Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24812 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Retno Wulandari
"ABSTRAK
Beberapa metode pembuatan sensor dengan menggunakan boron doped diamond (BDD) dimodifikasi logam dan hemoglobin (Hb) telah berhasil dikembangkan untuk deteksi senyawa akrilamida yang bersifat neurotoxin, karsinogen dan genotoxicity, serta dapat menyebabkan kanker dan tumor. Tetapi proses dalam memodifikasi elektroda BDD dengan logam tidak mudah, memerlukan banyak bahan kimia, waktu reaksi yang lama dan sensor yang dihasilkan tidak stabil. Penelitian ini berhasil mengembangkan cara modifikasi BDD menggunakan logam dan Hb dengan sederhana, mudah, dan menghasilkan metode yang relatif stabil untuk mendeteksi akrilamida. Selain itu, dapat digunakan berulang kali menggunakan gabungan dari metode wet chemical seeding, elektrodeposisi, rapid thermal annealing (RTA), refresh dan aktivasi. Modifikasi dapat diperoleh dengan mereaksikan larutan H2PtCl6 dengan NaBH4 langsung diatas permukaan elektroda BDD dan dibantu dengan RTA pada suhu 700 oC selama 5 menit pada kondisi atmosfer N2. Pt/BDD yang terbentuk kemudian dikarakterisasi menggunakan CV, SEM-EDX, Raman, XRD dan XPS.
Karakterisasi menggunakan spektroskopi Raman membuktikan bahwa modifikasi BDD menggunakan metode gabungan ini tidak merubah struktur SP3 dari BDD yaitu pada puncak 1333,517 cm-1. SEM-EDX menunjukkan Pt telah berhasil terdeposisi diatas permukaan BDD yang terdistribusi secara homogen dengan % massa 94,80 %, hasil ini diperkuat dari hasil karakterisasi XPS dengan adanya puncak Pt 4f7/2 dan Pt 4f5/2 diatas permukaan BDD dengan energi ikat 71,0 eV dan 74,5 eV.
Pt/BDD yang diperoleh kemudian diteteskan dengan 0.15 mM Hb dan digunakan untuk mendeteksi senyawa akrilamida (AA). Adanya senyawa AA menyebabkan tejadinya penurunan pucak arus Hb-Fe3+/Hb-Fe2+ pada Hb akibat interaksi N-terminal valin pada Hb dengan alkena pada senyawa akrilamida membentuk adduct akrilamida-Hb. Sensor ini menunjukkan limit deteksi yang sangat sensitif dalam pengukuran, yaitu sebesar 0,021 nM. Selain itu, potensi elektroda Hb/Pt/BDD dapat digunakan kembali dibuktikan dari % massa platinum pada hasil SEM-EDS sebelum, setelah digunakan untuk deteksi akrilamida dan setelah dilakukan pencucian menggunakan NaClO4 yaitu 81,27%, 87,98% dan 90,60 %. Validasi dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran dalam sampel kopi sensor yang dipreparasi dengan metode spektrometri massa kromatografi cair-tandem (LC-MS/MS). Pengukuran AA dalam 1 gram kopi Luwak Toraja menggunakan sensor menunjukkan 211 nM AA, sebanding dengan metode referensi menggunakan LC-MS/MS yang mendeteksi 216 nM AA. Hasil analisis pengukuran konsentrasi AA dalam sampel kopi menggunakan sensor yang telah dikembangkan menunjukkan kesesuaian dengan metode LC-MS/MS dengan hasil yang tidak berbeda secara signifikan.

ABSTRACT
Several methods of making sensors using boron doped diamond (BDD) metal and hemoglobin (Hb) have been successfully developed to detect compounds that are neurotoxin, carcinogens, genotoxicity and that can cause cancer and tumors. However, in the process of BDD electrodes with metal is very effective, retain a lot of chemicals, produce a long time and the resulting sensor is unstable. This research was carried out using a method that is easy and simple, easy, and produces a stable sensor to detect acrylamide and can be used repeatedly using the method of wet chemical seeding, electrodeposition, rapid thermal annealing (RTA), refresh and activation. Sensors can be obtained only by using H2PtCl6 with NaBH4 directly on the surface of BDD electrodes and assisted with RTA at a temperature of 700 oC for 5 minutes under atmospheric conditions N2. Pt/BDD formed was then characterized using CV, SEM-EDX, Raman, XRD and XPS.
Characterization using Raman proves that BDD modification uses this method. There is no SP3 structure from BDD which is at the peak of 1333,517 cm-1. SEM-EDX shows that Pt has been successfully deposited on the BDD surface which is homogeneously distributed with 94.80% mass%, this result is strengthened from the XPS characterization results using Pt 4f7/2 and Pt 4f5/2 peaks on BDD surface with 71,0 eV bonding energy and 74.5 eV.
The Pt/BDD obtained was then dropped with 0.15 mM Hb and to detect acrylamide compounds. The presence of acrylamide compounds causes a decrease in Hb-Fe3+/Hb-Fe2+ current at Hb due to the interaction of N-terminal valine in Hb with alkene in acrylamide-acrylamide-Hb acrylamide adduct compounds. This sensor shows the detection limit (LoD) which is very sensitive in measurement, which is 0.021 nM. In addition, the potential of Hb-Pt-BDD electrodes can be used from platinum results on SEM-EDS results before, after that to detect acrylamide and after washing using NaClO4 which is 81.27%, 87.98% and 90, 60%. Validation was carried out by comparing the results of measurements in sensor coffee samples prepared by liquid-tandem chromatography mass spectrometry (LC-MS/MS). Measuring AA in 1 gram of Toraja Luwak coffee using a sensor shows 211 nM AA, comparable to the reference method using LC-MS/MS which detects 216 nM AA. The results of the analysis of the measurement of AA concentrations in coffee samples using sensors that have been developed show compatibility with the LC-MS/MS method with results that are not significantly different."
2019
D2650
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanum Sekar Panglipur
"Studi elektroreduksi CO2 dilakukan menggunakan Boron Doped Diamond yang termodifikasi dengan Cu sebagai elektroda kerja. Elektroda Cu BDD dibuat dengan teknik kronoamperometri menggunakan larutan CuSO4 dari beberapa variasi konsentrasi FE SEM digunakan untuk menganalisa elektroda. Pada Cu BDD puncak reduksi muncul pada sekitar 1 2 V vs Ag AgCl yang menunjukkan reduksi CO2 dapat diamati dengan teknik siklik voltammetri menggunakan larutan 0 1 NaCl yang telah dialiri gas N2 selama 0 5 jam dan CO2 selama 1 jam. Selanjutnya elektroreduksi CO2 dilakukan pada potensial 1 2 V vs Ag AgCl dan diaplikasikan menggunakan teknik kronoamperometri. Produk kimia yang dihasilkan diukur mengunakan HPLC dan GC menunjukkan senyawa asam format asam asetat dan formaldehid terbentuk pada Cu BDD. Kuantitas asam asetat yang dihasilkan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah Cu yang terdeposisi pada BDD. Persentase efisiensi Faraday produk pada Cu BDD lebih tinggi dibandingkan pada BDD .

CO2 electroreduction was studied at copper modified boron doped diamond Cu BDD electrodes as the working electrode. The Cu BDD electrodes were prepared by electrochemical reduction from various concentrations of CuSO4 solutions. FE SEM was utilized to characterize the electrodes. At Cu BDD electrodes a reduction peak appeared at around 1 2 V vs Ag AgCl is attributed to CO2 reductions which can be observed by cyclic voltammetry technique using 0 1M NaCl solution previously bubbled with N2 gas for 0 5 hour and CO2 for an hour. Accordingly electroreduction of CO2 was conducted at 1 2 V vs Ag AgCl using amperometry technique. The chemical products of the electroreduction analyzed by using HPLC and GC indicated the formation of formaldehyde formic acid and acetic acid at Cu BDD electrodes Quantity of acetic acid product increases by the increase of Cu amount deposited on BDD. Product percentage of faradaic efficiency on Cu BDD is higher than BDD."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T44809
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisha Nadhira Azzura
"Boron-doped diamond (BDD) merupakan salah satu elektroda berbasis karbon yang memiliki sifat-sifat unggul dibandingkan dengan elektroda karbon lainnya. Tetapi kestabilan yang tinggi membuat modifikasi BDD dengan nanopartikel emas (AuNP) sulit dilakukan. Pada penelitian ini, AuNP disintesis dengan 4-Aminostyrene (C8H9N) sebagai capping agent. Pemilihan 4-Aminostyrene didasarkan pada keberadaan gugus (-NH2) yang memiliki afinitas tinggi pada emas dan dapat menstabilkan AuNP. Selain itu adanya ikatan rangkap di luar cincin benzene pada 4-Aminostyrene diharapkan putus melalui reaksi fotokimia di bawah sinar UV untuk membentuk ikatan kimia yang stabil dengan permukaan BDD dan menghasilkan modifikasi yang stabil. Karakterisasi AuNP dengan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan puncak pada daerah panjang gelombang spesifik AuNP yaitu pada rentang 510-580 nm. Karakterisasi dengan TEM menunjukkan rentang diameter AuNP pada 2-10 nm, sedangkan karakterisasi dengan PSA menunjukkan AuNP terkoagulasi pada rentang diameter 100-600 nm. Modifikasi permukaan elektroda BDD dengan AuNP hasil sintesis dilakukan dengan merendam BDD dalam larutan koloid AuNP di bawah radiasi sinar UV selama 6 jam. Karakterisasi elektroda BDD yang telah dimodifikasi AuNP (BDD-AuNP) dengan SEM-EDS menunjukkan bahwa AuNP terdeposisi pada permukaan BDD dengan coverage 2,8% (Wt%). Sementara itu karakterisasi dengan cyclic voltammetry menggunakan larutan 0,1 M Na2SO4 yang men gandung Fe(CN)63- dan Fe(CN)64- (1:1) menunjukkan pergeseran puncak oksidasi reduksi pada BDD sebelum modifikasi dan setelah modifikasi dengan AuNP. Hasil ini membuktikan keberhasilan modifikasi dengan AuNP untuk meningkatkan konduktivitas pada elektroda BDD.

Boron-doped diamond (BDD) is one of the carbon-based electrodes which has superior properties compared to other carbon electrodes. However, its high stability makes the BDD modification with gold nanoparticles (AuNP) is difficult to be performed. In this study, AuNP was synthesized with 4-Aminostyrene (C8H9N) as the capping agent. 4-Aminostyrene was selected because of the presence of an amine group (-NH2) which has a high affinity to gold to stabilize the AuNP. Besides, the presence of a double bond outside the benzene ring in 4-Aminostyrene was expected to break through photochemical reactions under the UV light to form a stable chemical bond with the surface of BDD to produce a stable modification. The characterization of the synthesized AuNP by using a UV-Vis spectrophotometer showed a peak in the specific wavelength region of AuNP at around 510-580 nm. The characterization with TEM showed the AuNP diameter range at 2-10 nm, while the characterization with PSA showed the coagulated AuNP in the range of diameter 100-600 nm. Modification of the surface of BDD electrodes with the synthesized AuNP was performed by immersing BDD in the colloidal AuNP under UV radiation for 6 h. Characterization of the AuNP-modified BDD (BDD-AuNP) by using SEM-EDS showed that AuNP was deposited on the surface of BDD with the percent coverage of 2.8% (Wt%). Meanwhile, characterization with cyclic voltammetry in 0.1 M Na2SO4 solution containing Fe(CN)63- and Fe(CN)64- (1: 1) showed a shift in the oxidation-reduction peaks before modification and after modification by AuNP. The results proved that the modification with AuNP was succeeded to increase the conductivity of BDD electrodes.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khoirul Umam
"Akrilamida merupakan senyawa kimia berbahaya yang bersifat karsinogenik terhadap manusia. Akrilamida dapat terbentuk dari proses pemanasan suhu tinggi pada makanan yang kaya akan kandungan karbohidrat. Di dalam darah manusia yang terpapar akrilamida ditemukan adanya ikatan kovalen yang terbentuk antara ikatan rangkap pada akrilamida dengan ?-NH2pada N-terminal yang ada pada gugus valin di hemoglobin. Adanya ikatan tersebut menjadi dasar penggunaan hemoglobin sebagai biosensing dalam biosensor elektrokimia senyawa akrilamida. Elektroda boron doped diamond(BDD) dimodifikasi menggunakan hemoglobin untuk memperoleh elektroda dengan sifat selektifitas, sensitifitas, dan reuseable yang baik sebagai sensor akrilamida. Untuk meningkatkan nilai afinitas BDD terhadap hemoglobin, BDD dimodifikasi dengan menggunakan nanopartikel emas yang melalui gugus oksigen atau gugus nitrogen pada permukaan BDD. Perbandingan juga dilakukan jika hemoglobin dimodifikasikan pada permukaan elektroda emas. Dari pengukuran siklik voltametri yang dilakukan diperoleh respon arus optimum pada pH 5 (Larutan buffer asetat 0.1 M). Arus yang diperoleh linear pada range konsentrasi akrilamida 5 sampai 50 µM dengan limit deteksi 5,1436 µM

Acrylamide is reported as a chemical compound that is carcinogenic to human. Acrylamide can be formed from high-temperature heating process on foods that have high carbohydrate content. In human blood, exposingto acrylamide was found to form the bond between the double bond of acrylamide and ?-NH2 group of N-terminal valine of hemoglobin. In this work, we employed this behavior to developan electrochemical biosensor of acrylamide. Boron-doped diamond (BDD) electrode was modified by using hemoglobin to obtain an electrode with the nature of selectivity, sensitivity, and reusable. To increase the affinity of BDD to hemoglobin, proir to use the BDD was modified by gold nanoparticles through oxygen or nitrogen sites of BDD. Comparison was also performed using hemoglobin-modified gold electrodes. Cyclic voltammetry observed optimum responses at pH 5 (0.1 M sodium acetate buffer). The responsesare linear to the acrylamide concentration range of 5-50 µM with estimated detection limits of 5.1436 µM.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Savitri
"Telah dibuat cumene dari minyak gondorukem (rosin oil) melalui reaksi perengkahan dan dehidrogenasi menggunakan katalis HZSM-5 yang dimodifikasi. Penelitian ini berhasil melakukan modifikasi terhadap katalis asam padat berbasis zeolit, untuk menurunkan kekuatan asam katalis dengan cara menambahkan promotor logam Cu-Ni dan Ni-Mo. Berkurangnya kekuatan asam katalis dapat menghentikan reaksi perengkahan pada tahap terbentuknya produk cumene. HZSM-5 termodifikasi dikarakterisasi menggunakan metoda FTIR-pyridine yang menunjukkan terjadi penurunan kekuatan asam katalis.
Uji aktivitas katalis untuk reaksi perengkahan dan dehidrogenasi dilakukan untuk mendapatkan kondisi proses yang mengarah kepada produk senyawa cumene, serta analisa produk akhir menggunakan FTIR dan GC-MS. Katalis Cu-Ni/HZSM-5 mampu melakukan reaksi perengkahan-dehidrogenasi gondorukem, sehingga menghasilkan cumene dengan komposisi terbesar sebanyak 3,27%, dengan kondisi proses pada tekanan 30 bar dan temperatur 450o C.

Cumene has been synthesized from rosin oil through cracking and dehydrogenation reactions using modified HZSM-5 catalyst. The research was successfully modified the zeolite-based solid acid catalyst, to reduce acid strength by adding Cu-Ni and Ni-Mo metal as promoter. Catalyst with suitable acid strength could stop the cracking reaction to produce cumene. Modified HZSM-5 were characterized using FTIR-pyridine method. The result showed that the acid strength of the catalyst decreased.
Catalyst activity test for cracking and dehydrogenation reactions were carried out to obtain reaction condition to produce cumene and the final products were analysized using FTIR and GC-MS. Cu-Ni/HZSM-5 catalyst was suitable for the cracking-dehydrogenation reactions of rosin oil, resulting in the largest cumene with composition as much as 3.27%, with reaction conditions at a pressure of 30 bar and temperature 450o C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35005
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waringin Margi Yusmaman
"ABSTRAK
TiO2 sebagai bahan semikonduktor yang mempunyai sifat fotokatalitik dan efektif dalam
proses inaktivasi bakteri tanpa pemakaian bahan kimia maupun panas. Penelitian ini
bertujuan mensintesis nanokomposit TiO2 termodifikasi asam oleat yang terdispersi pada
polyvinyl butyral yang mempunyai sifat antibakteri. TiO2 nanopartikel (TiO2 bare), TiO2
nanopartikel yang termodifikasi oleh asam oleat (OA-TiO2) dan TiO2 nanopartikel yang
termodifikasi oleh asam sitrat (CA-TiO2) disintesis dengan metode solvotermal dengan
pelarut etanol. Karakterisasi FTIR menyatakan terdapat vibrasi ikatan Ti-O-Ti pada
bilangan gelombang 450-800 cm-1 pada setiap sampel, bilangan gelombang 2800-3000
cm-1 menunjukkan vibrasi ulur C-H pada grup fungsional CH, CH2 dan CH3 dan bilangan
gelombang 1300-1400 cm-1 menunjukkan ikatan gugus karbonil pada masing-masing
sampel. SEM EDS menunjukkan % wt unsur Ti pada TiO2, OA-TiO2 dan CA-TiO2
berturut-turut 59.09%, 45.86% dan 50.48%, UV-Vis DRS memberikan informasi ketiga
sampel responsif terhadap sinar UV dengan nilai energi celah 3.20 eV, 3.24 eV dan 3.20
eV. XRD menyatakan ketiga sampel merupakan TiO2 fase anatase dengan panjang kisi
a=b=0.948 nm dan panjang kisi c=0.378 nm. Bidang yang muncul (101), (004), (200),
(105) dan (204). TEM memperlihatkan satuan partikel dengan ukuran panjang 4-14 nm
dan lebar 3-9 nm. HRTEM menunjukkan jarak antar bidang kristal sebesar 0.350 nm pada
bidang (101), 0.23 nm untuk bidang (004) dan 0.20 nm pada bidang (200). SAED
menunjukkan jarak antar bidang sebesar 0.30 nm untuk bidang (101), 0.20 nm untuk
bidang (004) dan 0.16 nm untuk bidang (200), PSA menunjukkan ukuran partikel sebesar
122 nm (TiO2), 220 nm (OA-TiO2 dan CA-TiO2). Pengujian sudut kontak air
menunjukkan penurunan sudut kontak air terbesar pada sampel berturut-turut TiO2, OATiO2
dan CA-TiO2. Sifat antibakterial diuji dengan bakteri gram negatif yaitu E. Coli
dengan metode Angka Lempeng Total (ALT) menunjukkan sifat antibakterial terbaik
pada sampel film OA-TiO2/PVB.

ABSTRACT
TiO2 as semiconductor material is photo catalytic and effective in inactivation process
without using chemicals or heat. This research aims to synthesize oleic acid-modified
TiO2 Nanocomposite dispersed on Polyvinyl butyral using simple method and it has the
nature of photocatalytic activity and antibacterial. TiO2 nanoparticle (TiO2 bare), TiO2
nanoparticle modified by oleic acid (OA-TiO2), and TiO2 nanoparticle modified by citric
acid (CA-TiO2) are synthesized with solvothermal method using ethanol as the solvent.
FTIR characterization shows that there are Ti-O vibration at wavenumber 450-800 cm-1,
C-H stretching vibration in CH, CH2, and CH3 functional group at 2800-3000 cm-1
wavenumber, and carboxyl group at wavenumber 1300-1400 cm-1. SEM EDS shows %
wt of Ti element in TiO2, OA-TiO2 and CA-TiO2 respectively 59.09%, 45.86% and
50.48%. The UV-Vis DRS provides information that all three samples responsive to UV
light with 87.3% absorbance at wave length 206 nm for TiO2, 91.0% absorbance at wave
length 219 nm for OA-TiO2 and 77.3% absorbance at wave length 202.5 nm for CA-TiO2.
XRD shows that all three samples are anatase phase TiO2 with lattice length a=b=0.948
nm and c=0.378 nm. The appearing fields are (101), (004), (200), and 204. TEM shows
particle unit with a length of 4-14 nm and width of 3-9 nm. HRTEM shows distance
between crystal fields, it is 0.350 nm on (101), 0.23 nm on (004) and 0.16 nm on (200).
PSA shows particles size of 122 nm (TiO2), 220 nm (OA-TiO2 and CA-TiO2). The testing
of water contact angle shows degradation of water contact angle that decrease by 12° per
30 minutes for TiO2 sample, 10° for OA-TiO2 sample and 10° for CA-TiO2 sample.
Antibacterial characteristic is tested using gram negative bacteria that is E. Coli with Total
Plate Count (TPC).

"
2019
T52727
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Yulianti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qurratu A`yun
"Lantanum-Metal Organic Frameworks (La-MOFs) berhasil disintesis mengunakan metode solvotermal berbasis ligan perylene-3,4,9,10-tetracarboxylic sebagai linker organik dan ion logam lantanum (La3+) sebagai pusat kluster. Pada penelitian ini, dilakukan variasi sintesis La-MOFs melalui parameter perbandingan rasio molar dan waktu reaksi. Tidak adanya serapan pada bilangan gelombang 1700 cm-1 sebagai vibrasi ulur v(C=O) untuk La-MOFs, mengindikasikan atom oksigen dari ligan dapat berkoordinasi dengan ion logam lantanum. Hal ini menandakan La-MOFs telah berhasil terbentuk. Intensitas puncak X-ray difraksi yang kuat dan tajam mengindikasikan kristalinitas La-MOFs yang cukup tinggi. La-MOFs dengan perbandingan rasio molar 0,33:0,25 dan 0,29:0,29 secara berturut-turut memiliki luas permukaan sebesar 72,445 m2/g dan 102,565 m2/g. La-MOFs dengan perbandingan rasio molar 0,33:0,25 dan 0,29:0,29 secara berturut-turut memiliki nilai band gap sebesar 2,686 eV dan 2,732 eV. La-MOFs 0,33:0,25 yang memiliki band gap terkecil digunakan pada aplikasi fotokatalisis untuk produksi gas hidrogen. Hasil voltametri siklik dari La-MOFs 0,33:0,25 diperoleh nilai potensial reduksi (LUMO) sebesar -2,0735 V vs NHE dimana lebih negatif dari potensial reduksi H+/H2 maka dapat disimpulkan bahwa La-MOFs memiliki potensi persyaratan termodinamika untuk reduksi H+/H2. Produksi gas hidrogen tertinggi diperoleh pada massa La-MOFs 0,03 gram yang mencapai 8463,742 µmol.

Lanthanum-Metal Organic Frameworks (La-MOFs) have been successfully synthesized based on perylene-3,4,9,10-tetracarboxylic dyes as organic linker and ion lanthanum (La3+) as cluster center using solvothermal methods. In this study, parameters variations in the synthesis of La-MOFs were carried out through the ratio of molar ratios and reaction time. The absence of absorption at wave number 1700 cm-1 as vibration stretching v(C═O) from La-MOFs, indicates that the oxygen atom from ligand can coordinate with the lanthanum metal ion. This indicates that La-MOFs has been successfully formed. Peak intensity of strong and sharp from X-ray diffraction indicates the high crystallinity of La-MOFs. La-MOFs with a ratio of molar ratios of 0.33:0.25 and 0.29:0.29 respectively have a surface area of ​​72.445 m2/g and 102.565 m2/g. La-MOFs with molar ratios of 0.33: 0.25 and 0.29:0.29 have a band gap value of 2.686 eV and 2.732 eV, respectively. La-MOFs 0.33:0.25 which has the smallest band gap used in photocatalytic applications for hydrogen gas production. The results of cyclic voltammetry from La-MOFs 0.33:0.25 obtained a reduction potential value (LUMO) of -2.0735 V vs. NHE which was more negative than the H+/H2 reduction potential, it can be concluded that La-MOFs have potential thermodynamic requirements for reduction of H+/H2. The highest production of hydrogen gas was obtained at the La-MOFs mass of 0.03 g which reached 8463.742 µmol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54479
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Asrianti
"Nickel-Metal Organic Frameworks (Ni-MOFs-ptc) has been succesfully synthesized based on perylene 3,4,9,10-tetracarboxylic dyes as linker organic using solvothermal method. Chromophoric linker in ptc structure are utilized to obtain MOFs with light harvesting properties. In this study, parameters variations in the synthesis of Ni-MOFsptc were carried outthrough time reaction. The absence of absorption at wave number 1700cm-l as vibration stretching v(C = O) from Ni-MOFs-ptc, indicates that the oxygen atom from ligand can coordinate with the Nickel metal ion. This indicates that Ni-MOFs-ptc has been successfully formed. X-Ray diffraction of Ni-MOFs-ptc exhibits sharp and high intensity peak which indicates high crystalinity Ni-MOFs-ptc. Ni-MOFs-ptc posseses a HOMO-LUMO band gap of 2,41 eV determined by UV-Vis spectroscopy with an absorbtion edge at 514 nm, which present effective photocatalytic activity for hydrogen production under UV-Visible irradiation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54477
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robert Ronal Widjaya
"Indonesia mempunyai banyak sumber daya alam, salah satunya adalah tanah liat yang sangat potensial dijadikan katalis pada proses konversi ethanol menjadi gasolin yang digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar dari fosil. Tanah liat yang disebut juga dengan bentonit, dapat dimodifikasi strukturnya dengan metode pilarisasi logam, karena relatif sederhana dan mudah untuk dilakukan. Paduan logam Sn-Cr/Bentonit memiliki sifat keasaman yang cukup tinggi serta tahan terhadap kandungan air yang banyak, sehingga dapat memproses umpan yang mengandung kadar air yang cukup besar dari campuran ethanol-air dan juga mempunyai umur katalis yang panjang.
Tujuan penelitian ini untuk mensintesis dan mengevaluasi kinerja katalis Sn-Cr/bentonit yang digunakan pada proses konversi ethanol menjadi gasolin. Pengukuran X-ray Diffraction, X-ray Absorption Spectroscopy, Thermogravimetry Analysis, Fourier Transform Infra Red, X-ray Fluorescence, Brunauer Emmett Teller, Scanning Electron Microscope / Energy-Dispersive X-ray, Field Emission Scanning Electron Microscopy/Electron dispersion X-ray Spectroscopy, dan Gas Chromatography-Mass Spectrometry digunakan dalam penelitian.
Dari analisa hasil pengukuran didapatkan kenaikan jarak basal bentonit dari 12,83Å menjadi 25,67Å, peningkatan luas permukaan spesifik dan volume pori masing-masing 23,8 m2/g menjadi 199,2 m2/g dan 9,9x10-3 cm3/g menjadi 81x10-3 cm3/g. Muatan logam yang terbentuk, didominasi logam Sn4+ dan Cr3+ dengan daya tahan termal maksimal sebesar 700°C. Sn-Cr/bentonit memiliki dua tipe keasaman Bronsted dan Lewis yang keduanya dibutuhkan untuk proses konversi ethanol menjadi gasolin.
Diketahui juga sebaran unsur yang terkandung pada bentonit, antara lain Si, Al, O, Mg, Na, Ca, Sn dan Cr. Konversi ethanol menjadi gasolin dengan katalis Sn-Cr/bentonit didapatkan kandungan senyawa utama yang mirip dengan bensin komersial. Hasil cairan yang terkonversi didapatkan nilai yang cukup baik, yaitu 60 ml dari 100 ml umpan bahan baku berupa ethanol atau memberikan hasil sebesar 60 %.

Indonesia has many natural resources, one of them is clay. The clays are very potential to be used as a catalyst in ethanol to gasoline conversion process, which was used as an alternative fuel substitute for fossil fuel. The Clay was also called bentonite and it can be modified the structure by metals pilarization method, because this method is simple and feasible relatively. Sn-Cr/bentonite metal alloys have high acidity properties and resistant to water content, so that they can process the feeds that contain large moisture content from the mixture of ethanol-water and they have long life catalyst.
The purpose of this research was to synthesis and evaluate the performance Sn-Cr/bentonite catalyst which was used in ethanol to gasoline conversion process. Measurement of X-ray Diffraction, X-ray Absorption Spectroscopy, Thermogravimetry Analysis, Fourier Transform Infra Red, X-ray Fluorescence, Brunauer Emmett Teller, Scanning Electron Microscope / Energy-Dispersive X-ray, Field Emission Scanning Electron Microscopy/Electron dispersion X-ray Spectroscopy, dan Gas Chromatography-Mass Spectrometry was used in this research.
The measurement results showed enhancement the basal spacing of bentonite from 12.83Ǻ to 25.67Ǻ, and enhancement in specific surface area from 23.8 m2/g to 199.2 m2/g and pore volume from 9,9x10-3 cm3/g to 81x10-3 cm3/g. The metal content formed was dominated by Sn4+ and Cr3+ and 700 °C maximum thermal resistance. Sn-Cr/bentonite has two types of acidity, Bronsted and Lewis. They were needed for ethanol to gasoline conversion process.
The distribution of bentonite element contents, such as Si, Al, O, Mg, Na, Ca, Sn dan Cr. The ethanol to gasoline conversion by Sn-Cr/bentonite catalyst, it was obtained compounds similar to commercial gasoline. The converted ethanol results, it was obtained good value, which was 60 ml gasoline of 100 ml of ethanol or the yield is 60%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
D2683
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>