Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116868 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asteria Puspa Kemala
"

ABSTRAK

Nama                           : Asteria Puspa Kemala

Program Studi             : Geografi

Judul                           : Daya Tahan Spasial Toko Tradisional Terhadap Toko Modern di Kabupaten Cianjur

Menjamurnya toko modern dikhawatirkan akan mematikan keberadaan toko tradisional. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya tahan toko tradisional terhadap toko modern berdasarkan usia toko, waktu pendirian toko, jarak toko dengan minimarket, dan kondisi penjualan yang dikaitkan dengan lokasi toko di pusat dan pinggiran kota. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Cianjur yang saat ini sedang berkembang sebagai pusat pelayanan jasa dan perdagangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data secara deskriptif komparatif dengan pendekatan keruangan. Sampel yang diambil menggunakan metode purposif sampling. Hasil penelitian ini semakin dekat jarak antara kedua toko semakin besar pengaruhnya. Di pusat kota toko tradisional yang memiliki daya tahan kuat lebih banyak daripada toko tradisional yang memiliki daya tahan lemah. Di pinggiran kota toko tradisional yang memiliki daya tahan kuat lebih banyak dari pada toko tradisional yang memiliki daya tahan lemah.

Kata kunci : toko modern, toko tradisional, jarak, waktu, daya tahan


ABSTRACT

Name                           : Asteria Puspa Kemala

Study Program            : Geography

Title                             : Spatial Resistance Of Traditional Stores Against Modern Stores In Cianjur

When modern stores are mushrooming everywhere, it’s predicted that traditional stores will out of business. This study was conducted to determine the resistance of a traditional stores to modern stores by age, period of the store, distance stores with minimarket, and conditions associated with the sale of store locations in the center and suburbs. This research was conducted in the current Cianjur as a center of trade and services. Data analysis in this study used a comparative descriptive analysis of the data with spatial approach. Samples were taken using a purposive sampling method. The results of this study conclude that the distance between one store to another is a critical factor to determining the level of the resistance. In the downtown, traditional store has strong resistance more than the traditional stores which have a weak resistance. In the suburbs, traditional stores which have a strong resistance more than the traditional stores which have a weak resistance.

Keywords: modern stores, traditional stores, period, distance, resistance

"
Lengkap +
2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Putradana
"Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki andil yang cukup besar terhadap perekonomian nasional serta penyerapan tenaga kerja yang tidak sedikit jumlahnya. Salah satu usaha UMKM yang memiliki omzet cukup besar adalah usaha toko ritel sembako. Akan tetapi, keberadaan UMKM ini semakin terancam eksistensinya dikarenakan pertumbuhan toko ritel modern yang jauh lebih pesat selama jika dibandingkan dengan pertumbuhan UMKM ini. UMKM UD. Tjandra yang berlokasi di Cinere Depok, merupakan salah satu unit usaha bertipe toko ritel sembako tradisional yang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan para kompetitor di sekitarnya seperti harga yang lebih murah dan adanya variasi produk yang tidak dapat ditemukan pada toko ritel modern. Berdasarkan analisis yang dilakukan masih terdapat beberapa kesenjangan di unit usaha, yaitu pada aspek promosi dan suasana toko, sehingga diperlukan suatu proses optimalisasi untuk meminimalisasi kesenjangan tersebut. Optimalisasi yang dilakukan yaitu promosi blind shop, cross selling, dan optimalisasi lingkungan fisik (servicescape). Setelah dilakukan optimalisasi, terjadi peningkatan volume penjualan dari produk-produk yang dipromosikan dan penilaian konsumen UD. Tjandra terkait kualitas lingkungan fisik di toko UD. Tjandra juga meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk membantu UD. Tjandra dalam mengelola promosi yang efektif serta mengelola lingkungan tokonya secara lebih baik agar dapat meningkatkan daya saingnya dalam menghadapi pertumbuhan toko ritel modern yang sangat pesat dalam beberapa tahun belakangan ini.

Small and Medium Business Enterprises has a significant impact to the national economic and adsorb a significant number of employees in Indonesia. One of the types of small and medium enterprise that have a rapid cash flow in their operation is a traditional retail store. However, this kind of business is getting weaker realizing there is a higher enhancement of the growth of modern retail store. UD. Tjandra, which located in Cinere, Depok is one kind of this business which has a few strengths comparing to its nearby competitor, but still not maximizing it yet to increase their competitive power. Based on the analysis that have been done during this research, there are a few gaps in this business entity that need to be optimized in order to make this business entity perform better, these gaps are promotion and servicescape. Optimization that have been done in this research are blind shop promotion, cross selling promotion, and servicescape optimization. After doing these optimizations, there is a raise in sales volume for a product that used as an object in the promotion optimization and based on the UD. Tjandra customer evaluation, there is a satisfaction enhancement to the quality of UD. Tjandra's store physical evidence. This research is aiming to assist UD. Tjandra to manage more effective promotion process and to manage their store appearance in a better way, so they can raise their competitive power to face modern retail store rapid growth in recent years."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joan Eleora
"Perubahan fisik yang terjadi oleh karena adanya perkembangan pembangunan sebuah wilayah mempengaruhi iklim mikro suatu kawasan dan juga terhadap kondisi termal kawasan tersebut. Peningkatan suhu udara dapat mempengaruhi kenyamanan termal. Kenyamanan termal inilah yang mempengaruhi inisiatif manusia dalam beraktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana variasi kenyamanan termal berdasarkan tipe penggunaan lahan dan untuk menganalisis persepsi penduduk terhadap kenyamanan termal dalam berjalan kaki di Kecamatan Cianjur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan melakukan penyebaran kuesioner. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis keruangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan lahan industri memiliki suhu udara tertinggi dan kelembaban udara paling rendah dibandingkan dengan tipe penggunaan lainnya. Hal ini dipengaruhi dari aktivitas industri yang menghasilkan panas dari kegiatan produksi dan asap pabrik. pada pagi dan siang hari mayoritas nilai THI termasuk pada kategori “Tidak Nyaman”, sedangkan pada sore hari kategori “Tidak Nyaman” dan “Sebagian Tidak Nyaman” cukup merata persebarannya. Secara temporal, persepsi penduduk di Kecamatan Cianjur terhadap kenyamanan termal cenderung merasa “Nyaman” di pagi dan sore hari, kemudian merasa “Sedikit Tidak Nyaman” di siang hari. Meskipun nilai THI cukup tinggi di suatu wilayah, namun persepsi seseorang terhadap kenyamanan termal dapat berbeda karena terdapat kondisi lain yang mempengaruhi adaptasi psikis seseorang dalam merasakan termal.

Physical changes that occur due to the development of an area affect the microclimate of an area and also the thermal conditions of the area. An increase in air temperature can affect thermal comfort. It is this thermal comfort that influences human initiative in activities. This study aims to find out how thermal comfort varies based on the type of land use and to analyze residents' perceptions of thermal comfort when walking in Cianjur District. The method used in this study is a quantitative method by distributing questionnaires. The analysis used is descriptive analysis and spatial analysis. The results showed that industrial land use had the highest air temperature and lowest air humidity compared to other types of land use. This is influenced by industrial activities that generate heat from production activities and factory smoke. in the morning and afternoon the majority of THI scores fall into the "Uncomfortable" category, while in the afternoon the "Uncomfortable" and "Mostly Uncomfortable" categories are fairly evenly distributed. Temporarily, the perception of residents in Cianjur Subdistrict towards thermal comfort tends to feel "Comfortable" in the morning and evening, then feel "Slightly Uncomfortable" during the day. Even though the THI value is quite high in an area, a person's perception of thermal comfort can be different because there are other conditions that affect a person's psychological adaptation to feeling thermal.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Mahaendra Djaja
"Permasalahan utama antara ritel modern (minimarket, supermarket dan hypermarket) dan ritel tradisional, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta adalah lokasi, di mana ritel modern dengan kekuatan modalnya yang luar biasa berkembang begitu pesat yang lokasinya berdekatan dengan lokasi ritel tradisional yang sudah lebih dulu berada di lokasi tersebut. Menurut Guy (1999), keberadaan minimarket yang lokasinya tidak jauh dari perumahan penduduk telah menarik minat penduduk untuk berbelanja di minimarket. Faktanya, hal tersebut menjadi alasan masyarakat memilih minimarket menjadi tempat berbelanja, sehingga membentuk suatu persepsi atau pandangan terhadap minimarket tersebut.
Ketertarikan konsumen yang paling utama terhadap minimarket adalah pada lokasinya, misalkan kemudahan untuk dijangkau dan yang terpenting adalah posisinya yang harus strategis. Oleh karena itu, lokasi sangat mempengaruhi resiko dan keuntungan suatu tempat usaha secara keseluruhan (Berman dan Evans, 2004). DPW Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia DKI Jakarta (2009) mengatakan bahwa menjamurnya ritel modem dalam hal ini minimarket di DKI-Jakarta--menyebabkan omset pasar atau ritel tradisional seperti toko kelontong serta warung makin merosot. Berdasarkan data yang diperoleh dari Biro Perkonomian Provinsi DKI Jakarta menunjukkan bahwa pertumbuhan minimarket mengalami peningkatan dari tahun 2007 - 2009. saat dikeluarkannya instruksi gubemur No.1 15 Tahun 2006 tentang Penundaan Sementara Perizinan Minimarket. Berdasarkan lokasinya ritel modern (minimarket) melanggar ketentuan jarak yang ditetapkan Peraturan Daerah (Perda) No 2 Tahun 2002 tentang Perpasaran Swasta.
Dalam Perda jelas diatur, jarak antara pasar ritel modern dan ritel tradisional yang ada di lingkungan mulai dari 0,5 kilometer (km) untuk pasar ritel dengan luas 200 meter persegi (m2) namun kenyataannya lokasi ritel moderen tersebut banyak dijumpai memiliki jarak yang kurang dari 0,5 km dari ritel tradisional (toko dan warung kelontong) sehingga mengakibatkan dampak negatif terhadap kinerja ritel tradisional (toko kelontong dan warung) yang terlihal dari indikator menurunnya: omzet, jumlah pembeli per hari, jumlah pembelian per konsumen, Rata-rata Marjin, Rata-rata Keuntungan, Jumlah Produk yang dijual, Nilai total produk dan Rata-rata nilai belanja produk perhari.

The main problem among modern retail and traditional retail especially in the Urban is location. With it's power, modern retail could be spread out fastly in location where is close to the traditional retail which found before modern retail. According to Guy (1999), location of modern retail (minimarket) was closed to the settlement has been making interest to the people who was shopping at the modern retail (minimarket). In fact, that was as the reason why the people choose the modern retail for shopping, it will built the perception and opinion about it.
The main consumer interested to the modern retail (minimarket) is location, especially strategic of it location. Because, it could be make risk and benefit market place as whole (Berman and Evans, 2004). APPSI DKI Jakarta said, the spread out of modern retail (minimarket) result in the omzet of traditional retail was diminishing. Based on the data from Economic Bureau of DKI Jakarta Province, at 2007 - 2009 the growth of modern retail (minimarket) was increased while the regulation of the postponed modern retail permit was launched (instruksi gubernur No. 115 tahun 2006). Many of modern retail was break the law in it's distance that determined by government regulation No 2 Tahun 2002.
In that regulation has been arranged with clear about distance between modern retail with 200 m2 wide and traditional retail has 0,5 km. In fact, modern retail location has distance less than 0,5km from traditional retail with the result that negative impact of traditional retail performance which he seen at the diminishing indicator of omzet; number of buyer per day, number of purchaser per consumer, margin average, benefit average, number of sold product, value of total product and average of product shopping value per day.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T27625
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Nana Febrina
"ABSTRAK
Peraturan Menteri Perdagangan No. 68/M-DAG/PER/10/2012 tentang
Waralaba Untuk Jenis Usaha Toko Modern dan Peraturan Menteri Perdagangan No.
07/M-DAG/PER/2/2013 tentang Pengembangan Kemitraan Dalam Waralaba Untuk
Jenis Usaha Jasa Makanan dan Minuman merupakan pembatasan terhadap asas
kebebasan berkontrak. Pembatasan tersebut dilakukan dengan membatasi jumlah
outlet/gerai yang dapat dikelola sendiri oleh pemberi waralaba. Asas kebebasan
berkontrak berlaku dalam hukum perjanjian didasarkan atas Pasal 1338 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata. Kedua peraturan menteri perdagangan tersebut pada
intinya mengatur agar pemberi waralaba bekerja sama dengan cara memprioritaskan
pelaku usaha kecil dan menengah. Namun kedua peraturan menteri ini dianggap telah
menghalangi kebebasan berusaha terutama ditinjau dari asas kebebasan berkontrak
dan persaingan usaha. Tulisan ini berusaha untuk menguraikan isi dan maksud dari
kedua peraturan menteri tersebut dan menganalisanya dari sudut kebebasan
berkontrak yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan persaingan
usaha sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1999. Dalam tulisan
ini juga dibahas mengenai pengaturan kemitraan usaha besar usaha mikro, kecil dan
menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2008.
Kata kunci: waralaba, gerai, asas kebebasan berkontrak, persaingan usaha

ABSTRACT
Minister of Trade Regulation No. 68/M-DAG/PER/10/2012 on Franchise
Business Line Modern Store and Minister of Trade Regulation No.. In 07/MDAG/
PER/2/2013 of Partnership Development Franchises For Business Line Services
Food and Beverage is a restriction on the principle of freedom of contract. The
restriction is conducted by limiting the amount of outlets / stores that can be managed
by the franchisor. The principle of freedom of contract in contract law is based on
Article 1338 Code of Civil Law. Both the trade ministerial regulations essentially set
the franchisor how to prioritize working with small and medium-sized enterprise. But
both ministerial regulations are considered had prevented freedom of doing business,
especially in terms of the principle of freedom of contract and business competition.
This paper trying to describe the content and intent of both the minister regulations
and analyze from the point of freedom of contract that stipulated in the Civil Law and
competition as stipulated in Law No. 5 Year 1999. In this paper also discussed the
efforts of the partnership arrangements of micro, small and medium enterprises as
stipulated in Law No. 20 Year 2008."
Lengkap +
Universitas Indonesia, 2013
T35258
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufan Agung Pratama
"[ABSTRAK
Dalam era globalisasi ekonomi saat ini, pelaku ekonomi swasta memiliki peranan
cukup penting dalam menjalankan proses perkembangan perekonomian suatu
negara. Tidak mengherankan bila proses perkembangan perekonomian lebih banyak
diserahkan kepada swasta untuk mengelola dan menjalankannya, sehingga peran aktif
dan inisiatif para pelaku usaha swasta sangat dibutuhkan dalam era globalisasi
ekonomi saat ini. Salah satu akibat dari globalisasi perdagangan adalah dengan
meningkatnya Toko retail di Indonesia sejak 1980-an. Toko Retail mulai bermunculan
dengan bentuk yang lebih modern atau yang disebut dengan pasar ritel modern.
Pemerintah melalui Menteri Perdagangan Republik Indonesia telah mengamanahkan
Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, Peraturan presiden
Nomor 112 Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan
dan Toko Modern, Peraturan Menteri Perdagangan Nomor No. 70/MDAG/
PER/12/2013 Tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan pasar Tradisional,
Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern dan 6. Peraturan menteri perdagangan Republik
Indonesia Nomor 56/M-DAG/PER/9/2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor No. 70/M-DAG/PER/12/2013 Tentang Pedoman Penataan dan
Pembinaan pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Peraturan
perundang – undangan tersebut bertujuan untuk meningkatkan penggunaan produk
dalam negeri khususnya pada toko retail modern. Namun pada kenyataanya,
Permendag 56/2014 yang baru diterbitkan ini mengalami berbagai kritikan terutama
dari pelaku industry. 2. Indonesia sebagai Negara anggota World Trade
Organization (WTO) dan telah meratifikasinya dengan Undang – Undang Nomor 7
Tahun 1994 Tentang Tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade
Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia). Pemerintah
Indonesia di dalam merumuskan Pasal 22 UU Perdagangan, Permendag 70/2013 dan
Permendag 56/2014 ini juga melihat dari prinsip – prinsip Perdagangan WTO.

ABSTRACT
In the current era of economic globalization, the private economic actors have an
important role in carrying out the process of economic development of a country. Not
surprisingly, the process of economic development more left to the private sector to
manage and run, so that the active role and initiative of private entrepreneurs is needed
in the current era of economic globalization. One consequence of the increasing
globalization of trade is with retail shops in Indonesia since the 1980s. Retail stores
began popping up with a more modern form, or the so-called modern retail market. The
Government through the Ministry of Trade of the Republic of Indonesia has mandated
Act - Act No. 7 of 2014 on Trade, president Regulation No. 112 On Planning and
Development of Traditional Markets, Shopping Centers and Modern Stores, Trade
Minister Regulation No. No. 70 / M-DAG / PER / 12/2013 on Guidelines for
Management and Development of Traditional markets, Shopping Centers and Modern
Stores and 6. The Regulation of Trade Minister of the Republic of Indonesia Number
56 / M-DAG / PER / 9/2014 on Amendment to the Regulation of the Minister of Trade
No. No. 70 / M-DAG / PER / 12/2013 on Guidelines for Management and Development
of Traditional markets, Shopping Centers and Modern Stores. Laws - laws aim to
increase the use of domestic goods, especially in modern retail stores. But in fact, the
recently published Regulation 56/2014 is subjected to various criticisms, especially
from industrialists. Indonesia as a State member of the World Trade Organization
(WTO) and has been ratified by Law - Act No. 7 of 1994 About On Ratification of the
Agreement Establishing the World Trade Organization (the Agreement Establishing
the World Trade Organization). Indonesian government in formulating Article 22 of
the Law of Commerce, Regulation 70/2013 and Regulation 56/2014 also see from the
principle - the principle of the WTO Trade., In the current era of economic globalization, the private economic actors have an
important role in carrying out the process of economic development of a country. Not
surprisingly, the process of economic development more left to the private sector to
manage and run, so that the active role and initiative of private entrepreneurs is needed
in the current era of economic globalization. One consequence of the increasing
globalization of trade is with retail shops in Indonesia since the 1980s. Retail stores
began popping up with a more modern form, or the so-called modern retail market. The
Government through the Ministry of Trade of the Republic of Indonesia has mandated
Act - Act No. 7 of 2014 on Trade, president Regulation No. 112 On Planning and
Development of Traditional Markets, Shopping Centers and Modern Stores, Trade
Minister Regulation No. No. 70 / M-DAG / PER / 12/2013 on Guidelines for
Management and Development of Traditional markets, Shopping Centers and Modern
Stores and 6. The Regulation of Trade Minister of the Republic of Indonesia Number
56 / M-DAG / PER / 9/2014 on Amendment to the Regulation of the Minister of Trade
No. No. 70 / M-DAG / PER / 12/2013 on Guidelines for Management and Development
of Traditional markets, Shopping Centers and Modern Stores. Laws - laws aim to
increase the use of domestic goods, especially in modern retail stores. But in fact, the
recently published Regulation 56/2014 is subjected to various criticisms, especially
from industrialists. Indonesia as a State member of the World Trade Organization
(WTO) and has been ratified by Law - Act No. 7 of 1994 About On Ratification of the
Agreement Establishing the World Trade Organization (the Agreement Establishing
the World Trade Organization). Indonesian government in formulating Article 22 of
the Law of Commerce, Regulation 70/2013 and Regulation 56/2014 also see from the
principle - the principle of the WTO Trade.]"
Lengkap +
2015
T44302
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanditta Fitriwardhani
"Identitas sebuah kelompok dapat ditunjukkan melalui berbagai cara, mulai dari cara berpakaian hingga perwujudan secara arsitektural. Jika dilihat dari segi arsitektural, perwujudan fisik bangunan dilakukan untuk memperjelas batas teritori sebuah kelompok, dimana perwujudan fisik ini dilakukan dengan melakukan personalisasi pada teritori untuk menunjukkan identitas kelompok dan menunjukkan suatu ide akan kepemilikan tempat. Pada kehidupan bermasyarakat, kita pasti akan mengalami momen dimana kepentingan satu sama lain akan saling tumpang tindih, yang mau tidak mau kita harus memasuki teritori suatu individu atau kelompok. Namun, terkadang kita pernah mengalami rasa takut atau segan di dalam sebuah ruangan atau bangunan, dimana tanpa kita sadari, kita menunjukkan suatu perilaku non verbal untuk mengekspresikan perasaan tersebut. Hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, dan arsitektur menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang.
Personalisasi pada fisik bangunan terkadang dilakukan dengan memikirkan tujuan pribadi suatu kelompok, yaitu menunjukan identitas dan kepemilikan akan suatu tempat, namun seberapa penting suatu tempat bagi sebuah kelompok, pada dasarnya tetap berada di lingkungan publik yang mengharuskan sebuah tempat atau bangunan harus tetap ramah kepada publik. Sayangnya, seiring dengan berkembangnya zaman, arsitektur di Indonesia terlihat semakin egois, yang ditunjukkan dengan fungsi bangunan yang secara hakikat diperuntukkan bagi publik, terlihat hanya terfokus dengan bagaimana mereka menunjukkan identitas bangunan agar dapat menarik perhatian orang sebanyaknya untuk masuk ke dalam bangunan itu, namun tetap menegaskan kepemilikan suatu tempat yang seolah memilih siapa saja yang pantas untuk masuk ke dalam tempat tersebut.
Dapat disimpulkan, perwujudan fisik sebuah teritori komunitas berpengaruh terhadap perilaku seseorang, khususnya orang yang bukan menjadi bagian dari komunitas. Hal ini membuktikan, bangunan bukanlah hanya perwujudan identitas pemiliknya, melainkan sebuah simbol bagi publik yang dapat mempengaruhi persepsi mereka terhadap sebuah bangunan atau lingkungan.

The identity of a group can be demonstrated through a variety of ways, ranging from how to dress to an architectural manifestation. In architectural terms, building physical manifestation is made to clarify the boundaries of a group‟s territorial, in which it is made by personalizing the territory to indicating the identity of the group and to show the idea of a place‟s ownership. In public life, we will be facing a moment where the interests of one and another will be overlapping, and inevitably we have to enter the particular territory. However, sometimes we feel fear or reluctant in a room or building, unconsciously, we show a non-verbal behavior to express these feelings. These can be influenced by various factors, and architecture became one of the factors that influence a person's behavior.
Personalization on the physical building, sometimes, is only thinking about personal goals, such as to show their identity and ownership of the place, but how important is a place for a group, basically they still remain in a public environment which they should be friendly to the public. Unfortunately, along with the development of the times, the architecture in Indonesia looks increasingly selfish, as indicated by function of the buildings that supposed to be dedicated to the public, however, it looks only focusing with how to show their identity in order to attract people's attention as much as they can, but they still emphasize to the ownership of a place that seems to choose who deserves to get into the venue.
It can be concluded, the physical manifestation of a community‟s territory affects person‟s behavior, especially someone who is not a part of the community. This proves, building is not only a manifestation of the identity of the owner, but as a symbol for the public that can influence their perception of a building or environment.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azizi Algi
"ABSTRAK
Instagram adalah platform media sosial yang dapat membagikan foto dan video berdurasi pendek dari kegiatan sehari hari para penggunanya. Dengan terus bertambahnya pengguna, menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan untuk berjualan secara daring. Dan pada pelaksanaannya interaksi tidak dilakukan secara langsung, maka diperlukan informasi mengenai penjual dan produk yang dijual untuk membentuk kepercayaan calon pembeli. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali faktor pembentuk kepercayaan konsumen pada penelitian yang sebelumnya yaitu keramahan, integritas, kompetensi, kecenderungan untuk percaya, KOL (Key Opinion Leader) Endorsement, dan komentar konsumen. Model diuji secara empiris dengan 92 pengguna instagram yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian eksperimen ini. Keramahan dan Integritas dinilai memiliki pengaruh terhadap kepercayaan konsumen, khususnya KOL Endorsement memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan kepercayaan konsumen. Selanjutnya kepercayaan konsumen dan komentar konsumen memiliki pengaruh yang besar terhadap keinginan untuk membeli. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu melengkapi penelitian sebelumnya mengenai literature kepercayaan dan menawarkan panduan praktis untuk pemilik toko daring instagram.

ABSTRACT
Instagram is a social media platform that can share photos and short duration videos from the day-to-day activities of its users. As the user continues to grow, it becomes an opportunity that can be used to sell online. And in the implementation of interaction is not done directly, it is necessary information about sellers and products sold to form trust of prospective buyers. This study aims to re-examine the factors of consumer trust in previous studies of benevolance, integrity, competence, propensity to believe, KOL (Key Opinion Leader) Endorsement, and consumer comments. The model was tested
empirically with 92 instagram users who have been willing to be respondents in this experimental study. Benevolance and Integrity are judged to have an influence on consumer trust, especially KOL Endorsement has a huge influence in consumer trust. Furthermore, consumer trust and consumer comments have a great influence on the intention to buy. The results of this study are expected to complement previous research on the literature of trust and offer practical guidance for online store owners instagram."
Lengkap +
2018
T50085
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Belfa Elysha Putri
"Berbagai permasalahan sedang dihadapi oleh masyarakat Indonesia terutama permasalahan dalam bidang pertanian, dimana laju permintaan akan hasil pertanian yang lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan produksi pertanian. Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang mengalami fenomena sulit dalam sektor pertanian. Permasalahan tersebut dapat dilihat dari luas lahan pertanian padi di Kabupaten Cianjur yang terus mengalami penurunan. Oleh karena itu, perlu adanya survei sebagai tolak ukur pertanian keberlanjutan di Kabupaten Cianjur. Dengan menggunakan metode Multidimensional Scaling (MDS) berdasarkan wilayah kesesuaian, dapat diketahui indeks keberlanjutan lahan pertanian padi di Kecamatan Cugenang. Penelitian ini menggunakan indikator berupa dimensi ekologi, dimensi sosial, dan dimensi ekonomi untuk mengukur indeks keberlanjutan lahan pertanian. Penelitian ini menggunakan 34 sampel data dengan melakukan wawancara terhadap responden yakni petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kecamatan Cugenang berada pada status sangat berkelanjutan pada dimensi ekologi dengan indeks sebesar 76,02. Dimensi ekonomi dan dimensi sosial termasuk dalam status cukup berkelanjutan dengan indeks sebesar 52,85 dan 55,03.

Various problems are being faced by the Indonesian people, especially problems in the field of weapons, where the level of demand will produce agriculture that is faster than the growth in weapons production. Cianjur Regency is one of the regencies in Indonesia which is experiencing a difficult phenomenon in the agricultural sector. This problem can be seen from the area of rice farming land in Cianjur Regency which continues to decrease. Therefore, it is necessary to have a survey as a benchmark for sustainability in Cianjur Regency. By using the Multidimensional Scaling (MDS) method based on regional suitability, it is possible to determine the sustainability index of rice farming land in Cugenang District. This study uses indicators in the form of ecological dimensions, social dimensions, and economic dimensions to measure the agricultural land involvement index. This study used 34 data samples by conducting interviews with respondents, namely farmers. The results showed that Cugenang District was in a very sustainable status on the ecological dimension with an index of 76.02. The economic dimension and social dimension are included in the fairly sustainable status with an index of 52.85 and 55.03."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>