Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167658 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dinni Rahmawati
"Penelitian sebelumnya menemukan bahwa welas asih berperan sebagai mediator dalam hubungan antara penundaan dan stres. Di sisi lain, munculnya konsep prokrastinasi aktif yang melihat prokrastinasi dari sudut pandang yang lebih positif menimbulkan pertanyaan baru, apakah welas asih secara konsisten berperan sebagai mediator dalam konteks hubungan prokrastinasi yang aktif dan penuh tekanan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran welas asih sebagai mediator dalam hubungan antara prokrastinasi aktif dan stres. Partisipan dalam penelitian ini adalah 221 mahasiswa aktif dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang terdiri dari 63 laki-laki (28,51%) dan 158 perempuan (71,49%). Pengukuran ketiga variabel tersebut dilakukan dengan menggunakan kuesioner self report yaitu Tuckman Procrastination Scale (TPS) untuk menyaring partisipan yang prokrastinasi, Active Procrastination Scale (APS) untuk mengukur prokrastinasi aktif, Perceived Stress Scale (PSS) untuk mengukur tingkat stres, dan Skala Cinta Kasih. (SCS) untuk mengukur belas kasihan diri. Hasil penelitian menemukan bahwa prokrastinasi aktif berpengaruh langsung negatif dan signifikan terhadap stres. Namun, hasil uji hubungan mediasi (efek tidak langsung) menunjukkan bahwa welas asih tidak berperan sebagai mediator dalam hubungan antara prokrastinasi aktif dan stres.

Previous research has found that compassion acts as a mediator in the relationship between procrastination and stress. On the other hand, the emergence of the concept of active procrastination which sees procrastination from a more positive point of view raises new questions, whether compassion consistently acts as a mediator in the context of an active and stressful procrastination relationship. Therefore, this study aims to determine the role of compassion as a mediator in the relationship between active procrastination and stress. Participants in this study were 221 active students from various universities in Indonesia consisting of 63 men (28.51%) and 158 women (71.49%). Measurement of these three variables was carried out using a self-report questionnaire, namely the Tuckman Procrastination Scale (TPS) to screen for procrastination participants, the Active Procrastination Scale (APS) to measure active procrastination, the Perceived Stress Scale (PSS) to measure stress levels, and the Loving Kindness Scale. (SCS) to measure self-compassion. The results found that active procrastination had a negative and significant direct effect on stress. However, the results of the mediation relationship test (indirect effect) show that compassion does not act as a mediator in the relationship between active procrastination and stress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulthan Sadad Shidqi
"Individu yang memasuki masa dewasa awal akan mengalami transisi kehidupan yang intens di mana mereka perlu untuk beradaptasi pada kehidupan baru sebagai mahasiswa di perguruan tinggi. Proses adaptasi yang dijalani oleh mahasiswa dapat cukup memberatkan bagi kesejahteraan mental mahasiswa sehingga menimbulkan persepsi stres, yaitu persepsi individu ketika tuntutan lingkungan membebani kapasitas adaptif yang dimilikinya. Welas diri sebagai kemampuan untuk menyadari dan merespon penderitaan diri sendiri dengan sikap penuh kasih dapat membantu dalam meringankan persepsi stres mahasiswa dengan menerima penderitaan yang sedang dialami, serta berusaha untuk meredakan penderitaan tersebut dengan sikap penuh kasih terhadap diri sendiri. Pengaruh welas diri terhadap persepsi stres dapat dijelaskan melalui efikasi diri, yaitu kepercayaan diri individu terhadap kemampuan dirinya di mana welas diri dapat membantu untuk memunculkan penerimaan positif terhadap kelebihan dan kelemahan individu, baik ketika ia berhasil maupun gagal sehingga dapat menjadi sumber kepercayaan dirinya dalam menangani peristiwa sulit agar tidak menimbulkan persepsi stres yang berat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh welas diri terhadap persepsi stres dengan dimediasi oleh efikasi diri pada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif melalui teknik stratified random sampling pada 214 responden yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner online selama masa akhir semester genap tahun akademik 2023/2024. Analisis data secara univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran kondisi setiap variabel. Hasil penelitian menunjukan bahwa persebaran nilai persepsi stres mahasiswa terdistribusi pada nilai rerata, sedangkan persebaran nilai welas diri dan efikasi diri mahasiswa cenderung terdistribusi pada nilai terendah. Kemudian, analisis bivariat dan mediasi dilakukan melalui teknik regresi linier. Pada analisis bivariat penelitian ini menunjukan bahwa welas diri tidak memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap persepsi stres mahasiswa (β = 0,15; P > 0,05). Analisis mediasi turut menunjukan bahwa welas diri tidak memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap persepsi stres mahasiswa (β = 0,08; P > 0,05). Selain itu, efikasi diri turut tidak memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap persepsi stres mahasiswa (β = 0,10; P > 0,05). Tidak adanya pengaruh langsung, baik dari variabel welas diri dan efikasi diri menunjukan bahwa jalur mediasi tidak terjadi pada pengaruh welas diri terhadap persepsi stres melalui efikasi diri. Kedua variabel tersebut dapat menjelaskan 13% varians yang berpengaruh terhadap persepsi stres mahasiswa. Namun, analisis bivariat menunjukan bahwa welas diri berpengaruh signifikan terhadap efikasi diri (β = 0,54; P < 0,001). Hal yang sama turut terjadi pada analisis mediasi di mana welas diri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efikasi diri (β = 0,54; P < 0, 01). Variabel welas diri dapat menjelaskan 68,9% varians yang berpengaruh terhadap efikasi diri mahasiswa. Tidak adanya pengaruh welas diri dan efikasi diri terhadap persepsi stres mahasiswa dapat terjadi karena kapasitas welas diri dan efikasi diri mahasiswa belum begitu kuat sehingga tidak dapat membantu dalam menurunkan persepsi stres mahasiswa selama masa akhir semester genap tahun akademik 2023/2024. Intervensi oleh perguruan tinggi dibutuhkan untuk memperkuat kapasitas welas diri mahasiswa sebagai sumber daya koping dalam menangani persepsi stres mahasiswa, sekaligus meningkatkan kapasitas efikasi diri mahasiswa dalam menjalani berbagai aktivitas di perguruan tinggi.

Individuals entering early adulthood often experience an intense life transition, requiring them to adapt to a new life as college students. The adaptation process can significantly burden students' mental well-being, leading to perceived stress defined as individual's perception that environmental demands exceed their adaptive capacity. Self-compassion, defined as the ability to recognize and respond to one's own suffering with kindness and care, can play a pivotal role in alleviating perceived stress. Self-compassion enables students to mitigate the burden of persepsi stres by fostering an attitude of acceptance towards one's struggles and addressing them with a compassionate mindset. The influence of self-compassion on perceived stress can be explained through self-efficacy, which refers to an individual's confidence in their ability to handle challenges, as self-compassion fosters positive acceptance of an individual's strengths and weaknesses, whether in success or failure, thereby building confidence to handle challenging situations without experiencing excessive perceived stress. The aim of this study is to analyze the influence of self-compassion on perceived stress mediated by self-efficacy among students of the Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Indonesia. The research method employed is quantitative, using stratified random sampling with 214 respondents collected through an online questionnaire during the end of even semester 2023/2024 academic year. Univariate data analysis was conducted to describe the condition of each variable. The results showed that the distribution of perceived stress scores among students was around the mean, while the distribution of self-compassion and self-efficacy scores tended to be concentrated at the lower end. Bivariate and mediation analyses were conducted using linear regression techniques. Bivariate analysis results show that self-compassion does not have a significant direct effect on students' perceived stress (β = 0.15; P > 0.05). Similarly, mediation analysis confirms that self-compassion does not significantly influence perceived stress through self-efficacy (β = 0,08; P > 0,05). Additionally, self-efficacy itself does not exhibit a significant direct effect on perceived stress (β = 0,10; P > 0,05). The absence of direct effects from both self-compassion and self-efficacy indicates that a mediation pathway does not exist between self-compassion and perceived stress through self-efficacy. Together, these variables account for 13% of the variance in perceived stress. However, bivariate analysis showed that self-compassion significantly influences self-efficacy (β = 0.54; P < 0.001). A similar finding was observed in the mediation analysis, where self-compassion demonstrated a significant effect on self-efficacy (β = 0.54; P < 0.01). Self-compassion was found to explain 68.9% of the variance in students' self-efficacy. The lack of significant effects from self-compassion and self-efficacy on perceived stress may be attributed to the insufficient development of these capacities among students, rendering them less effective in mitigating perceived stress during the late semester period of the 2023/2024 academic year. Institutional intervention is essential to enhance students' self-compassion as a coping resource for managing perceived stress while simultaneously strengthening their self-efficacy to navigate various academic activities. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Andriani
"Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk melihat pengaruh self-compassion sebagai mediator dalam hubungan antara peer relatedness dan efikasi diri dalam keputusan karier. Peneliti menggunakan adaptasi Bahasa Indonesia dari alat ukur The Youth Relatedness Scale untuk mengukur peer relatedness, Self-Compassion Scale untuk mengukur self-compassion, dan Career Decision Self-Efficacy Scale-Short Form untuk mengukur efikasi diri dalam keputusan karier. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 650 orang siswa SMA kelas XI dan XII dari berbagai area di Jabodetabek. Hasil analisis menunjukkan bahwa self-compassion memiliki pengaruh yang signifikan dalam memediasi hubungan antara peer relatedness dan efikasi diri dalam keputusan karier siswa SMA (p < 0.05). Hasil dari penelitian ini dapat memberikan implikasi praktis bagi sekolah agar dapat menciptakan iklim kelas dan sekolah yang kompak dan suportif, serta lebih melatih keterampilan sosial siswa agar dapat membangun hubungan pertemanan yang positif yang dapat mendukung perkembangan kariernya.

This quantitative research aims to see the effect of self-compassion as a mediator in the relationship between peer relatedness and career decision self-efficacy. Researcher used Indonesian adaptation from The Youth Relatedness Scale to measure peer relatedness, Self-Compassion Scale to measure self-compassion, and Career Decision Self-Efficacy Scale-Short Form to measure self-efficacy in career decisions. The sample in this study are 650 high school students in 11th and 12th grade from various areas in Greater Jakarta. The results of the analysis showed that self-compassion had a significant influence in mediating the relationship between high school students peer relatedness and career decision self-efficacy (p <0.05). The results of this study can have practical implications for schools to create a unified and supportive classroom and school climate, and train students social skills better so they could build positive friendships with peers that can support their career development."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farhan Arviandy
"Dalam kehidupan perkuliahan di universitas, stres akademik senantiasa menjadi faktor penghalang bagi mahasiswa untuk mencapai subjective well being yang tinggi. Self compassion diperkenalkan sebagai salah satu variabel yang berpotensi dapat melindungi mahasiwa dari stres akademik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana efek self compassion dalam memoderasi hubungan antara stres akademik dan subjective well being. Partisipan penelitian ini adalah 251 mahasiswa dengan rentang usia berkisar antara 18-23 tahun (M=21,18, SD=1.33). Hasil analisis korelasi Pearson menunjukan bahwa stres akademik secara signfikan berkorelasi negatif dengan subjective well being. Hasil analisis moderasi menggunakan PROCESS Macro Hayes menunjukan bahwa self compassion tidak berkontribusi secara signifikan terhadap hubungan antara stres akademik dan subjective well being. Hasil penelitian, implikasi, limitasi, serta saran untuk penelitian kedepannya didiskusikan.

In university life, academic stress is always become a major obstacle for students to achieve high subjective well-being. Self-compassion is introduced as a variable that has the potential to protect students from academic stress. This study aims to see how the effect of self- compassion in moderating the relationship between academic stress and subjective well-being. The participants of this study were 251 students with an age range ranging from 18-23 years (M=21.18, SD=1.33). The results of Pearson correlation analysis shows that academic stress is significantly negatively correlated with subjective well being. The results of the moderating analysis using PROCESS Macro Hayes show that self-compassion does not contribute significantly to the relationship between academic stress and subjective well-being. The research results, implications, limitations, and suggestions for future research are discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izza Auzan Ilma
"Tingginya tuntutan akademik akibat Revolusi Industri 4.0 mempengaruhi stres akademik yang dimiliki oleh mahasiswa sarjana saat ini. Salah satu kemampuan yang dapat membantu mahasiswa menghadapi stres akademik adalah learned resourcefulness Terkait dengan situasi sulit, kehadiran self-compassion diprediksi berperan dalam menjelaskan kekuatan hubungan antara learned resourcefulness dan stres akademik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara learned resourcefulness dan stres akademik pada mahasiswa sarjana di Indonesia dengan self-compassion sebagai moderator. Pengambilan data pada penelitian dilakukan secara daring melalui penyebaran kuesioner yang memuat alat ukur Perception of Academic Stress Scale (PASS), Self Control Schedule (SCS), dan Self Compassion Scale (SCS). Berdasarkan hasil analisis terhadap 151 partisipan, self-compassion tidak memberikan peran signifikan pada hubungan antara learned resourcefulness dan stres akademik, F(3,147) = 14.712, p > .05. Namun demikian, hasil analisis juga menemukan adanya hubungan langsung dari  variabel learned resourcefulness (b = -.073, p < .05) dan self-compassion (b = -3.3984, p < .05) terhadap stres akademik. Diskusi mengenai hasil dan implikasi penelitian ini akan dibahas lebih lanjut.

The high academic demands due to the Industrial Revolution 4.0 affect the academic stress experienced by undergraduate students. Learned resourcefulness is one of the skills that can help students deal with academic stress. Related to difficult situations, the presence of self-compassion is predicted to play a role in explaining the strength of the relationship between learned resourcefulness and academic stress. The purpose of this study is to investigate the relationship between learned resourcefulness and academic stress in Indonesian undergraduate students, with self-compassion as a moderator. The data used for the research was collected online through the distribution of questionnaires containing Perception of Academic Stress Scale (PASS), Self Control Schedule (SCS), dan Self Compassion Scale (SCS). Based on the analysis of 151 participants, self-compassion did not significantly influence the relationship between learned resourcefulness and academic stress, F(3,147) = 14.712, p > .05. However, the results of the analysis also found a direct relationship between learned resourcefulness (b = -.073, p < .05) and self-compassion (b = -3.3984, p < .05) on academic stress. The research's findings and implications will be discussed further."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Larissa Amira Giyani
"Menjalin hubungan romantis adalah salah satu tugas perkembangan yang khas dari dewasa muda. Hubungan romantis yang memuaskan, berkaitan dengan berbagai dampak positif dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya pola attachment. Berbagai penelitian sebelumnya telah dilakukan untuk menjelaskan mekanisme yang mendasari hubungan yang kuat antara pola attachment dan kepuasan hubungan. Selain dipengaruhi oleh attachment, kepuasan hubungan juga dipengaruhi oleh self-compassion yang dapat memfasilitasi individu untuk bersikap positif di dalam hubungan romantisnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah self-compassion memediasi hubungan antara pola attachment (avoidant dan anxious attachment) dengan kepuasan hubungan romantis pada dewasa muda yang berpacaran. Penelitian kuantitatif ini memiliki sampel partisipan sebanyak 441 dewasa muda (18-30 tahun). Pola attachment diukur menggunakan Experiences in Close Relationships-Revised; self-compassion dengan Self-Compassion Scale; dan kepuasan hubungan dengan Relationship Assessment Scale. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-compassion berperan sebagai mediator bagi hubungan antara avoidant attachment dan kepuasan hubungan, namun bukan sebagai mediator antara anxious attachment dan kepuasan hubungan. Implikasi penelitian ini adalah pola insecure attachment memiliki dampak yang kuat pada rendahnya kepuasan hubungan romantis.

Having a romantic relationship is one of the developmental task characteristics of young adults. Forming a satisfying romantic relationship is related to numerous positive effects and influence by several factors, one of them is attachment style. Previous studies have investigated the underlying mechanism between the strong association of attachment and relationship satisfaction. Apart from being influenced by attachment, relationship satisfaction is also influenced by self-compassion, which facilitates individuals to act positively in their romantic relationships. The purpose of this study is to investigate whether self-compassion mediates the association between attachment style (avoidant and anxious attachment) and romantic relationship satisfaction among dating young adults. This quantitative research has 441 sample of young adults age 18-30. Attachment style is measured with Experiences in Close Relationships-Revised; self-compassion with Self-Compassion Scale; and relationship satisfaction with Relationship Assessment Scale. The result of this study shows that self-compassion act as a mediator for the association between avoidant attachment and relationship satisfaction, while not as a mediator between anxious attachment and relationship satisfaction. The implication of this study is that insecure attachment style has a strong negative effect towards relationship satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Zunuraina
"Mahasiswa (undergraduate students) mengalami tuntutan yang tinggi untuk sukses di bidang akademik dan menjadi orang yang sukses di masa depan. Hal ini membuat mahasiswa cenderung menetapkan standar yang tinggi bagi dirinya dan berisiko tinggi untuk mengembangkan perfeksionisme maladaptif. Perfeksionisme maladaptif berhubungan dengan berbagai gangguan psikologis, salah satunya adalah gejala gangguan makan. Self-compassion diduga memiliki peran sebagai mediator terhadap hubungan antara perfeksionisme maladaptif dan gejala gangguan makan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah perfeksionisme maladaptif mampu memprediksi gejala gangguan makan dan melihat peran self-compassion dalam memediasi hubungan antara perfeksionisme maladaptif dan gejala gangguan makan pada mahasiswa. Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berusia 18-25 tahun. Data penelitian dianalisis secara kuantitatif menggunakan uji statistik deskriptif, korelasi, regresi sederhana, dan mediasi. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eating Attitudes Test-26 (EAT-26) (Garner et al., 1982) untuk mengukur gejala gangguan makan, Almost Perfect Scale-Revised (APS-R) (Slaney et al., 2001) untuk mengukur perfeksionisme maladaptif, dan Self-Compasssion Scale (SCS) (Neff, 2003) untuk mengukur self-compassion. Penelitian ini dilakukan pada 203 partisipan mahasiswa yang tergolong perfeksionis maladaptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perfeksionisme maladaptif dapat memprediksi gejala gangguan makan. Selain itu, self-compassion memediasi secara penuh hubungan antara perfeksionisme maladaptif dan gejala gangguan makan pada mahasiswa.

Undergraduate students experience high demands to succeed in academics and become successful people in the future. This makes undergraduate students tend to set high standards for themselves and are at high risk for developing maladaptive perfectionism. Maladaptive perfectionism is associated with various psychological disorders, one of them is the symptoms of eating disorders. Self-compassion is thought to have a role as a mediator in the relationship between maladaptive perfectionism and eating disorder symptoms. The purpose of this study was to see if maladaptive perfectionism was able to predict eating disorder symptoms and to examine the role of self-compassion in mediating the relationship between maladaptive perfectionism and eating disorder symptoms in undergraduate students. Participants in this study were undergraduate students aged 18-25 years. Research data were analyzed quantitatively using descriptive, correlation, simple regression, and mediation statistical tests. The measuring instrument used in this study were the Eating Attitudes Test-26 (EAT-26) (Garner et al., 1982) to measure symptoms of eating disorders, Almost Perfect Scale-Revised (APS-R) (Slaney et al., 2001) to measure maladaptive perfectionism, and the Self-Compassion Scale (SCS) (Neff, 2003) to measure self-compassion. This study was conducted on 203 undergraduate student participants who were classified as maladaptive perfectionists. The results showed that maladaptive perfectionism could predict eating disorder symptoms. In addition, self-compassion was proven to fully mediate the relationship between maladaptive perfectionism and eating disorder symptoms in undergraduate students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laras Sita Persitia
"Kecemasan merupakan bentuk gangguan kesehatan mental yang banyak menyerang individu pada rentang usia emerging adulthood. Di Indonesia, hasil survei menunjukkan bahwa gangguan kesehatan mental yang paling banyak diidap oleh dewasa awal adalah gangguan kecemasan. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kecemasan adalah infleksibilitas psikologi. Individu yang memiliki kondisi psikologis yang tidak fleksibel cenderung kaku dan mudah merasa cemas. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan melihat pengaruh infleksibilitas psikologi terhadap kecemasan dengan moderasi self compassion. Metode penelitian ini adalah deskriptif menggunakan pendekatan kuantitatif. Responden yang terlibat di dalam penelitian ini adalah 180 individu pada masa emerging adulthood. Hasil penelitian menemukan bahwa self compassion dapat melemahkan hubungan infleksibilitas psikologis dengan kecemasan. Dapat dikatakan bahwa individu yang mampu bersikap welas diri terhadap diri sendiri maka dapat dapat menurunkan pemikiran yang cenderung kaku dan dijauhkan dari potensi kecemasan.

Anxiety is a form of mental health disorder that often attacks individuals in the emerging adulthood age range. In Indonesia, survey results show that the most common mental health disorder suffered by early adults is anxiety disorder. One factor that can cause anxiety is psychological inflexibility. Individuals who have inflexible psychological conditions tend to be rigid and easily feel anxious. This study was conducted with the aim of seeing the effect of psychological inflexibility on anxiety with self-compassion moderation. This research method is descriptive using a quantitative approach. The respondents involved in this study were 180 individuals in emerging adulthood. The results of the study found that self-compassion can weaken the relationship between psychological inflexibility and anxiety. It can be said that individuals who are able to be self-compassionate towards themselves can reduce thoughts that tend to be rigid and are kept away from potential anxiety."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ain Rahmiati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah atribusi berperan sebagai mediator dalam hubungan persepsi siswa terhadap penilaian guru dengan self-efficacy siswa dalam pelajaran matematika. Terdapat empat penyebab dalam atribusi yang akan dilihat dalam penelitian ini, yaitu kemampuan, usaha, keberuntungan, dan derajat kesulitan tugas. Data penelitian dikumpulkan melalui kuesioner yang terdiri dari persepsi siswa terhadap penilaian guru, atribusi, dan self-efficacy dalam pelajaran matematika. Kuesioner diisi oleh 330 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas 7 tiga SMP Negeri di Pontianak dengan teknik pengambilan sampel secara accidental sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribusi siswa pada kemampuan dan usaha pada saat sukses, serta kemampuan saat gagal berperan sebagai partial mediator dalam hubungan persepsi siswa terhadap penilaian guru dengan self-efficacy siswa dalam pelajaran matematika. Hal ini menunjukkan pentingnya pembentukan atribusi yang adaptif untuk meningkatkan self-efficacy siswa.

The aim of this study is to explore the role of attribution as mediator in the relationship between student's perception of teacher ability evaluation and self-efficacy in mathematics. The causes stem from four attribution categories, namely ability, effort, luck, and task difficulty. The data was collected through self-report questionnaire about student's perception of teacher ability evaluation, self-efficacy in mathematics, and causal ascription for success and failure. The questionnaire is filled by 330 of 7th-grade Junior High School students from three Public Junior High Schools in Pontianak.
Results show that the effect of student's perception of teacher ability evaluation on self-efficacy in mathematics was mediated partially by the ability attribution of success, effort attribution of success and ability attribution of failure. The results indicate the the important role of adaptive attribution to increase self-efficacy.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45540
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Fatikha
"Bagi penyintas kanker remaja-dewasa muda, mengidap kanker adalah peristiwa yang sangat menantang dan mengubah hidup. Walaupun dapat membawa dampak negatif, kanker sebaliknya dapat menjadi pemicu dialaminya posttraumatic growth (PTG) pada penyintas kanker remaja-dewasa muda. Salah satu faktor protektif yang berhubungan dengan kemunculan PTG adalah persepsi dukungan sosial. Kemudian, diduga bahwa mekanisme yang dapat menjelaskan terdapatnya hubungan antara persepsi dukungan sosial dan PTG pada penyintas kanker remaja-dewasa muda adalah kemunculan self- compassion. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara persepsi dukungan sosial dan PTG pada penyintas kanker remaja-dewasa muda dengan self-compassion sebagai mediator. Penelitian korelasional ini melibatkan 55 penyintas kanker di Indonesia dengan usia diagnosis 15—39 tahun yang saat ini berusia 18—39 tahun (Musia = 27,64; SD usia = 5,74; 78,18% perempuan). Alat ukur yang digunakan adalah PTGI-SF (Posttraumatic Growth Inventory-Short Form), MSPSS (Multidimensional Scale of Perceived Social Support), dan SWD-SF (Skala Welas Diri-Short Form). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi dukungan sosial dan self-compassion berkorelasi positif signifikan dengan PTG pada penyintas kanker remaja-dewasa muda. Akan tetapi, self-compassion tidak terbukti menjadi mediator pada hubungan antara persepsi dukungan sosial dan PTG pada penyintas kanker remaja-dewasa muda. 

For adolescent and young adult (AYA) cancer survivors, living with cancer is a challenging and life-changing experience. Although it causes several negative impacts, cancer can induce the process of experiencing posttraumatic growth (PTG) in AYA cancer survivors. One of the protective factors associated with PTG is perceived social support. Furthermore, it hypothesized that a mechanism that can explain the relationship between perceived social support and PTG is the emergence ofself-compassion. Therefore, this study explores the relationship between perceived social support and PTG in AYA cancer survivors with self-compassion as a mediator. This correlational study involved 55 cancer survivors with the age of diagnosis of 15—39 years old who currently is 18—39 years old (Mage = 27,64; SDage = 5,74; 78,18% female). The instruments used in this study are PTGI-SF (Posttraumatic Growth Inventory-Short Form), MSPSS (Multidimensional Scale of Perceived Social Support), and SWD-SF (Skala Welas Diri- Short Form). This study shows that perceived social support and self- compassion correlate positively and significantly with PTG in AYA cancer survivors. However, self-compassion is not mediating the relationship between perceived social support and PTG in AYA cancer survivors."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>