Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 72583 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Puspa Isnaeni Kahaya
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Scholastica Sekar Rinan Dyasti
"Karet alam merupakan salah satu komoditi besar di Indonesia. Penggunaan karet alam beragam, salah satunya adalah ban kendaraan. Pada ban, dibutuhkan karet yang memiliki kekakuan dan kekuatan yang baik. Untuk meningkatkan sifat tersebut dibutuhkan pengisi. Pengisi yang digunakan pada penelitian ini adalah serat sorgum. Serat sorgum bersifat polar sehingga tidak kompatibel dengan karet bersifat yang nonpolar. Digunakanlah coupling agent berbasis pati untuk meningkatkan kompatibilitas keduanya.
Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh coupling agent terhadap kompatibilitas karet alam dengan serat sorgum serta mengetahui komposisi serat sorgum dan coupling agent untuk menghasilkan komposit dengan kekuatan dan kekakuan yang paling baik. Variasi komposisi yang divariasikan adalah 0, 1, dan 2 phr coupling agent, serta 10, 20, dan 30 phr serat sorgum.
Karakteristik yang dilakukan adalah FT-IR, SEM, serta pengujian tarik menggunakan UTM. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan coupling agent dapat meningkatkan kompatibilitas karet alam dengan serat sorgum, serta komposisi untuk mendapatkan produk dengan kekuatan dan kekakuan tinggi adalah pada 10 phr serat sorgum dan 2 phr CA.

Natural rubber is one of the major commodities in Indonesia. The use of natural rubber varies, one of which is tires. Good stiffness and strength are the properties needed for tires. To improve these properties, fillers are needed. The fillers used in this study are sorghum fibers. Sorghum fiber has polar molecular structure, so it is not compatible with rubber which has nonpolar molecular structure. Starch-based coupling agent is used to improve the compatibility of sorghum fibers and natural rubber.
The purpose of this study is to see the effect of coupling agent on the compatibility of natural rubber with sorghum fiber and to know the composition of sorghum fibers and coupling agent to produce composites with the best tensile strength and stiffness. The variations in compositions used are 0, 1 and 2 phr of coupling agent; and 10, 20, and 30 phr of sorghum fibers.
The characteristics performed were FT-IR, SEM, and tensile testing using UTM. The test results show that the addition of CA improve the compatibility of natural rubber with sorghum fiber, and the composition to obtain products with high strength and stiffness is in 10 phr of sorghum fibers and 2 phr of coupling agent.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Ilham Rahmansyah
"Ban merupakan aplikasi dari penggunaan karet alam. Filler yang digunakan ban adalah carbon black. Tetapi untuk mendapatkan carbon black harus mengimpornya terlebih dahulu. Oleh karena itu digunakan alternatif lain yaitu menggunakan serat sorgum sebagai pengganti filler, tetapi serat sorgum memiliki sifat permukaan yang polar dan karet alam mempunyai sifat permukaan non-polar sehingga serat sorgum dengan karet alam tidak bisa berikatan. Karena itu untuk membuat produk komposit karet alam berpenguat serat sorgum dibutuhkan penambahan coupling agent. Coupling agent yang digunakan adalah coupling agent hasil sintesis lateks dengan pati.
Pada penelitian ini didapatkan dengan semakin banyaknya coupling agent berbasis pati yang ditambahkan maka kompatibilitas karet alam dengan serat sorgum semakin meningkat yang dilihat dari hasil FTIR dan SEM. Pada FTIR didapatkan bahwa semakin banyaknya gugus fungsi hidrogen yang didapatkan maka kompatibilitasnya semakin bagus, untuk SEM semakin banyak coupling agent berbasis pati yang ditambahkan maka semakin dikit celah dan fiber pullout pada permukaan komposit karet alam. Dengan semakin banyak penambahan serat sorgum dan coupling agent berbasis pati maka didapatkan sifat termal dari produk komposit karet alat-serat sorgum semakin bagus, pada penambahan serat sorgum sebesar 30 phr dan coupling agent berbasis pati sebesar 3 phr didapatkan temperatur degradasi maksimunya sebesar 374oC dan 377oC.

One of the application of natural rubber is tire. Filler that mostly in used for rubber is carbon black. However to obtain the carbon black it must be import from other country. Therefore there is alternative for filler that use sorgum fibers, but the sorgum fibers surface have polar surface and natural rubber have non-polar surface what makes their not compatible. To enhance the compatibility from natural rubber and sorgum fibers it need to add coupling agent. The coupling agent that use for enhance the compatibility is coupling agent synthetic from latex with starch.
In this experiment that composite rubber with more starch based coupling agent get better compatibility, which can be seen from FTIR and SEM. By the compability from natural rubber and sorgum fibers increase, it will be enhance the thermal properties from natural rubber with sorgum fibers reinforced composite.It shows with more sorgum fibers reinforced (30 phr) and starch based coupling agent (3 phr ) added, it get the highest temperature degradation with 374oC and 377oC.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharyanto
"Untuk meningkatkan devisa negara dari ekspor karet alam, perubahan pola permintaan konsumen, perkembangan struktur persaingan dan perubahan lingkungan perdagangan karet alam dunia perlu direspon melalui strategi perencanaan produksi yang tepat. Tujuan penelitian ini untuk menetapkan kombinasi produksi karet alam yang optimum dalam batasan-batasan yang dihadapai oleh perkebunan karet di Indonesia pada perode perencanaan dua tahun ke depan dan untuk mengetahui struktur persaingan yang mempengaruhi daya saing karet alam Indonesia. Metode programma linier digunakan untuk merencanakan kombinasi optimum produksi karet. Analisis struktur persaingan dan daya saing industri karet nasional dikaji dengan model Porter.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa potensi marjin laba pada kondisi optimum untuk perkebunan besar negara, perkebunan besar swasta, dun prosesor pengolah karet rakyat berturut-turut adalah 1.993 milyar, 1.802 milyar dan 13.113 milyar rupiah per tahun. Kombinasi produksi optimum untuk perkebunan besar negara adalah (ton/tahun): SIR 3CV(26.743), SIR 5 (15.320), RSS 1 {28.520), RSS 2( 1.769), RSS 3(320), lateks pekat (21. 237), SIR 10 (3.543) dan SIR 20 (55.062). Kombinasi produksi optimum untuk perkebunan besar swasta adalah (ton/tahun): SIR 3CV (26.196), SIR 5 (13.860), RSS 1(25.803), RSS 2(L601), RSS 3 (289), lateks pekat .(19.214), SIR 10 (3.209) dan SIR 20(49.778). Kombinasi produksi optimum untuk prosesor pengolah karet rakyat adalah (ton/tahun): SIR 10 (72.688) dan SIR 20 (940.612).
Berdasarkan analisis kelebihan/kekurangan pada kondisi optimum, kapasitas pabrik karet remah dari perkebunan besar negara maupun swasta yang berlebih disarankan untuk diefektifkan dengan cara mengolah kelebihan bahan baku yang berasal dari karet rakyat. Perkebunan besar negara dan swasta perlu mengurangi kelebihan bahan olah lateks. Untuk perkebunan karet rakyat, produksi bahan olah koagulum disarankan untuk dikurangi.
Hasil analisis persaingan diketahui bahwa pesaing yang perlu diwaspadai adalah industri ban global dan industri karet sintetik, pesaing lama dari Malaysia dan Thailand, dan pendatang baru potensial dari negara-negara Afrika seperti Pantai Gading, Nigeria, Liberia, dan Kamerun."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Knorr, K.E.
California: Stanford University Press, 1945
678.2 KNO w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Trisna Ulfatmi
"Sebagai produsen terbesar karet alam, Thailand, Indonesia dan Malaysia membentuk International Tripartite Rubber Council (ITRC) dengan tujuan untuk menjaga stabilisasi harga karet pada tingkat yang menguntungkan bagi petani. Dalam mencapai tujuannya, ITRC menggunakan skema Supply Management Scheme (SMS) yang merupakan cara pengendalian produksi karet alam melalui program peremajaan tanaman (replanting) dan pengaturan pembukaan lahan baru serta menggunakan skema Agreed Export Tonnage Scheme (AETS) untuk melakukan pembatasan kuota ekspor karet alam dari ketiga negara anggota.
Tesis ini bertujuan untuk menganalisa dampak kebijakan ITRC dalam mempengaruhi harga karet melalui pengendalian produksi dan ekspor karet alam. Pelaksanaan skema ITRC dipresentasikan sebagai dummy. Berdasarkan hasil penelitian, skema kebijakan ITRC berpengaruh terhadap ekspor dan harga di ketiga negara, namun tidak signifikan dalam mempengaruhi produksi karet alam di tiga negara.

The biggest producer of natural rubber, Thailand, Indonesia and Malaysia formed the International Tripartite Rubber Council (ITRC) in order to maintain the stabilization of natural rubber prices at a level that is remunerative for farmers. In achieving its objectives, ITRC using the scheme Supply Management Scheme (SMS) and Agreed Export Tonnage Scheme (AETS). SMS is a way of controlling the production of natural rubber through a program of replanting (replanting) and new planting. AETS is a quota restriction on exports of natural rubber from The third member countries.
The objective of this thesis is to analyze the impact of ITRC policy in influencing rubber price through control in production and export of natural rubber. ITRC implementation was presented as a dummy. Based on the research, ITRC's policy influencing export and price of natural rubber in three countries. But, in production side, there is no impact of ITRC's policy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T46073
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kayla Laraina Oriane
"Penelitian ini mengulas investasi Amerika Serikat di Hindia Belanda, khususnya dalam industri karet di Sumatra Timur, melalui United States Rubber Company (USRC) dan anak perusahaannya, Hollandsch-Amerikaansche Plantage Maatschappij. USRC memperkenalkan konsep welfare capitalism dalam operasinya di perkebunan karet, menyediakan fasilitas seperti perumahan, perawatan kesehatan, dan rekreasi bagi pekerjanya. Penelitian sebelumnya mengenai USRC kurang menekankan operasinya di Hindia Belanda dan tidak menyoroti sisi lain dari penggunaan etos manajemen tersebut. Dengan metode penelitian sejarah yang melibatkan heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi, serta mempertimbangkan tiga sudut pandang—Amerika Serikat, Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, dan masyarakat lokal—penelitian ini menganalisis dasar penerapan welfare capitalism dan awal investasi USRC, implementasi konsep, dan dampaknya pada berbagai aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Kedatangan dan inovasi bisnis karet di wilayah ini, bersama perkembangan menarik pada periode kemakmuran 1920-an, memberikan dampak signifikan pada berbagai aspek kehidupan masyarakat Sumatra Timur. Meskipun investasinya sukses, program welfare capitalism yang diterapkan tidak berhasil karena USRC lebih berfokus pada pencapaian keuntungan, ketidakcocokan antara konsep dengan budaya lokal, juga diwarnai kekurangan seperti kasus-kasus kekerasan dan kelalaian terhadap kebutuhan dasar pekerja sebagai manusia seutuhnya. Diharapkan penelitian ini memberikan kontribusi penting untuk pemahaman sejarah investasi dan kondisi buruh di Indonesia.

This research examines United States investments in the Dutch East Indies, particularly in the rubber industry in East Sumatra, through the United States Rubber Company (USRC) and its subsidiary, Hollandsch-Amerikaansche Plantage Maatschappij. USRC introduced the concept of welfare capitalism in its rubber plantations, providing facilities such as housing, healthcare, and recreational amenities for its workers. Previous research on USRC did not emphasize its operations in the Dutch East Indies and neglected other aspects of the application of this management ethos. Using a historical research method involving heuristics, source criticism, interpretation, and historiography, and considering three perspectives—United States, Dutch Colonial Government, and local communities—this study analyzes the basis for implementing welfare capitalism and the initial investments of USRC, the implementation of the concept, and its impact on various social, economic, and environmental aspects. The arrival and innovations in the rubber business in this region, along with its intriguing development during the prosperity of the 1920s, have significantly affected various aspects of life in East Sumatra. Despite its successful investments, the welfare capitalism program applied by USRC failed due to the company's focus on profit achievement, cultural mismatch, and shortcomings such as cases of violence and neglect of the basic needs of workers as human beings. It is hoped that this research will make a significant contribution to understanding the history of investments and labor conditions in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cambridge, UK: W. Heffer and Sons, 1952
678.09 HIS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bauer, P.T.
Cambridge, UK: Harvard University Press, 1948
338.476 78 BAU r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Phillips, Charles F.
Chapel Hill: University of North Carolina , 1963
338.476 PHI c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>