Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172764 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nia Pratiwi
"

Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius dan memiliki efek jangka panjang pada individu dan masyarakat, termasuk berkurangnya perkembangan kognitif dan fisik, berkurangnya kapasitas produktif dan kesehatan yang buruk dan meningkatnya penyakit degenerative. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukadana Kabupaten Lampung Timur tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dengan jumlah sampel 165 anak yang diambil secara simple random sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2019 pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner dan pengukuran antropometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi stunting pada anak usia 24-59 bulan sebesar 26,1%. Variabel yang berhubungan dengan kejadian stunting yaitu riwayat pemberian ASI Eksklusif dan riwayat pemberian MP ASI setelah dikontrol variabel berat lahir, panjang badan lahir, riwayat pemberian kapsul vitamin A, riwayat pemberian ASI Eksklusif dan penyapihan. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian stunting adalah riwayat pemberian MP ASI. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencegahan stunting dengan memperhatikan praktik PMBA yang benar dan dilakukan penanggulangan stunting dengan melakukan perbaikan gizi tidak hanya pada anak usia 0-23 bulan tetapi juga usia 24-59 bulan


Stunting is a serious public health problem and has long-term effects on individuals and society, including reduced cognitive and physical development, reduced productive capacity and poor health and worsening degenerative diseases. The aim of this study is to know factors related to the incidence of stunting in children aged 24-59 months in the Sukadana Public Health Center (Puskesmas) Working Area in East Lampung District in 2019. This study was a quantitative study with a cross sectional design which has 165 children as sample and used simple random sample as methode. This research was conducted in May-June 2019 by collecting data through direct interviews using questionnaires and anthropometric measurements. The results showed that variables related to stunting were the history of MP ASI contribution after controlled with variables of birth weight, birth length, giving vitamin A capsule, history of exclusive breastfeeding and weaning.

"
2019
T52720
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Fikriyah
"Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena masih menjadi penyebab kematian yang cukup tinggi di Indonesia. Pada tahun 2015, prevalensi balita yang meninggal karena diare secara global sebesar 9% (UNICEF, 2016). Berdasarkan data dari Riskesdas tahun 2013, insiden diare pada kelompok usia balita di Indonesia adalah 10,2%. Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, prevalensi diare di provinsi Jawa Barat sebesar 7,5%, kemudian pada Riskesdas tahun 2018 prevalensi diare di provinsi Jawa Barat meningkat menjadi sebesar 8,6%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Provinsi Jawa Barat tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain studi Cross Sectional. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017. Sampel yang digunakan adalah balita berusia 0-59 bulan di Provinsi Jawa Barat yang terdata di SDKI 2017, dan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebanyak 1.554 balita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kejadian diare pada balita di Provinsi Jawa Barat tahun 2017 adalah sebesar 15,6% (242 balita). Hasil uji bivariat menunjukkan faktor yang berhubungan dengan kejadian diare adalah balita usia ≤ 1 tahun (OR 1,62; 95% CI 1,23-2,13; p=0,001), sarana sanitasi (OR 1,52; 95% CI 1,14-2,03; p=0,005), dan sumber air minum (OR 1,34; 95% CI 1,01-1,79; p=0,047). Salah satu cara untuk mencegah terjadinya diare pada balita adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Disease is still a public health problem because it is still a fairly high cause of death in Indonesia. In 2015, the prevalence of children under five years who died from diarrhea globally was 9% (UNICEF, 2016). Based on Riskesdas data in 2018 the incidence of diarrhea in Indonesia was 10,2%. Based on Riskesdas data in 2013 the prevalence of diarrhea in West Java province was 7,5%, then based on Riskesdas in 2018 the prevalence of diarrhea in West Java province increased to 8.6%. The purpose of this research is to find out the description of the factors that associated with the incidence of diarrhea in children under five years in West Java Province in 2017. This study uses a Cross Sectional study design. Data that used is secondary data based from the Demographic Survey and Indonesian Health (IDHS) in 2017. The sample used is children aged 0-59 months in West Java Province, recorded in the 2017 IDHS, and samples that meet the inclusion and exclusion criteria are 1.554 children. The research result showed that the prevalence of diarrhea in West Java province in 2017 was 15,6% (242 children). The results of the bivariate test showed that the factors associated with the incidence of diarrhea were children aged ≤ 1 year (OR 1,62; 95% CI 1,23-2,13; p=0,001), sanitation facilities (OR 1,52; 95% CI 1,14-2,03; p=0,005), and source of drinking water (OR 1,34; 95% CI 1,01-1,79; p=0,047). To prevent diarrhea in children under five years is keep the environmental clean and healthy lifestyle."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2000
613.2 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agusni Rohmayanti
"Stunting merupakan perawakan pendek pada balita yang mencerminkan suatu proses kegagalan dalam mencapai potensi pertumbuhan linier yang masih menjadi permasalahan status gizi tingkat berat di Indonesia. Angka stunting di Kabupaten Lombok Timur (43,52%) pada tahun 2018 lebih tinggi dibandingkan dengan angka stunting Provinsi NTB (33,5%) dan Nasional (30,8%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan Kejadian Stunting pada Balita (0 – 59 Bulan) di Kabupaten Lombok Timur. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain cross-sectional dan memanfaatkan data sekunder dari Riskesdas 2018 dengan jumlah sampel sebesar 283 balita usia 0 – 59 bulan. Data dianalisis menggunakan uji chi square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 43.1% balita yang mengalami stunting. Hasil analisis bivariat menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara berat badan lahir balita, tinggi badan dan Pendidikan terakhir Ibu, namun tidak ada korelasi positif antara stunting dengan jenis kelamin, kebiasaan BAB, riwayat diare, riwayat ISPA, imunisasi dasar, konsumsi vitamin A, status pekerjaan ibu, kebiasaan merokok ayah, jumlah anggota rumah tangga, jumlah balita, IMD, kepemilikan buku KIA, ANC, ASI eksklusif, wilayah tempat tinggal, dan waktu tempuh ke Puskesmas. Faktor dominan stunting pada balita (0 – 59 bulan) di Kabupaten Lombok Timur, yaitu berat badan lahir (OR = 3.21). Kesimpulan dari penelitian ini adalah balita yang memiliki berat badan lahir <3000gram memiliki risiko 3.21 kali untuk mengalami stunting.

Stunting is a short stature in toddlers which reflects a process of failure to achieve linear growth potential which is still a severe nutritional status problem in Indonesia. The stunting rate in East Lombok Regency (43.52%) in 2018 was higher than the stunting rate of NTB Province (33.5%) and National (30.8%). This study aims to determine the dominant factor in Stunting Incidence in Toddlers (0 – 59 Months) in East Lombok Regency. This quantitative study used a cross-sectional design and utilized secondary data from Riskesdas 2018 with a total sample of 283 aged 0 – 59 months. Data were analyzed using the chi-square test and multiple logistic regression. The results of this study showed that there were 43.1% of children under five were stunted. The results of the bivariate analysis stated that there was a significant relationship between the birth weight of toddlers, height, and mother's last education, but there was no positive correlation between stunting and gender, bowel habits, history of diarrhea, history of ARI, basic immunization, vitamin A consumption, work status mother, father's smoking habit, number of household members, number of children under five, BMI, ownership of MCH book, ANC, exclusive breastfeeding, area of ​​residence, and travel time to the Puskesmas. The dominant factor for stunting in toddlers (0 – 59 months) in East Lombok Regency, namely birth weight (OR = 3,206). The conclusion of this study is that toddlers who have a birth weight of <3000 grams have a risk of 3,206 times of experiencing stunting."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soffa Lutfiah
"ABSTRACT
Penimbangan balita sangat penting dilakukan untuk memantau pertumbuhan dan
melakukan deteksi dini permasalahan gizi. Rendahnya jumlah balita ditimbang di
Kecamatan Kramat Jati merupakan masalah serius yang harus dievalausi. Penelitian
ini bertujuan untuk mendapatkan hasil evaluasi D/S pada Kegiatan Penimbangan
Balita di Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur Tahun 2015. Penelitian ini
merupakan jenis cross sectional kualitatif menggunakan pendekatan evalausi CDC
dengan melakukan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Pemilihan
narasumber menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa masih butuh kerja keras dari semua pihak, terutama peran
lintas sektor dan organisasi profesi untuk meningktkan cakupan D/S.

ABSTRACT
Toddlers weighing is very important for growth monitoring and early detection of
nutritional problem. Low number of toddler weighed in Kramat Jati District is a
serious problem which must be evaluated. The study aimed to obtain the evaluation
result of D/S on toddler weighing in Kramat Jati District, East Jakarta 2015. This
study is cross-sectional qualitative study with CDC evaluation approach by
conducting in-depth interviews and documents review. Selection of interviewees
used purposive sampling technique. The results showed that it still needs hard work
from all parties or stake holders, especially from cross-sector role and professional
organizations to improve the D / S coverage."
[;;, ]: 2016
S63964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayke Sugianto Tedjasaputra
"Bahasa memegang peranan penting dalam proses perkembangan seorang anak, fungsi mendasar dari bahasa adalah untuk berkomunikasi dan merupakan "alat" interaksi sosial timbal balik. Selain itu, bahasa membantu anak mengarahkan pikiran, menajamkan ingatan, melakukan kategorisasi, mempelajari hal-hal baru sehingga kemampuan berpikir anak akan meningkat. Pada usia 18 bulan terjadi lonjakan bahasa, ditandai dengan kesenangan anak untuk memberi nama pada objek atau peristiwa yang dijumpainya. Lingkungan mempunyai peranan dalam perolehan bahasa, dan usia menjelang 2 tahun merupakan masa yang tepat untuk berlangsungnya pembelajaran bahasa. Bila pembelajaran bahasa tidak dimulai sejak dini, akan berdampak negatif terhadap perkembangan anak di kemudian hari, antara lain terhambatnya komunikasi dengan sesama manusia, terhambatnya proses belajar dan berpikir.
Semantik atau makna kata serta kalimat, merupakan salah satu komponen bahasa yang sangat panting untuk diteliti, sebab semua aspek bahasa sangat bergantung pada semantik. Walaupun anak mampu berbicara tetapi tidak memahami makna kata atau kalimatnya, akan berdampak pada terhambatnya komunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Di sisi lain, bermain simbolik atau kemampuan merepresentasikan pengalaman actual maupun khayalan melalui penggunaan beberapa objek, gerakan, atau bahasa; menjadi prasyarat untuk dikuasainya kemampuan linguistik tertentu. Ada hubungan yang berrnakna antara tingkatan bermain simbolik dengan perkembangan semantis anak. Bentuk interaksi ibu-anak jugs mempengaruhi kegiatan bermain pada anak, termasuk bermain simbolik.
Penelitian mengenai perolehan bahasa telah banyak dilakukan di negara Barat, dengan bahasa Inggris sebagai bahasa ibu. Sepengetahuan penulis, penelitian mengenai perolehan bahasa pada anak-anak di Indonesia yang berusia di bawah tiga tahun masih langka. Perbedaan budaya akan mempengaruhi perolehan bahasa pada anak, setiap bahasa memiliki kekhususan dalam sistim bahasa yang berlaku dan kesediaan serta cara ibu mengajak anak berkomunikasi berperan terhadap perolehan bahasa.
Adanya perbedaan bahasa serta budaya tersebut, menimbulkan keinginan pada penulis untuk meneliti perkembangan semantis dan tingkatan bermain simbolik atas dasar budaya dan Bahasa Indonesia. Selain itu akan diteliti bentuk interaksi ibu dan jenis bermain pada anak yang terjadi saat mereka bermain bersama.
Tingkatan bermain simbolik dan jenis bermain anak akan didata melalui kegiatan bermain ibu-anak dengan menggunakan The Symbolic Play Test yang telah dimodifikasi oleh penulis. Pada kesempatan ini sekaligus didata kosa kata anak dan bentuk interaksi yang dilakukan ibu. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari lima anak yang berusia 18, 20 dan 22 bulan, dan setiap subjek didampingi oleh ibunya masing masing. Metode untuk mengumpulkan data dilakukan melalui observasi, dilengkapi dengan wawancara terhadap ibu atau orang lain yang terlibat dalam pengasuhan anak.
Mengingat subjek yang terbatas, hasil penelitian ini tidak dapat berlaku umum, namun dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa perkembangan semantis berhubungan dengan tingkatan bermain simbolik. Bentuk interaksi ibu yang paling utama adalah mengarahkan perhatian anak dengan memberikan instruksi atau mengajukan pertanyaan, dan kegiatan bermain yang paling sering terjadi adalah bermain eksploratif.
Saran yang diajukan bagi penelitian yang sama di masa mendatang, adalah memperbesar cakupan usia subjek dan mendata kosa kata anak dalam kehidupan sehari-hari. Untuk hal yang ke dua, perlu disusun alat inventori bahasa anak usia Batita yang nantinya dapat digunakan secara luas dan menjadi bahan untuk membuat norma perkembangan bahasa anak usia Batita di Indonesia. Melakukan penelitian longitudinal mengenai manfaat bermain simbolik dengan pemahaman bacaan pada anak, menjelang masuk Sekolah Dasar. Membuat rancangan program pelatihan bagi para ibu (orang tua) atau pemerhati anak mengenai cara berinteraksi yang benar untuk merangsang perkembangan bahasa dan bermain pada anak."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T18522
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Cahya Rahmadiyah
"A toddler is a group on the stage of human development that is vulnerable to the risk affecting their health specifically
about their growth and development. Providing the appropriate nutrition to toddlers during this risky age of 6 to 24
months is crucial in promoting a proper growth and development. The proper nourishment for toddlers at the age of 6 to
24 months includes breast-feeding and complimentary solid foods. The objective of this study was to determine the
correlation between the specific characteristics of a family or a household and the provision of complementary feeding
about the growth and development of children (6-24 months) in the village of Curug Cimanggis, Depok. This study
used a descriptive correlational, cross-sectional approach using a sample that consisted of 102 children aged 6-24
months, which were collected using a proportional cluster sampling. Based on the Chi Square test, the researchers found
no correlation between the provision of complementary feeding with a child?s growth and development. This is because
breast-feeding as the source of nourishment is still the major factor that directly influences the growth and development
of any toddler between the age of 6-24 months. However, by applying better financial management in conjunction with
the ability to modify the practices of how families feed their toddlers, a family may raise and nurture their toddlers so
they may grow according to the proper stages of development. The results of this study are expected to serve as an input
in improving toddlers? health care concerning their growth and development by promoting the importance of providing
the appropriate complimentary food by the proper guidelines while continuing to breast feed toddlers between the age
of 6 to 24 months.
Gambaran Pemberian Makanan Pendamping ASI dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita (6-24
Bulan). Balita merupakan kelompok risiko yang mudah terkena masalah kesehatan diantaranya masalah pertumbuhan
dan perkembangan. Pemberian nutrisi pada balita usia 6-24 bulan yang sesuai dapat meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan. Pemberian nutrisi pada balita usia 6-24 bulan meliputi pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian MP-ASI dan karakteristik
keluarga dengan pertumbuhan dan perkembangan anak (6-24 bulan) di Posyandu Kelurahan Curug Kecamatan
Cimanggis, Depok. Penelitian ini menggunakan deskriptif korelasional, pendekatan cross sectional dengan 102 sampel
keluarga dengan balita usia 6-24 bulan yang diambil secara proportional cluster sampling. Uji Chi Square ditemukan
tidak ada hubungan pemberian MP-ASI dengan pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dikarenakan faktor langsung
yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita adalah nutrisi dimana balita usia 6-24 bulan masih diberikan
ASI. Hasil penelitian didapatkan lebih banyak Ibu yang memberikan MP-ASI yang sesuai dengan pedoman pemberian
MPASI memiliki balita dengan pertumbuhan baik dan perkembangan yang sesuai. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberi masukan pelayanan kesehatan dalam upaya peningkatan tumbuh kembang balita melalui peningkatan promosi
kesehatan tentang pentingnya MP-ASI sesuai pedoman dan melanjutkan menyusui pada balita usia 6-24 bulan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Syiami Fitri
"Penyakit berbasis lingkungan salah satunya diare masih menjadi penyebab kematian pada balita di Indonesia dengan proporsi 25,2%. Tujuan riset ini adalah mengetahui distribusi frekuensi kejadian diare; menganalisis pengaruh status sosial ibu, status ekonomi keluarga, dan STBM terhadap kejadian diare; dan mendapatkan model struktural kejadian diare pada balita di Kecamatan Johar Baru. Metode riset yang digunakan adalah kuantitatif. Hasil menunjukkan bahwa prevalensi diare balita sebesar 38,6%. Terdapat pengaruh langsung status sosial ibu dan status ekonomi keluarga dengan STBM dengan masing-masing sebesar 6,91% dan 9%. Terdapat pengaruh langsung status sosial ibu, status ekonomi keluarga, dan STBM dengan kejadian diare pada balita dengan masing-masing sebesar -2,25%, -0,16%, dan -24,7%. Terdapat pengaruh tidak langsung status sosial ibu dengan kejadian diare pada balita melalui STBM sebesar -13,07% dan pengaruh tidak langsung status ekonomi keluarga dengan kejadian diare pada balita melalui STBM sebesar -14,91%. Model struktural kejadian diare pada balita di Kecamatan Johar Baru didapat Z=-0,150X1-0,040X2-0,497Y.

Environmental disease such as diarrhea becomes the cause of death on toddlers in Indonesia with a proportion 25,2%. The purpose of this research is to determine the frequency distribution of diarrheal; analyze the effect of mother's social standing, family's financial condition, and CLTS toward diarrhea; get structural model of diarrhea on toddlers in Johar Baru District. The research method used was quantitative. The research results show that diarrhea prevalence is 38,6%. There is a direct effect of mother's social standing and family's financial condition toward CLTS with 6.91% and 9%. There is a direct effect of mother's social standing, family's financial condition, and CLTS toward diarrhea with -2.25%, -0.16%, and -24.7%. There is an indirect effect of mother's social standing toward diarrhea through CLTS with -13.07% and there is an indirect effect of family's financial condition toward diarrhea through CLTS with -14.91%. Structural model of diarrhea on toddlers obtained Z=-0,150X1-0,040X2-0,497Y."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggadewi Moesono
"ABSTRAK
Pengasuhan "nurturant" bukan sekedar berarti mengasuh anak atau " child rearing", meerawat anak atau "care giving", perlindungan anak oleh keluarga atau "protection". Kelekatan ibu-anak juga berkembang menurut tingkatan tahap-tahap. Dalam proses perkembangan ini kualitas strukturnyapun ditentukan oleh bagaimana perlakuan lingkungannya (oleh ibu dalam konteks lingkungannya). Variabel pengasuhan yang diteliti adalah cariable rangsangan "inanimate", variabel lingkungan pengasuhan ibu, rangsangan suasana lingkungan yang dilakukan oleh ibu. Subyek penelitian ini adalah sejumlah 203 bayi berumur antara 6-12 bulan, dari lima wilayah kota DKI, yang diasuh oleh ibunya sendiri dalam keluarga yang utuh (ada ayah). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengenali variable-variabel penentu dalam pengasuhan "nurturant" yang mempengaruhi perkembangan kemampuan kognitif anak berumur 6-12 bulan."
1993
D216
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Hartati
"Pneumonia pada balita masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Hal ini terlihat dengan tingginya angka morbiditas dan mortalitas akibat pneumonia. Salah satu upaya untuk menurunkannya adalah dengan mengetahui faktor risiko yang menyebabkan terjadinya pneumonia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada anak balita di rumah sakit. Desain yang digunakan adalah cross sectional dengan 138 sampel. Hasil penelitian dengan regresi logistik didapatkan 4 faktor risiko yang berhubungan secara bermakna yaitu usia balita, riwayat pemberian ASI, status gizi balita dan kebiasaan merokok keluarga. Kegiatan edukasi tentang peningkatan pemberian ASI dan nutrisi kepada orangtua balita perlu ditingkatkan untuk mencegah terjadinya pneumonia."
Akademi Keperawatan Mitra Keluarga Jakarta ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
610 JKI 15:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>