna, pengupayaan padanan kultural, dan pemberian konteks.

This study is aimed at discribing in general the translation of material culture lexical items of English into Indonesian in English? novels Absolute Power, Remember Me, and Heart Beat and the Indonesian translation versions Kekuasaan Absolute, Rumah Kenangan, and Debar Hati. The problem to be investigated is how the English material culture lexical items are translated into Indonesian. The descriptive method through text surveys is employed in this work. The method is applied in three stages, i.e. data collection, data classification, and data analysis. The result shows that in the translation of English material culture lexical items into Indonesian, the lexical equivalents when concepts are shared in Indonesian are literal lexical equivalents, nonliteral lexical equivalents, equivalence involving synonyms, generic-spesific equivalents, and figurative equivalents. The lexical equivalents when concepts of English material culture lexical items are unkonwn in Indonesian are descriptive phrases equivalents, equivalence by modifying a generic word, equivalence by modifying a source language word, eguivalence by loan word, equivalence by cultural substitute, and equivalence by underlining a source language word. There are four , i.e. transposition, modulation, cultural substitution, and Contextual conditioning from the concequences of the equivalents."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T4527
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Basiroh
"Kamus secara konvensional, berisi leksem yang didaftarkan dalam susunan alfabetis dan mengakibatkan berbagai jenis hubungan leksikal tidak seluruhnya tergambarkan secara sistematis. Padahal kamus yang komprehensif, yang mencerminkan keseluruhan kosakata suatu bahasa hanya akan tergambar secara utuh bila kamus itu memuat semua jenis hubungan leksikal secara sistematis. Ada jenis kamus yang berbeda dari yang konvensional itu. Kamus itu mendeskripsikan leksem dalam kesatuan konseptual lebih daripada alfabetis. Kamus seperti itu disebut tesaurus (Ullmann 1983:255). Tesaurus yang terkenal dan yang dapat dianggap salah satu pelopor itu adalah Roget's International Thesaurus. Dalam buku itu kata dan rasa bahasa Inggris dikelompokkan menurut signifikasinya yang ditandainya. Roget membagi leksem dalam pengertian kehiponiman dan kuasi-kehiponiman ke dalam delapan kelas utama yaitu (1) hubungan abstrak (abstract relations); (2) ruang (space); (3) alam (physics) ; (4) materi, benda, unsur (matter) ; (5) daya cerap indera (sensation); (6) akal (intellect); (7) kemauan (volition); dan (8) daya cerap batin (affections) (Roget 1962:xiii-xx).
Kamus sebagai perekam kosakata umumnya disusun menurut abjad Kamus Besar Bahasa Indonesia yang secara kuantitatif memuat 63.000 lema masih memerlukan penanganan yang serius dalam hal kekomprehensifan dan kesistematisan hubungan makna di antara leksem-leksemnya (Rahim 1989; Suprana 1990). Bahkan kamus yang sengaja dibuat dengan memperhitungkan hubungan makna yaitu Kamus Sinonim Bahasa Indonesia (Harimurti 1989) masih perlu dibenahi karena tercampurnya hubungan makna hierarkis (kehiponiman, kemeroniman) dan hubungan makna simetris (kesinoniman). Misalnya, kata-kata melihat, celik, memandang, menengok, menengadah, menatap, menentang, meninjau, menilik, menonton, mengetahui, maklum, melawat dan menziarahi dinyatakan sebagai sinonim (Harimurti 1989:87). Dari daftar sinonim yang diberikan dapat kita lihat tiga kelompok yang terpisah sebagai "sinonim" melihat. Pertama melihat, celik. Kedua melihat, memandang, menengok, menengadah, menatap, menentang, meninjau, menilik, menonton, mengetahui, melawat, menziarahi. Ketiga melihat, maklum. Celik merupakan sinonim dari melihat. Hal ini dapat kita pertentangkan dengan buta. Memandang, menengok, menengadah, menatap, menentang, meninjau, menilik, menonton, melawat, menziarahi merupakan hiponim dari melihat. Walaupun begitu, sebetulnya ada pengelompokan berdasarkan komponen maknanya. Misalnya, melawat, menziarahi tentu saja dapat dipisahkan dari memandang dan menatap. Melawat, menziarahi berkomponen mendatangi sasaran, sedangkan memandang dan menatap ± mendatangi sasaran.
Maklum tidak dapat dikatakan mempunyai hubungan kesinoniman maupun kehiponiman dengan melihat. Bahkan dalam kata kepala maklum tidak terdapat kata melihat sebagai sinonimnya (Harimurti 1989:87)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>