Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91610 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Grimaldi Adya Aseanda
"ABSTRACT
Peningkatan pembangunan kota dan peningkatan populasi memunculkan kebutuhan untuk bergerak yang membutuhkan sejumlah ruang kemudian berdampak pada kebutuhan akan fasilitas transportasi
dalam mobilitasnya antara ruang-ruang regional. Pertumbuhan populasi yang tinggi menciptakan ketidakseimbangan antara infrastruktur publik yang tersedia dan jumlah orang yang membutuhkannya, yang mana
menyebabkan kurangnya layanan kota, termasuk di sektor transportasi. Situasi ini menjadikan masalah transportasi di perkotaan menjadi perhatian penting karena di perkotaan area pergerakan orang dan barang terjadi dengan cepat dan kompleks. Pengamatan dilakukan dalam penelitian ini untuk melihat bagaimana pola spasial layanan angkutan umum dan untuk mengetahui pola kesenjangan antara kebutuhan pergerakan dan ketersediaan moda transportasi umum. Verifikasi data terkait dengan pengembangan a sistem layanan transportasi antara kondisi nyata di daerah penelitian dan master plan dilakukan dengan membandingkan area yang dilayani dengan baik, area yang dilayani dengan sedang, dan area yang kurang terlayani. Analisis spasial deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk menjelaskan layanan pola dan celah dalam sistem transportasi. Dalam penelitian ini hasilnya menunjukkan kesenjangan masih terjadi meskipun pola
ayanannya cukup baik. Kesenjangan terjadi di Bogor Wilayah kota yang berbatasan dengan Kabupaten Bogor karena operasi angkutan umum yang berfokus pada Pusat kota.

ABSTRACT
Increased urban development and increased population raises the need to move that requires a number of spaces and then have an impact on the need for transportation facilities in its mobility between regional spaces. High population growth creates an imbalance between available public infrastructure and the number of people who need it, whichever causing a lack of city services, including in the transportation sector. This situation makes transportation problems in urban areas an important concern because in urban areas the movement of people and goods occurs quickly and complexly. Observations were made in this study to see how the spatial patterns of public transport services and to determine the pattern of gaps between the movement needs and the availability of public transportation modes. Data verification related to the development of a transportation service system between real conditions in the study area and the master plan is carried out by comparing areas that are well served, areas that are served medium, and areas that are not served. Descriptive spatial analysis is used in this study to explain service patterns and gaps in the transportation system. In this study the results show that the gap still occurs despite the pattern the service is good enough. Gaps occur in Bogor City areas bordering Bogor Regency due to public transport operations that focus on the city center."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alfi Satari
"Kota Bogor sebagai salah satu kota yang sedang berkembang dihadapkan pada permasalahan transportasi. Salah satu yang menjadi masalah transportasi adalah angkutan umum yang ada di Kota Bogor. Angkutan umum yang ada tidak mampu memberikan pelayanan yang maksimal sehingga pertumbuhan kendaraan pribadi cukup tinggi yang menyebabkan jalan di Kota Bogor semakin padat. Melihat permasalahan itu, Pemerintah Kota Bogor mengeluarkan kebijakan penataan angkutan umum yang bertujuan agar mengalihkan pengguna angkutan pribadi ke angkutan umum. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan implementasi kebijakan penataan angkutan umum. Penelitian ini menggunakan teori konsep implementasi kebijakan dari Bhuyan, Jorgensen, dan Shara (2010, p.6) dalam mengalisis implementasi kebijakan penataan angkutan umum. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist. Data diperoleh dari wawancara, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan implementasi kebijakan penataan angkutan telah dilaksanakan dengan mengacu kepada mengembangkan angkutan massal, namun dalam pelaksanaan di lapangan dihadapkan pada sejumlah hambatan yang membuat implementasi kebijakan tersebut tidak berjalan dengan baik. Hal-hal yang menjadi kendala adalah keterbatasan anggaran dan SDM, komunikasi yang tidak menyeluruh diantara stakeholder serta sejumlah tantangan yang tidak diperkirakan dalam perencanaan sehingga pengembangan angkutan massal belum berhasil dicapai.

Bogor City as one of the developing city is faced with transportation problems. One of the problems of transportation is public transportation in Bogor City. Existing public transportation is not able to provide maximum services so that the growth of private vehicles is high enough to cause roads increasingly crowded in Bogor City. Seeing the problem, the Local Government of Bogor City issued a policy of arrangement of public transportation that aims to divert private transport users to public transport. This study aims to describe the implementation of public transportation adjustment policy. This research uses the theory of policy implementation concept from Bhuyan, Jorgensen, and Shara (2010, p.6) in analyzing the implementation of public transportation adjustment policy. This research uses post-positivist approach. Data were obtained from interviews, and literature studies. The result of the research shows that the implementation of the transportation adjustment policy has been implemented with reference to the development of mass transportation, but in the field, implementation faced with a number of problems that make the implementation of the policy did not run well. The obstacles are limited budget and human resources, lack of communication among stakeholders and a number of unexpected challenges in planning so that mass transportation development has not been achieved."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bayu Hadi Erlangga
"ABSTRAK
Sarana angkutan umum di Kota Bogor bermula dari Becak, delman dan bemo. Ketiganya menjadi kendaraan penghubung dengan stasiun kereta dan pusat perdagangan. Namun, masyarakat lebih memilih bemo karena dapat melaju lebih cepat. Oleh karenanya, Pemerintah Kota untuk pertama kalinya menetapkan beberapa trayek bemo pada 1982 di pusat Kota Bogor. Minat masyarakat terhadap bemo mulai berkurang setelah peremajaan bemo menjadi angkot (angkutan kota), karena angkot memiliki kapasitas penumpang yang lebih banyak dari bemo. Setelah itu, Pemerintah Kota juga mulai menetapkan rute trayek angkutan umum yang meluas ke wilayah pinggiran kota pada 1994 dan di dominasi oleh kendaraan angkot.

ABSTRAK
Public transport in City of Bogor began from pedicab, horse cart and mobile. The three, became the feeder transport of train station and trading center. But, the trimobile was chosen by people interest because they can run faster. Therefore, the City Government for the first created the routes of trimobile on 1982 in the central of the city. The people interest about trimobile began to decrease after the replacement of trimobile to public-car, because their capacity are larger than trimobile. After that, the City Government also began to create the routes of public transport extends to side area of the city on 1994 and the routes was dominated by public-car."
2015
S60037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henri Faldi
"Usaha angkutan umum sangat rentan terhadap berbagai kebijakan pemerintah terutama berkaitan dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Dampak yang timbul akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah masalah penentuan tarif angkutan umum. Tarif angkutan umum dihitung berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan (BOK). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sensitivitas komponen BOK terhadap tarif angkutan umum Kota Bogor. Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei Biaya Operasional Kendaraan (BOK). Hasil perhitungan BOK ini digunakan sebagai dasar penentuan tarif angkutan umum.
Metode analisis yang digunakan adalah metode statistik, yaitu metode regresi linear untuk menganalisis sensitivitas komponen BOK terhadap tarif. Variabel independen dalam penelitian ini adalah biaya BBM (X1), biaya suku cadang (X2), dan biaya administrasi ( X3). Hasil analisis menunjukan bahwa biaya BBM dan biaya suku cadang bersensitivitas signifikan terhadap tarif dengan kurva sensitivitas Y = 201,602 + 3,634 X1 untuk biaya BBM dan Y = 1125,142 + 11,957 X2 untuk biaya suku cadang.
Hasil analisis dengan regresi linear berganda diperoleh persamaan Y = -55,078 + 3,067 X1 + 9,147 X2. Dari persamaan regresi tersebut diperoleh persentase kenaikan Tarif Angkutan Umum Kota Bogor sebesar 38,62%, jika harga BBM naik sebesar 33,33% dan suku cadang sebesar 10%. Untuk kenaikan harga BBM sebesar 66,67% dan suku cadang sebesar 30%, persentase kenaikan Tarif Angkutan Umum Kota Bogor sebesar 71,82%.

Public transport businesses are vulnerable to various government policies, especially related to the rising prices of fuel. Impacts arising of rising prices of fuel is the problem in determining public transport fares. Public transport fares are calculated based on Vehicle Operational Cost (VOC). The purpose of this research was to analyze the sensitivity of VOC components to public transport fares in Bogor. Methods of data collection in this research is conducted using a Vehicle Operational Cost (VOC) survey methods. VOC calculation results are used as the basis for public transport fares.
The method of analysis is a statistical method, the regression method to analyze the sensitivity of VOC component to the fares. The independent variable in this research is the fuel cost (X1), spare parts cost (X2), and administration cost (X3). The results of the analysis shows that the fuel cost and spare parts cost have significant sensitivity to public transport fares with the sensitivity curve Y = 201,602 + 3,634 X1 for fuel cost and Y = 1125,142 + 11,957 X2 for spare parts cost.
The results of the analysis with double regression linear analysis is obtained the equation Y = -55,078 + 3,067 X1 + 9,147 X2. From the regression equation, it can be taken that the percentage increasing of Bogor city Public Transport fares by 38.62%, if the price of fuel went up by 33.33% and spare parts by 10%., Fuel price increasing by 66.67% and parts by 30%, percentage increasing of Bogor City Public Transport fares by 71.82%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S43892
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Arkananta
"Kota Bogor berada di tengah wilayah Kabupaten Bogor serta lokasinya cukup dekat dengan lingkup Jabodetabek sehingga mobilitas masyarakat semakin tinggi. Namun, terdapat beberapa layanan angkutan umum yang tidak efisien di Kota Bogor sehingga diperlukan alternatif untuk meningkatkan layanan angkutan umum di Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis preferensi masyarakat terhadap layanan Trem di Kota Bogor. Metode analisis pada penelitian ini menggunakan model logit biner yang dibangun berdasarkan hasil data survei primer dengan metode Stated Preference. Model fungsi utilitas dibangun dengan pendekatan regresi logistik yang dikelompokkan berdasarkan karakteristik perjalanan dan moda transportasi. Pembentukan fungsi utilitas pada setiap kelompok dibangun dengan variabel yang berkorelasi dan signifikan berdasarkan uji korelasi Spearman serta terpilih melalui metode stepwise. Setiap fungsi utilitas diuji kelayakannya dengan uji Omnibus Test of Model Coefficients, Hosmer and Lameshow Test, Overall Percentage, -2 Log Likelihood, dan Nagelkerke R Square. Selanjutnya dilakukan uji validasi antara data real dengan data model menggunakan Root Mean Square Error (RMSE). Setelah itu, dilakukan pemilihan model terbaik berdasarkan hasil uji kelayakan dan validasi serta dilakukan pengujian komparasi menggunakan Mann-Whitney. Berdasarkan hasil analisis, ditetapkan enam model terpilih dengan variabel yang paling berpengaruh terhadap preferensi masyarakat, yaitu tarif, waktu tunggu, penghematan waktu, dan selisih biaya. Potensi penggunaan layanan Trem berdasarkan preferensi tarif Rp5.500 pada kendaraan umum eksternal sebesar 93.96%, pada kendaraan mobil internal sebesar 76.69%, dan pada kendaraan motor eksternal sebesar 93.36%. Sedangkan tingkat potensi penggunaan layanan Trem berdasarkan preferensi waktu tunggu 5 menit pada kendaraan umum internal sebesar 91.88% dan pada waktu tunggu 10 menit sebesar 86.39%.

Bogor City is located in the middle of Bogor Regency and is quite close to the Jabodetabek area, resulting in higher community mobility. However, there are several inefficient public transport services in Bogor City so that alternatives are needed to improve public transport services in Bogor City. This study aims to analyze people's preferences for Tram services in Bogor City. The analysis method in this study uses a binary logit model built based on the results of primary survey data with the Stated Preference method. The utility function model was built with a logistic regression approach grouped by travel characteristics and transportation modes. The formation of utility functions in each group was built with variables that were correlated and significant based on the Spearman correlation test and selected through the stepwise method. Each utility function was tested for feasibility using the Omnibus Test of Model Coefficients, Hosmer and Lameshow Test, Overall Percentage, -2 Log Likelihood, and Nagelkerke R Square. Furthermore, a validation test is carried out between real data and model data using Root Mean Square Error (RMSE). After that, the best model selection was carried out based on the results of the feasibility and validation tests and comparative testing using Mann-Whitney. Based on the results of the analysis, six models were selected with the most influential variables on public preferences, namely tariff, waiting time, time savings, and cost difference. The potential use of Tram services based on tariff preferences of Rp5,500 on external public vehicles amounted to 93.96%, on internal car vehicles amounted to 76.69%, and on external motor vehicles amounted to 93.36%. While the level of potential use of Tram services based on 5-minute waiting time preferences on internal public vehicles amounted to 91.88% and at a waiting time of 10 minutes amounted to 86.39%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sesilia Windygloriana
"Skripsi ini membahas tentang Tahapan Administrasi Penerimaan Retribusi Izin Trayek Angkutan Kota di Kota Bogor Pembahasan dilatarbelakangi oleh kondisi Kota Bogor yang memiliki masalah kemacetan salah satunya akibat jumlah angkutan kota yang relatif banyak dihubungkan dengan administrasi Retribusi Izin Trayek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahapan administrasi penerimaan retribusi izin trayek dan faktor penghambatnya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan teknik analisis data kualitatif deskriptif.
Hasil penelitian ini bahwa ada lima tahap penting dalam administrasi penerimaan retribusi di kota Bogor yaitu menentukan Wajib Retribusi menetapkan nilai retribusi memungut retribusi pemeriksaan dan prosedur pembukuan yang baik Juga terdapat tahapan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan kriteria yang ada serta terdapat hambatan dalam melaksanakan Tahapan Administrasi Retribusi Izin Trayek.

This thesis discusses Administration Stages of Public Transportation License Fees in Bogor City Discussion based on the condition of Bogor City which has a congestion problem due to lots of public transportation in this city which is related to the administration stages of Public Transportation License Fees. Purposes of this thesis are to explain administration stages of public transportation License Fees in Bogor City and the obstacles. This research is qualitative research with qualitative descriptive data analysis techniques.
The results of this research that there are five important stages in the Public Transportation Permits Levy Administration in Bogor and there are stages that do not comply with existing criteria and there is obstacles both from within and from outside Bogor City in the implementing the stages of Public Transportation Permits Levy Administration.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viska Mediana
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menggambarkan koordinasi yang dilakukan Dinas
Perhubungan dalam meningkatkan pelayanan dibidang angkutan kota. Fokus
permasalahan dalam bagaimana mekanisme yang telah dilakukan Dinas Perhubungan
dalam berkoordinasi dengan berbagai pihak yang terkait penyelenggaraan jasa
transportasi angkutan kota. Melihat adakah kendala dalam berkoordinasi yang telah
dilakukan, agar dicari rekomendasi yang tepat untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Penelitian ini mengunakan metode Positivist yaknipendekatan kuantitatif
tetapi teknik pengumpulan data dengan data kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif. Hasil penelitian menggambarkan mekanisme koordinasi yang dilakukan
Dinas Perhubungan bersama pihak-pihak terkait dalam implementasi program-prgram
yang dilakukan dalam rangka peningkatkan pelayanan jasa transportasi khususnya
angkutan perkotaan adalah mekanisme koordinasi hirarkis, kewenangan dan otoritas
kekuasaan sebagai dasar interaksi dan sumberdaya, Dan hubungan yang terjalin
antara Dinas Perhubungan dan Pihak Swasta adalah koordinasi saling ketergantungan
timbal-balik. Dari hasil analisis diperoleh rekomendasi bagi Dinas Perhubungan
dalam melakukan koordinasi lebih memerhatikan lagi aspek Petunjuk Pelaksanaan
dalam mekanisme dalam berkoordinasi agar peserta rapat mendapat arahan yang tepat
guna terciptanya komunikasi dua arah.

ABSTRACT
This research to describe the coordination of the Department of Transportation
made in improving services in the field of urban transportation. Focus problems in
how the mechanisms that have been made the Department of Transportation in
coordination with stakeholders of the implementation of freight transport services.
Seeing there any constraints in the coordination that has been done, so look for
appropriate recommendations for addressing the issue. This reseach uses the methods
of positivist quantitative approach but the techniques of data collection with
qualitative data by type of descriptive research. The study describes the mechanisms
of coordination with the Department of Transportation conducted the relevant parties
in the implementation of the programs carried out in order program improvement of
transport services, especially urban transport is a hierarchical coordination
mechanisms, powers and authority the basis for the interaction of power and
resources, and the relationship between Department of Transportation and the Sector
Private the coordination of mutual interdependence. From the results obtained by
analysis of recommendations for the Department of Transportation in coordination
paid more attention to another aspect of the Guidelines in a coordinating mechanism
for meeting participants receive appropriate referrals to the creation of two-way
communication.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Agnes Grace Patricia
"Aksesibilitas adalah kemudahan melakukan mobilitas dari satu tempat ke tempat lain yang termasuk dalam sistem transportasi. Mobilitas masyarakat terjadi setiap hari, hal ini disebabkan oleh perjalanan dari dan ke kota atau tujuan masyarakat, seperti di kota Bogor. Menurut data riset Global Traffic Scorecard 2021, tingkat kemacetan di Kota Bogor menduduki peringkat ke-5 di Indonesia, dan ke-821 di dunia. Tingginya jumlah kendaraan yang melewati Kota Bogor serta jumlah pengguna komuter, dan permasalahan lalu lintas yang dialami di Kota Bogor, tentunya mengganggu aksesibilitas transportasi yang merupakan komponen penting dari sebuah kota dan juga sangat penting untuk menjamin masyarakat dapat mengakses layanan seperti kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan. Hal ini tidak dapat tercapai dengan baik jika akses mobilitas masyarakat terganggu. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis indikator aksesibilitas transportasi dengan menggunakan metode PTAL dan PTAI lalu mendapatkan pembaharuan indikator aksesibilitas menggunakan Skala Likert dan SEM - PLS. Hasil analisis PTAL dan PTAI adalah tingkat aksesibilitas transportasi di Kota Bogor masih tergolong sangat buruk atau masih sulit untuk dijangkau. Kemudian hasil dari SEM-PLS, variabel baru untuk perhitungan aksesibilitas transprotasi adalah Variabel Wilayah dengan indikator Kepadatan Tata Guna Lahan.

Accessibility is the ease of doing mobility from one place to another which is included in the transportation system. Community mobility occurs every day, this is caused by travel to and from cities or community destinations, such as in the city of Bogor. According to research data from the Global Traffic Scorecard 2021, the level of congestion in Bogor City is ranked 5th in Indonesia, and 821st in the world. The high number of vehicles passing through the City of Bogor as well as the number of commuter users, and the traffic problems experienced in the City of Bogor, of course disrupt the accessibility of transportation which is an important component of a city and is also very important to ensure that people can access services such as health, education and employment. . This cannot be achieved properly if access to community mobility is disrupted. Therefore, this study aims to analyze indicators of transportation accessibility using the PTAL and PTAI methods and then get updated accessibility indicators using the Likert Scale and SEM - PLS. The results of PTAL and PTAI analysis show that the level of transportation accessibility in Bogor City is still very bad or difficult to reach. Then the results from SEM - PLS, the new variable for calculating transportation accessibility is the Area Variable with the Land Use Density indicator."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adira Shifana Putri
"Permasalahan mengenai sampah plastik kini menjadi fokus bagi berbagai kalangan. Perilaku membuang sampah berkaitan dengan bagaimana masyarakat memaknai lingkungannya yang dijelaskan melalui teori sense of place. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola perilaku membuang sampah plastik rumah tangga dan sense of place masyarakat sempadan terhadap Sungai Ciliwung masyarakat untuk mengidentifikasi kesadaran masyarakat sempadan terhadap lingkungannya. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap masyarakat dan personel lainnya di wilayah terkait serta observasi. Analisis yang digunakan merupakan spasial deskriptif dengan pembagian segmen tidak seragam. Mayoritas masyarakat sempadan di dalam segmen telah mengelola sampahnya melalui petugas kebersihan dan tidak pernah membuang sampah ke sungai sejak adanya intervensi dari pemerintah dan Satgas Ciliwung. Tingkat sense of place positif dimiliki oleh masyarakat segmen tengah, dengan masyarakat segmen lainnya termasuk dalam tingkat netral yang dipengaruhi oleh karakteristik tepian sungai dan aktivitas yang dilakukan masyarakat di Sungai Ciliwung. Diperlukan upaya pemeliharaan sungai berbasis masyarakat untuk meningkatkan sense of place masyarakat terhadap Sungai Ciliwung demi menumbuhkan partisipasi aktif menjaga sungai.

Issues about plastic waste has become a discussion focus by many. Waste disposal is linked towards how the public interpret their surroundings which explained through sense of place theory. The purpose of this study is to identify household plastic waste disposal behavioral pattern and sense of place of riverside community towards Ciliwung River to identify their awareness towards their environment. Primary data is collected through interview with the community and field observation. This study used descriptive spatial analysis based on ununiform divided segments. Majority of people in the segments has manage their plastic waste through waste officers and they never litter in the river again ever since interventions held by the government and Ciliwung Officer Unit. Positive sense of place is held by middle segment community, while the others had neutral sense of place based on the riverside characteristics and public activities on the river. Community-based river maintenance effort is needed to raise people’s sense of place towards Ciliwung River to raise their active participation in stewardship activities."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mieska Despitasari
"Peningkatan kinerja pelayanan KIA tidak disertai dengan penurunan AKI dan AKB di Indonesia. Terjadi peningkatan AKI dan AKB di Kota Bogor pada tahun tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor manajerial kinerja pelayanan KIA Puskesmas Cipaku dan Pasir Mulya, menggunakan metode studi kasus dengan kerangka berpikir EFQM. Lima belas orang bidan diwawancarai sebagai informan kunci. Informan pelengkap berjumlah 30 orang (pimpinan, petugas promkes, kader dan pasien). Observasi dan telaah dokumen juga dilakukan sebagai triangulasi. Pola kepemimpinan yang berbeda memberikan
nuansa manajerial yang berbeda bagi kedua puskesmas. Faktor kontekstual yang menjadi pembeda adalah budaya masyarakat.
Improvement in MCH service performance was not followed by a reduction in MMR and IMR in Indonesia. In 2013, MMR and IMR at Bogor City were increased. The objective of this study was to determine the managerial performance of MCH services at Cipaku and Pasir Mulya Public Health Centre, implementing the case study method in EFQM framework. Fifteen midwives were interviewed as key informants. The complementary informants were 30 people (leaders, Promkes officers, cadres and the patient). Observation and document analysis were also conducted as triangulation. Differences in leadership style also provide a different managerial nuances for each Public Health Centre. Contextual factor that distinguished both of Public Health Centre is the culture of the community."
Universitas Indonesia, 2015
T43596
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>