Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118216 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ocky Jhon Gumilang Hidayat
"ABSTRAK
Perilaku inovatif merupakan hal yang penting untuk memastikan sebuah institusi dapat berjalan dengan efektif. Penelitian ini akan berfokus pada perilaku inovatif guru yang merupakan garda terdepan dalam institusi pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah kreativitas dan teachers self-efficacy dapat memprediksi perilaku inovatif guru. Instrumen yang digunakan adalah Innovative Work Behavior untuk mengukur perilaku inovatif guru, Runco Ideational untuk mengukur kreativitas, dan Teacher Self Efficacy Scale untuk mengukur efikasi diri guru. Penelitian ini melibatkan 230 guru sekolah dasar di daerah Bogor, Depok, dan Jakarta. Analisis data menggunakan metode regresi berganda. Penelitian ini menemukan hanya kreativitas dapat memprediksi seluruh dimensi perilaku inovatif guru.
Perilaku inovatif merupakan hal yang penting untuk memastikan sebuah institusi dapat berjalan dengan efektif. Penelitian ini akan berfokus pada perilaku inovatif guru yang merupakan garda terdepan dalam institusi pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah kreativitas dan teachers self-efficacy dapat memprediksi perilaku inovatif guru. Instrumen yang digunakan adalah Innovative Work Behavior untuk mengukur perilaku inovatif guru, Runco Ideational Behavior Scale untuk mengukur kreativitas, dan Teacher Self Efficacy Scale untuk mengukur efikasi diri guru. Penelitian ini melibatkan 230 guru sekolah dasar di daerah Bogor, Depok, dan Jakarta. Analisis data menggunakan metode regresi berganda. Penelitian ini menemukan hanya kreativitas dapat memprediksi seluruh dimensi perilaku inovatif guru.

ABSTRACT
Innovative behavior is an important thing to ensure that an institution continues to run effectively. In this case, teachers also have an important role, considering that teachers pose as the front guard in educational institutions. This study was conducted to examine whether the variables of creativity and teachers self-efficacy predict the teachers innovative behavior. This study uses the IWB instrument to measure the innovative behavior of teachers, RIBS to measure creativity, and TSES to measure teachers self-efficacy. This study involved 230 elementary school teachers in the Bogor, Depok, and Jakarta areas which were analyzed by multiple regression methods. This study found that only creativity significantly predicts all dimensions of teachers innovative behavior.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Handayani Putri
"Perubahan metode pembelajaran menjadi PTM kembali pasca pandemi COVID-19 menjadi tantangan guru dalam mengajar secara efektif di kelas. Efektivitas guru menjadi hal penting sebagai evaluasi guru di sekolah untuk memajukan prestasi siswanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat peran efikasi diri guru dan kreativitas guru secara bersamaan terhadap efektivitas guru. Sebanyak 257 guru SMP/MTS yang mengajar di situasi PTM berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan alat ukur Teacher Effectiveness Scale untuk mengukur efektivitas guru (Kyriakides et al., 2002), lalu Teacher Self-efficacy Scale (TSES) untuk mengukur efikasi diri guru (Tshannen-Moran & Hoy, 2001) dan Runco Ideation Behavior Scale (RIBS) untuk mengukur kreativitas (Runco et al., 2001). Data penelitian dianalisis menggunakan teknik regresi linear berganda untuk menguji hipotesis penelitian. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat peran efikasi diri guru dan kreativitas guru secara bersamaan terhadap efektivitas guru selama PTM pasca pandemic sebesar 45.7%. Pada analisis tambahan ditemukan hubungan negatif antara usia dengan efektivitas guru. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pihak sekolah untuk membuat pelatihan untuk meningkatkan efikasi diri guru serta workshop untuk meningkatkan kreativitas.

Changing learning methods to PTM after pandemic COVID-19 situation is a challenge for teachers to teach effectively. Teacher effectiveness is important as an evaluation of teachers in schools to advance student achievement. This study aims to determine whether there is an influence of teacher self-efficacy and teacher creativity simultaneously on teacher effectiveness. A total of 257 SMP/MTS teachers in PTM situations participated in this study. This study uses the Teacher Effectiveness Scale to measure teacher effectiveness (Kyriakides et al., 2002), then the Teacher Self-efficacy Scale (TSES) to measure teacher self-efficacy (Tschannen-Moran & Hoy, 2001) and the Runco Ideation Behavior Scale (RIBS) to measure creativity (Runco et al., 2001). Research data were analyzed using multiple linear regression techniques to test the research hypothesis. This study found an effect of teacher self-efficacy and creativity simultaneously on teacher effectiveness of 45.7%. In the additional analysis, it was found a negative relationship was found between age and teacher effectiveness. The results of this study can provide benefits for schools to organize training to increase teacher self-efficacy as well as workshops to increase creativity"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Setiadi
"Pendidikan memegang peranan penting dalam mengembangkan kreativitas siswa. Iklim sekolah kreatif dan efikasi diri guru merupakan faktor utama yang dapat memengaruhi perkembangan kreativitas siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efikasi diri guru dalam memediasi iklim sekolah kreatif dan perilaku guru membina kreativitas pada siswa sekolah dasar. Penelitian dilakukan kepada 118 guru sekolah dasar di Jabodetabek. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah CFTI Scales (Soh, 2000), R-SLEQ (Johnson et al., 2007), dan I-TSES (Rahayu & Wangid, 2021). Hasil penelitian menunjukkan terdapat full mediation pada hubungan iklim sekolah kreatif dan perilaku guru membina kreativitas siswa yang dimediasi oleh efikasi diri guru. Hal ini menunjukkan bahwa iklim sekolah kreatif dapat memengaruhi perilaku guru membina kreativitas apabila dimediasi oleh efikasi diri guru. Implikasi dari penelitian menekankan bahwa sekolah harus membentuk iklim pembelajaran kreatif dan guru perlu memiliki efikasi diri yang baik agar dapat mengembangkan kreativitas siswa.

Education plays a vital role in developing students' creativity. Creative school climate and teacher self-efficacy are the main factors that can influence the development of student creativity. This study aims to determine the effect of teacher self-efficacy in mediating creative school climate and creativity fostering teacher behavior in elementary school students. The study was conducted on 118 elementary school teachers in Jabodetabek. The measuring instruments used in this study are CFTI Scales (Soh, 2000), R-SLEQ (Johnson et al., 2007), and I-TSES (Rahayu & Wangid, 2021). The results showed that there was full mediation in the relationship between creative school climate and creativity fostering teacher behavior mediated by teacher self-efficacy. This shows that creative school climate can creativity fostering teacher behavior when mediated by teacher self-efficacy. The implication of the study emphasizes that schools should establish a creative learning climate and teachers need to have good self-efficacy in order to develop students' creativity."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Bramantyo
"ABSTRAK
Sekolah Dasar merupakan pendidikan dasar wajib di Indonesia, sehingga para guru dituntut untuk berinovasi dalam pengajaran dan lingkungan kerjanya untuk mewujudkan perkembangan baru dan bermanfaat. Sebuah studi korelasional dilakukan untuk menguji apakah orientasi tujuan pembelajaran dan pengembangan profesional secara bersamaan memprediksi perilaku inovatif guru. Instrumen yang digunakan untuk mengukur perilaku inovatif guru adalah perilaku inovatif yang dikembangkan pertama kali oleh Messmann dan Mulder (2012) (α = 0,94), sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengukur orientasi tujuan pembelajaran adalah instrumen orientasi tujuan yang pertama kali dikembangkan oleh VandeWalle (1997). ). ) (α = 0,80). Peserta berjumlah 243 guru sekolah dasar di Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi. Analisis data menggunakan regresi berganda yang menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut secara bersamaan memprediksi perilaku inovatif guru. Secara khusus, semakin tinggi keinginan guru untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilannya, maka semakin tinggi pula kecenderungan guru untuk berperilaku inovatif. Temuan ini akan dibahas lebih lanjut.

ABSTRACT
Elementary school is compulsory basic education in Indonesia, so that teachers are required to innovate in their teaching and work environment to realize new and useful developments. A correlational study was conducted to test whether learning goal orientation and professional development simultaneously predict teacher innovative behavior. The instrument used to measure the teachers innovative behavior is the innovative behavior that was first developed by Messmann and Mulder (2012) (α = 0.94), while the instrument used to measure the orientation of learning goals is a goal orientation instrument first developed by VandeWalle ( 1997). ). ) (α = 0.80). Participants totaled 243 elementary school teachers in Jakarta, Bogor, Depok and Bekasi. The data analysis used multiple regression which showed that the two variables simultaneously predict the innovative behavior of teachers. In particular, the higher the desire of teachers to improve their competence and skills, the higher the tendency for teachers to behave innovatively. These findings will be discussed further."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Hasby
"Kompetensi sosial emosional merupakan salah satu kemampuan yang dibutuhkan oleh guru dalam menyiapkan siswa yang kompeten secara sosial emosional untuk menghadapi berbagai tantangan di abad 21. Dalam mengembangkan kompetensi sosial emosional pada guru, persepsi guru terhadap iklim sekolah dan tingkat efikasi diri guru menjadi faktor yang mendukung hal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mencari efek mediasi yang dimiliki oleh efikasi diri guru terhadap hubungan antara persepsi iklim sekolah dan kompetensi sosial emosional guru. Partisipan pada penelitian ini berjumlah 493 guru sekolah dasar di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan alat ukur Social Emotional Competencies-Teacher Rating Scale untuk mengukur kompetensi sosial emosional guru, Revised-School Level Enviromental Questionnaire untuk mengukur persepsi iklim sekolah, dan Teachers’ Sense of Efficacy Scale versi bahasa Indonesia untuk mengukur efikasi diri guru. Analisis regresi Hayes dilakukan terhadap penelitian ini dan ditemukan bahwa terdapat mediasi parsial untuk variabel efikasi diri guru terhadap hubungan persepsi iklim sekolah dan kompetensi sosial emosional guru pada dimensi teacher-student relationships dan emotion regulation. Hasil temuan ini membuktikan bahwa persepsi positif guru terhadap iklim sekolah dan efikasi diri guru berperan dalam meningkatkan kompetensi sosial emosional pada guru sekolah dasar.

Social-emotional competence is one of the abilities required by teachers to prepare students who are socially and emotionally competent to face various challenges in the 21st century. In developing social-emotional competence in teachers, teachers' perceptions of the school climate and the level of teacher self-efficacy become factors that support this. This study aims to find the mediating effect of teacher self-efficacy on the relationship between perceptions of the school climate and the social-emotional competence of teachers. The participants in this study were 493 elementary school teachers in Indonesia. This research is quantitative in nature, using the Social Emotional Competencies-Teacher Rating Scale (SECTRS) to measure teachers' social-emotional competence, the Revised-School Level Environmental Questionnaire (R-SLEQ) to measure perceptions of the school climate, and the Teachers’ Sense of Efficacy Scale in the Indonesian language (I-TSES) to measure teacher self-efficacy. Regression analysis, specifically Hayes' method, was applied to this research, and it was found that there is partial mediation for the variable of teacher self-efficacy in the relationship between perceptions of the school climate and teachers' social-emotional competence in the dimensions of teacher-student relationships and emotion regulation. These findings demonstrate that positive perceptions of the school climate and teacher self-efficacy play a role in enhancing social-emotional competence in elementary school teachers."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranindya Sarah Bestari
"Perubahan sistem pembelajaran dari tatap muka menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menyebabkan efektivitas guru menurun. Salah satu faktor yang memengaruhi efektivitas guru adalah perilaku kerja inovatif guru. Akan tetapi, penelitian terdahulu masih menunjukkan adanya inkonsistensi antara hubungan keduanya. Adaptabilitas dipilih sebagai variabel mediator. Perilaku kerja inovatif dapat memengaruhi adaptabilitas dan adaptabilitas dapat memengaruhi efektivitas guru. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran adaptabilitas sebagai mediator antara hubungan perilaku kerja inovatif dan efektivitas guru. Efektivitas guru diukur menggunakan Teacher Effectiveness Scale (TSE), perilaku kerja inovatif diukur menggunakan Skala Perilaku Kerja Inovatif, dan adaptabiltias diukur menggunakan The Adaptability Scale. Pengambilan data penelitian dilakukan menggunakan kuesioner daring dan cetak kepada guru SMA di wilayah Jabodetabek yang sedang menjalani Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Analisis data penelitian dilakukan dengan model regresi mediasi menggunakan program makro PROCESS oleh Hayes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adaptabilitas memediasi hubungan antara perilaku kerja inovatif dan efektivitas guru. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk meningkatkan perilaku kerja inovatifnya agar dapat meningkatkan adaptabilitas yang diikuti dengan peningkatan efektivitas guru.

The change in the learning system to distance learning causes teachers to lack effectiveness. One of the factors that predicted teacher effectiveness is innovative work behavior. However, the previous studies found an inconsistency between the relationship of innovative work behavior and teacher effectiveness. Adaptability was selected as the mediator variable. Innovative work behavior could predict adaptability and adaptability could predict teacher effectiveness. This study examines the role of adaptability as a mediator in the relationship between innovative work behavior and teacher effectiveness among senior high school teachers in the distance learning context. Teacher effectiveness was measured by Teacher Effectiveness Scale (TES), innovative work behavior was measured by Skala Perilaku Kerja Inovatif, and adaptability was measured by The Adaptability Scale. The respondents of this study are senior high school teachers in Jabodetabek area who were undergoing distance learning which acquired through an online and paper-based questionnaire. A regression mediation analysis model was conducted to test the study’s hypothesis using macro program PROCESS by Hayes. The result of the analysis shows that adaptability mediating the relationship between innovative work behavior and teacher effectiveness. Therefore, innovative work behavior is important to be possessed by teachers in order to improving teacher’s adaptability and eventually followed by the improvement of teacher effectiveness.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabiah Firdausiah
"Sekarang ini perusahaan membutuhkan karyawan dengan perilaku kerja inovatif, oleh karenanya sangat penting untuk mempersiapkan karyawan memiliki perilaku ini sejak mereka masih mahasiswa. Penelitian korelasional ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat hubungan antara efikasi diri kreatif dan perilaku kerja inovatif pada mahasiswa. Efikasi diri kreatif diukur dengan alat ukur yang dibuat oleh Tierney dan Farmer (2002). Perilaku kerja inovatif diukur dengan alat ukur yang dikembangkan oleh Janssen (2000) yang kemudian item-itemnya dimodifikasi agar sesuai dengan keadaan responden yaitu mahasiswa. Responden penelitian yang datanya dapat dianalisa berjumlah 539 mahasiswa jenjang sarjana S1 di Universitas Indonesia dan merupakan mahasiswa yang minimal sedang menempuh semester empat. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan menggunakan teknik statistik Pearson Correlation. Ditemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara efikasi diri kreatif dan perilaku kerja inovatif pada mahasiswa, r(538) = 0,67, p= 0,00 (p < 0,01, one-tailed). Effect size untuk analisis ini dapat dikatakan termasuk large effect karena r> 0,5. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi efikasi diri kreatif mahasiswa, maka semakin tinggi pula perilaku kerja inovatif mereka. Hasil ini dari penelitian ini bisa memberikan manfaat yaitu, menambah literatur tentang perilaku kerja inovatif pada mahasiswa dan memberikan masukan kepada pihak kampus untuk meningkatkan efikasi diri kreatif mahasiwanya agar perilaku kerja inovatifnya bisa meningkat pula, dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan program pelatihan.

Nowadays, companies need employees with innovative work behavior. Therefore, it is very important to prepare employees to have this behavior since they are still in college. This correlational research was then conducted to look at the relationship between creative self-efficacy and innovative work behavior among college students. Creative self-efficacy is measured by a measurement by Tierney and Farmer (2002). Innovative work behavior is measured by a measurement by Janssen (2000), the items were modified to correspond with the condition of college students. The data that can be analyzed were from 539 undergraduate students at Universitas Indonesia and were at least taking their fourth semester. This research is a quantitative study, using the Pearson Correlation statistical technique the researcher found that there is a positive and significant relationship between creative self-efficacy and innovative work behavior among college students, r(538) = 0.67, p= 0.00 (p<0.01, one-tailed). The effect size for this analysis can be included as a large effect, because r> 0.5. Thus, it can be said that the higher the students' creative self-efficacy, the higher their innovative work behavior. These results can provide benefits such as adding literature on innovative work behavior among college students and providing input for the universities to improve the students' creative self-efficacy so that their innovative work behavior can also improve, by joining extracurricular activities and training programs."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Ranny Wafiroh
"ABSTRAK
Penelitian korelasional ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara computer self-efficacy (CSE) dan penggunaan komputer oleh guru sekolah dasar. CSE didefinisikan sebagai keyakinan seseorang mengenai kapabilitasnya untuk menggunakan komputer (Compeau & Higgins, 1995), sedangkan penggunaan komputer didefinisikan sebagai frekuensi guru menggunakan komputer dalam bentuk preparation, professional e-mail, delivering instruction, accommodation, dan grading (Babell, Russell, & O?Dwyer, 2004). CSE diukur menggunakan alat ukur Computer Self-Efficacy milik Compeau & Higgins (1995) dan penggunaan komputer menggunakan alat ukur Teachers? Technology Use milik Babell, Russell, & O?Dwyer (2004). Data didapat dari 164 orang partisipan guru sekolah dasar di Jakarta, Bogor, dan Bekasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif signifikan antara CSE dan penggunaan komputer pada guru sekolah dasar (r = 0,486, p = 0,000, L.o.S. 0,01). Berdasar pada hasil penelitian, peneliti menyarankan pihak guru dan sekolah untuk mengupayakan peningkatan CSE guna meningkatkan penggunaan komputernya.

ABSTRACT
This correlational study was conducted to demonstrate the relationship between computer self-efficacy (CSE) and elementary school teachers? use of computer. CSE is defined as a judgement of one?s capability to use a computer (Compeau & Higgins, 1995) and teachers? use of computer is defined as the frequency of teachers? using computer in the form of preparation, professional e-mail, delivering instruction, accommodation, and grading (Babell, Russell, & O?Dwyer, 2004). CSE was measured by Computer Self-Efficacy Scale (Compeau & Higgins, 1995) and teachers? use of computer was measured by Teachers? Technology Use Scale (Babell, Russell, & O?Dwyer, 2004). Data was collected from 164 elementary school teachers in Jakarta, Bogor, and Bekasi. The main result shows that there is a significant positive correlation between computer self-efficacy and teachers? use of computer on elementary school teachers (r = 0,486, p = 0,000, L.o.S. 0,01). Based on the study result, it is suggested for teachers and schools to work on improving the CSE in order to increase the use of computers.
This correlational study was conducted to demonstrate the relationship between computer self-efficacy (CSE) and elementary school teachers? use of computer. CSE is defined as a judgement of one?s capability to use a computer (Compeau & Higgins, 1995) and teachers? use of computer is defined as the frequency of teachers? using computer in the form of preparation, professional e-mail, delivering instruction, accommodation, and grading (Babell, Russell, & O?Dwyer, 2004). CSE was measured by Computer Self-Efficacy Scale (Compeau & Higgins, 1995) and teachers? use of computer was measured by Teachers? Technology Use Scale (Babell, Russell, & O?Dwyer, 2004). Data was collected from 164 elementary school teachers in Jakarta, Bogor, and Bekasi. The main result shows that there is a significant positive correlation between computer self-efficacy and teachers? use of computer on elementary school teachers (r = 0,486, p = 0,000, L.o.S. 0,01). Based on the study result, it is suggested for teachers and schools to work on improving the CSE in order to increase the use of computers.
"
2015
S60107
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradita Sita Devi Normasari
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh efikasi guru pada perilaku berbagi pengetahuan dan menguji pengaruh interaksi efikasi guru dan kepercayaan interpersonal pada perilaku berbagi pengetahuan. Penelitian dilakukan pada 269 guru Sekolah Menengah Atas yang mengajar di wilayah Jakarta dan Bekasi dan telah mengajar selama lebih dari 1 (satu) tahun. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis moderasi dengan menggunakan PROCESS dari Hayess. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling. Perilaku berbagi pengetahuan diukur dengan menggunakan Skala Perilaku Berbagi Pengetahuan, efikasi guru diukur dengan Teacher's Sense of Efficacy Scale (TSES)-short form dan kepercayaan interpersonal diukur dengan Skala Kepercayaan Interpersonal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efikasi guru berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku berbagi pengetahuan, namu, kepercayaan interpersonal tidak berperan sebagai moderator antara efikasi guru dan perilaku berbagi pengetahuan.

This study aims to examine the effect of teacher efficacy on knowledge sharing behavior and examine the interaction effect of teacher efficacy and interpersonal trust on knowledge sharing behavior. The study was conducted on 269 high school teachers who taught in the Jakarta and Bekasi area and had taught for more than 1 (one) year. The analysis technique in this study uses moderation analysis using PROCESS from Hayess. The sampling technique in this study used accidental sampling. Knowledge sharing behavior is measured using the Knowledge Sharing Behavior Scale, teacher efficacy is measured by the Teacher's Sense of Efficacy Scale (TSES)-short form and interpersonal trust are measured by the Interpersonal Trust Scale. The results of this study indicate that teacher efficacy has a significant effect on knowledge sharing behavior, however, interpersonal trust does not act as a moderator between teacher efficacy and knowledge sharing behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Andiny
"Penelitian ini mencoba melihat perbedaan self-efficacy antara guru yang mengajar di SMA 'Plus' dengan guru yang mengajar di SMA Non 'Plus'. Partisipan dalam penelitian ini adalah guru-guru SMA 'Plus' dan guru-guru SMA non 'Plus' di DKI Jakarta. Pengambilan data dilakukan dengan kuesioner skala Likert. Kriteria partisipan dalam penelitian ini adalah guru tetap yang mengajar di SMA 'Plus' ataupun SMA non 'Plus', hanya mengajar satu mata pelajaran, dan telah mengajar lebih dari satu tahun. Partisipan yang berhasil didapatkan berjumlah 104, dengan rincian sebanyak 57 partisipan dari SMA 'Plus' dan 47 partisipan dari SMA Non 'Plus'.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan self-efficacy yang signifikan antara guru SMA 'Plus' dengan guru SMA non 'Plus'. Hal ini berarti dalam penelitian ini, tingkat self-efficacy guru tidak berbeda pada lingkungan mengajar yang berbeda. Saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya mencoba melihat perbedaan self-efficacy pada guru di lingkungan sekolah yang berbeda, selain SMA 'Plus' dan SMA Non 'Plus'."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
155.2 AND p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>