Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95145 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hasan Aji Bima Priyambada
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang persepsi seorang animator yaitu Daniel Chong tentang perpustakaan yang direpresentasikan dalam karya serial animasi We Bare Bears. Melalui pandangannya kita dapat mengetahui fungsi perpustakaan umum bagi penggunanya. Dalam film ini, tiga beruang bersaudara, yakni Grizzly, Panda, dan Ice Bear memanfaatkan berbagai layanan perpustakaan. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan metode sosiologi sastra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga beruang adalah imigran di daerah San Francisco yang menggunakan perpustakaan untuk membantu mereka menemukan informasi yang mereka butuhkan. Mereka memanfaatkan berbagai layanan mulai dari layanan koleksi, layanan komputer, layanan sirkulasi, dan meja diskusi. Di perpustakaan, ketiga beruang bertemu dengan Chloe dan berdiskusi tentang ujian yang akan dilakukan oleh temannya. Tiga beruang di perpustakaan berinteraksi dengan pustakawan dan pengunjung lainnya. Angka-angka ini menggambarkan berbagai fungsi perpustakaan. Kesimpulannya, pandangan Daniel Chong sebagai pendatang terhadap perpustakaan adalah tempat yang tidak hanya digunakan untuk belajar dan mencari informasi. Sebaliknya, perpustakaan juga digunakan sebagai ruang sosial, di mana setiap individu dapat berinteraksi dengan individu lain dan di mana para pendatang dapat bertemu atau berkenalan dengan individu lain. Dengan demikian para pendatang dapat beradaptasi dengan lingkungan baru tempat mereka tinggal.
ABSTRACT
This study aims to gain an understanding of animator Daniel Chong's perception of the library represented in the animated series We Bare Bears. Through his view we can know the function of public libraries for its users. In this film, three bear brothers, namely Grizzly, Panda, and Ice Bear take advantage of various library services. The research method uses a qualitative approach and the method of sociology of literature. The results showed that the three bears were immigrants in the San Francisco area who used the library to help them find the information they needed. They take advantage of various services ranging from collection services, computer services, circulation services, and discussion tables. In the library, the three bears meet with Chloe and discuss about the exam that will be carried out by her friend. The three bears in the library interact with the librarian and other visitors. These figures describe the various functions of the library. In conclusion, Daniel Chong's view as a newcomer to the library is a place that is not only used for studying and seeking information. On the other hand, the library is also used as a social space, where each individual can interact with other individuals and where newcomers can meet or get acquainted with other individuals. Thus the immigrants can adapt to the new environment in which they live."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Aji Bima Priyambada
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang persepsi seorang animator, yaitu Daniel Chong tentang perpustakaan, yang direpresentasikan dalam karya serial animasi We Bare Bears. Melalui pandangannya kita dapat mengetahui fungsi perpustakaan umum bagi pemustakanya. Dalam film ini menceritakan tiga ekor beruang bersaudara yaitu, Grizzly, Panda, dan Ice Bear memanfaatkan berbagai layanan perpustakaan. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan metode sosiologi sastra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga beruang merupakan imigran di daerah San Fransisco yang memanfaatkan perpustakaan untuk membantu mereka mencari informasi yang dibutuhkan. Mereka memanfaatkan berbagai macam layanan dari mulai layanan koleksi, layanan komputer, layanan sirkulasi, dan meja diskusi. Dalam perpustakaan, tiga beruang tersebut bertemu dengan Chloe dan berdiskusi mengenai ujian yang akan dilaksanakan oleh temannya. Tiga beruang dalam perpustakaan berinteraksi dengan pustakawan dan pemustaka lainnya. Para tokoh tersebut memaparkan berbagai fungsi dari perpustakaan. Kesimpulannya adalah bahwa pandangan Daniel Chong sebagai seorang imigran terhadap perpustakaan merupakan tempat yang tidak hanya digunakan untuk belajar dan mencari informasi. Melainkan perpustakaan digunakan juga sebagai ruang sosial, dimana setiap individu dapat berinteraksi dengan individu lainnya dan tempat para imigran dapat bertemu mapun berkenalan dengan individu lainnya. Dengan demikian para imigran dapat beradaptasi di lingkungan yang baru mereka tinggali.

This study aims to gain an understanding of the perceptions of an animator, namely Daniel Chong about the library, which is represented in the We Bare Bears animated series. Through his view, we can find out the functions of public libraries for librarians. In this film, three bears, namely Grizzly, Panda, and
Ice Bear, utilize various library services. The research method uses a qualitative approach and the method of the sociology of literature. The results showed that three bears were immigrants in the San Francisco area who used the library to help them find the information they needed. They utilize a variety of services from collection services, computer services, circulation services, and discussion tables. In the library, the three bears meet Chloe and discuss the exam that will be carried out by his friend. Three bears in the library interact with librarians and other readers. The figures presented various functions from the library. The conclusion is that Daniel Chongs view as an immigrant to the library is a place that is not only used for learning and seeking information. Instead, the library is also used as a social space, where each individual can interact with other individuals and where immigrants can meet or meet other individuals. Thus immigrants can adapt to the new environment they live in. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Mumfangati
"Raden Ngabehi Ranggawarsita adalah seorang pujangga besar pada masanya. Karya-karyanya sangat terkenal dan sampai sekarang masih dibicarakan oleh masyarakat. Tulisan ini akan mengupas apa subangsihnya terhadap pembangunan karakter bangsa. Dalam menyusun tulisan ini menggunakan metode kepustakaan, yaitu melalui pembacaan karya-karya dan tulisan-tulisan yang terkait dengan hasil karya Raden Ngabehi Ranggawarsita. Hasil dari pembahasan adalah Raden Ngabehi Ranggawarsita sebagai pujangga yang sangat produktif dan berpengetahuan luas. Beliau pantas menjadi tokoh teladan dalam hal pembentukan karakter masyarakat. Karya-karya sastranya memberikan kupasan tentang nilai-nilai budi pekerti yang pantas untuk dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari."
Yogyakarta: BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA D.I. YOGYAKARTA, 2017
400 JANTRA 12:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aina Pujiyanti
"Skripsi ini membahas representasi perpustakaan umum dalam serial animasi Kokoro Library. Penelitian ini menggunakan metode semiotik dengan analisis sintagmatik dan paradigmatik Roland Barthes. Hasil dari penelitian ini adalah perpustakaan umum digambarkan sebagai bagian yang sangat berharga dari kehidupan sebuah keluarga di Jepang. Ini didukung dari peran ketiga tokoh utama sebagai pustakawan menjalankan perpustakaan mereka yang terletak di atas gunung, berkomunikasi dengan pengguna, menjaga koleksi berharga, melakukan promosi, dan mencari cara agar perpustakaan tidak ditutup. Tidak hanya ketiga tokoh, masyarakat kota juga turut mendukung eksistensi perpustakaan.

This undergraduate thesis explain about the representation of public libraries in Kokoro Library animation series. This study is using semiotic method with Roland Barthes rsquo syntagmatic paradigmatic analysis. The result of this study is the public library described as very valuable part of the life of family in Japan. This supported by the roles of the three main characters as librarians that running their libraries located on the mountain, communicating with users, keeping valuable collections, promoting, and finding ways to protect the library from being closed. Not only the three main characters, urban society also supports the existence of the library."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69940
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peter Smith: Gloucester, 1959
R 928.09 LIB
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Puri Bestari Mardani
"ABSTRAK
Permasalahan segregasi rasial yang memisahkan orang kulit putih dan kulit hitam yang mengemuka di Amerika pada tahun 1960-an masih saja didiskusikan hingga saat ini dalam berbagai sektor kehidupan termasuk dalam karya sastra. The Help 2009 memperlihatkan hubungan perempuan beda ras yang harmonis di Amerika berlatar periode tersebut. Perbedaan gambaran ini menarik untuk diteliti lebih lanjut. Tesis ini mencermati konstruksi sisterhood antar ras dengan mencermati struktur narasi, khususnya fokalisasi yang digagas oleh Mieke Bal 1999 . Selain itu, pemahaman konsep sisterhood oleh bell hooks juga digunakan dalam tesis ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teks menawarkan bentuk sisterhood baru yang mewadahi semua perempuan sebagai alternatif dari bentuk sisterhood sesama ras. Meskipun teks mengusung nilai kesetaraan, masih terlihat keberpihakan teks terhadap kulit putih yang menunjukkan bahwa teks tidak terlepas dari zamannya. Teks membawa ide kontemporer pada konteks 1960-an sehingga pada akhirnya terlihat bahwa perbedaan warna kulit memang tidak dapat diterima baik pada komunitas kulit putih maupun kulit hitam.Kata Kunci : Fokalisasi, Hubungan Perempuan, Segregasi Rasial, Sisterhood.

ABSTRACT
The issue of racial segregation that separated black and white people, which highlighted the life in America during 1960s, is still being discussed on various sectors of life including in literary works. The Help 2009 shows the harmonic relationship between women with different races in America on that period of time. This perspective is interesting to be analyzed. This thesis analyzes the construction of sisterhood between races using narrative structure, especially focalization initiated by Mieke Bal 1999 . In addition, an understanding of sisterhood concept by bell hooks is also used in this thesis. The results show that the text offers a new form of sisterhood that accommodates all women as an alternative from the form of the previous existing sisterhood. Although the text carries the value of equality, the text tends to take side to the white people which shows that the text is inseparable from its period. The text carries contemporary ideas in the 1960s context so it is certain that skin color differences are unacceptable to both white and black communities. Keywords Focalization, Racial Segregation, Sisterhood, Women rsquo s Relationship"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T52053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riki Maulana Iskandar
"Skripsi ini menganalisis representasi gemar membaca dalam film Seputih Hati Kintan. Penelitian ini menggunakan metode semiotik dengan analisis hubungan sintagmatik dan paradigmatik yang dikemukakan oleh Roland Barthes. Hasil dari analisis sintagmatik menunjukkan bahwa representasi kegemaran membaca terlihat pada tokoh Kintan yang ingin mendirikan taman bacaan dan tokoh Nabil yang sangat cinta membaca. Analisis paradigmatik menunjukkan representasi kegemaran membaca yang dideskripsikan dalam tokoh dan latar. Kesimpulannya, film ini berisikan representasi kegemaran membaca yang digambarkan dalam karakter Kintan dan Nabil serta usaha Kintan dalam mendirikan taman bacaan yang diperuntukkan kepada orang-orang yang kurang mampu.

This thesis analyzes the representation of reading interest in a movie titled Seputih Hati Kintan. This study uses semiotic method with analysis of syntagmatic and paradigmatic relations that expressed by Roland Barthes. The results of syntagmatic analysis shows the representation of reading interest that shown in Kintan's character who wants to build her own library and Nabil’s character who also loves reading. In paradigmatic analysis, reading interest represented by the description of characters and backgrounds. In conclusion, this movie represented the reading interest that shown in the characters of Kintan and Nabil, then Kintan’s efforts in order to build her own library that can be used by the unfortunate people.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S54266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Libreny Riyusdha
"Perpustakaan komnas peremuan sebagai pusat informasi kekerasan terhadap perempuan harus mampu menyediakan koleksi yang relevan dengan kebutuhan. Dalam meneyediakan koleksi perpustakaan yang relevan, perpustakaan melakukan kegiatan evaluasi koleksi terhadap koleksi yang ada. Salah satu metode yang cukup memberikan penilaian evaluasi secara mendalam adalah metode konspektus. Hal ini dikarenakan metode ini dapat memberikan gambaran keadaan dari kekuatan dan kelemahan koleksi yang dimiliki perpustakaan berdasarkan area subjek sehingga dapat dijadikan dasar kebijakan pengembangan koleksi, kerjasama antar perpustakaan dan preservasi terhadap koleksi yang sudah tidak relevan. Analisa evaluasi dengan metode konspektus dilakukan oleh tiga evaluator yang berasal dari Komnas Perempuan, yaitu Lies Marantika, Komisioner Bidang Pendidikan dan Kampanye; Nunuk Murniati, Komisioner bidang pemantauan; Daniella samsori, Badan Pekerja dan Mahsiswa Fakultas Kajian Wanita, Universitas Indonesia. Analisa dilakukan berdasarkan pada sepuluh area subjek klasifikasi hak asasi manusia, karena kespesifikan perpustakaan Komnas Perempuan dalam bidang perempuan. Hasil dari analisa, menunjukkan bahwa koleksi perpustakaan Komnas Perempuan berada pada aras informasi dasar. Koleksi mencakup data dan informasi standar kekerasan terhadap perempuan sesuai dengan peran Komnas Perempuan sebagai pusat informasi tentang kekerasan terhadap perempuan. Namun koleksi tersebut masih belum maksimal dalam pemakaiannya kepada kerja internal Komnas Perempuan. Koleksi Perpustakaan Komnas Perempuan kurang mencakup koleksi berupa penelitian atau kajian baru yang mutakhir. Kebijakan pengembangan koleksi yang belum ada di perpustakaan memunculkan kendala-kendala dalam hal pengadaan koleksi, pemilihan koleksi, dan staf. Analisa terakhir adalah peran perpustakaan Komnas Perempuan sebagai sebuah pusat informasi kekerasan terhadap perempuan ternyata masih jauh dari fungsi perpustakaan Komnas Perempuan itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh kelemahan-kelemahan yang masih dimiliki oleh perpustakaan Komnas Perempuan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S15535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aquitannya Irfiandra
"Skripsi ini menganalisis prinsip kerja sama dan kesantunan dalam serial Malam Minggu Miko. Analisis ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama dan kesantunan yang terdapat dalam pertuturan adegan-adegan episode “Nissa” dan “Miranda”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan metode studi kasus. Tujuan analisis ini menghasilkan beberapa kesimpulan. Pertama, pertuturan antartokoh sering kali tidak relevan dengan topik yang dibicarakan, sehingga menimbulkan ketidaksepakatan antarpeserta tutur. Namun, penutur berusaha untuk memaksimalkan keuntungan mitra tutur. Kedua, ditemukan maksim yang memenuhi pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama, yaitu maksim relevansi. Ketiga, ditemukan bentuk atau cara pertuturan yang memenuhi pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama dan kesantunan. Keempat, serial Malam Minggu Miko bukanlah serial yang menggunakan pelanggaran prinsip kerja sama dan kesantunan sebagai alat untuk menghibur masyarakat.

The thesis consist of through analysis of the cooperative principle and politeness in the web series Malam Minggu Miko. The purpose of analysis is to describe and explain the compliance and violations of the principle in the sequence of scenes in episodes “Nissa” and “Miranda”. The research conducted using method of study cases and descriptive qualitative. The objective of the analysis is to draw several conclusive statements. First, collision between characters is likely to be irrelevant with the designated topic, resulting in dessences among characters. However, the speaker try to maximize the hearer advantage. Second, the maxim of relation has shown fulfillness of the compliance and violation of the cooperative principle. Third, the research resulted in a way of how the substitutions of the series has shown fulfillness of the compliance and violation of both the cooperative principle and politeness. Fourth, web series Malam Minggu Miko is not classify as a series that uses violation of the cooperative principle and politeness as an arsenal for public entertainment."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha Primayanti Pharmasetiawan
"Fairy tale selama ini digunakan sebagai media penyebaran moral dan mendukung ideologi seperti patriarki. Hal ini terlihat dari bagaimana tokoh-tokoh digambarkan harus memenuhi beberapa karakteristik berdasarkan konsep mengenai gender yang stereotipikal. Sebagai contoh, raja yang bijak, ksatria yang berani, dan puteri dalam kesusahan. Fairy tales dahulu disebarkan secara lisan. Namun, seiring berjalannya waktu fairy tales sudah dalam bentuk buku cerita, film, dan bahkan serial televisi. Once Upon A Time (2012) adalah salah satu serial televisi yang didasari oleh fairy tales. Walaupun begitu, dapat dilihat bahwa serial televisi ini tidak menyebarkan ideologi yang sama dengan yang disebarkan fairy tale klasik. Dengan menggunakan diagram aktansial milik Greimas, teori mengenai gender, dan analisis penokohan, skripsi ini menunjukkan bagaimana Once Upon A Time merekonstruksi tokoh-tokoh wanitanya, seperti Snow White dan Cinderella. Analisis tersebut membuktikan bahwa fairy tale modern seperti Once Upon A Time tidak lagi mempromosikan ideologi patriarki.

Fairy tale has been used as a medium to deliver moral values and support ideologies such as patriarchy throughout time. This can be seen from how the characters must fulfill certain characteristics based on the stereotypical idea of gender. For example, the wise king, the brave knight, and the damsel in distress. Fairy tales used to be told orally; however, as time goes by, fairy tales have transformed into storybooks, movies, and even television series. Once Upon A Time (2012) is one among the television series based on fairy tales. However, it appears that the ideology being delivered by this television series is different from the classic fairy tales. Using Greimas's Actantial Model diagram, gender theories, and characterization, the paper shows how the television series Once Upon A Time reconstructed its female characters, such as Snow White and Cinderella. The analysis shows that the television series omits the concept of binary opposition that was once is delivered by classic fairy tales. Through this research, I want to show that modern version of fairy tales like Once Upon A Time no longer deliver the patriarchal ideology."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46349
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>