Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10468 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adrina Vanyadhita
"ABSTRAK
Infeksi tuberkulosis merupakan permasalahan global terutama pada negara berkembang. Pada tahun 2013, setidaknya 9 juta populasi dunia menderita tuberkulosis dan 1,5 juta populasi meninggal karena tuberkulosis. Asosiasi antara tuberkulosis dan malnutrisi diantaranya adalah tuberkulosis dapat menyebabkan malnutrisi dan individu yang malnutisi rentan pada tuberkulosis. Oleh karena itu indeks massa tubuh (IMT) rutin diukur saat awal diagnosis dibuat.
"
Bandung : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran, 2016
616 UI-IJCHEST 3:4 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adrina Vanyadhita
Jakarta: Department of Internal Medicine. Faculty of Medicine Universitas Indonesia, 2016
616 UI-IJCHEST 3:4 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Faricy Yaddin
"ABSTRAK
Tuberkulosis Multidrug Resistant (TB MDR) merupakan suatu masalah dan menjadi tantangan yang paling besar terhadap program pencegahan dan pemberantasan TB dunia. Angka kesembuhan pada TB MDR relatif lebih rendah dengan terapi yang lebih sulit, mahal, dan lebih banyak efek samping. Konversi kultur sputum M. tuberculosis dalam 2 bulan pengobatan dapat digunakan sebagai indikator luaran terapi dan target pertama dalam terapi TB MDR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gabungan derajat positivita sputum basil tahan asam (BTA), adanya kavitas paru, malnutrisi, diabetes mellitus (DM), dan kebiasaan merokok dengan konversi kultur sputum M. tuberculosis dalam 2 bulan pengobatan. Metode penelitian ini adalah penelitian khusus-kontrol dengan mengambil data sekunder dari penderita yang didiagnosis TB MDR di Klinik TB MDR Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Hasan Sadikin pada periode April 2012 sampai dengan desember 2014. Kelompok kontrol adalah data pasien TB MDR yang mengalami konversi dalam 2 bulan pengobatan dan kelompok kasus adalah data pasien yang tidak mengalami konversi dalam 2 bulan pengobatan. Data analis dengan analisis univariat diikuti analisis multivariat regresi logistik. Hasilnya subjek penelitian berjumlah 190 orang, terbagi dalam kelompok kasus dan kontrol masing-masing 95 orang. Variabel bermakna pada analisis univariat adalah derajat positivitas sputum BTA, adanya kavitas paru, DM, dan malnutrisi. Analisis dilanjutkan dengan analisis multivariat regresi logistik dasn diperoleh hasil bahwa variabel yang berhubungan paling kuat dengan konversi kultut sputum BTA dalam 2 bulan pengobatan adalah derajat positivitas sputum BTA (Sputum BTA +1 p = 0,000, OR = 5,46; IK 95%:2,510-11, sputum BTA +2 p = 0,045, OR = 2.253; IK 95%: 1,017 - 4,989) dan adanya kavitas (p = 0,000, OR = 3,22; IK 95%: 1,61 - 6,45). Kesimpulannya derajat positivitas sputum BTA dan adanya kavitas memiliki hubungan yang paling kuat dengan konversi kultur sputum M. tuberculosis dalam 2 bulan pengobatan pada pasien TB MDR. "
Jakarta: Departement of Internal Medicine. Faculty of Medicine Universitas Indonesia, 2016
616 UI-JCHEST 3:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zen Ahmad
"ABSTRAK
Multi Drug Resistant Tuberculosis (MDR TB) adalah tuberkulosis resisten obat yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis yang resisten terhadap ripamfisin dan isoniazid. Diagnosis MDR TB berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik, radiologis, pemeriksaan BTA dengan gene expert, dan kultur resistensi Mycobacterium Tuberculosis. Berikut ini dilaporkan seorang penderita, perempuan, 36 tahun dengan MDR TB yang telah mendapatka pengobatan fase intensif dan mengalami konversi tetapi pada fase lanjutan mengalami reversi. Kasus ini perlu mendapatkan diskusi untuk menetapkan apakah pengobatan MDR TB akan dilanjutkan atau distop, karena dianggap pengobatan yang gagal. "
Jakarta: Departement of Internal Medicine. Faculty of Medicine Universitas Indonesia, 2016
616 UI-JCHEST 3:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
""This book opens with a comprehensive overview of the scientific basis of lung function in health and disease. It then provides detailed coverage of the broad array of diseases and disorders affecting the respiratory system, including obstructive and restrictive diseases, pulmonary vascular disorders, sleep-disordered breathing, lung neoplasms, respiratory infections, and respiratory failure, among others.""
New York : McGraw-Hill Education, 2015
616.24 FIS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Djuwita
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Glenda Clarissa Swandy
"ABSTRACT
Penelitian terkait infeksi odontogenik di Indonesia masih sangat sedikit. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil infeksi odontogenik di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo periode 1 Januari 2015 ndash; 31 Desember 2015. Penelitian ini merupakan studi deskriptif retrospektif dengan menggunakan data sekunder yang didapat dari rekam medik Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo. Analisis dilakukan pada 61 rekam medik kasus infeksi odontogenik. Profil infeksi odontogenik dilihat berdasarkan usia, jenis kelamin, dan elemen gigi penyebab. Mayoritas pasien berusia 52-61 tahun 19,67 dan berjenis kelamin perempuan 56 . Elemen gigi penyebab infeksi odontogenik terbanyak adalah gigi molar mandibular pertama kiri 16.

ABSTRACT
Study about number of odontogenic infections in Indonesia is rarely done. This research was aimed to know the profile of odontogenic infections in Dr. Ciptomangunkusumo General Hospital Patients on January 2015 ndash December 2015. This research was a descriptive retrospective study from the medical records of Dr. Ciptomangunkusumo General Hospital Patients. 61 medical records were analyzed. Profile of odontogenic infections was analyzed concerning age, gender, and primary site of odontogenic infections. The majority of patients are in 52 61 age group 19,67 , and female were more involved than male 56 . The primary site of odontogenic infection is the first left mandibular molar 16."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Soh
"ABSTRAK
Banyak studiBanyak studi epidemiologi, klinis dan in vitro terakhir menunjukkan hubungan antara vitamin
D dengan tuberkulosis (TB) paru. Kadar 25-hidroksivitamin D (25(OH)D) yang rendah
berhubungan dengan penyakit TB paru aktif dan laten. Namun, sampai saat ini belum ada data
mengenai hubungan kadar 25(OH)D dan status vitamin D dengan derajat lesi TB paru. Tujuan
penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan hubungan antara proporsi status vitamin D dan
kadar 25(OH)D dengan derajat lesi TB paru ringan, sedang dan berat. Desain penelitian
potong lintang, terdiri dari 137 pasien TB paru terbagi menjadi kelompok derajat lesi TB paru
ringan, sedang dan berat masing-masing 46, 47 dan 44 pasien. Diagnosis TB paru
berdasarkan Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Derajat lesi TB paru dinilai secara radiologis berdasarkan klasifikasi dari National
Tuberculosis and Respiratory Disease Association, New York. Status vitamin D ditetapkan
menurut rekomendasi Holick. Pada ketiga kelompok dicatat data karakteristik subjek dan
dilakukan pemeriksaan 25(OH)D. Status vitamin D pada subjek penelitian ini didapatkan
sebanyak 122(89,1%) defisiensi dan 15(10,9%) insufiensi vitamin D. Proporsi defisiensi dan
insufisiensi vitamin D kelompok TB paru ringan, sedang dan berat tidak didapatkan
perbedaan bermakna, masing-masing dengan 84,8% dan 15,2%; 91,5% dan 8,5%; 90,9% dan
9,1%. Kadar 25(OH)D kelompok TB paru ringan, sedang dan berat tidak berbeda bermakna,
masing-masing dengan rerata 12,96 (SB±5,83)ng/mL, 12,42 (SB±5,13)ng/mL, dan 11,29
(SB±5,61)ng/mL. Kami menyimpulkan status vitamin D dan kadar 25(OH)D tidak
berhubungan dengan derajat lesi TB paru. Proporsi defisiensi dan insufisiensi vitamin D
kelompok TB paru ringan, sedang dan berat tidak didapatkan perbedaan bermakna, masingmasing
dengan 84,8% dan 15,2%; 91,5% dan 8,5%; 90,9% dan 9,1%.

ABSTRACT
Most recent epidemiological, clinical and in vitro studies indicate that there is a the
relationship between vitamin D and pulmonary tuberculosis (TB). Low concentration of 25-
hydroxyvitamin D (25(OH)D) is associated with active and latent pulmonary TB disease.
Nevertheless, there is no data about the relationship between vitamin D status and
concentrations of 25(OH)D with severity of pulmonary TB. The aim of this study was to
obtain the relationship between proportions of vitamin D and concentrations 25(OH)D with
mild, moderate and severe degrees of pulmonary TB lesions. This was a cross-sectional study,
137 patients with pulmonary TB and 46, 47 and 44 patients each of mild, moderate and severe
degree of pulmonary TB lesions, respectively. Diagnosis of pulmonary TB was based on
National Tuberculosis Control Guideline, Ministry of Health of the Republic of Indonesia.
The degree of pulmonary TB lesion was radiologically assessed based on classifications of the
National Tuberculosis and Respiratory Disease Association, New York. Vitamin D status was
defined according to Holick recommendations. Baseline characteristics of subjects were
recorded and 25(OH)D concentrations were measured in subjects of each groups. Vitamin D
status of the subjects were 122 (89.1%) deficiency and 15 (10.9%) insufficiency of vitamin D.
The proportions of vitamin D deficiency and insufficiency at mild, moderate and severe
degree of pulmonary TB lesions were also not significantly different, i.e. 84.8% and 15.2%,
91.5% and 8.5%, 90.9% and 9.1%, respectively. Concentrations of 25 (OH) D in each group
of mild, moderate and severe pulmonary TB lesions were not significantly different, with a
mean (SD) 12.96 (5.83)ng/mL, 12.42 (5.13)ng/mL, and 11.29 (5.61)ng/mL respectively. It is
concluded that vitamin D status and serum 25 (OH) D were not related to the degree of
pulmonary TB lesion. The proportion of vitamin D deficiency and insufficiency at mild,
moderate and severe degree of pulmonary TB lesions were also not significantly different, i.e.
84.8% and 15.2%, 91.5% and 8.5%, 90.9% and 9.1%, respectively."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rahayu Yulianti
"Tujuan: Mendeteksi perubahan kerusakan saraf optik pada penderita TB paru yang diterapi dengan Etambutol setelah diberikan suplementasi ion Zinc peroral.
Desain: Uji klinik eksperimental secara acak dan tersamar ganda.
Metode: duapuluh dua penderita tuberkulosis paru dengan anti tuberkulosis mendapatkan suplementasi 20 mg ion Zinc (kelompok perlakuan) begitupula duapuluh dua penderita tuberkulosis pare mendapatkan anti tuberkulosis dan plasebo (kelompok kontrol) satu kali sehari selama 4 minggu. Pemeriksaan P 100 [atensi VEP dilakukan pra dan paska suplementasi.
Hasil: Pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan bermakna pada variabel usia, jenis kelamin dan VEP awal. Sehingga kedua kelompok setara untuk dibandingkan. Sebesar 18 penderita (81,8%) pads kelompok kontrol dan hanya sebesar 5 penderita (22,7%) pada kelompok perlakuan mengalami perubahan nilai P 100 latensi abnormal (p< 0.05). Rerata perubahan nilai P 100 latensi abnormal pada kelompok perlakuan sebesar 4A5 + 1.18 msec dan pada kelompok kontrol sebesar 5.21 + 1.49 msec (p< 0.05).
Kesimpulan: VEP dapat mendeteksi neuropati optik subklinis sehingga dapat dipakai sebagai alat ukur memonitor efek toksik dari anti tuberkulosis. Suplementasi Ion Zinc mampu berperan sebagai neuroproteksi terhadap efek toksik Etambutol.

Treated with Etambutol and ion Zinc supplementation orally.
Design: Randomized, double blind experimental clinical trial.
Methods: Twenty two tuberculosis pulmonary patients treated with anti tuberculosis and 20 mg ion Zinc (subject group) while other twenty two patients were treated with anti tuberculosis and placebo (control group) once daily for 4 weeks. P 100 latency examination was done before and after the treatment.
Result: There were no significant difference on both groups in age,gender, and early VEP examination. Both groups can be compare statistically. Eighteen patients (81.8%) of the control group and only 5 patients (22.7%) of the subject group resulted abnormal changes on P 100 latency ( p< 0.05). In the subject group, the abnormal mean of P 100 latency was 4.15 + 118 msec and in the control group was 5.21 + 1.49 msec ( p<0.05).
Conclusion: VEP could be use to detect subclinic optic neuropathy in monitoring anti tuberculosis toxic effect. Ion Zinc supplementation could be use as neuroprotector to the Ethambutol toxic effect.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18174
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harris, William
New Delhi: SEARO, 2001
362.196 HAR n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>