Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90904 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Albi Rizky Fadhlika
"Penggunaan plastik sendiri sangat dekat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Kebiasaan menggunakan plastik inilah yang menyebabkan terjadinya penumpukan sampah plastik yang menyebabkan pencemaran di berbagai tempat. Pemerintah Indonesia menerapkan berbagai instrumen penataan lingkungan untuk mengurangi timbulan sampah plastik ini, seperti Voluntary Arrangement Instrument, Command-and-Control Instrument (CAC), hingga Environmental Economic Instrument. Penelitian ini sendiri bertujuan untuk menjajaki kemungkinan penerapan instrumen ekonomi pada plastik untuk mengurangi dan mengendalikan sumber timbulan sampah plastik. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif, yang dilakukan dengan melakukan penelitian terhadap bahan pustaka atau bahan sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa instrumen ekonomi lingkungan ini dapat diaplikasikan pada plastik sebagai instrumen pengendalian pencemaran sampah plastik. Instrumen ekonomi tersebut dapat diterapkan dalam bentuk instrumen fiskal atau pungutan yang terkait dengan lingkungan. Jika diterapkan di Indonesia, ada 3 kemungkinan yang bisa digunakan, yaitu Pajak, Cukai, dan PNBP. Dari hasil pungutan tersebut dapat dilakukan earmarking tax yang dananya akan dialokasikan kepada lembaga pengelola dana lingkungan yang dibentuk berdasarkan amanat Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Dana Lingkungan. Dana tersebut akan dikelola oleh badan tersebut untuk membiayai kegiatan pengelolaan dan pengendalian sumber timbulan sampah plastik.

The use of plastic itself is very close to everyday human life. The habit of using plastic is what causes a buildup of plastic waste which causes pollution in various places. The Indonesian government implements various environmental structuring instruments to reduce the generation of plastic waste, such as Voluntary Arrangement Instruments, Command-and-Control Instruments (CAC), to Environmental Economic Instruments. This research itself aims to explore the possibility of applying economic instruments to plastics to reduce and control the source of plastic waste generation. This research is a normative juridical research, which is carried out by conducting research on library materials or secondary materials. The results of this study indicate that this environmental economic instrument can be applied to plastics as an instrument for controlling plastic waste pollution. These economic instruments can be applied in the form of fiscal instruments or levies related to the environment. If implemented in Indonesia, there are 3 possibilities that can be used, namely Taxes, Excise, and PNBP. From the results of these levies an earmarking tax can be carried out whose funds will be allocated to environmental fund management institutions established based on the mandate of Presidential Regulation Number 77 of 2018 concerning Environmental Fund Management. The funds will be managed by the agency to finance management and control activities for the source of plastic waste generation."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rofiqoh Nur Rohmah
"Indonesia menjadi negara nomor dua dengan jumlah konsumsi mi instan terbesar di dunia menyebabkan tingginya masalah sampah plastik kemasan, namun tidak diikuti dengan model pengumpulan sampah yang memadai. Berdasarkan realita, sampah plastik kemasan mi instan tidak diminati oleh sektor informal seperti pemulung, pengepul, dan bank sampah karena memiliki nilai ekonomi yang rendah dan tidak bisa didaur ulang. Sampah kemasan yang tidak tertangani akan menyebabkan masalah lingkungan. Model pengumpulan sampah yang ada pada saat ini masih belum berjalan dengan baik, sehingga salah satu solusi untuk mengatasi dampak negatif permasalahan lingkungan akibat kemasan mi instan adalah dengan merancang model pengumpulan sampahnya. Studi literatur, wawancara pada pengelola sampah, serta pengamatan terhadap tren pengumpulan sampah kemasan pada saat ini dilakukan untuk merancang model pengumpulan kemasan mi instan. Metode AHP digunakan untuk mengambil keputusan dalam menentukan model mana yang paling mungkin untuk direalisasikan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa menurut keputusan ahli, model pengumpulan sampah kemasan mi instan yang paling memungkinkan untuk diimplementasikan di wilayah Jabodetabek adalah model ketiga.

Indonesia is the second largest country on the consumption of instant noodles in the world. The high consumption of instant noodles is not followed by a proper waste collection system. This causes the problem of plastic packaging waste in large quantities. Based on actual events, plastic instant noodle packaging is considered as a waste that is not in demand by the informal sector such as scavengers, collectors and waste banks as it has low economic value and cannot be recycled. Untreated packaging waste will cause environmental problems. The existing waste collection model is still not running well, so one solution to overcome the negative impact of environmental problems due to instant noodle packaging is to design a waste collection model. Literature studies, interviews with waste managers, as well as observations of current packaging waste collection trends were carried out to design an instant noodle packaging collection model. The AHP method is used to make decisions in determining which model is most likely to be realized. The results of this study indicate that according to the expert's decision, the most likely model of instant noodle packaging waste collection to be implemented in the Jabodetabek area is the third model."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariza Muthia
"Plastik saat ini telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Di sisi lain, penggunaan plastik sekali pakai secara masif telah menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan hidup. Untuk mengatasi permasalahan ini, beberapa negara di dunia telah menerapkan berbagai regulasi berkaitan dengan pengendalian sampah plastik mulai dari instrumen kebijakan dengan fokus pada pengendalian konsumsi seperti kantong plastik berbayar, sampai kepada instrumen kebijakan dengan fokus pada pengendalian pada tahap produksi serta distribusi plastik sekali pakai, seperti pelarangan plastik dan plastic phase-out. Skripsi ini bertujuan untuk mengukur posibilitas Indonesia untuk menerapkan instrumen kebijakan pengendalian produksi plastik sekali pakai sebagai salah satu strategi pengurangan timbulan sampah yang diakibatkan oleh plastik sekali pakai. Dengan menganalisa peraturan dan instrumen-instrumen yang saat ini telah diterapkan di Indonesia dan peraturan pengendalian produksi plastik lainnya yang diterapkan di berbagai negara, antara lain Peraturan Pelarangan Kantong Plastik Polyethene (Polyethene Bag Ban) di Rwanda, Environmental Protection Product Charge Hungaria, Waste Control Act di Korea Selatan, serta rancangan Single Use Plastic Directive yang akan diterapkan di Uni Eropa, skripsi ini akan memanfaatkan teori Smart Regulation yang dikemukakan oleh Gunningham dan Sinclair dalam mencari bentuk instrumen kebijakan yang dapat diterapkan oleh Indonesia untuk mengatasi permasalahan timbulan sampah yang diakibatkan oleh sampah plastik sekali pakai.

Plastic has become an integral part of human life. At the other hand, the use of single-use-plastic (SUP) on a massive scale is proven to have a negative impact on the environment. In addressing this dilemma, many countries have implemented various types of regulation, ranging from instrument focusing on the minimization of the consumption of SUP, such as retail plastic bag charge, to instrument focusing on controlling the production and distribution of plastic bag, such as plastic ban and plastic phase-out. This thesis aims to measure the possibility for Indonesia to implement a regulatory instrument controlling the production of SUP as a strategy to overcome the negative environmental impact of SUP. By further analysing existing instruments in Indonesia regarding the control of SUP production and also various regulation focusing on controlling the production of SUP implemented in other countries such as Rwanda’s Polyethene Bag Ban, Hungary’s Act on Environmental Protection Product Charges, South Korean’s Waste Control Act, and European Union Single Use Plastic Directive Draft that has yet to be implemented, this thesis will utilize Gunningham and Sinclair’s Smart Regulation theory to come up with a viable regulatory instrument model focusing on controlling the production of SUP as a strategy to overcome the negative environmental impact of the use of SUP."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Prabawati
"Dari sekitar 4,8-12,7 juta metrik ton sampah plastik laut global yang dihasilkan tiap tahun, 60% beradal dari negara-negara Asia, seperti, China, Indonesia, Filipina, Thailand dan Vietnam. Masalah dalam penelitian ini komposisi sampah laut terdiri dari 59% plastik di pesisir utara Jakarta Sampah plastik membahayakan kesehatan lingkungan, dan makhluk hidup di dalamnya termasuk kesehatan manusia, sehingga diperlukan pengelolaan sampah plastik dengan pendekatan ekonomi sirkular untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Ekonomi sirkular menjadi pendekatan baru untuk pengelolaan sampah plastik, karena memberikan keuntungan finansial dan membuka peluang kerjasama antarmitra. Sayangnya, data para pihak yang terlibat dalam pengelolaan sampah plastik di Jakarta Pusat masih sangat minim. Tujuan penelitian adalah merancang konsep penguatan kemitraan dalam pengelolaan sampah plastik untuk mendukung ekonomi sirkular. Metode yang digunakan adalah abungan (mix method) dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan analitycal hierarchy process (AHP) guna menentukan bentuk kemitraan terbaik dan paling mungkin dijalankan di Jakarta Pusat. Hasil penelitian adalah skema kemitraan antara pemerintah dengan swasta adalah kemitraan terbaik untuk mengelola sampah plastik guna meningkatkan keuntungan secara ekonomi. Kesimpulan penelitian ini adalah pengelolaan sampah plastik di Kecamatan Kemayoran, Kota Administrasi Jakarta Pusat masih menggunakan kemitraan berdasarkan transaksi jual beli dan belum mengandalkan platform KSBB Persampahan untuk meningkatkan keuntungan finansial melalui jejaring kemitraan.

The estimated 4.8-12.7 million metric tons of global marine plastic debris generated each year, 60% comes from Asian countries, such as China, Indonesia, the Philippines, Thailand and Vietnam. On the north coast of Jakarta, the composition of marine debris consists of 59% plastic. The circular economy is a new approach to plastic waste management, as it provides economic benefits and opens up opportunities for cooperation between partners. Unfortunately, data on the parties involved in plastic waste management in Central Jakarta is still very minimal. This study aims to design a strategy to strengthen partnerships, increase economic benefits and optimize the performance of circular economy-based waste management. A mixed method with a quantitative approach was used in this research. This research used analitycal hierarchy process (AHP) to determine the best and most feasible form of partnership in Central Jakarta. Plastic waste management in Kemayoran Sub-district, Central Jakarta Administrative City still uses partnerships based on buying and selling transactions and has not yet relied on the KSBB Persampahan platform to increase economic benefits through partnership networks. The results of this study show that a government-private partnership is the best scheme that can be implemented in Central Jakarta, as it allows for economic benefits and well-managed plastic waste.

"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adira Shifana Putri
"Permasalahan mengenai sampah plastik kini menjadi fokus bagi berbagai kalangan. Perilaku membuang sampah berkaitan dengan bagaimana masyarakat memaknai lingkungannya yang dijelaskan melalui teori sense of place. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola perilaku membuang sampah plastik rumah tangga dan sense of place masyarakat sempadan terhadap Sungai Ciliwung masyarakat untuk mengidentifikasi kesadaran masyarakat sempadan terhadap lingkungannya. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap masyarakat dan personel lainnya di wilayah terkait serta observasi. Analisis yang digunakan merupakan spasial deskriptif dengan pembagian segmen tidak seragam. Mayoritas masyarakat sempadan di dalam segmen telah mengelola sampahnya melalui petugas kebersihan dan tidak pernah membuang sampah ke sungai sejak adanya intervensi dari pemerintah dan Satgas Ciliwung. Tingkat sense of place positif dimiliki oleh masyarakat segmen tengah, dengan masyarakat segmen lainnya termasuk dalam tingkat netral yang dipengaruhi oleh karakteristik tepian sungai dan aktivitas yang dilakukan masyarakat di Sungai Ciliwung. Diperlukan upaya pemeliharaan sungai berbasis masyarakat untuk meningkatkan sense of place masyarakat terhadap Sungai Ciliwung demi menumbuhkan partisipasi aktif menjaga sungai.

Issues about plastic waste has become a discussion focus by many. Waste disposal is linked towards how the public interpret their surroundings which explained through sense of place theory. The purpose of this study is to identify household plastic waste disposal behavioral pattern and sense of place of riverside community towards Ciliwung River to identify their awareness towards their environment. Primary data is collected through interview with the community and field observation. This study used descriptive spatial analysis based on ununiform divided segments. Majority of people in the segments has manage their plastic waste through waste officers and they never litter in the river again ever since interventions held by the government and Ciliwung Officer Unit. Positive sense of place is held by middle segment community, while the others had neutral sense of place based on the riverside characteristics and public activities on the river. Community-based river maintenance effort is needed to raise people’s sense of place towards Ciliwung River to raise their active participation in stewardship activities.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lusiani
"ABSTRAK
Penambahan plastik pada pyrolysis tongkol jagung dapat dijadikan salah satu cara
untuk meningkatkan yield biooil dan kandungan senyawa non-oxygenate dalam
biooil. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek dari penambahan plastik
pada pyrolysis biomassa terhadap yield dan kualitas biooil serta pengaruh holding
time terhadap biooil hasil proses co-pyrolysis tongkol jagung dan limbah plastik
dalam reaktor unggun tetap. Temperatur maksimal yang digunakan adalah 500oC.
Kecepatan alir N2 yang digunakan 700 ml/menit dan kecepatan pemanasan rendah
5oC/menit. Kecepatan alir N2 dan kecepatan pemanasan co-pyrolysis dibuat
rendah untuk mengakomodasi yield biooil yang tinggi dari pyrolysis plastik.
Tongkol jagung memiliki kandungan selulosa dan hemiselulosa sebesar 81,3%
dimana sangat potensial untuk menghasilkan biooil. Variasi rasio berat plastik
dalam campuran umpan adalah 0, 25, 50, 75, dan 100% dan holding time 0, 10,
30, 50, dan 70 menit. Yield biooil yang diperoleh pada co-pyrolysis tongkol
jagung dan plastik semakin menurun dengan semakin besarnya rasio berat plastik
pada campuran umpan, High Density Polyethylene (HDPE) sebesar 20,28, 17,70,
17,95, 10,45, dan 7,66 % berat dan Polypropylene (PP) sebesar 20,28, 20,80,
18,05, 8,10, 13,98 % berat. Tidak terjadi efek sinergitas untuk meningkatkan yield
biooil. Efek sinergitas terjadi menyebabkan peningkatan senyawa non-oxygenate
biooil hasil co-pyrolysis dengan rasio berat plastik terhadap campuran umpan
yang tinggi. Penambahan holding time pada co-pyrolysis tongkol jagung dan
plastik cenderung menurunkan yield biooil dan kandungan non-oxygenate biooil.

ABSTRACT
The addition of plastic on the pyrolysis of corn cobs can be one way to increase
the yield biooil and non-oxygenate compound in biooil. This study aimed to
evaluate the effects of adding plastic on pyrolysis of biomass to yield and quality
of biooil and the effect of holding time on biooil from co-pyrolysis corncobs and
plastic waste on a fixed bed reactor. The maximum temperature used is 500oC.
The flow rate of N2 used 700 ml/min and a low heating rate of 5°C / min. The
flow rate of N2 and co-pyrolysis heating rates are set low to accommodate biooil
high yields of pyrolysis plastic. Corncob contains cellulose and hemicellulose of
81.3% which is very potential to generate biooil. Variations in the weight ratio of
plastic in the feed mixture is 0, 25, 50, 75, and 100% and a holding time of 0, 10,
30, 50 and 70 minutes. Yield biooil obtained in co-pyrolysis of corn cobs and
plastics decreases with greater weight ratio of plastic in the feed mixture, the
mixture with High Density Polyethylene (HDPE) produced 20,28, 17,70, 17,95,
10,45, and 7,66% by weight biooil and with Polypropylene (PP) produced 20,28,
20,80, 18,05, 8,10, 13,98% by weight biooil. A synergy effects was not happened
to increase yield of biooil. Synergy effects occur causing an increase in nonoxygenate
compound biooil result of co-pyrolysis with a high weight ratio of
plastic to feed mixture. Addition holding time in the co-pyrolysis of corn cobs and
plastic tends to decrease the yield biooil and non-oxygenate content biooil."
2016
T46301
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aufaa Rafi Raditya
"Jumlah konsumsi mie instan di seluruh dunia menjadikan sampah kemasan mie instan berbahan multi lapis PP menjadi salah satu penyumbang limbah terbanyak dengan pengelolaan yang kurang baik dikarenakan strukturnya yang berlapis membuatnya sulit didaur ulang. Salah satu peluang yang sangat memungkinkan untuk pemanfaatan sampah kemasan plastik mie instan adalah menjadikannya bahan campuran perkerasan aspal dalam bentuk polymer modified bitumen (PMB). Pada penelitian ini, dilakukan penambahan limbah plastik mie instan yang telah dilakukan perlakuan plasma dingin dan oksidasi termal dalam bentuk PMB menggunakan metode hot mix pada suhu 180°C sebagai campuran pembuatan asphalt concrete-wearing course (AC-WC). Dilakukan variasi jumlah kadar kemasan plastik multi lapis PP 0, 1, 3, dan 5 wt.% dari berat total bitumen. Dilakukan pengujian FTIR, DSC, dan sessile drop test untuk mengetahui hidrofilisitas dan kompatibilitas plastik multi lapis PP. Dilakukan juga pengujian daktilitas, penetrasi, dan pengamatan optical microscope untuk melihat morfologi dan sifat fisik sampel PMB serta dilakukan Marshall test untuk mengetahui sifat fisik sampel. Hasil pengujian menunjukkan bahwa perlakuan plasma dingin dan oksidasi termal terbukti meningkatkan hidrofilisitas serta kompatibilitas plastik multi lapis PP. Peningkatan kadar plastik terbukti meningkatkan distribusi partikel plastik, menurunkan nilai penetrasi dan daktilitas pada PMB, serta meningkatkan ketahanan deformasi plastis, deformasi elastis, dan menurunkan jumlah rongga udara pada sampel perkerasan aspal.

The worldwide consumption of instant noodles has resulted in packaging waste made of multilayer polypropylene (PP) becoming one of the largest contributors to waste, with inadequate management due to its layered structure, making it difficult to recycle. One potential opportunity for utilizing instant noodle plastic packaging waste is to use it as a mixture material for asphalt concrete in the form of polymer modified bitumen (PMB), which would also improve the quality of Indonesian roads. In this research, plastic waste from instant noodle packaging that has undergone cold plasma treatment and thermal oxidation was added in the form of PMB using the hot mix method at a temperature of 180°C as a mixture to produce asphalt concrete-wearing course (AC-WC). The amount of multilayer PP was varied at 0, 1, 3, and 5 wt.% of the total bitumen weight. FTIR, DSC, and sessile drop tests were conducted to determine the hydrophilicity and compatibility of the multilayer PP. Additionally, ductility, penetration, and optical microscope observations were conducted to examine the morphology and physical properties of the PMB samples, and Marshall tests were conducted to determine the physical properties of the samples. The test results showed that cold plasma treatment and thermal oxidation increased the hydrophilicity and compatibility of the multilayer PP. An increase in the amount of multilayer PP in the mixture increased the distribution of plastic particles, decreased the penetration and ductility values of PMB, increased plastic deformation resistance, elastic deformation, and reduced the amount of air voids in the asphalt concrete samples."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aleg Restu Pridana Putra
"Dengan semakin maraknya sampah plastik multilayer yang beredar di masyarakat, tantangan terbesar dalam daur ulang plastik adalah proses penyortiran sebelum dipisahkan untuk proses daur ulang selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menguji konsep sistem Eddy Current Separator dengan konfigurasi vertikal single magnetic disk menggunakan Halbach Array guna meningkatkan efisiensi pemisahan sampah plastik multilayer berlapis aluminium. Hasil simulasi menggunakan Ansys Maxwell menunjukkan bahwa konfigurasi Halbach Array menghasilkan medan magnet yang lebih kuat dan terfokus pada sisi atas single magnetic disk dibandingkan dengan Non-Halbach Array. Medan magnet statis maksimal adalah 214,85 mT untuk Halbach Array dan 182,77 mT untuk Non-Halbach Array. Kontur pada pengujian dinamis menunjukkan pola yang terfokus untuk arus eddy yang terinduksi pada sampel uji. Pengujian eksperimental menunjukkan bahwa Halbach Array menghasilkan gaya induksi yang signifikan lebih besar pada aluminium dibandingkan dengan Non-Halbach Array dengan titik optimal pada 7100 rpm. Hasil displacement Halbach Array dalam penyortiran sampel uji lebih stabil dan berbanding lurus dengan luas permukaan sampel uji, sementara ketebalan memiliki efek negatif terhadap displacement. Pengujian success rate menunjukkan bahwa konfigurasi Halbach Array mencapai tingkat keberhasilan 90%, lebih tinggi dibandingkan dengan Non-Halbach Array.

With the increasing prevalence of multilayer plastic waste in society, the biggest challenge in plastic recycling is the sorting process before the waste can be separated for further recycling. This study aims to develop and test the concept of an Eddy Current Separator system with a vertical single magnetic disk configuration using Halbach Array to improve the efficiency of separating multilayer plastic waste with aluminum layers. Simulation results using Ansys Maxwell show that the Halbach Array configuration produces a stronger and more focused magnetic field on the top side of the single magnetic disk compared to the Non-Halbach Array. The maximum static magnetic field is 214.85 mT for the Halbach Array and 182.77 mT for the Non-Halbach Array. The contour in the dynamic test shows a focused pattern for the eddy currents induced in the test samples. Experimental tests indicate that the Halbach Array generates significantly greater induced force on aluminum compared to the Non-Halbach Array with an optimal point at 7100 rpm. The displacement results of the Halbach Array in sorting test samples are more stable and directly proportional to the surface area of the test samples, while thickness has a negative effect on displacement. Success rate testing shows that the Halbach Array configuration achieves a success rate of 90%, higher than the Non-Halbach Array."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Aziz
"Plastik merupakan jenis material polimer yang massif digunakan seperti, otomotif, tekstil, kemasan, dan lain-lain. Namun, timbul suatu permasalahan yaitu, penumpukan limbah plastik. Salah satu limbah plastik tersebut adalah kemasan mie instan yang tersusun dari multi lapis polipropilena yang sulit untuk didaur ulang. Di sisi lain, terdapat permasalahan pula pada konstruksi jalan yang dinilai masih buruk di Indonesia. Dengan demikian, terdapat solusi untuk mengatasi kedua persoalan tersebut yaitu, pengaplikasian limbah plastik sebagai pemodifikasi aspal yang mampi meningkatkan kekuatan aspal dengan proses pencampuran. Namun, terdapat perbedaan sifat yang dimiliki oleh plastik dan bitumen sehingga, tidak dapat tercampur dengan baik. Oleh sebab itu, pada penelitian ini, mengajukan upaya meningkatkan kompatibilitas antara limbah plastik dengan bitumen dengan menggunakan surfaktan. Di dalam penelitian ini, surfaktan dicampurkan bersamaan dengan limbah plastik dan bitumen dengan variasi jenis surfaktan yaitu, polyethylene glycol 400 (PEG 400) dan sorbitan monostearate/span 60 (SM) dan variasi konsentrasi yaitu, 0,1 wt.%, 0,3 wt.%, dan 0,5 wt.% dari berat total limbah plastik. Pengujian yang dilakukan berupa pengujian FT-IR (fourier transform infrared) dan mikroskop optik untuk mengetahui hasil pencampuran secara mikro serta pengujian daktilitas, penetrasi, dan titik lembek untuk mengetahui sifat mekanik dari hasil pencampuran. Polyethylene glycol 400 (PEG 400) merupakan surfaktan terbaik dalam meningkatkan kompatibilitas antara limbah plastik dan bitumen dengan konsentrasi 1 wt.% dari berat total limbah plastik.

Plastic is a type of polymer material that is massively used, such as automotive, textiles, packaging, and others. However, a problem arises, namely, the accumulation of plastic waste. One of these plastic wastes is instant noodle packaging which is composed of multi-layer polypropylene which is difficult to recycle. On the other hand, there are also problems with road construction which is considered to be poor in Indonesia. Thus, there is a solution to overcome these two problems, namely, the application of plastic waste as an asphalt modifier which is able to increase the strength of asphalt with the mixing process. However, there are differences in the properties of plastic and bitumen, so they cannot mix properly. Therefore, in this study, proposed efforts to improve the compatibility between plastic waste and bitumen by using surfactants. In this study, surfactants were mixed together with plastic waste and bitumen with various types of surfactants, namely, polyethylene glycol 400 (PEG 400) and sorbitan monostearate/span 60 (SM) and various concentrations, namely, 0.1 wt.%, 0.3 wt.%, and 0.5 wt.% of the total weight of plastic waste. Tests carried out in the form of FT-IR (fourier transform infrared) testing and optical microscopy to determine the results of micro mixing as well as ductility, penetration and softening point tests to determine the mechanical properties of the mixing results. Polyethylene glycol 400 (PEG 400) is the best surfactant in increasing the compatibility between plastic waste and bitumen with a concentration of 1 wt.% of the total weight of plastic waste."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
B. Arditya Jogha Pratama
"Kemasan plastik yang telah habis masa pakainya merupakan masalah lingkungan yang besar, dimana upaya untuk daur ulang merupakan salah satu pilihan untuk mengkonservasi nilai material. Paradigma lama mengenai disain produk hanya untuk memenuhi aspek fungsional sekali pakai, masih menjadi hambatan dalam upaya konservasi nilai material produk dalam konteks daur ulang. Riset ini mengambil contoh kemasan botol plastik HDPE untuk dievaluasi berdasarkan kriteria - kriteria disain konservasi material. Tinjauan literatur dilakukan terkait proses penyusunan kriteria-kriteria disain konservasi material untuk botol plastik HDPE. Hasil evaluasi disain produk yang ada menunjukan banyak terdapat ketidaksesuaian dengan kriteria disain untuk konservasi nilai material. Disain produk baru kemudian diusulkan berdasarkan kriteria disain konservasi nilai material.

Plastic packaging that has reached is intended end-of-life is a major environmental problem, where efforts to recycle are one of the options for conserving material values. The old paradigm of product design which is only to fulfill the functional aspects of single use product is still becomes obstacle in the effort to conserve the value of product material in recycling context. This research takes the example of HDPE plastic bottle packaging to be evaluated, based on material conservation design criteria. The literature review is carried out regarding the process of preparing material value conservation design criteria for HDPE plastic bottles. The evaluation result of existing product design showed that there are many discrepancies in comparison with the design criteria for conservation of material values. New product designs are then proposed based on material value conservation design criteria."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53402
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>