Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184576 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fildzah Dhira Lestari
"ABSTRAK
Kebocoran jaringan pipa distribusi air bersih dapat menimbulkan risiko keselamatan air bersih berupa kontaminasi air dan penyebaran penyakit melalui air. Sehingga dalam mendukung, mengevaluasi, dan meningkatkan manajemen keselamatan air pada jaringan pipa distribusi, digunakan metode pendekatan kuantitatif salah satunyaQuantitative Microbial Risk Assessment (QMRA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air bersih terutama parameter E. coli di jaringan pipa distribusi, menganalisis penilaian risiko keterpajanan E. coli O157:H7, mengidentifikasi risiko penilaian efek kesehatan dan menganalisis karakter risiko bakteri tersebut. Metode penelitian menggunakan metode QMRA, yaitu identifikasi bahaya, penilaian paparan, penilaian efek kesehatan dengan model Beta-Poisson, dan karakterisasi risiko. Tahap identifikasi bahaya menetapkan paparan E. coli O157:H7 berasal dari air PDAM, dimana jalur paparannya adalah unboiled water, dengan rute paparan melalui proses menelan akibat aktivitas pemakaian air PDAM sehari-hari. Terdapat dua tipe penggunaan air, yaitu penggunaan air secara langsung dari jaringan pipa distribusi dan air dialirkan menuju tangki air. Identifikasi bahaya dilakukan dengan pemeriksaan kualitas air pada jaringan pipa distibusi, bahwa hasil menunjukkan kualitas air telah memenuhi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492 Tahun 2010 untuk parameter fisik dan kimia. Namun untuk parameter biologis, konsentrasi E. colimaksimum ditemukan 49 MPN100 mL pada 1 responden (20) yang menggunakan tangki air. Penilaian paparan untuk menentukan dosis paparan akibat E. coli O157:H7 mendapatkan besarnya rata-rata kurang dari 0,01090,0026 organismeL dan 0,01440,0041 organismeL saat pemakaian air minimum dan maksimum. Dosis paparan meningkat pada responden yang menggunakan tangki air sebesar 946 dan 860 saat penggunaan air minimum dan maksimum. Tahap penilaian efek kesehatan menggunakan model Beta-Poisson dengan dan adalah 0,0571 dan 2,2183 mendapatkan bahwa rata-rata probabilitas infeksi harian pada jaringan pipa distribusi PDAM adalah kurang dari adalah 2,800x10-46,723x10-5 dan 3,698x10-41,046x10-4saat pemakaian air minimum dan maksimum. Bagi responden yang menggunakan tangki air, probabilitas infeksi harian meningkat sebesar 876 dan 785 saat penggunaan air minimum dan maksimum. Sehingga, pada tahap karakterisasi risiko, probabilitas infeksi tahunan adalah kurang dari 9,598x10-22,205x10-2 dan 1,236x10-13,127x10-2 saat pemakaian air minimum dan maksimum. Bagi responden pengguna tangki air, probabilitas infeksi tahunan meningkat sebesar 271 dan 204 saat penggunaan air minimum dan maksimum. Karena itu, evaluasi parameter fisik, kimia dan biologi perlu dilakukan berdasarkan waktu dan wilayah untuk meningkatkan performansi IPAB dan keselamatan konsumen.

ABSTRACT
Pipe leakage of clean water distribution network can cause clean water safety risks in the form of water contamination and waterborne disease. So that, in supporting, evaluating, and improving water safety management in distribution pipe network, a quantitative approach is used, which is Quantitative Microbial Risk Assessment (QMRA). This study aims to study the quality of clean water, especially E. coli in distribution pipe network; analyzing the exposure assessment of E. coli O157:H7, identification the risk of health effects assessment and analyzing the risk character. The research method uses QMRA method, namely hazard identification, exposure assessment, health effects assessment with Beta-Poisson model, and risk characterization. Hazard identification determines exposure of E. coli O157:H7 come from PDAM water, which the exposure path is unboiled water, with route of exposure through ingestion due to daily PDAM water usage activities. There are two types of water usage, its water usage directly from water distribution pipe and through water tank. Examining water quality carries out hazard identification, which water quality on the PDAM distribution pipe network has fulfilled the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia No. 492 in 2010 for physic and chemical parameter. However, in biologic parameter, the maximum E. coli concentration was found to be 49 MPN100 mL in 1 respondent (20), who used water tank. Exposure assessment determines the exposure dose of E. coli O157:H7 on clean water distribution pipe network with the averages of doses are less than 0,01090,0026 organismsL and less than 0,01440,0041 organismsL at minimum and maximum of water usage, respectively. The exposure dose increase when the respondent use water tank, its 946 and 860 at minimum and maximum water usage. Health effects assessment usingBeta-Poisson model with and are 0,0571 and 2,2183, respectively. The averages of daily probability of infection on clean water distribution pipe network in PDAM are less than 2,800x10-46,723x10-5 and less than 3,698x10-41,046x10-4 at minimum and maximum of water usage, respectively. Respondent, who use water tank, have increased the daily probability of infection to 876 and 785 at minimum and maximum water usage. So that, in risk characterization, the annual probability of infection are less than 9,598x10-22,205x10-2 and 1,236x10-13,127x10-2 at minimum and maximum of water usage, respectively. For respondent who use water tank, it has increased to 271 and 204 at minimum and maximum of water usage, respectively. Therefore, evaluation in physic, chemical, and biology parameters needs to be done based on time and region to improve WTP performance and consumer safety.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Fadhya Rahman
"Air tanah merupakan sumber air minum utama bagi 73,7% masyarakat Indonesia. Pencemaran tinja pada air tanah berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan manusia, di mana ditandai dengan ditemukannya bakteri E. coli dan Enterococci pada air tanah. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis konsentrasi E. coli dan Enterococci pada sampel air tanah di Kota Depok, serta menganalisis risiko kesehatan yang ditimbulkan akibat paparan mikroorganisme tersebut. Kandungan E. coli dan Enterococci pada air tanah diidentifikasi menggunakan kultur bakteri, sedangkan penilaian risiko menggunakan metode Quantitative Microbial Risk Assessment (QMRA). Hasil penelitian menunjukkan rata-rata konsentrasi E. coli dan Enterococci berkisar antara 0–1716,67 CFU/100 mL dan 0–266,67 CFU/100 mL, di mana hanya 1 dari 6 sampel yang memenuhi baku mutu kesehatan. Hasil uji korelasi menunjukkan terdapat hubungan yang berbanding terbalik antara konsentrasi bakteri pada air dengan jarak sumur terhadap pencemar (rEc= -0,142; rEn= -0,120) maupun dengan kedalaman sumur (rEc= -0,561; rEn= -0,896). Penilaian risiko menggunakan metode QMRA dilakukan menggunakan rasio E. coli O157:H7 serta Enterococcus faecalis dan Enterococcus faecium sebagai strain dan spesies yang paling umum dijumpai yang dapat menyebabkan penyakit diare pada manusia. Beban penyakit (DB) diare akibat E. coli dan Enterococci adalah sebesar 0,00137 DALY/orang/tahun, dan 0,000986–0,00109 DALY/orang/tahun, di mana nilai ini belum sesuai dengan health outcome target dari WHO untuk negara berkembang (0,0001 DALY/orang/tahun). Penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi air yang terkontaminasi bakteri E. coli dan Enterococci akibat tangki septik dan lindi dapat berbahaya bagi kesehatan. Sehingga perlu dilakukan intervensi, seperti perbaikan dan perawatan tangki septik sesuai SNI 2398:2017, peningkatan efektivitas praktik pengolahan air di rumah tangga, serta peningkatan manajemen lindi oleh TPA Cipayung Depok.

Groundwater is the main source of drinking water for 73.7% of Indonesian population. Fecal contamination in groundwater has the potential to cause adverse impacts on human health, which is characterized by the presence of E. coli and Enterococci in groundwater. This study was conducted to analyze the concentration of E. coli and Enterococci in groundwater samples in Depok City, and to analyze the health risks posed by exposure to these microorganisms. The concentration of E. coli and Enterococci in groundwater was identified using bacterial culture. While risk assessment was conducted using the Quantitative Microbial Risk Assessment (QMRA) method. The results showed that the average concentration of E. coli and Enterococci in groundwater samples ranged from 0-1716.67 CFU/100 mL and 0-266.67 CFU/100 mL, respectively, where only 1 of 6 samples met the health quality standards. The correlation test showed that there is an inversely proportional relationship between the concentration of bacteria in the water with the distance of the well to the pollutant (rEc = -0.142; rEn = -0.142) as well as with the depth of the well (rEc = -0.868; rEn = -0.904). Risk assessment using the QMRA method was conducted using the ratio of E. coli O157:H7 and Enterococcus faecalis and Enterococcus faecium as the most preavelent strains and species that can cause diarrheal disease in humans. The disease burden (DB) of diarrhea due to the exposure of E. coli and Enterococci were 0,00137 DALY/person/year and 0,000986–0,00109 DALY/person/year, respectively, which exceeded the WHO health outcome target for developing countries (0,0001 DALY/person/year). This study showed that consumption of water contaminated with E. coli and Enterococci from septic tanks and leacheate could be harmful to human health. Thus, interventions need to be taken, such as repairing and maintaining septic tanks as specified in SNI 2398:2017, increasing the effectivity of water treatment practices in households, and improving leachate management by TPA Cipayung Depok.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Syilvia Hatifah
"Penggunaan air untuk aktivitas manusia tersebut, kualitas air yang sesuai dengan baku mutu air minum merupakan hal yang harus dipenuhi. Bila air tanah dan air permukaan sudah tercemar, secara otomatis air dari sumber sumber pencemar seperti jamban, air limbah industri, kandang ternak, pembuangan sampah merembes ke dalam sumur mengikuti aliran air tanah yang berbentuk memusat ke arah sumber air yang dipakai untuk keperluan rumah tangga. Kebutuhan air bersih di Universitas Indonesia masih bergantung pada air tanah. Pemanfaatan air tanah sebagai sumber air di Universitas Indonesia sebagai sanitasi bagi mahasiswa dan civitas akademik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kualitas air tanah di seluruh fakultas di Universitas Indonesia dengan parameter nitrat (NO3-), mangan (Mn), pH, TDS, dan Escherichia Coli serta untuk mengetahui hubungan antara kualitas air tanah di seluruh fakultas di Universitas Indonesia yang diuji dengan jarak antar sumur, tangki septik, dan danau. Selain itu hasil akhir dari penelitian ini merupakan peta persebaran pencemaran kualitas air. Metode yang dilakukan untuk menguji kualitas air yaitu dengan SNI 6989.58:2008 tentang metoda pengambilan air tanah. Hasil analisis menunjukkan bahwa TDS tidak memiliki angka signifikan yang melebihi standar dibandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 32 Tahun 2017. Parameter lain, seperti pH, sampel yang memenuhi standar bakumu mutu sebesar 17,95%. Parameter mangan memiliki 44,87% sampel air tanah yang terkontaminasi dan Nitrat memiliki 11,54%. Parameter E.coli memiliki 23 titik sampel yang mencemari kualitas air (29,49%). Kesimpulannya, hasil akhir analisis statistik korelasi antara kualitas air dengan jarak antara septic tank dan sumur menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan. Peta identifikasi kualitas air tanah dilakukan menggunakan sistem informasi geografis (SIG) dengan metode interpolasi spasial. Hasil peta persebaran kualitas air tanah ini diharapkan menjadi acuan dan bahan pertimbangan bagi pihak pihak terkait di Universitas Indonesoadalam upaya pengelolaan kualitas air tanah.

The use of water for human activities, water quality in accordance with drinking water quality standards is something that must be met. If ground water and surface water have been polluted, automatically water from polluting sources such as latrines, industrial waste water, livestock pens, and garbage disposal seeps into the well following the flow of ground water in the form of a center towards the water source used for household purposes. The need for clean water at the University of Indonesia still depends on ground water. Utilization of groundwater as a water source at the University of Indonesia as sanitation for students and the academic community. The purpose of this study was to identify groundwater quality in all faculties at the University of Indonesia with parameters of nitrate, manganese, pH, TDS, and E. Coli and to determine the relationship between groundwater quality in all faculties at the University of Indonesia. tested by the distance between wells, septic tanks, and lakes. In addition, the final result of this study is a map of the distribution of water quality pollution. The method used to test the water quality is SNI 6989.58:2008. The results of the analysis show that the TDS does not have a significant number that exceeds the standard compared to the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia No.32 of 2017. Other parameters, such as pH, samples that meet your standard of quality are 17.95%. The manganese parameter has 44.87% of contaminated groundwater samples and nitrate has 11.54%. E.coli parameter has 23 sample points that pollute water quality (29.49%). In conclusion, the final result of statistikal analysis of the correlation between water quality and the distance between the septic tank and the well shows no significant relationship. The groundwater quality identification map was carried out using a geographic information system (GIS) with the spatial interpolation method. The results of this groundwater quality distribution map are expected to be a reference and consideration for relevant parties at the University of Indonesia in efforts to manage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Fauzea Ghaisani
"Pencemaran makanan akibat bakteri merupakan salah satu isu keamanan pangan yang penting untuk dikaji. Oleh sebab itu, peneliti ingin meneliti mengenai pencemaran bakteri Escherichia coli pada makanan yang paling berisiko untuk terjadinya pencemaran yaitu makanan dengan kategori tinggi protein dan tinggi air siap saji serta menghubungkannya dengan higiene sanitasi sebagai salah satu faktor risiko penyebab terjadinya pencemaran makanan.
Penelitian dilakukan di kampus mengingat masih minimnya perhatian terhadap pencemaran makanan dan banyak temuan kasus keracunan makanan yang terjadi pada spesifik wilayah kampus. Setelah dilakukan pengujian, di dapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara higiene perseorangan [OR 5,357 95 CI 1,589-18,062], higiene pengolahan makanan [OR 3,611 95 CI 1,109-11,763] dengan pencemaran makanan akibat bakteri Escherichia coli.
Dari hasil uji regresi logistik juga ditemukan bahwa faktor yang paling dominan terhadap kejadian pencemaran makanan akibat E.coli yang terjadi pada kampus X dengan adalah higiene perseorangan [OR 5,357 95 CI 1,589-18,062] dengan nilai p sebesar 0,007. Pada uji interaksi, tidak ditemukannya interaksi antar variabel independen.

Food contamination causes by bacteria is one of the issue in food safety matter. Thereby, researcher want to research on Escherichia coli bacteria contamination in food that has a high risk of contamination which are possess high level of protein and water content. Researcher want to associated it with hygiene sanitation as a one of the factors of the food contamination occurence.
This research was conducted inside university campus since this area has less concerns yet there are numerous of food intoxication cases specified in university areas.
The result from this research found that there were association between personal hygiene OR 5,357 95 CI 1,589 18,062, food preparation hygiene OR 3,611 95 CI 1,109 11,763 with food contamination cause by Escherichia coli. The outcome from regression logistic test found that the dominant factor influenced food contamination cause by Escherichia coli is personal hygiene with p value 0,007. Based on Moderated Regression Analysis MRA , there are no interaction between every independent variable.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tegar Rezavie Ramadhan
"Permintaan terhadap air minum dalam kemasan semakin meningkat. Hal ini menjadi masalah dengan ditemukannya kontaminasi fekal coli pada produk depot air minum isi ulang di Kota Depok. Walaupun demikian, penelitian yang ada belum meneliti bakteri indikator kontaminasi fekal manusia, Escherichia coli. Selain itu, faktorfaktor yang kemungkinan mempengaruhi kontaminasi juga belum diteliti. Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kontaminasi Escherichia coli di depot air minum isi ulang dan faktor yang kemungkinan berhubungan dengan terjadinya kontaminasi, yaitu higiene perorangan operator serta sanitasi lingkungan depot air minum. Penelitian yang dilakukan bersifat kuantitatif deskriptif dengan mengambil sampel sebanyak 21 depot di Kecamatan Pancoran Mas, Depok. Jumlah E. coli dienumerasi dengan teknik MPN. Sedangkan higiene perorangan dan sanitasi lingkungan dikuantifikasi dengan skoring. Hasil penelitian menemukan bahwa dari 21 depot yang diteliti ada dua depot (9.5%) terkontaminasi Escherichia coli. Depot yang terkontaminasi masing-masing terletak di wilayah kerja Puskesmas Cipayung dan Depok Jaya. Hasil observasi mengindikasikan bahwa sanitasi lingkungan kemungkinan lebih berpengaruh terhadap terjadinya kontaminasi pada air minum bila dibandingkan dengan higiene perorangan. Untuk itu peneliti menyarankan agar pengusaha melengkapi sarana dan prasarana sanitasi serta menjaga kebersihan DAMIU miliknya.

The demand of packaged water products is increasing. This create problems as the findings of fecal contamination on those water refilling station packaged water products is becoming often in Depok. Even so, the previous research have not examine human faecal bacteria indicator, Escherichia coli. Some more the factors that have influence to contaminate have not examine too. Therefore, this research is conducted to projects the Escherichia coli contamination on the products along with its risk, personal hygiene and environment sanitation. This is a quantitative descriptive research that acquires sample from 21 depot in Pancoran Mas Subdistrict, Depok. Quantity of E. coli was enumerated by MPN. Whereas personal hygiene and enviroment sanitation was quantified by scoring. Research detects the Escherichia coli contamination on two (9.5%) the sample products from 21 samples was taken. Contaminated depot reside in Puskesmas Cipayung and Depok Jaya working area. Observation indicate that environment sanitation have higher possibility to contaminate water product than personal hygiene. Therefore, researcher suggest to water refilling enterpriser for completing sanitation infrastructure and keep clean their the water refilling station.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anni Zahara Putri
"Air tanah dipandang sebagai salah satu sumber air baku yang sangat potensial dalam memenuhi kebutuhan air perorangan. Air tanah menjadi sumber air baku yang banyak dimanfaatkan sebagai air bersih dan air minum. Namun, pemanfaatan air tanah belum memenuhi standar air bersih yang aman sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 karena terjadinya penurunan kualitas air tanah. Penurunan kualitas air tanah dapat dipengaruhi oleh keberadaan sumber pencemar yang terlalu dekat dengan sumber air. Untuk mengetahui informasi terkait dengan kualitas air tanah, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air tanah di kawasan gedung non fakultas UI dengan menganalis hubungan jarak sumur sumber air dengan sumber pencemar septic tank dan danau, serta mengetahui peta persebaran kualitas air tanah. Sampel air tanah dikumpulkan dari 34 sumur bor dan dilakuan pengujian secara in situ terkait parameter pH dan TDS, sedangkan parameter nitrat, mangan dan E. coli menggunakan teknik standar di laboratorium. Hasil analisis menunjukkan sebanyak 73,53% titik lokasi penelitian dengan meneliti lima parameter kualitas air menunjukkan kualitas air tanahnya belum sesuai standar peraturan. Rata- rata kualitas air tanah pada gedung non fakultas adalah sebagai berikut: pH (6,36), TDS (91,86 mg/L), nitrat (4,20 mg/L), mangan (0,82 mg/L), dan E. coli (5,01 CFU/100ml). Berdasarkan analisis statistik chi-square, jarak sumur dengan danau tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap keseluruhan parameter kualitas air. Sedangkan jarak sumur dengan septic tank memiliki hubungan yang signifikan terhadap parameter E. coli, namun tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap parameter pH, TDS, nitrat, dan mangan. Peta persebaran yang telah dikerjakan dengan penerapan Sistem Informasi Geografis (SIG) menggunakan teknik interpolasi spasial menunjukkan bahwa persebaran kualitas air tanah pada kawasan Kampus UI termasuk kedalam kategori risiko pencemaran rendah dengan luasan 2,36 km2 (92,44 %) dan risiko pencemaran sedang dengan luasan 0,19 km2 (7,56 %).

Groundwater is seen as one of the most potential sources of raw water in meeting individual water needs. Groundwater is a source of raw water which is widely used as clean water and drinking water. However, the utilization of ground water has not met the standard of safe clean water in accordance with the Minister of Health Regulation Indonesia Number 32 of 2017 due to a decrease in groundwater quality. The decline in groundwater quality can be influenced by the presence of pollutant sources that are too close to water sources. To find out information related to groundwater quality, this study aims to determine the quality of groundwater in the area of non-faculty UI buildings by analyzing the relationship between the distance of water wells and the pollutant sources of septic tanks and lakes, as well as knowing the distribution map of groundwater quality. Groundwater samples were collected from 34 boreholes and tested directly in the field regarding pH and TDS parameters, while nitrate, manganese and E. coli parameters used standard laboratory techniques. The results of the analysis showed that 73.53% of the research location points by examining five water quality parameters showed that groundwater quality did not meet regulatory standards. The average groundwater quality in non-faculty buildings is as follows: pH (6.36), TDS (91.86 mg/L), nitrate (4.20 mg/L), manganese (0.82 mg/L), and E. coli (5.01 CFU/100ml). Based on the chi-square statistical analysis, the distance between the well and the lake does not have a significant relationship with all water quality parameters. While the distance between the well and the septic tank has a significant relationship to the parameters of E. coli, but does not have a significant relationship to the parameters of pH, TDS, nitrate, and manganese. The distribution map that has been done with the application of Geographic Information Systems (GIS) using spatial interpolation techniques shows that the distribution of groundwater quality in the UI Campus area is included in the category of low pollution risk with an area of 2.36 km2 (92.44%) and moderate pollution risk with an area of 0.19 km2 (7.56%)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anni Zahara Putri
"Air tanah dipandang sebagai salah satu sumber air baku yang sangat potensial dalam memenuhi kebutuhan air perorangan. Air tanah menjadi sumber air baku yang banyak dimanfaatkan sebagai air bersih dan air minum. Namun, pemanfaatan air tanah belum memenuhi standar air bersih yang aman sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 karena terjadinya penurunan kualitas air tanah. Penurunan kualitas air tanah dapat dipengaruhi oleh keberadaan sumber pencemar yang terlalu dekat dengan sumber air. Untuk mengetahui informasi terkait dengan kualitas air tanah, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air tanah di kawasan gedung non fakultas UI dengan menganalis hubungan jarak sumur sumber air dengan sumber pencemar septic tank dan danau, serta mengetahui peta persebaran kualitas air tanah. Sampel air tanah dikumpulkan dari 34 sumur bor dan dilakuan pengujian secara in situ terkait parameter pH dan TDS, sedangkan parameter nitrat, mangan dan E. coli menggunakan teknik standar di laboratorium. Hasil analisis menunjukkan sebanyak 73,53% titik lokasi penelitian dengan meneliti lima parameter kualitas air menunjukkan kualitas air tanahnya belum sesuai standar peraturan. Rata- rata kualitas air tanah pada gedung non fakultas adalah sebagai berikut: pH (6,36), TDS (91,86 mg/L), nitrat (4,20 mg/L), mangan (0,82 mg/L), dan E. coli (5,01 CFU/100ml). Berdasarkan analisis statistik chi-square, jarak sumur dengan danau tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap keseluruhan parameter kualitas air. Sedangkan jarak sumur dengan septic tank memiliki hubungan yang signifikan terhadap parameter E. coli, namun tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap parameter pH, TDS, nitrat, dan mangan. Peta persebaran yang telah dikerjakan dengan penerapan Sistem Informasi Geografis (SIG) menggunakan teknik interpolasi spasial menunjukkan bahwa persebaran kualitas air tanah pada kawasan Kampus UI termasuk kedalam kategori risiko pencemaran rendah dengan luasan 2,36 km2 (92,44 %) dan risiko pencemaran sedang dengan luasan 0,19 km2 (7,56 %).

Groundwater is seen as one of the most potential sources of raw water in meeting individual water needs. Groundwater is a source of raw water which is widely used as clean water and drinking water. However, the utilization of ground water has not met the standard of safe clean water in accordance with the Minister of Health Regulation Indonesia Number 32 of 2017 due to a decrease in groundwater quality. The decline in groundwater quality can be influenced by the presence of pollutant sources that are too close to water sources. To find out information related to groundwater quality, this study aims to determine the quality of groundwater in the area of non-faculty UI buildings by analyzing the relationship between the distance of water wells and the pollutant sources of septic tanks and lakes, as well as knowing the distribution map of groundwater quality. Groundwater samples were collected from 34 boreholes and tested directly in the field regarding pH and TDS parameters, while nitrate, manganese and E. coli parameters used standard laboratory techniques. The results of the analysis showed that 73.53% of the research location points by examining five water quality parameters showed that groundwater quality did not meet regulatory standards. The average groundwater quality in non-faculty buildings is as follows: pH (6.36), TDS (91.86 mg/L), nitrate (4.20 mg/L), manganese (0.82 mg/L), and E. coli (5.01 CFU/100ml). Based on the chi-square statistical analysis, the distance between the well and the lake does not have a significant relationship with all water quality parameters. While the distance between the well and the septic tank has a significant relationship to the parameters of E. coli, but does not have a significant relationship to the parameters of pH, TDS, nitrate, and manganese. The distribution map that has been done with the application of Geographic Information Systems (GIS) using spatial interpolation techniques shows that the distribution of groundwater quality in the UI Campus area is included in the category of low pollution risk with an area of 2.36 km2 (92.44%) and moderate pollution risk with an area of 0.19 km2 (7.56%). "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anynda Putri Assyifa
"Latar Belakang: Diare pada balita merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi suatu permasalahan di dunia, seperti Indonesia. Diare pada balita telah masuk ke dalam 10 besar penyakit terbanyak ditemukan dan dilayani di Kota Depok. Salah satu kecamatan yang berada di Kota Depok adalah Kecamatan Limo, dimana jumlah kasus diare yang dilayani mengalami peningkatan dari tahun 2019 dan 2020. Banyak sekali penyebab dari diare pada balita, salah satunya adalah mengonsumsi air minum isi ulang yang terkontaminasi oleh bakteri Escherichia coli. Selain itu juga, beberapa penelitian sebelumnya juga menghasilkan bahwa diare pada balita dapat disebabkan oleh faktor perilaku (perilaku cuci tangan, pemberian ASI eksklusif, dan kebiasaan membuang tinja balita) dan faktor lingkungan (jenis lantai rumah, kondisi jamban, dan kondisi tempat sampah).
Tujuan: Menganalisis hubungan antara kontaminasi Esherichia coli pada DAMIU (Depot Air Minum Isi Ulang) dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Limo, Kota Depok tahun 2021.
Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional yang telah dilakukan pada balita yang tinggal di Kecamatan Limo, yaitu sebanyak 180 balita.
Hasil: Terdapat hubungan yang signifikan antara kontaminasi E. coli pada DAMIU (p = 0,000; OR = 4,204), pemberian ASI eksklusif (p = 0,006; OR = 2,760), kebiasaan membuang tinja balita (p = 0,001; OR = 3,222), perilaku cuci tangan (p = 0,003; OR = 2,899), kondisi jamban (p = 0,013; OR = 2,879), dan kondisi tempat sampah (p = 0,002; OR = 3,080) dengan kejadian diare pada balita.

Background: diarrhea in children is one of communicable disease that still becoming a problem in the world, including Indonesia. Diarrhoea in children is a top 10 disease that has been found in Depok City. One of the sub-districts in Depok City is Limo, where has experienced increasing the number of children diarrhea cases from 2019 and 2020. There are plenty of causes of children diarrhoea, and one of them will be consuming an Escherichia coli contaminated refill drinking water. Furthermore, some of previous studies resulted that diarrhea in children can be caused by behavioral factors (such as hand-washing behavior, handling toddler’s faeces behavior, and exclusive breastfeeding behavior) and environmental factors (such as latrine condition, the types of house floor, and garbage condition).
Objective: To analyze the relation between Escherichia coli contamination in refill drinking water depot and children diarrhea age under 5 years old in Community Health Center of Limo Working Area, Depok City in 2021,
Methods: A quantitative study with cross-sectional design has been done to 180 children who lives in Sub-district Limo.
Results: There are significant relations between E. coli contamination in refill drinking water depot (p = 0,000; OR = 4,204), exclusive breastfeeding behavior (p = 0,006; OR = 2,760), handling toddler’s faeces behavior (p = 0,001; OR = 3,222), hand-washing behavior (p = 0,003; OR = 2,899), latrine condition (p = 0,013; OR = 2,879), and garbage condition (p = 0,002; OR = 3,080) to diarrhea in children.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Astrika Fardani
"Diare merupakan salah satu penyakit menular dengan peningkatan kasus kesakitan dan kematian yang signifikan, terutama pada golongan umur di bawah lima tahun. Jawa Barat memiliki kasus diare terbanyak di Indonesia, dimana dari 25 kota yang terdapat di Jawa Barat, Depok merupakan salah satu kota dengan kasus diare yang tinggi.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara Escherichia coli dalam air minum dan kondisi sarana sanitasi dasar dengan kejadian diare akut pada balita di wilayah kerja puskesmas Pancoran Mas, Depok, tahun 2012. Penelitian ini menggunakan disain studi case control dengan analisis multivariat. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan pemeriksaan laboratorium untuk sampel air minum.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan diare akut pada balita adalah Escherichia coli dalam air minum (p=0,023; OR=5,182), sarana air bersih (p=0,000; OR=16,421), saluran pembuangan air limbah (p=0,006; OR=6,088). Variabel sarana pembuangan sampah (p=0,950), sarana pembuangan tinja (p=0,487), perilaku cuci tangan (p=0,374), higiene sanitasi makanan dan minuman (p=0,320), dan tingkat pengetahuan (p=0,109) tidak berhubungan dengan diare akut.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara Escherichia coli dalam air minum, sarana air bersih, dan saluran pembuangan air limbah dengan diare akut pada balita di wilayah kerja puskesmas Pancoran Mas, Depok. Faktor risiko yang paling dominan menyebabkan diare akut pada balita adalah sarana air bersih.

Diarrhea is one of communicable disease which raising morbidity and mortality significantly, especially in underfive years children. West Java has highest cases of diarrhea in Indonesia, which is from 25 city in West Java, Depok has high cases of diarrhea.
This study aims to analyze association of Escherichia coli in drinking water and condition of basic sanitastion with underfive years children acute diarrhea in region of Puskesmas Pancoran Mas, Depok. This study use case control design, with multivariate analyze. The Information collected by interviews, observation, and laboratorium analyze of drinking water sample.
Result of this study show that Escherichia coli in drinking water (p=0,023; OR=5,182), clean water (p=0,000; OR=16,421), and waste disposal (p=0,006; OR=6,088) have association with underfive years children acute diarrhea. Whereas, rubbish disposal (p=0,950),disposal of feces (p=0,487), handwashing behavior (p=0,374), hygiene sanitation food and drink (p=0,320), and knowledge (p=0,109) have not association with underfive years children acute diarrhea.
Conclusion of this study is Escherichia coli in drinking water, clean water, and waste disposal has association with underfive years children acute diarrhea in region of Puskesmas Pancoran Mas, Depok. Main risk factor which causes underfive years children acute diarrhea is clean water.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45545
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Arsyina
"Air minum dapat secara langsung mempengaruhi kesehatan manusia. Sesuai peraturan, di dalam air minum tidak boleh ditemukan E.coli (0 CFU/100 mL). Kontaminasi E.coli dalam air minum dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya adalah faktor higiene sanitasi yang buruk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor higiene sanitasi yang dapat mempengaruhi kandungan E.coli dalam air minum rumah tangga. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Lokasi dari penelitian ini adalah 3 kecamatan di Kota Depok yaitu Kecamatan Sawangan, Bojongsari, dan Cipayung. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Agustus-September 2019 dengan total sampel 300 rumah tangga. Hasil uji laboratorium menunjukkan 174 (58%) sampel air minum rumah tangga mengandung E.coli. Hasil analisis statistik menunjukkan faktor sanitasi yang berhubungan secara signifikan dengan kandungan E.coli dalam air minum rumah tangga adalah tempat penyimpanan air minum (OR=2,60; CI 95%: 1,18-5,71) dan perilaku cuci tangan pakai sabun (OR=1,65; CI 95%: 1,04-2,62). Sedangkan faktor yang dominan mempengaruhi kandungan E.coli dalam air minum rumah tangga adalah tempat penyimpanan air minum.

Drinking water can directly affect human health. Based on the national and international standards, the drinking water cannot contain Escherichia coli (0 CFU/100 ml) at all. However, several factors contributing to E. coli contamination in drinking water, one of them being identified as poor sanitation hygiene. This study aimed to investigate the sanitation hygiene factors which can affect the E. coli content in the household drinking water. We used a cross-sectional study design to collect the data from three districts in the city of Depok, i.e., Sawangan, Bojongsari, and Cipayung. We gathered in total 300 household water samples during August-September 2019. The laboratory tests showed that 174 (58%) household water samples contained E. coli. We found two sanitation hygiene factors that significantly affected the E. coli content in the household drinking water, i.e., the water container condition (OR=2,60; CI 95%: 1,18-5,71) and the handwashing practice with soap (OR=1,65; CI 95%: 1,04-2,62). The most dominant sanitation hygiene factor contributed to the E. coli content in the household drinking water was the condition of the water container."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54042
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>