Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 214297 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bella Rosita
"Healthcare Associated Infections (HAIs) merupakan peristiwa buruk yang paling sering terjadi dalam pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Setiap tahunnya terdapat ratusan juta pasien terkena HAIs yang mengarah pada kematian secara signifikan dan menyebabkan kerugian finansial untuk sistem kesehatan. Di negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah, frekuensi infeksi di ICU setidaknya 2-3 kali lebih tinggi daripada negara-negara berpenghasilan tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan hasil analisis tata laksana pencegahan dan pengendalian Health care-associated infections (HAIs) di unit perawatan intensif RSUD Koja menggunakan metode bow tie. Penelitian ini merupakan jenis penelitian operasional yang bersifat kualitatif. Metode yang digunakan adalah wawancara mendalam, telaah dokumen, dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyebab angka HAIs di RSUD Koja masih diatas standar yakni adanya latent failure dalam upaya pencegahan dan pengendalian HAIs. Maka dari itu diperlukan perbaikan dalam beberapa variabel laten untuk memaksimalkan upaya pencegahan dan pengendalian HAIs, serta dibutuhkan penelitian yang membahas kondisi pasien sebagai ancaman dalam upaya pencegahan dan pengendalian HAIs di rumah sakit.

Healthcare Associated Infections (HAIs) are the most frequent adverse events in health services throughout the world. Every year there are hundreds of millions of patients affected by HAIs that lead to death significantly and cause financial losses to the health system. In middle and low-income countries, the frequency of infections in ICUs is at least 2-3 times higher than in high-income countries. The purpose of this study was to obtain the results of analysis of prevention and control of Health care-associated infections (HAIs) in the intensive care unit at Koja Disrict Hospital using the bow tie method. This research is a type of operational research that is used qualitative method. The methods used are in-depth interviews, document studies, and observations. The results of this study indicate that the cause of the number of HAIs in Koja District Hospital is still above the standard, namely the presence of latent failure in efforts to prevent and control HAIs. Therefore, improvements in some latent variables are needed to improve the effectiveness of HAIs prevention and control efforts, and research is needed to discuss the patients condition as a threat in preventing and controlling HAIs in the hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Sugiarto
"Healthcare Associated Infections (HAIs) merupakan masalah penting dan penyebab peningkatan morbiditas, mortalitas serta perpanjangan waktu perawatan di rumah sakit. Di Indonesia HAIs di rumah sakit paling banyak terjadi di ruang rawat intensif. Dalam 3(tiga) tahun terakhir ini RSPP mengalami peningkatan jumlah pasien yang dirawat dan lama hari rawat sehingga semakin besar kemungkinan terjadinya risiko HAIs. Tujuan penelitian ini mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan lamanya rawat inap (lebih dari 3x24 jam) di ruang rawat intensif, dan mengetahui angka prevalensi HAIs dari Januari 2011 sampai dengan Desember 2012. Desain penelitian kuantitatif cross sectional dengan data sekunder dari rekam medik dengan sampel 897 pasien dan data primer dari kuesioner petugas medis sebanyak 90 orang, metode pengumpulan data secara telaah dokumen rekam medik dan data tim PPIRS.
Hasil penelitian : 1. Empat faktor dari rekam medik berhubungan dengan lamanya rawat inap yaitu usia, pemakaian alat medis invasif, status gizi, dan penyakit penyerta; 2. Hasil kuesioner mayoritas petugas memiliki pengetahuan dan sikap yang baik serta perilaku yang patuh terhadap universal precaution; 3. Angka prevalensi HAIs di RSPP pada tahun 2011 sebesar 1,15% menurun pada tahun 2012 menjadi 0,27% masih dibawah 1,5 % sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Kemenkes RI. 4. Terdapat hubungan antara lama rawat dengan kejadian HAIs. Rekomendasinya lebih membudayakan gerakan kebersihan tangan berdasarkan 5 moment dan 6 cara/langkah kebersihan tangan sesuai dari WHO.

Healthcare Associated Infections is an important issue and causes increased morbidity, mortality and extension of hospital care time. In Indonesia HAIs in hospitals is most prevalent in the intensive care unit. In the last 3 years RSPP has increased the number of patients treated and long day care so the greater the likelihood of the risk of HAIs. The purpose of this study known factors associated with length of hospitalization (more than 3x24 hours) in the intensive care unit, and determine the prevalence of HAIs (case study from January 2011 to December 2012). Quantitative cross-sectional study design with secondary data from medical records of 897 patients with a sample of primary data from questionnaires and medical personnel 90 people, methods of data collection document review of medical records and data PPIRS team.
Results of the study: 1. Four factors from medical records related to the length of hospitalization, namely age, use of invasive medical devices, nutritional status, and comorbidities; 2. The results of the questionnaire the majority of workers have the knowledge and attitudes as well as behaviors that adhere to universal precautions; 3. The prevalence of HAIs in PCH in 2011 of 1.15% decreased in 2012 to 0.27% is still below 1.5% in accordance with the standards set by the Ministry of Health of Indonesia. The recommendations need to empowers movement by 5 moments and 6 way / steps of the hand hygiene in accordance WHO
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T38624
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharyono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keunggulan dan keterbatasan dalam menilai risiko yang ada di Floating Storage and Offloading Unit (FSO) X PT ABC dengan metode Bow-Tie Analysis yang bersumber dari data hasil analisis HAZOP, selanjutnya dilakukan analisis kajian terhadap metode HAZOP dan Bow-Tie sehingga diketahui keterbatasan dan keunggulan masing-masing metode.
Hasil yang diperoleh akan dijadikan rekomendasi dalam manajemen risiko di PT ABC. Penelitian dilakukan pada unit cargo oil loading system FSO X pada deviasi/top event yaitu no/less flow dan corrosion/erosion selama Januari?Juli 2015. Parameter yang digunakan adalah parameter yang ada pada metode HAZOP dan Metode Bow-Tie.
Hasil penilaian risiko pada cargo oil loading system disajikan dalam bentuk worksheet kerja HAZOP dan Bow-Tie diagram. Keunggulan HAZOP diantaranya adalah HAZOP memiliki kelebihan dalam penggunaan guide word untuk memandu evaluasi deviasi desain dan kecukupan safeguard; ruang lingkup spesifik dalam hal identifikasi risiko terkait desain proses dimana analisis dilakukan berdasarkan P&ID; tidak memerlukan software khusus dalam pengerjaanya.
Keterbatasan yang dimiliki HAZOP adalah penyajian data dalam bentuk worksheet sehingga membutuhkan pemahaman lanjutan; ketidakmampuan dalam menggambarkan skenario risiko maupun mitigasinya. Keunggulan bow-tie diantaranya kemudahan dalam memahami hasil analisis karena tergambarkan dalam visual diagram; kemampuan memprediksi tingkat preventive atas penyebab (proaktif) dan tingkat mitigasi dari konsekuensi risiko yang ditimbulkan (reaktif); kemampuan analisis hingga tingkat/level risiko; dan kemampuan dalam menggambarkan perkembangan dan mitigasi risiko.
Adapun keterbatasan bow-tie adalah tidak spesifik mengkaji hazard terkait operasional/desain proses; diperlukan software khusus yang relatif cukup mahal sehingga penggunaannya menjadi terbatas. Dalam hal pemilihan metode risk assessment, pemilihan metode risk assessment sebaiknya disesuaikan dengan tujuan utama dari fasilitas yang akan dinilai. Pada penelitian penilaian risiko di Floating Storage and Offloading Unit (FSO) X PT ABC dengan penggunaan metode HAZOP yang berfokus pada evaluasi kecukupan safety devices suatu instalasi, sehingga perlu dilengkapi dengaan Bow-Tie Analysis agar tingkat risiko dan mitigasi tergambarkan dan terprediksi.

The purpose of this study is to compare HAZOP and Bow-tie analysis method to determine the advantages and limitations of the method in assessing the risks that exist in the Floating Storage and Offloading unit (FSO) X PT ABC.
The results obtained will be recommended in risk management at PT ABC. The study was conducted on a unit of oil cargo loading system FSO X on deviation/top event no/less flow and corrosion/erosion during January to July 2015. The parameters used are the parameters that exist in the HAZOP and Bow-Tie method.
The results of the risk assessment on oil cargo loading system are presented in the form of HAZOP worksheet and Bow-Tie diagrams. The advantages of HAZOP including the use of guidance word; specific in terms of identification of risk associated design process based on P&ID; and it doesn?t require any special software.
The HAZOP limitations including the used of worksheet that requires an advanced understanding;and it can?t describing risk scenarios and mitigation. Bow-tie advantages including the results of the analysis as illustrated in the visual diagram so it?s easy to understand; the ability to predict the level of preventive action (proactive) and level of mitigation of the consequences (reactive); analytical skills up to the level of risk; and the ability to describe the development and mitigation of risk.
The limitations of bow-tie is not specifically assess the hazard related to operational/design process; and it required special software, so the use of the method is limited. When we want to conduct the risk assessment, it should be adjusted with the primary purpose of the facility is to be assessed. In the risk assessment study on the Floating Storage and Offloading unit (FSO) X PT ABC, the use of HAZOP method only focuses on the evaluation of the adequacy the installation of safety devices, to get more comprehensive result that can predict the risk level and risk mitigation we also need another method such as Bow-Tie Analysis.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prakas Rifki Maulana
"Pembangunan Infrastruktur jalan tol sedang meningkat saat ini. Dengan masifnya pembangunan infrastruktur khususnya jalan tol, pemerintah melakukan alternatif kontrak konstruksi berupa kontrak konstruksi rancang bangun (design build). Kontrak design build digunakan karena memiliki efektivitas dari segi waktu dan biaya. kontrak design build dihadapi oleh banyak masalah ketidakpastian dan risiko yang mungkin terjadi. Dampak tersebut berpengaruh terhadap kinerja waktu dan biaya proyek. Untuk menangani berbagai risiko tersebut diperlukan manajemen risiko yang baik dan benar. Yang dilakukan dari tahap identifikasi risiko, analisis risiko, dan pengendalian risiko. Oleh karena itu dalam penelitian ini melakukan analisis risiko pada proyek design build khusunya jalan tol. Dari hasil penelitian didapat 7 variabel berupa tahap pelaksanaan, tahap persiapan tender, tahap tender, tahap evaluasi tender, tahap desain, tahap konstruksi, tahap monitoring dan controling serta tahap penyelesaian pekerjaan. Selanjutnya didapatkan 29 indikator dan 60 faktor risiko proyek design build jalan tol dan dari analisis kualitatif risiko hingga didapat 30 faktor risiko dengan kategori ekstrem sebagai faktor risiko dominan penelitian. selanjutnya dianalisis rekomendasi solusi berupa tindakan preventif dan korektif terhadap faktor risiko dominan. Metode yang digunakan dalam penelitian berupa metode bow tie, untuk memberikan gambaran yang ringkas dan jelas mengenai penyebab, dampak, tindakan preventif dan korektif terhadap faktor risiko dominan.

The construction of toll road infrastructure is increasing. With massive infrastructure development, especially toll roads, the government is undertaking an alternative construction contract in the form of a design build contract. The design build contract is used because it has effectiveness in terms of time and cost. Design build contracts are faced with many problems of uncertainty and possible risks. These impacts affect the time and cost performance of the project. To handle these various risks, good and correct risk management is needed. Which is carried out from the stages of risk identification, risk analysis, and risk control. Therefore, in this study, we conduct a risk analysis on design build projects, especially toll roads. From the research results obtained 7 variables in the form of implementation stage, tender preparation stage, tender stage, tender evaluation stage, design stage, construction stage, monitoring and controlling stage and work completion stage. Furthermore, 29 indicators and 60 risk factors for the toll road design build project were obtained and from a qualitative risk analysis, 30 risk factors were obtained with the extreme category as the dominant risk factor for the study. then analyzed the recommended solutions in the form of preventive and corrective actions against the dominant risk factors. The method used in this research is the bow tie method, to provide a concise and clear description of the causes, impacts, preventive and corrective actions against dominant risk factors."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Indra Pehulisa
"Secara alami, produksi minyak dan gas (migas) akan mengalami penurunan
(decline). Berbagai upaya dilakukan untuk mempertahankan tingkat produksi
migas sekaligus meningkatkan produksinya. Salah satu upaya adalah dengan
melakukan pemboran sumur baru. Kegiatan pemboran merupakan suatu kegiatan
yang memiliki Risiko Bahaya kategori Tinggi. Mitigasi harus dilakukan untuk
mengurangi potensi bahaya dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja.Ruang
lingkup penelitian ini mencakup seluruh kegiatan utama yang ada pada suatu
kegiatan pemboran. Analisa risiko ditinjau dari aspek manusia, peralatan,
lingkungan dan citra perusahaan. Metode Bow Tie dilakukan untuk melihat dan
menganalisa risiko yang ada pada kegiatan pemboran di PT Pertamina EP. Untuk
mendukung data penelitian, juga dilakukan pengambilan data berupa kuesioner
dari para pekerja yang terlibat di kegiatan pemboran PT Pertamina EP. Secara
umum sudah dilakukan mitigasi untuk kegiatan pemboran di PT Pertamina EP
sehingga operasi pemboran tersebut berada pada kondisi aman. Beberapa
masukan hasil penelitian ditujukan untuk meningkatkan keamanan operasi
pemboran PT Pertamina EP

Naturally, oil and gas production will decline. Some efforts have to do to keep oil
and gas production rate as well as to increase the production. One of them is
drilling new well. Basically, hazards in drilling activities are categorized as High
Risk. Mitigation should be done to reduce the potential hazards and prevent
accidents.The scope of this study covers all the major events that exist in a drilling
activities. Analysis of risk in terms of aspects of human, equipment, environment
and corporate image. Bow Tie method is performed to see and analyze the risks
involved in drilling activity in the PT Pertamina EP. To support research data,
also conducted a questionnaire data collection from the workers involved in the
drilling activities of PT Pertamina EP. In general, mitigation has been carried out
for drilling activities at PT Pertamina EP so that the drilling operations are in safe
condition. Some input the results of research aimed at improving the safety of
drilling operations of PT Pertamina EP.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricko Adlyana Putra
"Kondisi fasilitas stasiun anjungan lepas pantai "E" di PT. X dengan dengan panjang pipeline offshore ± 1.955 kilometer dan pipeline onshore ± 10.057 kilometer serta jumlah SCE (safety critical equipment) sebanyak 25.601 unit, juga PCE (process critical equipment) sebanyak 60.164 unit dan adapun 17 insiden yang sangat berharga sepanjang tahun 2011-2013 sangat berguna untuk dilakukan analisa lebih jauh oleh peneliti. Tesis ini mengulas insiden hydrocarbon release dengan menggunakan analisa Bow-Tie untuk menentukan faktor dominan dari penyebab insiden yang ada di stasiun lepas pantai "E" di PT. X pada tanggal 26 Februari 2013. Dengan ditetapkannya faktor dominan maka manajemen dapat membuat program kerja untuk membantu keberjalan proses fasilitas menjadi lebih aman dan memberi dampak yang baik bagi PT. X dari segi bisnis.
Teknik analisa bahaya tradisional seperti Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) dan Fault Tree Analysis (FTA) sudah terlalu sering digunakan untuk menganalisis suatu bahaya. Teknik analisa FMEA dan FTA ini bersifat sebab-akibat linier dan kurang baik dalam analisa bahaya (Song, 2012). Metode Bow-tie menyediakan visualisasi yang mudah dipahami dari hubungan antara penyebab gangguan bisnis, eskalasi peristiwa kecelakaan, pencegahan peristiwa dan langkah-langkah kesiapsiagaan untuk membatasi dampak bisnis (Lewis, 2010). Diagram Bow-tie telah berkembang sebagai metode yang sangat berguna berguna untuk menggambarkan dan memelihara sistem manajemen risiko yang melekat dalam pekerjaan operasi sehari-hari dan juga telah terbukti dalam industri lepas pantai di seluruh dunia (Saud, Israni, & Goddard, 2013).

The condition of Offshore Platform Station "E" in PT. X with its length of offshore pipeline reach to ± 1.955 kilometers and length of onshore pipeline ± 10.057 kilometers, as well as its total number of SCE (Safety Critical Equipment) 25.061 units and total number of of PCE (Process Critical Equipment) of 60.164 units, also it has 17 valuable incidents occured during 2011 - 2013, which all are very useful for further analysis by researcher. This thesis will analyze hyrdocarbon release incidents by using Bow-Tie analysys to determine dominan factors of causes of incidents happened at Offshore Station E at PT. X on 26th February 2013. By the establishment of dominant factors, the management can develop work programs to ensure the process of the facility to be safer and cause good impact for PT. X in term of business.
Traditional hazard analysis techniques such as Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) and Fault Tree Analysis (FTA) are too frequently used to analyze a hazard. These FMEA and FTA analysis techniques are tend to be causal linear and poor in analyzing hazard (Song, 2012). Bow-tie method provides easily understandable visualization of relationship among business disruption causes, incident escalations, events prevention, and preparedness measures to limit business impact (Lewis, 2010). Bow-tie Diagram has developed to be a very useful method to describe and maintain risk management system that embedded in the daily operational works and also become a proven method in offshore industry worldwide (Saud, Israni, & Goddard, 2013)."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T44422
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Januaty
"Infeksi aliran darah banyak terjadi pada pasien yang terpasang kateter vena sentral. Infeksi sistemik mengakibatkan lama rawat karena memerlukan terapi pengobatan yang panjang dan berdampak pada mahalnya biaya perawatan. Perilaku perawat yang sesuai dengan standar prosedur operasional dapat mencegah terjadinya infeksi aliran darah mulai dari pemasangan, perawatan, dan pencabutan kateter vena sentral.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran perilaku perawat dalam pencegahan infeksi aliran darah melalui kateter vena sentral di ruang perawatan intensif. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode cross sectional terhadap 107 perawat di sebuah RS di Jakarta diambil dengan teknik simple random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat yang berperilaku baik dalam pencegahan infeksi aliran darah melalui kateter vena sentral sebesar 54,2%. Hasil penelitian ini merekomendasikan penambahan informasi dan pelatihan mengenai CVC bundle pada perawat serta penyusunan dan sosialisasi standar prosedur operasional tentang perawatan dan pencabutan kateter vena sentral, termasuk desinfektan yang digunakan.

The infections in bloodstream often occur in patient with Central Venous Catheter (CVC). Systemic infection can result in longer hospitalization due to requiring lengthy treatment therapy and has an impact on the higher cost of treatment expenses. Appropriate nurse behavior standards of operational procedures can prevent bloodstream infections starting from the CVC insertion preparation, CVC maintenance, and CVC removal.
The purpose of this research was to describe the behavior of nurses in the prevention central line associated with bloodstream infections in intensive care. This research is a descriptive research using cross sectional method involving 107 nurses in the hospital in Jakarta. The respondents were taken by using simple random sampling.
The result of this study, showed that the behavior of nurses in the prevention of bloodstream infections related to Central Venous Catheter is good behavior 54,2%. This research recommends the importance of the provision of information and training on CVC bundle in nurses, as well as the promotion of standards operational procedures about CVC maintenance and removal, including disinfectant used."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S61708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Peristiana
"Penanganan program kesehatan bagi masyakat tidak mampu adalah tanggung jawab Pemerintah. Melalui subsidi diharapkan penanganan tersebut menjadi optimal sesuai dengan kebutuhan pengobatan. Agar subsidi yang ada tepat, baik secara ukuran kuantitatif maupun kualitatif maka periu dilakukan perhitungan biaya yang rill dan evaluasi terhadap penerimaan subsidi tersebut kepada pihak yang memang membutuhkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kecukupan subsidi pasien tidak mampu di lnstalasi Rawat Jalan RSUD Koja berdasarkan perhitungan biaya satuan dan bagaimana evaluasi penerimaan subsidi tersebut untuk pasien yang benar-benar tidak mampu (validasi). Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus, yang pengumpulan datanya dilakukan melalui wawancara, pengumpulan data sekunder dan survei lapangan untuk validasi pasien tidak mampu.
Hasil penelitian menyimpulkan besarnya biaya satuan pelayanan rawat jalan untuk pasien tidak mampu adalah sebesar Rp. 104.000,- termasuk biaya obat, yang diperoleh dengan perhitungan analisis biaya Activity Based Costing. Evaluasi ketepatan subsidi kepada Pasien tidak mampu yang berhak menerima dengan kriteria yang telah ditetapkan memiliki validitas ketidakmampuan sebesar 96 %. Sebanyak 4 % sisanya merupakan pasien tidak mampu yang berasal dari luar Jakarta Utara sehingga tidak diperhitungkan.
Untuk mendapatkan angka subsidi yang mencukupi kebutuhan pengobatan pasien tidak mampu maka pemerintah perlu memperhitungkan besar biaya satuan. Dan untuk pelaksanaan prosedur dan ketepatan pemberian subsidi tersebut perlu dilakukan pengawasan dari pihak terkait.
Daftar bacaan : 35

Analysis on Cost Subsidy for the Poor at Ambulatory Care Service unit, Koja General District HospitalProtecting the poor is Government's responsibilities. Implementation of subsidy policy seems to be the important strategy to meet the medical treatment need for the poor effectively. To ensure appropriateness of the subsidy, calculation on the unit cost is needed.
The objective of this study is to obtain information on subsidy for Ambulatory in Unit of Koja General District Hospital based on the unit cost and validation of those who entitled to obtain the subsidy.
The study showed that the cost was Rp. 104.000,- based on Activity Based Costing analysis. It is also confirmed that 96% subsidy provided is distributed to the entitled person. The remaining 4% was dedicated for those who reside outside North Jakarta.
Based on the study result, the Government need to calculate the unit cost of subsidy for the poor. To ensure the appropriateness and sufficient subsidy, control to the subsidy disbursement is needed.
References: 35"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10743
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Anggia
"Signifikansi kualitas produk farmasi dan lingkungan regulasi yang ketat telah mendorong industri farmasi untuk menggunakan pendekatan manajemen risiko kualitas dalam upaya meningkatkan jaminan kualitas secara proaktif. Penilaian risiko merupakan tahap penting dalam menjalankan manajemen risiko yang efektif, sehingga penelitian ini ditujukan pada fokus pengembangan model penilaian risiko kualitas, dengan mencakupkan sistematika penilaian yang lebih komprehensif.
Pengembangan model dilakukan dengan mengintegrasikan prinsip dan sistematika metode fuzzy bow tie analysis untuk menganalisis faktor dan dampak risiko, untuk mengevaluasi tingkat risiko, serta untuk merumuskan tindakan kontrol risko melalui pengembangan barier pada analisis diagram bow tie. Validasi model pada lingkup aspek change control pada proses manufaktur di industri farmasi formulasi dan packaging, menunjukkan bahwa model telah berhasil dikembangkan dan dapat mendukung pengambilan keputusan pengelolaan risiko serta dapat mendukung perumusan rencana tindakan mitigasi.

Quality significances for pharmaceutical products within highly regulated environment has led pharmaceutical industries to utilize quality risk management approach in order to proactively improve their quality assurance. Risk assessment is a valuable stage in conducting effective risk management process, hence this research is focused to develop quality risk assessment model in which incorporates more comprehensive assessment process. Model is developed by integrating fuzzy bow tie analysis method principles and systematic steps, to analyze risk factors and risk impacts, to evaluate risk events level, as well as to formulate risk controls through barrier improvement in bow tie diagram analysis. Model validation within change control aspect in pharmaceutical formulation and packaging manufacturing process, has shown that model has been successfully developed and the model was
able to foster decision making and mitigation action planning toward quality risks.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T46579
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Huda
"Rumah sakit merupakan organisasi yang memberi pelayanan kesehatan, yang meliputi pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan pelayanan penunjang non medik. Pelayanan medik tidak dapat dapat berhasil, jika tidak didukung oleh pelayanan penunjang medik dan pelayanan penunjang non medik. Unit laundry merupakan unit penunjang non medik yang memberikan pelayanan linen terutama kepada pasien rawat inap. Unit laundry merupakan unit yang melakukan pengelolaan linen rumah sakit, khususnya linen yang merupakan kelengkapan tempat tidur pasien rawat inap. Dari literatur diketahui bahwa adanya keharusan setiap rumah sakit menyediakan linen bersih siap pakai kebutuhan pasien, sehingga upaya agar linen pasien selalu tersedia, maka dibutuhkan unit laundry yang melakukan pengelolaan linen yang baik.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hasil pengelolaan linen rawat inap di RSUD Koja Jakarta Utara, dimana masih terdapat hasil yang yang belum sesuai dengan standar hasil pengelolaan antara lain: 1. Linen kurang bersih, 2. Linen berubah warna, 3. Linen kusut. Variabel penelitian terdiri dari karakteristik pasien rawat, inap, karakteristik petugas rawat, karakteristik petugas laundry yang berhubungan dengan persepsi penilaian tentang hasil pegelolaan linen dan pelaksanaan pengelolaan linen terhadap hasil pengelolaan linen.
Metoda penelitian dengan pendekatan deskriptif analitik dengan analisa data secara kuantitatif, dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui persepsi terhadap hasil pengelolaan dan pengamatan langsung untuk mengetahui pelaksanaan pengelolaan linen di unit laundry RSUD Koja.
Analisis data dilakukan analisa univariat untuk melihat sebaran setiap variabel, dan analisa bivariat untuk melihat hubungan variabel melalui metoda uji beda proporsi dengan pendekatan chi square dan metode regressi logistik dengan uji wald test.
Hasil penelitian diperoleh kesimpulan berupa masih terdapatnya linen hasil pengelolaan yang kurang bersih, kurang licin dan berubah warna, faktor yang berhubungan dengan persepsi terhadap hasil pengelolaan linen adalah pendidikan petugas rawat inap berhubungan dengan persepsi linen licin dan linen berbau, serta lama bekerja berhungan dengan persepsi linen bersih, dan pelaksanaan pengelolaan sesuai SOP yang ada belum dilaksanakan dengan benar serta SOP yang ada saat ini belum efektif.
Guna meningkatkan pelayanan linen pasien rawat inap, maka upaya yang dimungkinkan adalah meningkatkan pembinaan dan pengawasan agar SOP yang ada dilaksanakan dengan benar oleh seluruh petugas laundry dan penyesuaian SOP yang ada agar lebih efektif, serta peningkatan pengetahuan seluruh petugas laundry tentang pengelolaan linen.

Hospital is an organization that provides health care service, which include a medical services, medical support service and non-medical support service. Medical service is very dependent to , medical support service and non medical support service. Laundry is a non-medical unit which its function to give linen service, specially for in patient unit as a component of in patient's bed equipment. As in the literature, the hospital has to provide clean and ready to use linen, which is becomes part of laundry unit's role. The quality of laundry processing output is depending on the laundry unit performance. Therefore hospital has to step-up the laundry unit performance to provide the better linen output.
The objective of this research was to evaluate the in patient linen processing output that's provided by the laundry unit at Koja Hospital, which still have non standard results, such as 1.un clean linen, 2.colour changing linen, and 3.wrinkle linen. Variables of this study are the characteristic of in-patient person, characteristic of nursing personnel, and the characteristic of laundry personnel, related to their perception on the output and the process of providing clean and ready to use in-patient linen.
The methodology of this research is descriptive analytic approach by using questionnaire to know the perception of the respondent related to in-patient linen processing output and direct observation to know the process of providing clean and ready to use in-patient linen of laundry unit at Koja Hospital.
The data analysis was done by quantitative method by univariat analytic approach to find the spreads of each variable and bivariat analytic to identification the relation among variables using Different Proportional Method with Chi-square test and Logistic Regression Method with Wald test.
The result of this study was found that there were dirty linen, smooth linen and changing color linen. The factor that related with their perception about wrinkle linen and smooth linen was the education of in-patient personnel. Factor that related to in-patient personnel perception about clean linen was their working experience. Another result was found that SOP has been used at the hospital was not effective and not implemented well.
In order to increase in-patient linen service, possible effort are step-up controlling and directing the SOP implementation, adjust present SOP to be more effective and increase the knowledge of laundry unit personnel about laundry operational process.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T2556
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>