Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201059 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinaga, Magiana Ignasia
"Tingkat dukungan sosial yang dirasakan tinggi telah terbukti berkontribusi melawan perasaan kesepian rendah yang dialami individu. Penelitian ini ingin melihat perbedaan pengaruh sumber dukungan sosial yang dirasakan pada kemunculan rasa kesepian pada mahasiswa luar negeri tahun pertama di Universitas Indonesia. Partisipan dalam penelitian ini adalah 169 mahasiswa asing tahun pertama di Universitas Indonesia yang berasal dari luar Jabodetabek tidak pernah bermigrasi sebelumnya, dan saat ini tinggal sendiri. Hasil analisis statistik menggunakan Analisis Regresi Berganda Linier menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang simultan dari 18,8% dari pengukuran tiga sumber dukungan sosial yang dipersepsikan, yaitu keluarga, teman, dan orang penting lainnya, melawan kesepian. Selain itu, ditemukan Selain itu, dukungan sosial dianggap dari teman-teman sebagai penyumbang terbesar tinggi badan menuju kesepian (β = -0.352, p = 0.040) ketika berinteraksi dengan dukungan sosial dari keluarga dan orang penting lainnya. Sumber dukungan sosial yang dirasakan teman tampaknya paling berpengaruh terhadap tingkat kesepian siswa migran dalam penelitian ini, R2 = 0,069, F (1,167) = 12,368, p <0,05. Saran untuk penelitian ini adalah dapat menambahkan laporan diri di akhir kuesioner untuk mengetahui formulirnya dukungan yang diberikan oleh masing-masing sumber secara khusus.

High levels of perceived social support have been shown to contribute to low feelings of loneliness experienced by individuals. This study wants to see the difference in the influence of the perceived sources of social support on the emergence of loneliness among first-year foreign students at the University of Indonesia. Participants in this study were 169 first-year foreign students at the University of Indonesia who came from outside Jabodetabek who had never migrated before, and currently live alone. The results of statistical analysis using Linear Multiple Regression Analysis show that there is a simultaneous effect of 18.8% of the measurement of three perceived sources of social support, namely family, friends, and significant others, against loneliness. In addition, it was found that social support was considered from friends as the biggest contributor to height towards loneliness (β = -0.352, p = 0.040) when interacting with social support from family and significant others. The source of social support felt by friends seemed to have the most influence on the level of loneliness of migrant students in this study, R2 = 0.069, F (1.167) = 12.368, p <0.05. Suggestions for this research is able to add self-report at the end of the questionnaire to find out the form of support provided by each source specifically."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiyah Fithrah Adzany Ahmad
"Pada tahun pertama, mahasiswa rantau menghadapi masa transisi perkuliahan dengan permasalahan khusus karena adanya perbedaan nilai dan budaya, penyesuaian kehidupan sehari-hari, perubahan lingkungan sosial, dan lain sebagainya. Selain itu, situasi pandemi covid-19 menambah kompleksitas mahasiswa rantau dalam menghadapi masa transisi perkuliahan dengan diberlakukannya metode campuran (hybrid). Adanya rintangan dalam menghadapi masa transisi perkuliahan dapat menyebabkan mahasiswa rantau merasakan stres. Dalam situasi ini, adanya hubungan sosial dan dukungan sosial sangat penting dalam membantu mahasiswa mengatasi stres yang dirasakan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat peran kesepian dan dukungan sosial terhadap stres pada mahasiswa tahun pertama perantau di Universitas Indonesia. Partisipan penelitian ini merupakan mahasiswa S1 angkatan 2022 yang berasal dari luar daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekas (JABODETABEK) (N=104). Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, ditemukan bahwa kesepian dan dukungan sosial secara simultan dan signifikan dapat memprediksi stres pada mahasiswa tahun pertama perantau di Universitas Indonesia (R2 = 0.280, p<0.05). Peneliti juga menemukan bahwa hanya variabel kesepian yang secara independen dan signifikan mampu memprediksi stres yang dirasakan mahasiswa. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai landasan untuk penelitian selanjutnya dan persiapan bagi mahasiswa yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan merantau.

In the first year, migrant students face a lecture transition period with special problems due to differences in values and culture, adjustments to daily life, changes in the social environment, and so on. In addition, the Covid-19 pandemic situation adds to the complexity of migrant students in facing the lecture transition period by implementing hybrid methods. The existence of obstacles in dealing with the lecture transition period can cause migrant students to feel stressed. In this situation, the existence of social relationships and social support are very important in helping students deal with the stress they feel. Therefore, this study aims to look at the role of loneliness and social support toward stress among first-year migrant students at the University of Indonesia. Participants in this study were undergraduate students from class of 2022 who came from outside the Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi (JABODETABEK) areas (N=104). Based on the results of multiple regression analysis, it was found that loneliness and social support simultaneously and significantly predicted stress among first-year migrant students at the University of Indonesia (R2 = 0.280, p<0.05). The researcher also found that loneliness was independently and significantly able to predict the stress felt by students. The research results can be used as a basis for further research and preparation for students who continue their education to tertiary institutions by migrating."
2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Aprianti
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara perceived social support dan psychological well-being pada mahasiswa perantau tahun pertama di Universitas Indonesia. Perceived social support diukur dengan alat ukur Multidimensional Scale of Perceived Social Support (Zimet, 1988) dan psychological well-being diukur menggunakan alat ukur Psychological Well-Being Scale (Ryff, 1898). Partisipan pada penelitian ini adalah 131 mahasiswa perantau tahun pertama yang baru pertama kali tinggal terpisah dengan orang tuanya, yang terdiri dari 99 orang wanita (75.6%) dan 32 orang laki-laki (24.4%). Pearson?s Correlation digunakan untuk mengukur hubungan antara perceived social support dan psychological well-being.
Hasil utama dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara perceived social support dan psychological well-being pada mahasiswa perantau tahun pertama di Universitas Indonesia (r=0.307, n=131, p=0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Artinya, semakin tinggi perceived social support pada mahasiswa perantau tahun pertama di Universitas Indonesia maka semakin tinggi juga psychological well-being-nya.

This research was conducted to find the correlation between perceived social support and psychological well-being among first-year migrant students at Universitas Indonesia. Perceived social support was measured using Multidimensional Scale of Perceived Social Support (Zimet, 1988) and psychological well-being was measured using Psychological Well-Being Scale (Ryff, 1898). The participant of this research are 131 first-year student who lived appart from their parent for the first time, which consists of 99 female (75.6%) and 32 male (24.4%). Pearson's correlation is used to calculate the relation of perceived social support and psychological well-being.
The main result of this research shows that there is a positive and significant relation between perceived social support and psychological well-being among first-year imigrant student at Universitas Indonesia (r=0.307, n=131, p=0.000, significant at L.o.S 0.01). This means, the higher perceived social support, the higher psychological well-being among first-year imigrant students at Universitas Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syafei Adnan
"Merantau merupakan salah satu cara bagi mahasiswa yang berasal dari daerah tertentu untuk pindah ke daerah lain untuk menempuh pendidikan yang lebih baik dan pengalaman baru. Akibat jauh dari keluarga dan kampung halaman, mahasiswa rantau rentan untuk mengalami kesepian saat menempuh pendidikan tinggi di daerah rantau. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman mahasiswa rantau terkait kesepian dan kebutuhan psikologis dasar sekaligus bagaimana mahasiswa rantau mengatasi rasa kesepian dan memenuhi kebutuhan psikologis dasarnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif agar dapat memahami secara lebih mendalam mengenai kesepian dan kebutuhan psikologis dasar yang dimiliki oleh mahasiswa rantau. Partisipan terdiri dari enam mahasiswa rantau dari latar belakang yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua partisipan mengalami pengalaman yang berbeda terkait dengan kesepian dan pemenuhan kebutuhan psikologis dasar mereka. Beberapa partisipan merasa kesepian akibat kurangnya dukungan sosial dan jarak fisik dari keluarga, sementara yang lain merasa ia kurang melakukan aktivitas bersama teman sebaya. Adaptasi budaya yang kurang baik menjadi penyebab khas mahasiswa rantau mengalami kesepian sehingga disarankan agar mahasiswa rantau mempersiapkan diri terlebih dahulu dengan belajar budaya dan gaya hidup rantau sebelum merantau. Kebutuhan akan kompetensi merupakan kebutuhan psikologis dasar yang terganggu selama mengalami kesepian dibandingkan kebutuhan psikologis dasar yang lain. Partisipan mengatasi kesepian melalui kegiatan sosial dan dukungan dari orang tua, teman, dan pacarnya serta mengakses sosial media. Selain itu, kebutuhan psikologis dasar seperti kebutuhan akan hubungan relasi, autonomi, dan kompetensi juga dipenuhi dengan cara yang bervariasi di antara partisipan.

Migrating is one way for students from certain areas to move to other areas to pursue better education and new experiences. As a result of being far from their families and hometowns, out of town students are vulnerable to experiencing loneliness when pursuing higher education in out of town areas. This research aims to explore the experiences of out of town students regarding loneliness and basic psychological needs as well as how out of town students overcome feelings of loneliness and fulfill their basic psychological needs. This research uses qualitative methods in order to understand more deeply about loneliness and the basic psychological needs of out of town students. Participants consisted of six out of town students from different backgrounds. The results showed that all participants experienced different experiences related to loneliness and fulfilling their basic psychological needs. Some participants felt lonely due to lack of social support and physical distance from family, while others felt they did not do enough activities with peers. Poor cultural adaptation is a typical cause of out of town students experiencing loneliness, therefore it is recommended that regional students prepare themselves first by learning the culture and lifestyle of the region before migrating. The need for competence is a basic psychological need that is disturbed when experiencing loneliness compared to other basic psychological needs. Participants overcome loneliness through social activities and support from parents, friends and romantic partner as well as accessing social media. In addition, basic psychological needs such as the need for relationships, autonomy, and competence were also met in varying ways among participants."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rehulina Karima Kaban
"Sulitnya melakukan interaksi sosial selama pandemi dapat membuat individu merasa kesepian yang dapat teratasi dengan adanya dukungan sosial secara daring yang diterima oleh mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial secara daring dengan kesepian yang melibatkan 270 mahasiswa dengan menggunakan teknik sampling non-probability. Pengukuran kesepian dilakukan dengan menggunakan alat ukur The de Jong Gierveld Loneliness Scale oleh de Jong Gierveld dan Kamphuis (1985). Pengukuran dukungan sosial secara daring dilakukan dengan menggunakan alat ukur  The Online Social Support Scale oleh Nick et. al (2018). Data penelitian dianalisis menggunakan Pearson Correlation yang hasilnya menunjukan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara dukungan sosial secara daring dengan kesepian. Hal tersebut menandakan bahwa, peningkatan dukungan sosial secara daring akan diikuti dengan penurunan rasa kesepian pada mahasiswa.

The difficulty of social interaction during a pandemic can make individuals feel lonely which can be overcome by the online social support received by college students. This study aimed to determine the relationship between online social support and loneliness involving 270 college students using a non-probability sampling technique. Loneliness was measured using The de Jong Gierveld Loneliness Scale by de Jong Gierveld and Kamphuis (1985). The measurement of online social support was carried out using The Online Social Support Scale by Nick et. al (2018). The research data were analyzed using Pearson Correlation, the results of which showed that there was a negative significant relationship between online social support and loneliness. This indicated that an increase in online social support will be followed by a decrease in loneliness in students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumaisha Nabilah
"COVID-19 menyebabkan berkurangnya interaksi individu yang dapat memunculkan kesepian. Dengan demikian, kesepian perlu diatasi dengan welas diri yang telah ditemukan pengaruhnya terhadap kesepian pada penelitian terdahulu. Namun, pengaruh welas diri terhadap kesepian perlu diuji kembali dengan mengontrol variabel gender karena terdapat penelitian serupa yang menemukan adanya kemungkinan bias gender dalam hasil yang ditemukan terkait pengaruh welas diri terhadap kesepian. Meta analisis juga menunjukkan adanya hubungan gender dengan welas diri maupun kesepian. Penelitian ini dilakukan untuk menguji peran welas diri terhadap kesepian setelah mengontrol variabel gender pada dewasa muda Indonesia pada masa pandemi COVID-19. Penelitian kuantitatif ini melibatkan 474 partisipan dengan kriteria laki-laki atau wanita minimal berpendidikan lulusan SMA/sederajat berdomisili Indonesia dan berusia 20 hingga 40 tahun. Pengukuran kesepian dilakukan dengan alat ukur UCLA Loneliness Scale (version 3) oleh Russell (1996) dan pengukuran welas diri menggunakan alat ukur Self-Compassion Scale (Neff, 2003). Hasil penelitian menunjukkan bahwa welas diri secara umum memengaruhi kesepian secara negatif dan signifikan (b = -10,104, SE = 0,638, p = 0,000). Pengaruh negatif dan signifikan welas diri terhadap kesepian berkontribusi sebesar 34,3% setelah mengontrol variabel gender. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa makin tinggi tingkat welas diri yang dimiliki individu, akan makin rendah tingkat kesepian pada individu tersebut. Dengan demikian, penyebaran informasi terkait welas diri masih perlu dilakukan sebagai salah satu upaya mengurangi tingkat kesepian.

COVID-19 causes reduction in individual interactions which can lead to the feelings of loneliness. Thus, loneliness needs to be overcomed by self-compassion which has been found to have an effect on loneliness in previous studies. However, the effect of self-compassion on loneliness needs to be re-examined with addition of control for the gender variable due to a possible gender bias in the results that have been found in similar studies regarding the effect of self-compassion on loneliness. Meta-analysis also shows a gender relationship with self-compassion and loneliness This study was conducted to examine the role of self-compassion on loneliness after controlling for gender variables in young Indonesian adults during the COVID-19 pandemic. This quantitative study involved 474 participants with the criteria of being male or female, at least having a high school graduate/equivalent, domiciled in Indonesia and aged 20-40 years. Loneliness was measured using the UCLA Loneliness Scale (version 3) by Russell (1996) and self-compassion was measured using the Self-Compassion Scale (Neff, 2003). The results showed that self-compassion generally negatively and significantly affected loneliness (b = -10.104, SE = 0.638, p = 0.000). The negative and significant effect of self-compassion on loneliness contributed 34.3% after controlling for the gender variable. Based on these results, it can be concluded that the higher the level of self-compassion an individual has, the lower the level of loneliness in that individual will be. Thus, the socialization of information related to self-compassion still needs to be done as an effort to reduce the level of loneliness."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Nurul Hijriah
"Setiap manusia memiliki hak untuk meningkatkan kualitas hidupnya, salah satunya melalui pendidikan. Namun, perguruan tinggi yang memadai masih terpusat di pulau Jawa dan Bali sehingga calon mahasiswa memutuskan merantau. Mahasiswa rantau akan lebih dituntut untuk bisa menghadapi tantangan baru terkait hal akademis maupun kehidupan sehari-hari yang jauh dari orang tua dan teman sebaya dari tempat asal. Dengan begitu, mahasiswa rantau membutuhkan resiliensi yang tinggi untuk beradaptasi. Dalam praktik pekerjaan sosial, konsep yang berkaitan dengan resiliensi, yaitu strengths perspective yang menyoroti kemampuan atau kekuatan seseorang untuk mewujudkan pemberdayaan dan memperbaiki kualitas hidup dengan proses peningkatan kekuatan interpersonal. Terdapat dua sumber faktor pengaruh protektif untuk mengembangkan resiliensi, yaitu melalui konsep diri sebagai sumber daya internal dan dukungan sosial teman sebaya sebagai sumber daya eksternal. Penelitian terdahulu menunjukkan adanya perbedaan hasil yang beragam dari banyaknya faktor pengaruh resiliensi dengan subjek mahasiswa dalam berbagai kondisi. Oleh karena itu, penelitian dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh konsep diri dan dukungan sosial secara bersamaan terhadap resiliensi pada mahasiswa rantau. Dengan adanya pemahaman konsep diri yang baik dan dukungan sosial teman sebaya yang tinggi, mahasiswa rantau akan membantunya berpikir secara positif ketika mengatasi tantangan dalam beradaptasi selama merantau. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian deskriptif. Teknis pengumpulan data menggunakan stratified random sampling. Sampel yang didapat berjumlah 214 mahasiswa aktif Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia angkatan 2020-2023 yang berasal dari luar wilayah Jabodetabek. Hasil analisis univariat diketahui sebagian besar responden memiliki tingkat resiliensi sedang sebesar 73.4% (n = 157), memiliki tingkat konsep diri sedang sebesar 66.8% (n = 143) dan merasakan dukungan sosial teman sebaya tingkat sedang sebesar 71% (n = 152). Dari hasil analisis bivariat diketahui bahwa terdapat pengaruh konsep diri terhadap resiliensi mahasiswa rantau yang signifikan (B = 0.208, Wald = 42.098, p < 0.001). Pada hasil penelitian, pengaruh dukungan sosial teman sebaya terhadap resiliensi mahasiswa rantau tidak signifikan (p = 0.41). Hasil penelitian analisis multivariat diketahui X2(4, N = 214) = 65.836, p < 0.001 yang menunjukkan bahwa variabel konsep diri dan dukungan sosial teman sebaya secara signifikan memberikan akurasi yang lebih baik dalam memprediksi resiliensi. Pengaruh konsep diri dan dukungan sosial teman sebaya secara bersamaan menjelaskan 34% variabilitas dalam tingkat resiliensi mahasiswa rantau FISIP UI.

Every human being has the right to improve the quality of his life, one of which is through education. However, adequate tertiary institutions are still concentrated on the islands of Java and Bali, so prospective students decide to migrate. Overseas students will be more required to be able to face new challenges related to academics and daily life far from their parents and peers from their place of origin. That way, overseas students need high resilience to adapt. In social work practice, a concept related to resilience, namely a strengths perspective, highlights a person's ability or strength to realize empowerment and improve the quality of life through the process of increasing interpersonal strength. There are two sources of protective influence factors for developing resilience, namely through self-concept as an internal resource and social support from peers as an external resource. Previous research shows that there are various differences in results from the many factors influencing resilience among student subjects in various conditions. Therefore, research was conducted to see whether or not there was an influence of self-concept and social support simultaneously on resilience in overseas students. By having a good understanding of self-concept and high social support from peers, overseas students will help them think positively when overcoming challenges in adapting while abroad. This research uses a quantitative approach and descriptive research type. The data collection technique uses stratified random sampling. The sample obtained was 214 active students from the Faculty of Social and Political Sciences, University of Indonesia class 2020-2023 who came from outside the Jabodetabek area. The results of univariate analysis showed that the majority of respondents had a moderate level of resilience of 73.4% (n = 157), had a moderate level of self-concept of 66.8% (n = 143) and felt a moderate level of peer social support of 71% (n = 152). From the results of the bivariate analysis, it is known that there is a significant influence of self-concept on the resilience of overseas students (B = 0.208, Wald = 42.098, p < 0.001). In the research results, the effect of peer social support on the resilience of overseas students was not significant (p = 0.41). The results of the multivariate analysis research showed that X2(4, N = 214) = 65.836, p < 0.001, which shows that the variables of self-concept and peer social support significantly provide better accuracy in predicting resilience. The effect of self-concept and peer social support together explains 34% of the variability in the level of resilience of FISIP UI overseas students."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Octaviani Indrasari Ranakusuma
"Studi ini bertujuan untuk melihat perbedaan pengaruh faktor individual dan faktor sosial terhadap rasa kesepian yang dialami oleh praremaja dan remaja korban peer victimization. Faktor individual terdiri dari set esteem dan temperamen. Empat faktor temperamen yang diukur dalam studi ini adalah surgency, effortful control, afliativeness dan negative affectivity. Faktor sosial terdiri dan penerimaan teman sebaya, kualitas persahabatan yang dimiliki, dan pola asuh orangtua. Subyek yang berpartisipasi dalam studi ini adalah murid kelas lima Sekolah Dasar dan kelas sembilan atau setara dengan kelas 3 Sekolah Menengah Pertama, yang menurut penilaian kelompok sebayanya mengalami viktimisasi atau kekerasan di lingkungan sekolah.
Analisa dengan menggunakan ree-resi memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh kedua faktor individual dan sosial pada praremaja dan remaja korban viktimisasi. Self-esteem yang termasuk faktor individual merupakan satu-satunya variabel yang mempengaruhi rasa kesepian pada praremaja. Analisa lebih lanjut pada kelompok praremaja memperlihatkan peran self-esteem sebagai mediator antara dua faktor dari temperamen yaitu of ortful control dan aitiativeness dengan rasa kesepian. Tidak terlihatnya pengaruh pola asuh orangtua terhadap rasa kesepian diuraikan berdasarkan sudut pandang statitistik pada bagian diskusi. Sumbangan variabel yang minimal (9%) terhadap variabilitas rasa kesepian pada praremaja mengindikasikan bahwa terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi rasa kesepian pada kelompok yang tidak diperhitungkan dalam studi.
Pada remaja korban viktirnisasi, surgency pada temperamen yang merupakan faktor individual, serta pain asuh yang welas asih (nurturing), dan kualitas persahabatan yang merupakan faktor sosial mempengaruhi secara negatif rasa kesepian. Dapat dikatakan remaja dengan faktor surgency yang tinggi, memiliki hubungan persahabatan yang memuaskan dirinya, serta memiliki orangtua yang welas asih, melaporkan rasa kesepian yang rendah walaupun is mengalami viktimisasi oleh kelompok sebayanya. Kualitas persahabatan yang memuaskan dimiliki oleh remaja yang memiliki negative affectivity yang rendah serta memiliki orangtua yang tidak punitif dalam berinteraksi dengan anak.
Walaupun terdapat perbedaan pengaruh faktor individual dan faktor sosial terhadap rasa kesepian antara kelompok remaja dan praremaja korban viktimisasi, namun analisa yang dilakukan secara bersamaan terhadap kedua kelompok ini memperlihatkan bahwa rasa kesepian hanya dialami oleh mereka yang merasakan dirinya sebagai korban (self-report victimization). Penilaian kelompok sebaya bahwa individu menjadi korban viktimisasi tidak mempengaruhi timbulnya rasa kesepian pada kedua kelompok
Hasil yang diperoleh dart studi ini mengindikasikan bahwa diperlukan programprogram pendidikan dan pelatihan untuk orangtua danl atau pendidik yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan (parenting skill) dan kesadaran (awareness) pentingnya pengaruh pola pengasuhan yang welas asih dari orangtua kepada anak terhadap kesejahteraan mental (psychological well-being) remaja yang akan menginjak masa dewasa. Dengan dukungan yang diperoleh dart orangtua dan sahabat, remaja tidak mengalami kesepian walaupun is mengalami viktimisasi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18621
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulia Pijarhati Muhammadin
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan korelasi pada dimensi-dimensi loneliness yakni social loneliness, romantic emotional loneliness dan family emotional loneliness dengan penggunaan social network sites atau yang disingkat SNS seperti jumlah kepemilikan akun SNS, frekuensi penggunaan SNS serta durasi dalam mengakses SNS. Studi yang dilakukan merupakan studi kuantitatif. Partisipan merupakan dewasa muda, sejumlah 125 orang. Loneliness diukur dengan Social and Emotional Loneliness Scale for Adults (SELSA) versi yang telah diadaptasikan ke Bahasa Indonesia. Pengukuran penggunaan SNS diperoleh dari data penggunaan SNS seperti jumlah akun, frekuensi dan durasi penggunaan SNS yang dilaporkan oleh partisipan. Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi-dimensi loneliness tersebut dengan jumlah kepemilikan akun SNS, frekuensi penggunaan SNS serta durasi dalam menggunakan SNS. Hubungan yang tidak signifikan ini dapat diartikan bahwa peningkatan pada social loneliness, romantic emotional loneliness, dan family emotional loneliness tidak diikuti dengan perubahan pada jumlah kepemilikan akun SNS, frekuensi penggunaan SNS serta durasi penggunaan SNS.

This study was conducted to prove the correlational relationship between loneliness’s dimensions which are social loneliness, romantic emotional loneliness, and family emotional loneliness, and social network sites or SNS usage as in numbers of SNS account being used, SNS usage’s frequency and duration. This study uses a quantitative method. The participants were 125 people on their early adulthood. Social loneliness, romantic emotional loneliness and family emotional loneliness were measured using the Social and Emotional Loneliness Scale for Adults (SELSA) that was adapted to Bahasa Indonesia. SNS usage such as mentioned above were measured by usage self-report items within the questionnaire. The main result shows that there is no correlation relationship between the loneliness’s dimensions and the number of SNS accounts being used, the SNS usage’s frequency and duration. This indicates that increase within the social loneliness, romantic emotional loneliness and family emotional loneliness scores won’t be followed by changes of the number of SNS account being used nor the frequency and duration of the SNS usage.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57334
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivana Kamilie
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dimensi keberfungsian keluarga terhadap tipe nilai Schwartz pada mahasiswa Universitas Indonesia tahun pertama. Sebanyak 315 responden mengisi kuesioner alat ukur keberfungsian keluarga (FACES-II dan Family Communication Scale) dan nilai (Portrait Values Questionnaire). Pada penelitian ini, hasil penelitian menunjukkan dimensi keberfungsian keluarga memiliki pengaruh terhadap self-direction (F=3,291, p<0,05), achievement (F=2,911, p<0,05), dan conformity (F=7,566, p<0,05). Lebih lanjut diketahui bahwa dimensi yang paling berkontribusi terhadap self-direction dan conformity adalah komunikasi, sedangkan dimensi yang paling berkontribusi terhadap dengan achievement adalah fleksibilitas.

The aim of this research is to examine the influence of dimensions of family functioning toward Schwartz’s value types among Universitas Indonesia’s first-year college students. A total of 315 respondents complete questionnaires on family functioning (FACES-II and Family Communication Scale) and values (Portrait Values Questionnaire). In this research, the result indicates the dimensions of family functioning have influences on self-direction (F=3.291, p<0.05), achievement (F=2.911, p<0.05), and conformity (F=7.566, p<0.05). Furthermore, the result points out that the most contributing dimension of family functioning towards self-direction and conformity is communication. While the most contributing dimension of family functioning towards achievement is flexibility.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58711
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>