Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189030 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jesita Noor Sabila
"Imunisasi merupakan upaya untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi. Cakupan imunisasi dasar lengkap Indonesia mengalami penurunan tahun 2017 yaitu dari 91,58% menjadi 91,12%. Orang tua berperan dalam menentukan perawatan kesehatan anak termasuk mengenai imunisasi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi imunisasi anak yaitu sikap dan pengetahuan orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dan sikap orangtua dengan kelengkapan imunisasi dasar anak. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Jumlah sampel sebanyak 106 orangtua dari anak usia 1-5 tahun di kelurahan Tanjung Barat Jakarta Selatan. Hasil analisis bivariat menggunakan uji chi square menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan (p value 0,001) dan sikap (p value 0,004) orangtua dengan kelengkapan imunisasi dasar anak. Penelitian ini merekomendasikan untuk melakukan upaya peningkatan pengetahuan mengenai imunisasi dan mendorong sikap positif terhadap imunisasi untuk dapat meningkatkan cakupan imunisasi dasar anak.

Immunization is an effort to reduce morbidity, mortality and disability due to Immunization-Preventable Diseases. Indonesia's complete basic immunization coverage experienced a decline in 2017, from 91.58% to 91.12%. Parents have a role in determining child health care, including immunization. One of the factors that can influence children's immunization is the attitudes and knowledge of parents. This study aimed to identify the relationship between knowledge and attitudes of parents with the completeness of basic childhood immunizations. This study used a cross-sectional design with consecutive sampling type. The number of samples are 106 parents of children aged 1-5 years in the Tanjung Barat village of South Jakarta. The results of bivariate analysis using the chi square test showed that there is a relationship between parental knowledge (p value 0.001) and attitudes (p value 0.004) toward completeness of basic immunization of children This study recommends making efforts to increase knowledge about immunization and encourage positive attitudes towards immunization to be able to increase the coverage of basic immunization of children.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Perikani
"ABSTRACT
Anak usia 1-5 tahun atau biasa disebut Balita Bawah Lima Tahun memiliki sistem imun yang rendah dan cukup rentan terhadap serangan penyakit, oleh karena itu anak memerlukan serangkaian imunisasi untuk membangun kekebalan dasar pada tubuhnya. Adanya KLB Difteri dapat meningkatkan resiko balita mengalami kecacatan, kesakitan dan kematian. Pengetahuan ibu berperan penting dalam memenuhi kelengkapan imunisasi difteri sebagai tindakan pencegahan penyakit difteri, hal ini kaitannya dengan kepatuhan ibu. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kepatuhan imunisasi difteri anak usia 1-5 tahun. Desain penelitian cross sectional menggunakan metode convinience sampling. Sampel penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 1-5 tahun, jumlah sampel penelitian sebanyak 95 responden. Hasil analisa data menunjukan ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan kepatuhan imunisasi difteri anak usia 1-5 tahun p le; p = 0.001, =0.5. Tenaga kesehatan keperawatan dapat meningkatkan upaya preventif dan promosi kesehatan tentang imunisasi dan difteri agar kepatuhan terhadap imunisasi difteri dapat ditingkatkan.

ABSTRACT
Children aged 1 5 years or commonly called Toddlers Under Five Years have a low immune system and are quite susceptible to disease attacks, therefore children need a series of immunizations to build basic immunity in the body. The presence of Diphtheria Outbreak may increase the risk of todlers experiencing disability, illness and death. Mother 39 s knowledge plays an important role in fulfilling the completeness of diphtheria immunization as a preventive measure of diphtheria disease, this is related to mother 39 s compliance. The purpose of this study was to identify the relationship between mother 39 s knowledge level and compliance diphtheria immunization in children 1 5 years old. The research design used cross sectional with convinience sampling method. Sample in this research is a mother have children aged 1 5 years old, the number of research samples were 95 respondents. The result of data analysis showed that there was a correlation between mother 39 s knowledge level and diphtheria immunization of children 1 5 years old p le p 0.001, 0.5 Nursing health can improve preventive and health promotion about immunization and diphtheria, so that adherence to diphtheria immunization can be improved."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marisa Sasuwe
"Vaksinasi HPV memiliki efektivitas paling tinggi bila diberikan pada anak usia 9-12 tahun. Sejak tahun 2016 Indonesia menjadi satu dari sekian banyak negara yang memberlakukan program vaksinasi HPV berbasis sekolah (BIAS), dimana saat ini program ini masih terbatas di DKI Jakarta.Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa vaksinasi HPV berbasis sekolah memiliki angka cakupan paling tinggi. Namun, menurut data di Jakarta, vaksinasi HPV masih belum mencapai target cakupan 95%. Guru pembina UKS sebagai garda terdepan pelaksanaan vaksinasi HPV di sekolah berperan sanga penting dalam proses pengambilan keputusan orang tua untuk mengijinkan atau menolak pemberian vaksinasi bagi anak mereka. Guru adalah fasilitator yang akan berperan memfasilitasi orang tua dan petugas kesehatan dalam pelaksanaan vaksinasi HPV di sekolah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Kesiapan Guru Pembina UKS SD Sebagai Fasilitator Vaksinasi HPV Dalam Program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)  Di Jakarta Selatan menurut karakteristik jenis kelamin,umur, tingkat pendidikan, lama menjabat sebagai guru Pembina UKS dan riwayat pelatihan. Pengukuran kesiapan dilihat dalam enam dimensi yaitu peran, sikap, pengetahuan, kapasitas, kapabilitas dan tanggung jawab. Penelitian dilakukan pada 50 Guru pembina UKS SD di 10 Kecamatan Jakarta Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode cross sectional dan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Hasil Penelitian menunjukkan 52% Guru Pembina UKS di Jakarta Selatan memiliki kesiapan rendah dan 48% memiliki kesiapan tinggi dalam menjalankan tugas sebagai fasilitator vaksinasi HPV BIAS.  Dimensi pengetahuan merupakan dimensi kesiapan yang paling rendah, dengan 70% Guru pembina UKS memiliki pengetahuan kurang tentang vaksinasi HPV dan kanker serviks. Karakteristik Individu memiliki hubungan signifikan dengan kesiapan : umur (p= 0.036), lama menjabat (p=0.012) dan riwayat diklat ( p= 0.010). Sedangkan jenis kelamin (p=0.661) dan tingkat pendidikan (p=0.502) tidak ditemukan hubungan signifikan terhadap kesiapan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka pelatihan tentang vaksinasi HPV dalam BIAS bagi Guru pembina UKS merupakan hal yang paling penting untuk dilaksanakan dalam rangka mendukung kesiapan Guru Pembina UKS sebagai fasiliatator vaksinasi HPV BIAS di Jakarta Selatan.

HPV vaccination has the highest effectiveness when given to children aged 9-12 years. Since 2016 Indonesia has become one of few countries that has implemented a school-based HPV vaccination program (BIAS), which is currently limited to DKI Jakarta. Previous research has shown that school-based HPV vaccination has the highest coverage rates. However, according to data in Jakarta, HPV vaccination has not yet reached the 95% coverage target. UKS teachers as the frontline in implementing HPV vaccination in schools play an important role in the decision-making process of parents to allow or refuse vaccinations for their children. School Health Teacher is the facilitator who will play a role in facilitating parents and health workers in carrying out HPV vaccinations in schools.
This study aims to determine the Readiness Overview of Elementary School Health Teacher (UKS) as Facilitators of HPV Vaccination in the School Children Immunization Month Program (BIAS) in South Jakarta according to the characteristics of gender, age, level of education, length of time serving as a UKS Teacher and training history. Measurement of readiness is seen in six dimensions, namely roles, attitudes, knowledge, capacity, capabilities and responsibilities. The study was conducted on 50 UKS elementary school teachers in 10 sub-districts of South Jakarta. This research is a descriptive study with cross sectional method and uses a quantitative approach.
The results showed that 52% of UKS teachers in South Jakarta had low readiness and 48% had high readiness in carrying out their duties as facilitators of BIV HPV vaccination. The knowledge dimension is the lowest readiness dimension, with 70% of UKS teachers having less knowledge about HPV vaccination and cervical cancer. Individual characteristics have a significant relationship with readiness: age (p = 0.036), length of service (p = 0.012) and training history (p = 0.010). While gender (p = 0.661) and education level (p = 0.502) no significant relationship was found in readiness in this study. Based on the results of this study, the training on HPV vaccination in BIAS for UKS Teachers is the most important thing to do in order to support the readiness of the UKS Guidance Teacher as a facilitator for BIV HPV vaccination in South Jakarta.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T55049
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Wibisono
"Persentase kelurahan yang mencapai Universal Child Immunization (UCI) di pada tahun 2015 sudah 100%, namun demikian masih terdapat kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis determinan kepatuhan ibu dalam program imunisasi dasar lengkap di puskesmas kelurahan Pondok Labu Jakarta Selatan tahun 2017. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas kelurahan pondok labu bulan April - Juni 2017. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan simpel random sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan kuesioner pada 90 responden. Hasil penelitian ini menemukan sebanyak 63,3% ibu patuh pada program imunisasi. Hasil regresi logistik ganda menunjukkan persepsi manfaat sebagai determinan yang paling mempengaruhi kepatuhan ibu karena ibu yang mempersepsikan imunisasi dasar lengkap bermanfaat berpeluang 26,8 kali lebih patuh setelah dikontrol persepsi keparahan dan persepsi hambatan.

The percentage of urban village reaching Universal Child Immunization (UCI) in 2015 is 100%, but there are still cases of Immunizable Preventable Diseases (PD3I). The purpose of this study is to analyze the determinants of maternal obedience in the complete basic immunization program at Puskesmas Pondok Labu South Jakarta in 2017. The variables studied are age, education, knowledge, Perceived susceptibility, Perceived severity, Perceived benefits, Perceived barriers, family support and exposure information. This research was conducted in the working area of Puskesmas Pondok Labu Sauth Jakarta from April to June 2017. The research used cross sectional study design. Sampling was done by simple random sampling. Data collection was done through interview with questioner on 90 respondents. The results of this study found as many as 63.3% of obedient mothers in the immunization program. The result of multiple logistic regression shows the Perceived benefits as the determinant that most influence maternal compliance because the mother who perceives complete basic immunization is beneficial to have 26,8 times more compliance after controlled Perceived severity and Perceived barriers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48598
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Afriani
"Imunisasi merupakan upaya pencegahan primer yang sangat efektif untuk menghindari terjangkitnya penyakit infeksi pada anak. Belum ada data yang jelas mengenai cakupan Imunisasi dasar di Puskesmas dan Posyandu Kecamatan Beji Kota Depok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar anak serta pengelolaan vaksin di Puskesmas dan Posyandu Kecamatan Beji Kota Depok.
Metode penelitian Cross-sectional dengan sampel sebesar 140 orang tua anak umur lebih 9 bulan, alat pengumpul data adalah kuesioner dan KMS, data dikumpulkan pada bulan Desember 2012-Mei 2013. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-square dan analisis regresi logistic bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase terbesar orang tua adalah berumur <30 tahun, berpendidikan lanjutan, tidak bekerja, memiliki pengetahuan yang rendah mengenai imunisasi. Kelengkapan imunisasi dasar sebesar (82.9%), tidak lengkap terbesar pada imunisasi campak (15%). Faktor-faktor karakteristik orangtua yang diteliti menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna dengan kelengkapan imunisasi dasar anak. Pengelolaan vaksin di puskemas dan posyandu untuk penyimpanan setelah penggunaan vaksin di posyandu tidak dikembalikan ke Puskesmas, pencatatan dan pelaporan tidak dilakukan pada buku pencatatan sehingga besar kemungkinan tercecer atau hilang, penannggungjawab dan pengelola vaksin tidak dikerjanakan oleh Apoteker ataupun tenaga kefarmasian.

Immunization is an effective efforts to prevent vaccines preventable diseases. There is no clear data on the scope of the basic immunization in Beji public health care Depok. This study was to determine the related factors to the Complete of Basic Immunization on children and vaccine management at Beji public primary health care Depok.
Methods Cross-sectional study with a sample of 140 parents of children aged over 9 months, the data collection tool was a questionnaire and KMS, the data collected in December 2012-May 2013.
Data analysis was performed the largest percentage of respondents were aged <30 years, advanced education, it does not work, have a low knowledge about immunization. Completeness of basic immunization in chikdren (82.9%), incomplete biggest measles immunization (15%). With Chi-square test and logistic regression analysis of bivariate factors examined respondent characteristics there was no statisticacally significant correlation with the completeness of basic immunization in chikdren.Vaccine management for storage after use of vaccines in Posyandu not be returned to the Public Primary Health Care, recording and reporting is not done on the book of the records so that the possibility of scattered or lost, and the manager in charge of the vaccine was not done by a pharmacist or pharmacy personnel.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T36051
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Welem S. Tallutondok
"Imunisasi merupakan suatu pemberian kekebalan terhadap beberapa penyakit tertentu pada bayi, anak balita. Kegiatan ini diharapkan dapat menurunkan angka penyakit dan kematian karena Penyakit Yang Dapat Dicegah Imunisasi (PD3I). Kematian bayi yang tinggi dapat dicegah atau dikurangi, bilamana ibu-ibu mempnyai pengetahuan, sikap dan praktek sehubungan dengan imunisasi, gizi, KIA, pencegahan penyakit menular terutama ISPA dan Diare. Kurangnya pengertian ibu-ibu oleh karena pelaksanaan imunisasi tidak disertai dengan paksaan dan hanya bertumouh pada kesukarelaan ibu membawa anaknya ke tempat pelayanan imunisasi.
Timbul pertanyaan apakah paparan informasi kesehatan berhubungan dengan praktek imunisasi ibu balita dan ibu hamil. Jenis penelitian adalah Survey Analitik dengan pendekatan "cross sectional" untuk melihat hubungan antara paparan informasi dengan praktek imunisasi ibu balita dan ibu hamil. Lokasi penelitian di Propinsi Jawa Barat. Analisis Statistik dilakukan dengan Uji Regresi Logistik cara sederhana dan cara ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Paparan Informasi yang ada hubungan dengan praktek imunisasi ibu balita dan ibu hamil adalah : 1). Paparan informasi melalui Komunikasi Inter Personal yaitu terpapar informasi melalui penyuluhan yang dilakukan oleh Puskesmas/Posyandu, 2). Paparan Informasi melalui Media Massa yaitu informasi kesehatan yang diperoleh melalui koran, majalah, poster kesehatan, radio, dan TV, 3). Pendidikan ibu yaitu tingkat pendidikan responden; 4) pendidikan suami yaitu tingkat Pendidikan Suami responden; 5) Pekerjaan Suami yaitu pekerjaan utama suami responden.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variable Paparan Informasi melalui komunikasi inter personal dan media massa berhubungan secara bermakna dengan praktek imunisasi ibu balita dan ibu hamil. Untuk itu disarankan agar pemberian dan penyebaran informasi kesehatan melalui komunikasi inter personal dan media massa ditingkatkan dan jaringan penyuluhan diperluas pada kaum laki-laki (suami) sebagai penentu kebijakan dalam keluarga

Immunization is a provision of resistance against some certain infection diseases to babies, under five year old children. This is expected to decrease both mortality and morbidity of particular diseases. High infant mortality rate is likely to be reduced if mother of under five are given appropriate knowledge and developed positive attitude as well as good practice regarding Immunization, nutrition, mother and child health and prevention of contamination diseases such as acute respiratory infection and diarrhoea. Lack of knowledge on immunization program is partly do to voluntary nature of the program. It is not compulsion for every mother to bring her under five children to the service points.
The question arises whetter health exposure is related to Immunization practice among the mother of under five years children and pregnant mother as well. The type of research is a "cross sectional" study to the correlation between them. The above to variables research location was in West Java Province. Statistic all analysis was carried out using simple and multiple logistic regression test.
The result of this research showed that health information exposure was a closed correlation was immunization practice among the mother and under five year children and pregnant mother. It was father indicated that the information exposure both via inter personal channel and mass media significantly correlated with the immunization practice among the respondents.
It is recommended that provision of the health information via both inter personal and mass media channel should be strengthened. An addition the target audience should also include the male (husband) as most husband has a strong recision strongly power in the family."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shela Putri Sundawa
"Pendahuluan. Imunisasi telah berhasil menekan insiden beberapa penyakit infeksi sampai angka yang sangat rendah. Kelengkapan imunisasi merupakan salah satu indikator keberhasilan. Pendapatan keluarga dan pengambil putusan menjadi faktor lingkungan yang ikut berperan dalam kelengkapan imunisasi dasar pada anak.
Tujuan. Diketahuinya hubungan antara kelengkapan imunisasi dasar dengan pengambil putusan dan pendapatan keluarga di tempat penelitian
Metode Penelitian. Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang. Pengambilan sampel menggunakan kuesioner terhadap 119 responden di Puskesmas Bondongan, kota Bogor dan 53 responden di Puskesmas Kampung Melayu, Jakarta dengan anak berusia 1-5 tahun.
Hasil. Didapatkan angka kelengkapan imunisasi dasar pada anak usia 1-5 tahun di Bogor dan di Jakarta berturut-turut sebesar 47,9% dan 22,6%. Analisis dengan fisher’s exact test diketahui tidak terdapat hubungan antara pendapatan keluarga (p=0,606) dan pengambil putusan (p=0,67) dengan kelengkapan imunisasi.di Bogor. Hasil uji fisher’s exact test untuk daerah Jakarta, tidak ada hubungan antara kelengkapan imunisasi dengan pendapatan keluarga (p=0,455) dan pengambil putusan (p=0,545).
Kesimpulan. Disimpulkan tidak terdapat hubungan antara pengambil putusan dan pendapatan keluarga dengan kelengkapan imunisasi dasar anak 1-5 tahun di Bogor dan Jakarta.

Introduction. Immunization has been succeeded to reduce incidents of some infectious diseases to a very low number. Immunization coverage is one of indicator in immunization programme. Family income and decision maker are environment factors that influence immunization coverage of basic immunization in children.
Aim. To understand correlation between decision maker and family income with immunization coverage in the study location.
Method. The study is done with cross-sectional design. Sample are taken using questionnaires toward 119 respondent in Puskesmas Bondongan, Bogor and 53 respondents in Puskesmas Kampung Melayu, Jakarta with children aged 1-5 years.
Result. In this study, basic immunization coverage in children aged 1-5 years in Bogor and Jakarta are 47,9% and 22,6%. Based on fisher’s exact test analyzing, there is no correlation between family income (p=0,606) and decision maker (p=0,67) with immunization coverage in Bogor. Fisher’s exact test for Jakarta shows no significant correlation between family income (p=0,455) and decision maker (p=0,545) with immunization coverage.
Conclusion. It can be concluded that decision maker and family income do not have correlation with complete basic immunization in children aged 1-5 years in Bogor and Jakarta."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lienda Wati
"Di Indonesia, sebagian besar penyebab kematian dikarenakan penyakit infeksi. Imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelengkapan imunisasi di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Penelitian dilakukan menggunakan desain cross sectional. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kelengkapan imunisasi sangat dipengaruhi oleh pemeriksaan kehamilan ≥ 4 kali karena memiliki nilai Odds Ratio tertinggi yaitu 3,61 (95%CI : 1,92-6,78) setelah dikontrol variabel propinsi, kontak dengan media, tempat persalinan dan penolong persalinan. Untuk meningkatkan kelengkapan imunisasi, saat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan dapat melakukan temu wicara. Temu wicara yang diberikan meliputi nasehat kehamilan, melahirkan ditolong tenaga kesehatan, pemberian ASI dan imunisasi.

In Indonesian, most of people dead because of infection diseases. Immunization is one of prevention infection disease. This research was conducted in west java and central java to know the completeness of immunization there. This research uses cross sectional design. This research shows that the completeness of immunization is highly affected by variable of ANC ≥ 4 since it has the highest odds ratio which is 3.61 (95%CI: 1.92-6.78) after controlled by several variable which are variable of province, contact with media, birth place and kind of person who helps the birth process. To increase the completeness of immunization, a professional health can give some counseling to pregnant woman who is taking ANC activity. This counseling can be an advice during pregnant phase, a suggestion to use professional health on give birth process, as well as exclusive breastfeeding and immunization."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dahlia Triyanti
"Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh otonomi dan karakteristik ibu terhadap pemberian imunisasi dasar pada anak menggunakan data SDKI 2012. Berdasarkan hasil analisis multinomial logit otonomi ibu dan faktor sosial ekonomi dan demografi menentukan status pemberian imunisasi dasar. Pemberian imunisasi dasar anak umur 11 23 bulan lebih cenderung dilakukan oleh ibu yang memiliki otonomi pendidikan SMA keatas berumur 20 29 tahun status ekonomi tinggi penolong persalinan oleh medis tinggal di kota dekat sarana kesehatan memiliki anak laki laki dan diurutan satu atau dua. Faktor paling mempengaruhi pemberian imunisasi dasar adalah penolong persalinan Ibu yang melahirkan di tenaga medis lebih besar kecenderungannya memberikan imunisasi dasar.

This research aims to study the effect of autonomy and maternal characteristics on the basis of the child's immunization using data IDHS 2012. Based on the analysis of multinomial logit maternal autonomy and socio economic and demographic factors determine the immunization status of the base. Basic immunization of children aged 11 23 months were more likely to be done by mothers who have autonomy education above high school aged 20 29 years higher economic status birth attendants by medical living in the city close to medical facilities have a boy and have one or two. The most influential factor is the basic immunization birth attendants Mothers who give birth in medical personnel greater tendency to provide basic immunizations.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Wardhana
"Imunisasi dasar adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan khusus terhadap penyakit tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, poliomielitis, campak dan hepatitis B kepada anak umur 0-11 bulan. Kegiatan tersebut merupakan salah satu intervensi kesehatan yang berdaya ungkit besar terhadap penurunan angka kesakitan dan angka kematian bayi dan anak. Cakupan imunisasi menurut SDKI tahun 1997 adalah 55% anak terimunisasi lengkap. Di Jawa Barat tahun 1997 cakupan anak terimunisasi lengkap bare mencapai 42 % sedangkan di Kabupaten Majalengka cakupan anak terimunisasi lengkap 81,29%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perilaku ibu tentang imunisasi terhadap status kelengkapan imunisasi dasar pada anak di Kabupaten Majalengka tahun 1999-2001. Desain penelitian yang digunakan adalah kasus kontrol tanpa di matching dengan jumlah sampel 159 kasus dan 159 kontrol diambil dengan cara simple random sampling.
Hasil penelitian dengan menggunakan uji statistik multivariabel regresi logistik menunjukkan bahwa perilaku ibu tentang imunisasi berpengaruh terhadap status kelengkapan imunisasi dasar pada anak dengan nilai rasio odds 4,12. Artinya ibu yang memiliki perilaku tentang imunisasi kurang baik memiliki risiko 4,12 kali status imunisasi dasar pada anaknya tidak lengkap dibandingkan dengan ibu yang memiliki perilaku tentang imunisasi baik.
Selain itu, status kelengkapan imunisasi dasar pada anak dipengaruhi pula oleh pendidikan ibu, jumlah anak masih hidup, aktifitas kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), aksesibilitas ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan pemajanan media informasi. Variabel pendidikan ibu, aktifitas kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), aksesibilitas ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan pemajanan media informasi saling berpengaruh independent dengan status kelengkapan imunisasi dasar pada anak. Pengaruh perilaku ibu tentang imunisasi terhadap status kelengkapan imunisasi dasar pada anak, ternyata dipengaruhi oleh kovariat antara lain pendidikan ibu dan aksesibilitas ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
Dari hasil penelitian ini diperoleh model terbaik yaitu : Logit p(X) = -2,82+ 1,05 (Perilaku ibu tentang imunisasi) + 0,90 (Aktifitas kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)) + 1,53 (Aksesibilitas ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)) + 1,50 (Pemajanan media informasi) + 1,56 (Pendidikan ibu).
Untuk meningkatkan status kelengkapan imunisasi dasar pada anak, Dinas Kesehatan dengan didukung oleh program dan sektor terkait perlu melakukan suatu kajian pengembangan media informasi imunisasi dan pemberdayaan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dalam program imunisasi.

Mother's Behavior Influences on Immunization to Completeness Status of Basic Immunization for Children in Majalengka Regency in 1999-2001Basic immunization is an action to give immunity to tuberculosis, diphtheria, pertussis, tetanus, poliomyelitis, measles and hepatitis B diseases for children 0-1 l months. The activity is one of the health interventions to reduce morbidity and mortality rates. According to Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) in 1997 immunization coverage is 55% fully immunized children. In West Java in 1997 the fully immunized children are 42% more over in Majalengka Regency the fully immunized children are 81,29%.
The research objectives knowing mother's behavior influences on immunization to completeness status of basic immunization for children in Majalengka Regency in 1999-2001. Research design by using case-control 159 sample cases and 159 controls without matching is taken by simple random sampling.
The research results to use logistic regression multivariate statistic, indicated which mother's behavior on immunization influence to completeness status of basic immunization for children value to odds ratio 4.12. It means those mothers?s who has a bad behavior on immunization having risk 4.12 times status of basic immunization of her child is incompletely of we compared with the mother's who have a good behavior on immunization.
Besides the completeness status of basic immunization for children is influenced by the mother's education, number of children still alive, activities of Integrated Health Service Post cadre, accessibility to Integrated Health Service Post and advance of mass immunization information. The variable of the mother's education, activities of Integrated Health Service Post cadre, accessibility to Integrated Health Service Post and advance of mass immunization information as influence as independently with status of completeness of basic immunization for children.
Mother's behavior influences on immunization to completeness status of basic immunization for children which is influenced by covariate such as mother's education and accessibility to Integrated Health Service Post.
The research results above are got the best model namely:
Logit p(X) = -2,82 i 1,05 (mother's behavior on immunization) - 0,90 (activities of Integrated Health Service Post) + 1,53 (accessibility to Integrated Health Service Post) + 1,50 (advance or mass immunization information) 1,56 (mother's education).
To increase completeness status of basic immunization for children, Department of Health supported by program and connected sector should be done the developing research of mass immunization information and revitalization of Integrated Health Service Post in immunization program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T10002
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>