Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133720 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Retno Henderiawati
"Pendahuluan: Ulkus diabetik masih menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia, penurunan kualitas hidup pasien dan membutuhkan sumber daya kesehatan yang besar. Perawatan kaki merupakan upaya pencegahan primer terjadinya luka pada kaki pasien Diabetes Mellitus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan merawat kaki dengan kejadian ulkus diabetik. Metodologi: Penelitian kasus kontrol dilakukan di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo periode April-Mei 2019. Total sampel 316 pasien diabetes terdiri dari 115 kasus dan 201 kontrol. Kasus merupakan semua pasien ulkus yang berobat periode Oktober 208-Mei 2019, kontrol merupakan pasien tanpa ulkus yang berobat periode April-Mei 2019 dan diambil secara random. Variabel yang diperiksa adalah Ulkus diabetik, merawat kaki, umur, lama menderita DM, kadar gula darah, hipertensi, obesitas, penggunaan alas kaki, merokok dan aktifitas fisik. Analisis menggunakan regresi logistik dengan backward procedure model. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan dari 316 pasien sebagian besar mengalami ulkus derajat 2(50%) kemudian derajat 3(34%). Responden yang melakukan perawatan kaki dengan baik sebesar 61.71%, dengan distribusi kasus sebesar 45.22% dan kelompok kontrol sebesar 71.14%. Hasil analisis menunjukkan merawat kaki berhubungan dengan kejadian Ulkus diabetik dengan OR 2.71(CI 95% 1.67-4.41). Kesimpulan: Merawat kaki dengan baik dapat mengurang risiko terjadinya ulkus diabetik. Pasien yang tidak merawat kaki dengan baik berisiko 2.71 kali mengalami ulkus diabetik dibandingkan pasien yang merawat kaki dengan baik setelah dikontrol merokok dan obesitas.

Introduction: Diabetic ulcer is a major health problem in the world, impairment of the quality of life and consume a great deal of health system resources. Foot care is the primary prevention of diabetic ulcers. Foot care is an effort to prevent primary injuries in the legs of patients with Dianetes Melitus. The aim of this study was to determine the relationship of foot care with the incidence of diabetic ulcers. Methods: Case control studies were conducted at the Pasar Rebo District Health Center for the period April-May 2019. A total of 316 studies with 115 case and 201 kontrol. The cases were all ulcer patients for the period October 2018-May 2019, controls were patients without ulcer and taken randomly. The variables studied were diabetic ulcers, foot care, age, diabetes duration, blood glucose levels, hypertension, obesity, footwear use, smoking and physical activity. A backward logistic regression model was used for analysis. Results: The study showed that of the 316 patient most experienced grade 2 ulcers (50%) than grade 3(34%). Respondents with good foot care were 61.71%, with case distribution of 45.22% and controls 71.14%. The results of the analysis showed that foot care was correlations with diabetic ulcers. OR 2.71(CI 95% 1.67-4.41). Conclusion: Foot care can reduce the risk of diabetic ulcers. Patients who poor foot care have 2.71 times experiencing diabetic ulcers compared with patient who get good foot care after being cotrolled by smoking and obesity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juni Astuti
"Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan promotif, kuratif, preventif, dan rehabilitatif. Pelayanan kefarmasian di puskesmas mencakup pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai (BMHP). Kehadiran apoteker di puskesmas sangat penting untuk meningkatkan mutu dari pelayanan kefarmasian. Penelitian menunjukkan beberapa puskesmas belum memiliki apoteker, sehingga pelayanan farmasi tidak sesuai. Pengelolaan bahan medis habis pakai yang tidak sesuai akan mengakibatkan banyaknya barang yang kadaluwarsa dan tumpang tindih anggaran.  Penelitian ini akan mengevaluasi pengelolaan BMHP di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo, meliputi perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pemusnahan, dan evaluasi. Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan observasi dan wawancara terhadap apoteker penanggung jawab yang kemudian dibandingkan dengan pedoman kementerian kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan kesesuaian rata-rata BMHP yang tersedia dari masing-masing unit sebesar 87,745%. Perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, administrasi, dan evaluasi BMHP telah memenuhi aspek standar kementerian kesehatan tentang puskesmas. Pendistribusian ke unit-unit dilakukan berdasarkan permintaan, tetapi belum terjadwal dengan baik. Pengendalian dilakukan untuk mencegah kekosongan atau kelebihan stok, namun belum ada evaluasi langsung ke setiap unit. Pengelolaan BMHP perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan efisiensi dan mutu pelayanan.

Puskesmas are health facilities that provide promotive, curative, preventive, and rehabilitative services. Pharmaceutical services at puskesmas include the management of drugs and consumable medical materials (BMHP). The presence of pharmacists in health centers is very important to improve the quality of pharmaceutical services. Research shows that some health centers do not yet have pharmacists, so pharmaceutical services are not appropriate. Inappropriate management of consumable medical materials will result in many expired items and overlapping budgets.  This study will evaluate the management of BMHP at Puskesmas Pasar Rebo District, including planning, receiving, storing, distributing, controlling, destroying, and evaluating. The research was conducted qualitatively with observations and interviews with the pharmacist in charge which were then compared with the ministry of health guidelines. The results showed that the average suitability of BMHP available from each unit was 87.745%. Planning, requesting, receiving, storing, administering, and evaluating BMHP have fulfilled aspects of the ministry of health standards regarding health centers. Distribution to units is carried out based on requests, but not yet well scheduled. Control is carried out to prevent vacancies or excess stock, but there is no direct evaluation to each unit. BMHP management needs improvement to increase efficiency and quality of service.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hamzah Muhammad Mardi Putra
"International Diabetes Federation pada tahun 2013menyatakan bahwa Indonesia termasuk 10 besar penderita diabetes di dunia dan diperkirakan akan mengalami peningkatan yang pesat. 55% dari penderita diabetes belum mengetahui bahwa mereka terkena diabetes.Prevalensi diabetes mellitus terbesar berdasarkan provinsi berada di DKI Jakarta dengan 2,6%. Puskesmas Pasar Rebo berada di DKI Jakarta yang merupakan provinsi dengan prevalensi diabetes tertinggi di Indonesia menurut provinsi. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian diabetes melitus di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo tahun 2014.
Desain penelitian yang digunakan adalah studi kuantitatif dengan metode case control. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 80 orang dengan 40 kasus dan 40 kontrol. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah faktor umur, pendidikan, pekerjaan, tekanan darah, status gizi, kebiasaan merokok, riwayat DM pada keluarga, pola konsumsi buah dan sayur, pola konsumsi makanan tinggi gula, dan aktivitas fisik. Variabel dependen adalah diabetes mellitus. Data dikumpulkan pada bulan Maret 2014 menggunakan data primer. Faktor risiko yang bermakna adalah umur (OR=3,4 nilai p=0,04), pekerjaan (OR=3,5 nilai p=0,01), dan status gizi (OR=5,12 nilai p=0,004).

International Diabetes Federation in 2013 states that Indonesia including 10 diabetics in the world and is expected to increase rapidly. 55% of people with diabetes do not know that they are affected by diabetes mellitus.Prevalensi largest province were based in Jakarta with 2.6%. Pasar Rebo Public Health Center located in Jakarta, is a province of Indonesia highest diabetes prevalence by province. This thesis aims to determine the risk factors associated with the incidence of diabetes mellitus in Pasar Rebo Public Health Center in 2014.
Study design used was a quantitative study with case-control methods. The number of samples in this study were 80 people with 40 cases and 40 controls. Independent variables in this study are the factors of age, education, occupation, blood pressure, nutritional status, smoking habits, family history of diabetes, the pattern of consumption of fruits and vegetables, foods high in sugar consumption patterns, and physical activity. The dependent variable is diabetes mellitus. Data were collected in March 2014, using primary data. Significant risk factors were age (OR = 3.4 p = 0.04), employment (OR = 3.5 p = 0.01), and nutritional status (OR = 5.12 p = 0.004).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55706
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kayla Zahra Azalea
"Kasus diabetes mengalami peningkatan di dunia dan juga di Indonesia. Meningkatnya diabetes akan meningkatkan risiko terkena luka ulkus diabetik. Tujuan penelitian untuk menggali informan mendalam mengenai perilaku kepatuhan dan peranan terhadap kepatuhan perawatan kaki pada penderita ulkus diabetik di Klinik Swasta kota Bogor tahun 2024. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif, menggunakan purposive sampling meliputi pasien kaki ulkus diabetik, anggota keluarga pasien, dan perawat pada klinik swasta di Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar informan patuh melakukan perawatan kaki, yang di dalamnya termasuk mengurangi kadar gula darah, menjaga pola sehat, menjaga perban kering, obat-obatan. Dukungan sosial dan ekonomi yang baik, kondisi kesehatan penderita, terapi perawatan kaki ulkus diabetik, dan persepsi-persepsi dari pasien berperan dalam kepatuhan perawatan kaki. Namun masih ada informan yang tidak patuh melakukan perawatan kaki dalam bentuk pengaplikasian losion dan sepatu diabetes dikarenakan hambatan yang berupa pekerjaan dan persepsi maskulinitas terhadap losion. Pemberian edukasi melalui penyuluhan maupun media massa mengenai luka ulkus diabetik diperlukan guna meningkatkan perilaku masyarakat dalam pencegahan dan perawatan luka kaki ulkus diabetik.

The prevalence of diabetes is increasing globally, including in Indonesia. As the incidence of diabetes rises, so does the risk of developing diabetic ulcers. This study aimed to investigate the adherence behaviors and the role of foot care compliance in patients with diabetic ulcers at a private clinic in Bogor in 2024. The study was conducted using a qualitative approach, with purposive sampling including diabetic foot ulcer patients, family members of patients, and nurses at private clinics in Bogor. The results demonstrated that the majority of informants exhibited compliance with foot care practices, which included reducing blood sugar levels, maintaining a healthy pattern, keeping bandages dry, and taking medication. The findings indicated that social and economic support, the patient's health condition, diabetic foot ulcer care therapy, and perceptions of the patient play a role in foot care compliance. However, there are still informants who are not compliant with foot care in the form of applying lotions and diabetic shoes due to barriers in the form of work and perceptions of masculinity towards lotions. Providing education through counseling and mass media regarding diabetic ulcers is needed to improve public behavior in the prevention and treatment of diabetic ulcers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agetha Lautania Harsono
"Profesi apoteker mempunyai peran penting dalam pekerjaan kefarmasian. Salah satu hal penting yang harus dilakukan untuk menjadi seorang apoteker profesional adalah berpartisipasi langsung dalam melakukan praktik kefarmasian. Maka dari itu, calon apoteker dituntut untuk menjalani praktik profesi sebagai bekal pengalaman untuk memahami peran apoteker dan meningkatkan kompetensi sebelum memasuki dunia kerja. Praktik Kerja Profesi Apoteker dilaksanakan di Apotek Atrika periode Juni 2021, PT Dankos Farma periode September –Oktober 2021, PT Anugerah Pharmindo Lestari periode November 2021, dan Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo periode Desember 2021. Dengan melaksanakan kegiatan PKPA di apotek, industri farmasi, pedagang besar farmasi, dan puskesmas tersebut, calon apoteker diharapkan mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, serta pengalaman yang sesuai untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.

Pharmacists have important role in pharmacy practice. One of important things that must be done to become a professional pharmacist is participate directly in the practice of pharmacy. Therefore, prospective pharmacists are required to undergo professional practice as a provision experience to understand the role of pharmacists and increase competence before entering the world of work. The Professional Practice of Pharmacist was held at Apotek Atrika period of June 2021, PT Dankos Farma period of September – October 2021, PT Anugerah Pharmindo Lestari period of November 2021, and Pasar Rebo Sub-district Health Center period of Desember 2021. By doing the activities in the pharmacy, pharmaceutical industry, distributor, and public health center, prospective pharmacists are expected to be able to obtain appropriate knowledge, skills, and experience to perform pharmaceutical practice."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Shafira Apriyani
"Puskesmas sebagai unit yang bertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat perlu memberikan pelayanan yang maksimal terhadap masyarakat. Untuk memberikan pelayanan yang maksimal salah satunya adalah menjaga ketersediaan farmasi yang ada di Puskesmas. Analisis ABC adalah suatu analisis yang dapat digunakan dalam menganalisis pola konsumsi perbekalan farmasi, sedangkan analisis VEN (vital, essential, dan non-essential) adalah suatu sistem untuk menentukan seleksi, pengadaan, dan penggunaan perbekalan farmasi. Berdasarkan hasil analisis ABC terhadap obat yang terdapat di Puskesmas Pasar Rebo, hasil yang dapat diketahui adalah kelompok pareto A memiliki jumlah investasi sebesar Rp. 503.625.772,- atau 69,96% dari total investasi dengan jumlah produk 21 item obat atau 14,19% dari total item obat. Kelompok pareto B memiliki jumlah investasi sebesar Rp. 146.844.183,- atau 20,40% dari total investasi dengan jumlah produk 30 item obat atau 20,27% dari total item obat. Kelompok pareto C memiliki jumlah investasi sebesar Rp. 69.398.334,- atau 9,64% dari total investasi dengan jumlah produk 97 item obat atau 65,54% dari total item obat. Pemilihan obat ke dalam kelompok vital, esensial dan non esensial mengacu pada DOEN, Formularium Nasional, dan Formularium Puskesmas, dilihat berdasarkan pertimbangan akan kebutuhan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dengan penyediaan obat-obat yang dibutuhkan untuk pasien dengan menimbang resiko yang mungkin terjadi apabila sampai terjadi kekosongan stok obat. Jumlah obat yang termasuk kategori gabungan AV sebanyak 0 jenis obat, AE sebanyak 16 jenis obat, AE sebanyak 5 jenis obat, total seluruhnya sebanyak 21 jenis obat. Gabungan BV sebanyak 3 jenis obat, BE sebanyak 21 jenis obat, BN sebanyak 6 jenis obat, total seluruhnya sebanyak 30 jenis obat. Gabungan CV sebanyak 24 jenis obat, CE sebanyak 68 jenis obat, dan CN sebanyak 5 jenis obat, total seluruhnya sebanyak 97 jenis obat.

As a unit responsible for public health, the public health center needs to provide maximum service to the community. To provide maximum service, one of which is to maintain the availability of pharmacy in the Public health center. ABC analysis is an analysis that can be used in analyzing consumption patterns of pharmaceutical supplies. In contrast, VEN analysis (vital, essential, and non-essential) is a system for determining the selection, procurement, and use of pharmaceutical supplies. Based on the results of the ABC analysis of the drugs available at the Pasar Rebo Health Center, the results that can be seen are that the pareto group A has an investment of Rp. 503,625,772, - or 69.96% of the total investment, with a total of 21 drug items or 14.19% of the total drug items. Pareto group B has an investment of Rp. 146,844,183, - or 20.40% of the total investment, with a total of 30 drug items or 20.27% of the total drug items. Pareto group C has a total investment of Rp. 69,398,334, - or 9.64% of the total investment, with a total of 97 drug items or 65.54% of the total drug items. The selection of drugs into vital, essential, and non-essential groups refers to NLEM, the National Formulary, and the Puskesmas Formulary, seen based on consideration of the need for health services for the community by providing the medicines needed for patients by considering the risks that might occur if a vacancy occurs drug stock. The number of drugs included in the combined AV category was 0 types of drugs, 16 types of AE, 5 types of AE, and a total of 21 types of drugs. A combination of 3 types of BV, BE 21 types of drugs, BN of 6 types of drugs, a total of 30 types of drugs. A combined CV of 24 types of drugs, CE of 68 types of drugs, and CN of 5 types of drugs, a total of 97 types of drugs."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Amelia
"Common Cold atau pada umumnya disebut sebagai Batuk Pilek merupakan penyakit yang sering dialami semua orang. Dalam pengobatan suatu penyakit, diperlukan kerasionalan penggunaan obat. Indikator pemantauan Penggunaan Obat Rasional (POR) di sarana pelayanan kesehatan Indonesia dilihat dari persentase peresepan, salah satunya peresepan antibiotik pada diagnosis penyakit ISPA Non- Pneumonia dengan batas toleransi keberterimaan sebesar 20%. Tugas khusus ini berutjuan untuk Mengevaluasi kesesuaian penggunaan antibiotik pada penyakit common cold di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo dengan batas toleransi POR. Metode penelitian yang digunakan yaitu dilakukan dengan desain penelitian cross sectional secara retrospektif. Dari studi ini diketahui pelaksanaan Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo dalam peresepan antibiotik terhadap penyakit Common Cold sudah sesuai dengan ketentuan Penggunaan Obat Rasional (POR) karena jumlah peresepannya masih masuk di bawah batas toleransi, yaitu kurang dari 20%.

Common Cold or commonly referred to as Cold Cough is a disease that is often experienced by everyone. In the treatment of a disease, rational use of drugs is needed. Monitoring indicators for Rational Drug Use in Indonesian health care facilities are seen from the percentage of prescriptions, one of which is the prescription of antibiotics for Non-Pneumonia ISPA with a tolerance limit of 20%. This report aims to evaluate the suitability of the use of antibiotics in common cold diseases at the Pasar Rebo Public Health Center with Rational Drug Use tolerance limits. The research method used was a retrospective cross-sectional study design. From this study it is known that the implementation of the Pasar Rebo Public Health Center in prescribing antibiotics for Common Cold disease is in accordance with the provisions of Rational Drug Use because the number of prescriptions is still below the tolerance limit, which is less than 20%."
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rizky Shadrina
"Pelayanan kefarmasian di puskesmas merupakan satu kesatuan guna mendukung pelayanan upaya kesehatan. Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016 yaitu pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai. Sebagai salah satu upaya peningkatan pelayanan mutu kesehatan di Puskesmas, maka diperlukan penyediaan obat emergensi. Pelayanan kegawatdaruratan adalah tindakan medis yang dibutuhkan oleh pasien gawat darurat dalam waktu segera untuk menyelamatkan nyawa dan pencegahan kecacatan. Obat emergensi merujuk pada obat-obatan yang bersifat life saving dan diperlukan segera untuk pertolongan pasien. Ruang bersalin merupakan salah satu unit pelayanan di puskesmas yang menyediakan obat emergensi, sehingga dalam meningkatkan pelayanan kegawatdaruratan maka dibutuhkan pengelolaan obat emergensi yang baik. Oleh karena itu, dilakukan evaluasi pengelolaan obat emergensi di ruang rawat bersalin puskesmas kecamatan pasar rebo dalam aspek perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis obat emergensi yang tersedia di ruang rawat bersalin dan mengetahui pengelolaan obat emergensi di ruang rawat bersalin. Metode yang dilakukan ialah melakukan pendataan jenis-jenis obat emergensi dan melakukan observasi terkait pengelolaan obat emergensi di ruang rawat bersalin. Berdasarkan hasil penelitian, beberapa kegiatan dalam pengelolaan obat emergensi ruang rawat bersalin sudah memenuhi regulasi yang ada namun kegiatan penyimpanan dan pemantauan pengelolaan obat emergensi belum memenuhi kriteria dalam regulasi.

Pharmaceutical services are essential components of health centers, dedicated to enhancing healthcare initiatives. These services encompass direct patient care through pharmaceutical preparations, aiming to tangibly enhance patients' quality of life. The management of pharmaceutical preparations and consumable medical materials is a pivotal activity outlined in the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 74 of 2016. Within public health centers, the provision of emergency medicines is paramount to addressing medical crises swiftly. Emergency services encompass urgent medical interventions that save lives and prevent disability, often involving the immediate administration of life-saving drugs. The delivery room, a pivotal unit within health centers, plays a pivotal role in administering such emergency medicines. Efficient management of emergency drugs is crucial for elevating healthcare quality, particularly in emergency scenarios. Effective emergency drug management is pivotal to ensuring swift and sufficient responses to medical emergencies. The study underscores the necessity for enhancing certain facets of emergency drug management, emphasizing compliance with regulations and standards to optimize patient care within Pasar Rebo Health Center's maternity ward. This study evaluates the management of emergency drugs within Pasar Rebo Health Center's maternity ward, focusing on planning, requesting, receiving, storing, distributing, controlling, recording, reporting, monitoring, and evaluating aspects. The study aims to identify available emergency drug types and assess overall management practices. Data collection and observations were employed. While numerous aspects of emergency drug management conform to regulatory standards, deficiencies emerged in storage and monitoring procedures, failing to meet specified criteria."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Sukma Sajati, suvervisor
"Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular penyebab kematian diseluruh dunia yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis. Tuberkulosis Paru masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Dampak yang timbul apabila masyarakat kurang mengetahui tentang Tuberkulosis Paru adalah akan bertambahnya penderita Tuberkulosis Paru baru dan akan meningkatkan angka kematian. Pengetahuan masyarakat tentang Tuberkulosis Paru sangat diperlukan untuk memutus mata rantai penularan tuberculosis. Dalam studi ini, Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo menjadi subjek evaluasi. Penelitian ini dilakukan dengan desain obeservasional menggunakan analisis deskriptif. Kesimpulan dari studi ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo mengenai penyakit Tuberkulosis Paru sudah cukup baik dengan diketahui dari hasil penilaian berdasarkan kuesioner sebanyak 80% responden dinyatakan sangat paham, dan 20% responden lainnya dinyatakan paham. Tingkat pengetahuan masyarakat di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo mengenai cara minum dan kepatuhan minum obat TB sudah cukup baik dengan 80% responden menjawab dengan benar dan 20% lainnya menjawab dengan salah sehingga perlu ditingkatkan kembali penyuluhan. Pemberian informasi kepada masyarakat tentang penyakit Tuberkulosis Paru melalui kegiatan penyuluhan dan pembagian leaflet di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo berjalan dengan lancar sehingga diharapkan dapat mengurangi resiko penularannya.

Tuberculosis (TB) is an infectious disease that causes death worldwide caused by infection with the bacterium Mycobacterium tuberculosis. This disease spreads through droplets of people who have been infected with tuberculosis bacilli. Pulmonary Tuberculosis is still a public health problem. The impact that arises when people do not know about Pulmonary Tuberculosis is that there will be an increase in new Pulmonary Tuberculosis sufferers and will increase in the death rate. Public knowledge about pulmonary tuberculosis is needed to break the chain of transmission of tuberculosis. In this study, the Pasar Rebo District Health Center was the subject of evaluation. This research was conducted with an observational design using descriptive analysis. The conclusion from this study is that the level of public knowledge in the Pasar Rebo District Health Center regarding Pulmonary Tuberculosis is quite good. It is known from the results of the assessment based on the questionnaire that 80% of respondents stated that they understood very well, and 20% of other respondents stated that they understood. The level of public knowledge at the Pasar Rebo District Health Center regarding how to drink and adherence to taking TB medication is quite good with 80% of respondents answering correctly and the other 20% answering incorrectly so counseling needs to be increased. Providing information to the public about pulmonary tuberculosis through outreach activities and distribution of leaflets at the Pasar Rebo District Health Center is running smoothly so it is expected to reduce the risk of transmission."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nopita Eka Rizna
"Pelayanan kefarmasian di puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan Upaya kesehatan yang memiliki peran untuk meningkatkan mutu pelayanan bagi Masyarakat. Ada beberapa aspek dalam pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai yaitu perencaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan, serta pemantauan dan evaluasi. Kurang baiknya manejemen pengelolaan obat akan menyebabkan terjadinya kesalahan seperti salah dalam pemberian obat. Dalam penelitian dilakukan pengawasan dan pengendalian obat-obatan yang meliputi pengendalian persediaan, pengendalian penggunaan, dan pengendalian sediaan farmasi hilang, rusak, dan kadaluarsa. Tujuan penelitian untuk mengevaluasi pengawasan dan pengendalian obat-obat yang perlu diwaspadai. Metode yang digunakan yaitu observasional deskriptif. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengawasan dan pengendalian obat di puskesmas kecamatan pasar rebo cukup baik.

Pharmaceutical services at community health centers are an integral part of the implementation of health efforts which have a role in improving the quality of services for the community. There are several aspects in managing pharmaceutical supplies and consumable medical materials, namely planning, requesting, receiving, storing, distributing, controlling, recording and reporting, as well as monitoring and evaluating. Poor drug management will result in errors such as incorrect drug administration. In the research, supervision and control of medicines is cariied out which includes inventory control, use control and control of lost, demaged and expired pharmaceutical preparations. The aim of the research is to evaluate the supervision and control of drugs of concern. The method used is descriptive observational. The research results show that supervision and control of drugs at the Pasar Rebo subdistrict health center is quite good.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>