Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173006 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Noval Aditya Indra Negara
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai dominasi
Mitsubishi pada tahun 1973-1985 di Indonesia. Pembahasan ini akan dijelaskan melalui
dinamika perusahaan dan studi kasus atas keunggulan Mitsubishi di Indonesia pada
tahun-tahun ini. Skripsi ini memulai pembahasan kepada bagaimana Jepang yang tengah
mengalami kebangkitan industri otomotif melakukan investasi besar ke Indonesia, dan
dalam waktu singkat menjadi pemain utama dalam industri otomotif nasional. Penulis
menggunakan studi kasus perusahaan Mitsubishi, yang menjadi produsen terbesar
kendaraan roda empat di Indonesia pada periode ini. Mitsubishi sendiri adalah perusahaan
asal Jepang yang pada tahun 1970-an melakukan ekspansi ke pasar otomotif internasional
termasuk Indonesia. Mitsubishi bersama dengan PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors
menerapkan berbagai kebijakan seperti mendirikan setidaknya lima anak perusahaan
yang membantu Mitsubishi mendominasi penjualan kendaraan roda empat dengan lebih
optimal. Selanjutnya, skripsi ini juga memberikan penjelasan mengenai keunggulankeunggulan
yang dimiliki oleh Mitsubishi di Indonesia. Mulai dari produk kendaraan
sebagai bentuk keunggulan teknologi, strategi pemasaran, strategi produksi, dan strategi
distribusi yang memberikan dorongan signifikan dalam persaingannya dengan berbagai
merk dagang asal Jepang sehingga dapat menjadi pemain utama dalam industri otomotif
nasional tahun 1973-1985.

ABSTRACT
This study aims to provide an explanation of Mitsubishis dominance in 1973-
1985 in Indonesia. This discussion will be explained through the companys dynamics
and case studies of Mitsubishis excellence in Indonesia in recent years. This thesis begins
a discussion on how Japan, which is experiencing a revival of the automotive industry,
made a major investment in Indonesia, and in a short time became a major player in the
national automotive industry. The author uses a case study of the Mitsubishi company,
which became the largest producer of four-wheeled vehicles in Indonesia in this period.
Mitsubishi itself is a Japanese company which in the 1970s expanded into the
international automotive market including Indonesia. Mitsubishi together with PT. Krama
Yudha Tiga Berlian Motors implemented various policies such as establishing at least
five subsidiaries that helped Mitsubishi dominate the sale of four-wheeled vehicles more
optimally. Furthermore, this paper also provides an explanation of the advantages
possessed by Mitsubishi in Indonesia. Starting from vehicle products as a form of
technological excellence, marketing strategies, production strategies, and distribution
strategies that provide a significant boost in competition with various Japanese
trademarks so that they can become major players in the national automotive industry
from 1973-1985.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Kusuma Wardani
"Penelitian ini membahas tentang perkembangan otomotif di Indonesia dan alih teknologi yang dilakukan oleh Mitsubishi. Sejak masa pemerintahan Soekarno sampai dengan Soeharto, Indonesia memiliki satu obsesi, yakni memproduksi mobil secara lokal. Indonesia pada saat itu tidak memiliki teknologi yang dapat menciptakan mobil, salah satu cara untuk medapatkan teknologi tersebut adalah dengan melakukan alih teknologi. Sampai pada tahun 1970, ketika Mitsubishi masuk ke Indonesia, dan mendirikan pabrik pertama mereka di sini. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selama Mitsubishi ada di Indonesia, secara tidak langsung telah berperan penting dalam meningkatkan teknologi di Indonesia, walaupun belum seperti yang kita harapkan.

This study discusses about the development of automotive and technology transfer done by Mitsubishi in Indonesia. Since Soekarno until Soeharto's reign, Indonesia had one obsession which is to produce cars locally. But at that time, Indonesia did not have the technology to build a car. Thus, the way to get the technology was by doing the technology transfer until 1970 when Mitsubishi first entered Indonesia and established their first factory here. The results of this study show that during that time, Mitsubishi had an important role to improve technology in Indonesia. Even though it wasn't like what we expected."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S55428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Rudi Hotman Suryadi
"ABSTRAK
Krisis ekonorni yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan Juli 1997 memberikan
dampak yang luar biasa pada pelaksanaan pembangunan di seluruh sektor perekonomian,
termasuk sektor properti, sehingga mengakibatkan banyak proyek-proyek properti seperti
perumahan, gedung perkantoran, kondominium, apartemen, pusat perbelanjaan, hotel dijadwal
ulang kembali atau terpaksa berhenti. Dampak lain adalah melemahnya daya beli masyarakat
dan menurunnya kinerja operasional perusahaan-perusahaan di sektor rill.
Penulisan karya akhir ini antara lain akan membahas dampak krisis ekonomi terhadap
kinerja operasional perusahaan. Penelitian yang dilakukan adalah pada perusahaan yang
bergerak dalam bisnis elevator dan eskalator yang segmen pasarnya adalah di sektor properti.
PT Mitsubishi Saya Elevator & Escalator sebagai salah satu perusahaan yang bergerak
di bidang pabrikan, penjualan, jasa pemasangan, dan jasa pemeliharaan elevator dan eskalator
merek Mitsubishi juga merasakan dampak dari perubahan yang bergejolak dan sangat cepat
ini. Perusahaan mengalami penurunan kinerja opeasional, antara lain: (1) turunnya penjualan
path tahun 1998 sebesar minus 86.63% dibanding penjualan tahun 1997; (2) turunnya pangsa
pasar dan 38% pada tahun 1997 menjadi sebesar 28% pada tahun 1998; (3) turunnya
pendapatan perusahaan pada tahun 1999 sebesar minus 53.47% dibanding pendapatan tahun
1998. Kinerja perusahaan mengalanú kecenderungan membaik mulai tahun 1999, yaitu
peningkatan penjualan sebesar 47.83% dibanding penjualan tahun 1998.
Kecenderungan lain yang berpengaruh terhadap kinerja operasional perusahaan, antara
lain : perkembangan dalam skala regional dan globalisasi yang memaksa Indonesia untuk
menerima kehadiran perusahaan asing dalarn memasuki era pasar bebas, kemajuan teknologi,
social unrest, situasi politik, dll. Oleh karena itu, diperlukan strategi perusahaan agar mampu
bertahan dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi maupun dalam persaingan.
Tujuan penulisan karya akhir ini pada dasarnya adalah untuk mengetahui strategi
bersaing PT. Mitsubishi Jaya Elevator & Escalator dalam menghadapi peluang dan ancaman
sebagai dampak dan krisis ekonomi, mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan, dan
menentukan posisi perusahaan terhadap pesaingnya, agar perusahaan dapat mempertahankan
usahanya atau survive dalam upaya peningkatan kinerja perusahaan, serta memberikan
kontribusi bagi tercapainya visi global Mitsubishi agar produknya menjadi No. 1 di dunia.
Metode penelitian yang dilakukan antara lain melalui metode analisa yang terdiri dari
analisa persaingan dalam lingkungan eksternal yang mencakup lingkungan umum dan
lingkungan industri, termasuk analisa pelanggan, analisa pesaing, analisa pasar; analisa
lingkungan internal perusahaan yang mencakup analisa rantai nilai, analisa kinerja perusahaan,
analisa tuntutan faktor kunci keberhasilan (key success factors) yang harus diciptakan, analisa
SWOT, sebingga dapat memformulasikan strategi bersaing perusahaan untuk menghadapi
persaingan yang terjadi saat ini maupun pada masa mendatang.
Dari analisa lingkungan ekstemal, faktor ekonomi dan politik/hukum mempunyai
pengaruh yang sangat besar bagi lingkungan strategis perusahaan. Dari analisa terhadap tiga
pesaing, yaitu PT Saya Kencana, PT Citas Otis Engineering, dan PT Berca Indonesia, yang
menjadi pesaing utama perusahaan adalah PT. Saya Kencana dengan pangsa pasar penjualan
sebesar 45% dari tahun 1995 sampai tahun 1999. Salah satu keunggulannya adalah harga yang
murah PT Mitsubishi Jaya Elevator & Escalator memperoleh pangsa pasar penjualan sebesar
30%, dan unggul dalam perolehan contract base dan pangsa nilai pasar sebesar 41%.
Beberapa peluang bagi perusahaan yaitu: kebijakan pemerintah melalui Skema CEPT
memberikan peluang ekspor ke luar negeri, kecanggihan teknologi produk, peningkatan
permintaan pelanggan terhadap produk dengan kualitas lebih baik, kebutuhan pelanggan akan
produk sehubungan dengan prospek pembangunan-pembangunan di sektor properti.
Terdapat beberapa ancaman di dalam Iingkungan eksternal, yaitu : turunnya daya beli
masyarakat, lemahnya sektor properti dalam negeri menimbulkan ketidakpercayaan pihak luar
negeri terhadap iklim dunia usaha, situasi politik yang kurang kondusif, adanya social unrest,
tingginya tingkat kompetìsì dengan pesaing, dan meningkatnya iklim persaingan.
Melaluì analisa Iingkungan internal, diperoleh gambaran bahwa salah satu kekuatan
perusahaan adalah: pengalaman dan reputasi perusahaan dalam memasarkan produk dengan
citra dan brand name Mitsubishi yang berkualitas, inovatif, serta didukung oleh jasa
pemeliharaan dan tenaga mekanik yang siap 24 jam dan ketersediaan suku cadang berkualitas.
Perusahaan memiliki faktor kunci keberhasilan yang merupakan keunggulan perusahaan
dibanding pesaing, antara lain : teknologi produk yang tinggi dibanding pesaing, reputasi baik
dari pengalaman perusahaan yang tinggi, kesetiaan pelanggan (customer loyality), ketersediaan
subi cadang, dan sumber daya manusia yang handal dan berpengalaman.
Disamping itu, perusahaan memiliki kelemahan, antara lain : harga produk yang cukup
tinggi dibanding pesaing, ketergantungan kepada prinsipal dalam menentukan harga, dan
budaya perusahaan seperti moral/disiplin pegawai yang belum baik.
Dari hasil analisa lingkungan eksternal dan internal, strategi yang dapat diambil adalah
strategi yang beronientasi pada pasar untuk kondisi pasar yang menurun dan strategi
turnaround untuk memperoleh arus kas jangka pendek dan melakukan penghematan biaya
operasional perusahaan. Salah satu strategi yang dilakukan untuk tetap dapat bertahan pada
saat krisis agar mampu tetap bersaing dalam industri ini, antara lain: konsolidasi internal
perusahaan, reposisi profit centre pada bisnis Jasa pemelíharaan dengan dukungan dan pihak
pninsipal untuk mensupplai pasokan suku cadang (spare parts) dengan harga yang kompetitif.
Strategi fungsional yang dapat dilakukan antara lain : Strategi Bidang Pemasaran.
yaitu : strategi bauran pemasaran, strategi pemasaran jangka pendek dengan fokus pada
segmen pasar low-end market, dan meningkatkan pemasaran pada segmen pasar high-end
market; Strategi Bidang Manufakturing, yaitu : merencanakan penambahan kapasitas produksi
dan mengurangi biaya produksi; Strategi Bidang Pemeliharaan, yaitu: berorientasi kepada
kepuasan pelanggan dan meningkatkan respons atas keluhan pelanggan Strategi Bídang
Sumber Daya Manusia, yaitu : melakukan pelatihan mendatangkan ahli dari Mitsubishi
Jepang untuk ?transfer knowledge & technology?; Strategi Bidang Keuangan, yaitu :
meningkatkan aktivitas penagihan dengan tepat waktu, melakukan penghematan biaya
operasional seperti : biaya entertainment, biaya insentif kunjungan ke pabrik di Jepang dan
Thailand, alternatif transportasi yang lebih murah untuk perjalanan dinas ke luar kota.
Berdasarkan analisa strategi bersaing perusahaan, secara garis besar dapat dikatakan
bahwa PT Mitsubishi Jaya Elevator & Escalator sudah berhasil memenuhi parameter indikator
keberhasilan melalui strategi jangka pendek dan jangka panjang, yaitu memberikan kontribusi
tercapainya visi global prinsipal agar elevator dan eskalator Mitsubishi menjadi No. 1 di dunia.
Beberapa saran antara lain : perusahaan agar lebih memonitor aktivitas dan strategi
pesaing; lebih proaktif dalam bisnis jasa pemeliharaan khususnya modernisasi; melakukan
survey kepuasan pelanggan perhatian yang lebih khusus untuk pengembangan sumberdaya
manusia, seperti : training, kejelasan peningkatan karir dan slams salary dan fringe benefits;
dan penetapan standar dan kualitas mutu produk melalui perolehan sertifikat ISO-9000 dalam
hal disain, produksi pemasangan sampai pemeliharaan.
Untuk pengembangan studi selanjutnya, saran yang dapat diberikan oleh penulis untuk
melengkapi penulisan ini adalah memperoleh infomiasi lebih detail mengenai pesaing, antara
lain: aktivitas pesaing, strategi pesaing serta kekuatan dan kelemahan pesaing.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T4761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melisa
"Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan keunggulan bersaing perusahaan dapat disimpulkan oleh kinerja keuangan. Dengan menganalisis pengaruh sepuluh komponen keuangan yang berasal dari model dupont yang diklasifikasikan ke dalam tiga dimensi (relationship management, knowledge management dan fixed asset management) terhadap kinerja perusahaan (return on invested capital/ROIC). Dengan demikian melalui pemisahan komponen-komponen kinerja keuangan dari dupont model dapat mengidentifikasi heterogenitas kompetitif dalam industri. Penelitian ini menggunakan data panel tidak seimbang sejumlah 571 observasi dari sampel perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur periode 2005-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Relationship management (terutama account receivable turnover, cost of good sold dan account payable turnover) memiliki pengaruh terhadap ROIC secara signifikan. (2) Knowledge management (terutama selling, general and administrative expense) memiliki pengaruh negatif secara signifikan dan (3) fixed asset management (terutama depreciation) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap ROIC.

This research aims to indicate that a firm's competitive advantage can be inferred by the financial performance. By analyzing the effect of ten financial indicators derived from the dupont model that are classified into three dimension (relationship management, knowledge management and fixed asset management) on firm performance (return on invested capital-ROIC). Thus through the segregation of the componens of financial performance from dupont model, can investigate the competitive heterigenity within industry. This research uses an unbalanced panel data of 571 observations of manufacturing firms for the period 2005-2010. The result shows: (1) Relationship management (especially account receivable turnover, cost of good sold dan account payable turnover) has a significant influences on ROIC. (2) Knowledge Management (especially selling, general and administrative expense) has a significant negative on ROIC and (3) fixed asset management (especially depreciation) has a significant negative effect on ROIC.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Mohammad Irwin
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S35898
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairul Anwar
Djakarta: Permata, 1960
338.74 CHA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mikhail Rifqi Rinaldi
"Makalah Non-Seminar ini menggali dampak transformatif analitika bisnis dalam organisasi saat ini. Analitika bisnis melibatkan pemeriksaan menyeluruh terhadap data bisnis, mengintegrasikan wawasan dari analisis ke dalam pengambilan keputusan dan perencanaan strategis. Yang dulunya dianggap sebagai produk samping era informasi, data kini telah berkembang menjadi sumber daya berharga, mendorong inovasi dan keunggulan kompetitif. Tantangan dalam menggali wawasan bermakna dari data diakui. Studi ini menilai artikel-artikel penting seperti "The Analytics Mandate," "Big Data: The Management Revolution," "Business Analytics: Why Now and What Next?," "Building the AI-Powered Organization," dan "Analytics as a Source of Business Innovation." Secara kolektif, artikel-artikel ini menekankan pentingnya analitika pada abad ke-21, menyoroti perannya dalam memanfaatkan sumber daya data yang melimpah, mempromosikan pengambilan keputusan berbasis data, dan beradaptasi dengan lingkungan bisnis yang dinamis. Artikel-artikel yang ditinjau memiliki interpretasi umum tentang analitika sebagai penggunaan data untuk perencanaan berbasis fakta, pengambilan keputusan, dan pembelajaran. Mereka menekankan permintaan yang meningkat terhadap analitika sebagai sarana untuk menjaga keunggulan kompetitif. Perusahaan yang mengadopsi pengambilan keputusan berbasis data terbukti lebih unggul dari pesaingnya, menghasilkan peningkatan produktivitas dan profitabilitas. Contoh nyata dari Sears Holdings dan Nedbank disajikan untuk mengilustrasikan bagaimana analitika meningkatkan efisiensi dan ketepatan pemasaran. Diskusi juga mengeksplor temuan survei dalam artikel "Analytics as a Source of Business Innovation," yang mengungkap keuntungan kompetitif yang meningkat, peningkatan inovasi, peran tata kelola data, dan peluang yang diciptakan oleh mesin pintar. Bagian diskusi kritis mengevaluasi efektivitas artikel-artikel tersebut, memuji penggunaan metafora, kejelasan, dan aplikasi dunia nyata. Ini juga menyoroti istilah-istilah yang mungkin memerlukan penjelasan bagi pembaca. Pengenalan Tiga Tingkatan Kematangan Analitika—Inovator Analitik, Praktisi Analitik, dan Tantangan Analitik—mencategorikan perusahaan berdasarkan tingkat kecanggihan analitika. Implikasi untuk praktik menekankan tahap awal pengadopsian analitika, menyajikan banyak peluang untuk pertumbuhan pendapatan, pengurangan biaya, dan manajemen risiko. Tren dalam praktik organisasi yang berfokus pada data menekankan perlunya memperlakukan data sebagai aset berharga, mempromosikan berbagi data, mengatasi interpretasi yang beragam, dan berbeda melalui analitika. Sebagai kesimpulan, paper ini menegaskan bahwa adopsi luas analitika sedang membentuk praktik organisasi. Keberhasilan perusahaan dalam bidang ini tidak hanya bergantung pada pengenalan potensi analitika tetapi juga pada pembentukan budaya analitis, penerimaan pemikiran inovatif, dan transformasi praktik bisnis. Munculnya analitika bisnis diakui sebagai revolusi yang tidak dapat diabaikan yang sangat penting untuk menjaga daya saing dalam lanskap bisnis kontemporer.

This paper dives into the transformative impact of business analytics in today's organizations. Business analytics entails a thorough examination of business data, integrating insights from the analysis into decision-making and strategic planning. Once considered a byproduct of the information era, data has now evolved into a valuable resource, fueling innovation and competitive advantage. The challenges of extracting meaningful insights from data are acknowledged. The study assesses pivotal articles such as "The Analytics Mandate," "Big Data: The Management Revolution," "Business Analytics: Why Now and What Next?," "Building the AI-Powered Organization," and "Analytics as a Source of Business Innovation." Collectively, these articles underscore the increasing importance of analytics in the 21st century, emphasizing its role in utilizing abundant data, promoting data-driven decision-making, and adapting to dynamic business environments. The reviewed articles share a common interpretation of analytics as the use of data for fact-based planning, decision-making, and learning. They highlight the growing demand for analytics as a means to maintain a competitive edge, showcasing that companies embracing data-driven decision-making outperform competitors, leading to improved productivity and profitability. Real-life examples from Sears Holdings and Nedbank are presented to illustrate how analytics enhances efficiency and marketing precision. The discussion also explores survey findings in the "Analytics as a Source of Business Innovation" article, revealing increased competitive advantages, a surge in innovation, the role of data governance, and opportunities created by smart machines. The critical discussion section evaluates the articles' effectiveness, praising their use of metaphors, clarity, and real-world applications. It also points out unfamiliar terms that may need clarification for readers. The introduction of the Three Levels of Analytics Maturity—Analytical Innovators, Analytical Practitioners, and Analytically Challenged—categorizes companies based on their sophistication in analytics. Implications for practice underscore the early stages of analytics adoption, presenting numerous opportunities for revenue growth, cost reduction, and risk management. Trends in data-centric organizational practices stress treating data as a valuable asset, promoting data sharing, addressing diverse interpretations, and achieving differentiation through analytics. In conclusion, the paper asserts that the widespread adoption of analytics is reshaping organizational practices. Success in this field is not solely dependent on recognizing analytics potential but also on fostering an analytical culture, embracing innovative thinking, and transforming business practices. The rise of business analytics is acknowledged as an undeniable revolution crucial for maintaining competitiveness in the contemporary business landscape."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Julius
"Masalah yang terus mengancam kondisi perekonomian di seluruh negara adalah kecenderungan meningkatnya laju inflasi. Tak terkecuali, di Indonesiapun, masalah ini dideteksi dengan adanya sebab, yang hersumber dari sisi permintaan (demand side) dan penawaran (supply side). Penelitian ini berusaha menemukan faktor-faktor (ekonomi) yang menjadi sebab berfluktuasinya laju inflasi di Indonesia pada periode 1969-1991, dan mengkategorikannya ke dalam sisi supply atau demand. Penelitian ini menggunakan model Sadiq Ahmad dan Ajay Chhibber, dengan memodifikasi variabel-variabel yang signifikan untuk periode penelitian tersebut. Ini dilakukan agar mendapatkan hasil regresi yang efisien secara ekonometri. Melalui penggunaan perangkat ekonometri ini juga, maka model yang menerangkan pengaruh heherapa variabel terhadap laju inflasi dapat dilihat relevansinya di Indonesia. Setelah dilakukan regresi terhadap beberapa persamaan ekonometri, dihasilkan bahwa perubahan laju inflasi di Indonesia periode 1969 - 1991, dipengaruhi oleh variabel-variabel perubahan uang beredar M2, perubahan harga beras tahun sebelumnya, gejolak inflasi internasional dan penggunaan kapasitas perekonomian terpasang. Lebih jauh lagi, dari penelitian ini, digambarkan bahwa faktor-faktor yang bersuinher pada sisi demmand mempengaruhi gejolak tingkat inflasi dalam kurun waktu ,jangka panjang. Sebaliknya, variabel-variabel dari sisi supply, herdampak secara jangka pendek. Akhirnya, walaupun sisi demand cenderung inendominàsi dalam tnenerangkan variabel laju inflasi, khususnya variabel perubahan jumlah uang heredar M2, namun dengan masuknya variabel dari sisi supply, terutama perubahan harga beras, maka besarnya dominasi itu dapat diredam. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mi ialah; hahwa dalam menekan gejolak laju inflasi, maka sehaiknya dibuat suatu kebijaksanaan yang dapat meredam kenaikan perubahan uang beredar, menekan peningkatan harga kebutuhan pokok (khususnya beras dan BBM), menjaga stahilitas kurs, dan inenyeimbangkan iklim investasi dengan kondisi perekonomian (agar tidak overheated). Untuk mencapal hal tersebut, maka sebaiknya pihak pemerintah terus mengadakan deregulasi perbaikan iklim investasi, baik sebagai insentif, maupun perizinan. Disamping itu, disektor, perdagangan, usaha-usaha peningkatan ekspor dan menekan impor terus dilakukan. Disektor anggaran, penekanan pengeluaran yang dibarengi dengan peraturan untuk meningkatkan penerimaan pajak, harus terus digalakkan. Begitu juga dengan peinantauan variabel tingkat hunga kredit dan deposito, diusahakan tidak terlalu tinggi (juga spreadnya). Dari sisi supply, nampaknya pemerataan pembangunan infrastruktur, intensifikasi pertanian, pènyederhanaan hirokrasi dan sistim pendistribusian, serta pemakaian mekanisme pasar, demi efisiensi dan penurunan high cost of production, perlu dilakukan penyesuaian oleh pemerintah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>