Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175168 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tanda Rizky Gani
"Skripsi ini membahas tentang dampak dari beroperasinya jalur kereta api dan dampaknya terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Priangan (1921-1930). Karya penelitian ini berbeda dengan karya sebelumnya yang hanya membahas pembangunan jalur kereta api Banjar-Cijulang. Sementara itu, karya penelitian ini lebih memfokuskan kepada dampak dari beroperasinya jalur kereta api Banjar-Cijulang terhadap sosial ekonomi masyarakat di Priangan. Dari hasil penelitian ini dapat menjelaskan bahwa beroperasinya kereta api berdampak langsung terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Priangan. Hal tersebut tidak dapat dilepaskan dari masyarakat yang kemudian mulai terbiasa menggunakan moda transportasi kereta api. Setelah jalur kereta api Banjar-Cijulang selesai dibangun dan mulai beroperasi, daerah yang sebelumnya terisolasi di sekitar Timur dan Tenggara Priangan dapat terhubung dengan daerah-daerah lainnya di pulau Jawa. Pada penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian sejarah. Skripsi ini menggunakan data yang didapatkan oleh penulis melalui studi literatur berupa arsip, koleksi terjilid, buku, karya yang belum diterbitkan, koran, gambar, dan peta.

This thesis discusses the impact of the railway and its impact on the socio-economic life of the people in Priangan (1921-1930). This research is different from the previous which only discussed the construction of the Banjar-Cijulang railway line. Meanwhile, this research focuses more on the operation of the Banjar-Cijulang railroad on the socio-economic community in Priangan. From the results of this study can be discussed that the operation of the railroad has a direct impact on the socio-economic life of the people in Priangan. This can not be separated from the people who then start using railroad transportation modes. After the Banjar-Cijulang railroad was built, East and Southeast Priangan can connect with other regions on the island of Java. In the discussion of this thesis, the author uses historical research methods. This thesis uses data obtained by the author through literature studies consisting of archives, bound collections, books, unpublished research works, newspapers, images, and maps."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia,
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Sugiarto
"ABSTRAK
Tumpahan minyak mentah (sludge oil) di sepanjang pantai Majene pada tanggal
11 Januari 2009 menyebabkan kerusakan lingkungan dan berdampak negatif
terhadap sosial ekonomi masyarakat. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui
sejauh mana dampak dan seberapa besar nilai kerugian sosial-ekonomi
masyarakat yang ditimbulkan oleh tumpahan minyak mentah serta intervensi apa
yang harus dilakukan terhadap dampak tersebut sebagai bagian dari upaya
pembangunan berkelanjutan pesisir Majene. Metode penelitian yang digunakan
adalah ekspost facto, dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan
kualitatif dianalisis secara deskriptif analitik, sementara pendekatan kuantitatif
dianalisis dengan analisis citra dan analisis valuasi ekonomi berdasarkan manfaat
langsung dan manfaat tidak langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dampak tumpahan minyak (jenis sludge oil) di pantai Tammeroddo Sendana
Kabupaten Majene telah menimbulkan kerusakan ekosistem mangrove seluas 7,3 Ha,
ekosistem padang lamun seluas 1,5 ha dan tercemarinya pasir pantai
sepanjang 7 km. Dampak sosial yang ditimbulkan berupa penurunan pendapatan
nelayan, hilangnya kesempatan melaut, pengecatan perahu, pencucian perahu,
peningkatan biaya operasional melaut dan kerusakan alat tangkap. Hasil valuasi
ekonomi memperlihatkan nilai total kerugian sebesar Rp. 21.874.907.863,-
(terdiri dari kerugian pemerintah sebesar Rp. 18.125.000,-; kerugian lingkungan
sebesar RP. 19.012.496.363,-; kerugian masyarakat sebesar Rp. 2.844.286.500,-)."
2010
T33356
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rohiman
"Skripsi ini bertujuan untuk meneliti dampak usaha komunitas terhadap perubahan sosial melalui pendekatan maqashid syariah indeks yang dikemukakan oleh Imam Abu Zahrah, Imam AM Najjar dan Imam Asy-Syatibi serta menggunakan metode T-Paired Test dalam melihat dampak sebelum dan sesudah adanya usaha tersebut Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data primer melalui survei dan data sekunder dari Pemerintah Desa Bandok dan lembaga-lembaga terkait. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa adanya usaha peternakan ayam tersebut berdampak positif signifikan terhadap perubahan sosial, perubahan linkungan, perubahan spiritualitas dengan nilai Maqashid Syariah Indeks (MSI) sebesar 2,00.1,65 dan 2,75. Namun berdampak positif tidak signifikan terhadap perubahan ekonomi dengan nilai rata-rata MSI gabungan sebesar 0,481. Kemudian hasil pengujian T-Paired Test diperoleh bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap perubahan tingkat pendapatan yang didorong oleh adanya penyerapan tenaga kerja serta perubahan jenis pekerjaan kepala keluarga sebelum dan sesudah adanya usaha tersebut

This Study aims to analyze the impact of community business on social economic change and social welfare using the maqashid sharia index approach proposed by Imam Abu Zahrah, Imam AM Najjar and Imam Asy-Syatibi and using T-Paired Test Method to see the impact before and after the existence of the Business. This Type research is quantitative descriptive using primary data through surveys and secondary data from the Bandok Village government and related institutions. From this research it can be concluded that thec chicken farming business has a positive significant impact on social, environmental and spirituality change with maqashid sharia Index (MSI) values of 2,00. 1,65 and 2,75. However, there is no positive significant impact on economic changes with an average combined MSI of 0.481. Then the results of the T-Paired Test showed that there were significant impact in income level which were driven by absorption of labor and changes in the type of work of the head of the family before and after the existensce of business."
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Rae Anjani
"Penelitian ini membahas mengenai dampak sosial dan ekonomi pembangunan jalur kereta api antara Panjang-Tanjung Karang, sebagai satu area baru, untuk memudahkan arus ekonomi dan juga perkembangan wilayah. Perkembangan pesat kapitalisme di Negeri Belanda mendorong pemerintah kolonial untuk menerapkan politik liberal di tanah jajahannya yaitu Indonesia. Penerapan politik liberal membawa dampak dengan banyak dibangunnya sarana prasarana termasuk jaringan kereta api. Di Wilayah Lampung, pembangunan jalur kereta api antara Panjang-Tanjung Karang merupakan salah satu proyek pembangunan jalur kereta api Sumatra bagian Selatan. Pembangunan jalur kereta api Sumatra bagian Selatan tersebut direncanakan dibangun membentang dari Lampung hingga Palembang. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan berfokus terhadap penelaahan arsip-arsip, surat kabar sezaman, buku, hingga artikel dari berbagai jurnal. Sumber-sumber ini diperoleh dari Arsip Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan Nasional, laman delpher.id hingga google scholar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan jalur kereta api antara Panjang-Tanjung Karang, secara ekonomi telah menumbuhkan wilayah tersebut sebagai salah satu daerah jalur transportasi komoditas barang. Secara sosial, daerah ini berkembang menjadi wilayah pemukiman sebagai salah satu bagian dari upaya kolonisasi pemerintah colonial di wilayah Lampung.

This research discusses the social and economic impacts of the construction of a railroad line between Panjang-Tanjung Karang, as a new area, to facilitate economic flows and also regional development. The rapid development of capitalism in the Netherlands encouraged the colonial government to implement liberal politics in its colony, namely Indonesia. The implementation of liberal politics has had an impact on the construction of many infrastructure facilities including the railroad network. In the Lampung Region, the construction of a railroad line between Panjang-Tanjung Karang is one of the projects for the construction of the southern part of the Sumatran railway. The construction of the Southern Sumatra railway line is planned to be built stretching from Lampung to Palembang. This research uses historical methods by focusing on examining archives, contemporary newspapers, books, and articles from various journals. These sources were obtained from the National Archives of the Republic of Indonesia, the National Library, the delpher.id page to Google Scholar. The results of the study show that the construction of a railroad line between Panjang-Tanjung Karang has economically grown the area as one of the areas for the transportation of commodity goods. Socially, this area developed into a residential area as part of the colonial government's colonization efforts in the Lampung region."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Indrastuty
"Stunting merupakan kondisi gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak lebih pendek untuk usianya melampaui defisit -2 standar deviasi di bawah median panjang atau tinggi badan. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting pada balita mulai dari faktor gizi sampai faktor sosial ekonomi. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal kehidupan setelah lahir, praktik pemberian air susu ibu, umur kepala rumah tangga, usia ibu pertama kali melahirkan, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, pendapatan rumah tangga, daerah tempat tinggal, dan juga sarana sanitasi. Multi dimensi faktor yang menyebabkan stunting memiliki dampak bagi kehidupan balita dan mempengaruhi perekonomian bangsa akibat meningkatnya pembiayaan kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak stunting terhadap sosial ekonomi rumah tangga di Indonesia, menggunakan data panel Indonesia Family Life Survey (IFLS) tahun 1993 dan IFLS 2014. Unit analisis penelitian ini adalah individu bayi usia 0-59 bulan (balita) dengan jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 1.295 individu. Analisis multivariat pada data dilakukan dengan pendekatan Propensity Score Matching (PSM) untuk melihat pencocokan nilaikedekatan antar dua kelompok. Hasil penelitian didapatkan bahwa faktor pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, tempat tinggal, sanitasi pembuangan kotoran manusia dan pendapatan rumah tangga memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian balita stunting. Dampak stunting terhadap pendidikan anak ketika dewasa sebesar 2,3%, dampak stunting terhadap status pekerjaan sebesar 3,7% dan dampak stunting terhadap status ekonomi sebesar 8,3%.

Stunting is a problem of growth and development in children under five who are malnoutrished because children lack -2 deviation standart below the median length or height. Many factors improve nutrition in toddlers ranging from nutrition to socio-economic factors. Malnutrition occurs from the womb baby and at the beginning of life after birth, the practice of giving mothers milk, the age of the housewife, the age of the mothers first childbirth, the mothers education level, mothers employment status, household income, housing, and sanitation facilities. Multi-dimensional factors that cause stunting have an impact on the lives of toddlers and have an impact on improving state finances to improve publi finances. This study aims to analyze the impact of stunting on household socioeconomics in Indonesia, using a panel data of Indonesian Family Life Survey IFLS) in 1993 and 2014. The unit of analysis of this study was individuals aged 0-59 months with a number of samples fulfilled the inclusion and exclusion criteria of 1,295 individuals. Multivariate analysis of the data was carried out with the aim of Propensity Score Matching (PSM) to see the value of proximity between two groups. The results of research obtained from maternal education factors, maternal employment status, place of residence, sanitation of human waste and household income have a significant relationship to the incidence of stunting in children under five. Stunting effect the education of adult is 2.3%, stunting effect on employment status is 3.7% and stunting effect on economic status is 8.3%."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54211
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arissa Shaquilla Putri
"ABSTRAK
Artikel ini membicarakan kondisi sosial ekonomi dan sosial budaya komunitas Magribi di Prancis. Komunitas Magribi di Prancis adalah sebuah komunitas yang cukup signifikan jumlahnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti catatan historis kedatangan mereka pasca PD sebagai para pekerja. Komunitas ini cukup berbeda dari kelompok pendatang yang lain, terdapat perbedaan budaya antara orang Magribi dan orang Prancis yang cukup signifikan. Apabila diteliti secara mendalam terdapat banyak konflik yang terjadi dikarenakan perbedaanperbedaan ini. Itulah beberapa faktor yang membuat komunitas Magribi menarik untuk diteliti. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah metode kualitatif dengan studi kepustakaan berdasarkan kategori socioprofessionnelle. Sebagai hasil, penulis menemukan bahwa kondisi sosial ekonomi komunitas Magribi di Prancis masih terbilang sama sejak awal kedatangan mereka ke Prancis hingga dalam kurun waktu tiga dekade terakhir. Mereka masih terjebak dalam situasi yang sangat kompleks dan akan terus berada dalam kemiskinan. Hal ini menyebabkan mereka selalu berada pada tingkat sosial terendah dalam stratifikasi masyarakat di Prancis.

ABSTRACT
This article discusses the socio economic and sociocultural conditions of the Maghreb community in France. The Maghreb community is significantly large in France due to several factors, such as their history as workers post both world wars. This community is quite different from other groups of migrants as there are cultural differences between the Maghreb and French people. As the writer began to analyze in depth, there are many conflicts that occur due to these differences. These are the factors that made the Maghreb community interesting to be learned. The method used in this article is a qualitative method from several datas based on socio professionnelle categories. As the end of analysis the writer found the socio economic conditions of the Maghreb community in France is still quite the same ever since their first arrival to the last three decades. They are still caught in a very complex situation and will continue to be in poverty. This led them to always be positioned at the lowest social level in France."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf;
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Unu Nurdin
"Sampah merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh kota-kota metropolitan, besar, sedang, dan bahkan menjadi permasalahan nasional, sehingga pengelolaannya harus diberikan prioritas utama. Pencemaran paling utama di Indonesia adalah pencemaran oleh limbah domestik terutama yang berasal dari rumah tangga, oleh karena luasnya daerah pencemaran dan besarnya jumlah korban. Ditambah lagi pada beberapa dekade belakangan ini adanya kecenderungan pemakaian karakter barang konsumsi yang tidak akrab lingkungan, seperti plastik, styrofoam dan lain-lain.
Berdasarkan data Dinas Kebersihan DKI Jakarta, sampah yang dihasilkan oleh masyarakat Jakarta dapat mencapai 29.567 m3/hari atau kurang/lebih 2,92 liter/orang/hari, sedangkan yang sampai saat ini hanya mampu diatasi oleh Dinas Kebersihan DKI Jakarta baru sekitar 76,12% atau 22.507 m3/hari. Dari sisanya pun hanya sebagian kecil saja yang ditanggulangi oleh Dinas PU DKI Jakarta, Dinas Pertamanan DKI Jakarta dan PD Pasar Jaya serta lebih sedikit lagi yang dicoba dimanfaatkan oleh masyarakat dengan cara daur ulang.
Penanganan sampah di wilayah DKI Jakarta sebenarnya telah diupayakan dari waktu ke waktu untuk mengurangi dampak negatifnya, mulai dari tahap pengumpulan, pengangkutan, pengolahan sampai dengan pembuangan akhir. Namun adanya keterbatasan sumber daya yang ada mengakibatkan hasil yang dicapai belum optimal. Dilain pihak, permasalahan sampah yang dihadapi oleh Dinas Kebersihan, bukan semata-mata permasalahan teknis dan manajemen semata, tetapi juga dituntut adanya peran serta masyarakat termasuk sektor swasta. Gambaran tentang tumpukan sampah atau pun pengotoran sungai/kali di Jakarta bukan hanya urusan Pemerintah Daerah saja, tetapi juga harus dilihat dengan keadaan yang lebih menyeluruh serta proporsional.
Meskipun pengelolaan kebersihan lingkungan telah diatur melalui peraturan-peraturan dan penyelenggaraan kebersihan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah, tetapi sehari-hari masih dengan mudah ditemui adanya tumpukan- tumpukan sampah bertebaran ditempat-tempat bukan tempat pengumpulan sampah. Berbagai upaya mengatasi hal tersebut di atas telah dilakukan, dimulai dengan lebih mengintensifkan cara pengumpulan dan pengangkutan sampah dengan mempertimbangkan kondisi dari masing-masing permukiman, pembuatan dan penyediaan Lokasi Pengumpulan Sampah (LPS) yang lebih banyak, maupun pemanfaatan sampah yang masih dapat dipergunakan seperti pembangunan Usaha Daur-ulang dan Produksi Kompos (UDPK), namun Cara-cara di atas masih belum mampu memecahkan masalah inti permasalahan sampah.
Kenyataan di lapangan, di beberapa daerah pemukiman umumnya, partisipasi masyarakat sering disalahartikan dengan cenderung hanya menunggu keterlibatan pemerintah saja, dalam hal ini Dinas Kebersihan DKI Jakarta yang mempunyai tugas khusus mengelola masalah sampah. Padahal pengelolaan sampah sebaiknya sudah dimulai dari sektor rumah tangga sebagai struktur terbawah yang saling berinteraksi, baru meningkat pada sektor-sektor diatasnya.
Untuk itu masih diperlukan upaya selain masalah teknis semata, yaitu dengan adanya upaya peran serta atau partisipasi masyarakat yang dimulai dengan melaksanakan pengumpulan dan pengangkutan sampah terpadu dari rumah-rumah ke tempat penampungan sementara, terutama di daerah-daerah yang kurang atau tidak terjangkau langsung oleh Dinas Kebersihan DKI Jakarta, sehingga untuk mengatasi permasalahan sampah tidak akan terselesaikan oleh upaya pemerintah saja, melainkan masyarakat juga perlu diajak berperanserta secara aktif.
Bagi Kotamadya Jakarta Utara, permasalahan sampah layak dianggap sebagai prioritas cukup utama mengingat wilayah tersebut mempunyai tingkat heterogenitas penduduk yang sangat tinggi, dengan tingkat disiplin dan kurangnya kesadaran masyarakat, ditambah wilayah dengan kontribusi 13 sungai yang berhilir di sana dengan beberapa daerah yang mempunyai kontur lebih rendah dari permukaan bumi dan mempunyai 17 lokasi permukiman kumuh, sehingga semuanya dapat berakumulasi, dapat membentuk kultur masyarakat yang kurang mendukung upaya pengelolaan sampah.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari dan mengetahui hubungan faktor status sosial dan status ekonomi terhadap kenaikan tingkat peran serta masyarakat dalam kebersihan, yang terbagi atas beberapa parameter seperti: upaya melakukan pewadahan sampah, upaya melakukan pemilahan sampah, upaya membuang sampah pada tempatnya, upaya membayar retribusi sampah sesuai jumlah dan waktunya, keikutsertaan dalam setiap kegiatan kebersihan, dan kepatuhan dalam setiap peraturan kebersihan.
Atas dasar hal tersebut disusun hipotesis sebagai berikut:
1. Ada keterkaitan antara status sosial dan status ekonomi masyarakat dengan tingkat peran serta masyarakat di bidang kebersihan.
2. Ada hubungan antara status sosial masyarakat dengan tingkat peran serta masyarakat di bidang kebersihan.
3. Ada hubungan antara status ekonomi masyarakat dengan tingkat peran serta masyarakat di bidang kebersihan.
4. Ada perbedaan yang berarti antara tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, lama tinggal, status kependudukan, dan pendapatan terhadap besamya peran serta di bidang kebersihan.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei dan pendekatan korelasional. Analisis data diolah melalui program SPSS yang dipergunakan untuk mengetahui tingkat hubungan antara variabel status sosial dan status ekonomi terhadap peran serta masyarakat dalam kebersihan secara lebih mendalam. Pada pemilihan wilayah kecamatan dan kelurahan sebagai populasi survei dilakukan dengan metode Stratified Random Sampling, sedangkan pemilihan responden sebagai populasi target dilakukan dengan metode Proportional Random Sampling. Melalui metode di atas direncanakan diambil 160 responden, dengan harapan terdapat sejumlah perbandingan kondisi keluarga dengan status sosial dan status ekonomi yang diinginkan.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa:
1. Terdapat hubungan yang sangat erat antara faktor status sosial dengan status ekonomi dari masyarakat.
2. Terdapat korelasi antara faktor status sosial dengan peningkatan peran serta masyarakat dalam kebersihan.
3. Terdapat korelasi antara faktor status ekonorni terhadap peningkatan peran serta masyarakat dalam kebersihan.
4. Terdapat korelasi bermakna, meskipun kecil antara faktor status sosial dan status ekonomi dengan peningkatan peran serta masyarakat dalam kebersihan.

Garbage is one of the problems up against by metropolitan cities, small and big cases and even as national matters, so its management has to put in the first priority. The main pollution in Indonesia is pollution due to domestic waste mainly originated from household, therefore spreading polluted area and amount of who are suffering of its impact. In addition the latest period tend to miscellaneous consumption product harmful to environment such as plastics, Styrofoam etc.
According to the data from Dinas Kebersihan DKI Jakarta, every day public in Jakarta could produce garbage of 29,567 m3/day or + 2, 92 liter/person/ day, whereas this office could handle it only 86,12% or 22,507 m3/day. The others were overcome by Dinas PU (Public Work Office) Dinas Pertamanan (Gardening Office) and Pasar Jaya and at least waste recycled by people.
Actually, the handling of garbage in DKI Jakarta have been done from time by time to minimize its negative impacts, started from its collection, transportation, processing and to the final disposal But due to the less of the human resources, the results achieved still not optimum. On the other hand, the waste problem faced by Dinas Kebersihan was not only caused by technical and management problems, but also the public participation including private sectors is very required to overcome this problem together. Description of garbage stack or dirty rivers are not problems of local government only, but it should be viewed in a more comprehensive and proportional circumstances.
Although the environmental sanitation management has been by regulations and its implementation was done the by government institutions, but in daily life it's easily to be found the garbage everywhere that is not in its collection place. Many efforts has been done to overcome these problems, started by doing more intensive ways of collection and transportation of garbage by either considering the condition of each settlement, the making and providing more of garbage collection place (LPS), nor the use of garbage which can be used such as the development of recycling business and compos production (UDPK), but those ways still can not overcome the main of waste problem.
In fact, generally in some urban areas public participation often being misunderstood and tends to wait the government's involvement only, in this case Dinas Kebersihan DKI Jakarta is the one who has a special duty to manage the waste problem. Whereas waste management is better started from household sector as the lowest structure is which interacted, and then increase to the upper sector.
Therefore it's still required the other efforts beside a technical problem that is doing an integrated from houses to the temporary places of garbage collection, especially for the areas that can not be achieved directly by Dinas Kebersihan DKI Jakarta, so to overcome garbage problems will not only be solved by government's efforts but also by active participation of the community.
For the Municipality of North Jakarta, the waste problems are deserved to be put as the first priority considering to the area that has high heterogenity of population with less dicipline and awareness, in addition the area contributed by 13 rivers that empty into lower land sea surface, and 17 slum areas, so Those could be accumulated to community culture who are less supporting the waste management.
This study was aimed to search and find out socio-economic relationship factors towards the increasing of community participation level in sanitation, which is divided into some parameters such as : effort in providing grange place, effort in identifying of garbage, effort in throwing garbage in its proper place, effort to pay retribution (tax) of garbage accordance with the volume and removal schedule, public participation in every sanitary activities and obedience in every sanitary regulations.
Based on the explanation above, the hypothesis has been arranged as follows:
1. There is a relationship between social and economic status with the public participation level.
2. There is a relationship between social statuses with the public participation level.
3. There is a relationship between economic statuses to the public participation level.
4. There is a difference among education level, kind of job, long of stay, citizenship status and income level to toward participation in sanitation.
This research uses survey research method and correlative approaches. Data analysis used SPSS program to know the relationship level among social status to the participation of public in sanitation. In choosing of sub districts and villages as survey population, stratified random sampling method was used, whereas the choosing of respondents as target population, proportional random sampling method was used. By this method, 160 respondents were taken with assumption there is s number of comparisons of family with the souse-economic status desired.
The result of this research showed that :
1. There is a tight relationship between social status factor and economic status factor.
2. There is a correlation between social status factor and the increasing of public participation in sanitation.
3. There is a correlation between economic status factor and the increasing of public participation in sanitation.
4. There is a significant correlation, although a little between socio-economic status factor and the public participation in sanitation.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T5200
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Haryo Nugroho
"Skripsi ini membahas tentang dinamika sosial-ekonomi di jalur kereta api Yogyakarta-Secang, Magelang tahun 1950-1976. Kereta api di masa kolonial merupakan moda transportasi yang memberikan dampak besar. Jalur kereta api Yogyakarta-Secang di Jawa Tengah, merupakan salah satu jalur penting dalam menunjang aktivitas perdagangan masa kolonial. Sejak jalur ini dibuka tahun 1895, masyarakat sekitar merasakan manfaat dalam hal transportasi, pengangkutan barang, dan manfaat ekonomi seperti terbentuknya pasar di sekitar stasiun. Di sisi lain, pemerintah kolonial diuntungkan dalam hal pengangkutan menuju pelabuhan Semarang. Sejak tahun 1950 saat berdirinya Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia DKARI sampai ditutupnya jalur ini pada 1976 karena letusan gunung Merapi, jalur ini memberikan dinamika tersendiri bagi masyarakatnya. Tulisan ini merupakan hasil penelitian kualitatif dengan memanfaatkan data primer berupa arsip, foto, buku, surat kabar sezaman dan dokumen bersadarkan metode ilmu Sejarah.

This Thesis discusess about Dynamics of Social Economy in Yogyakarta Secang, Magelang Railway 1950 1976. Train in Indonesia colonial era had a big impact. Yogyakarta Secang line, one of the line in Central Java, is one of the most important line in trade activity. Since open in 1895, the society has experienced in transport convenient, logistics and economic benefits like market formation in the station from this line. In other case, colonial rule has esperienced benevit in transporting goods to Semarang harbour. Since Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia DKARI has formed in 1950 to Merapi eruption that closes this line, a dynamics had shared by this line to the society. This paper is a result of the qualitative research that use primary source like archieves, photos, books, contemporary news papers and documents based on history science method.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmat Fandil
"ABSTRAK
Hepatitis sampai saat ini menjadi permasalahan kesehatan di dunia, termasuk di Indonesia. Berbagai upaya pengendalian hepatitis sudah dilaksanakan oleh semua pihak; pemerintah, masyarakat, lembaga non pemerintah, bahkan lembaga atau badan internasional. Kenyataan dijumpai prevalensi hepatitis masih belum sesuai harapan. Riset ini mengkaji korelasi/hubungan atau pengaruh faktor-faktor; kelembagaan, sanitasi lingkungan, sosial ekonomi dan perilaku sehat masyarakat terhadap angka prevalensi hepatitis. Riset mengkaji data hasil kegiatan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018. Kajian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan korelasi studi ekologi. Analisis pembacaan data level individu hasil survei Riskedas dinaikkan ke tingkat wilayah/kelompok. Ada hubungan prevalensi hepatitis dengan faktor kelembagaan dari sisi dukungan program pengendalian penyakit berkorelasi negatif sangat kuat (r-0,77) dengan pengaruh 18%. Pengawasan kesehatan tempat fasilitas umum sebagai faktor sanitasi lingkungan memiliki pengaruh 31,06% dan korelasinya negatif kuat (r-0,56). Persentase jumlah penduduk miskin sebagai faktor sosial ekonomi berpengaruh 19,04% berkorelasi yang lemah (r 0,44). Proporsi perilaku benar buang air besar penduduk sebagai representasi faktor perilaku sehat masyarakat hanya berpengaruh 18% dengan korelasi negatif yang lemah (r-0,42). Secara bersama-sama pengaruh empat faktor tersebut pada prevalensi hepatitis adalah 84,5% signifikansi 0,000. Keempat faktor membentuk model prediktif prevalensi hepatitis = 1,078-0,782*Lembaga -0,001Sanitasi +0,003Miskin -0,005Prilaku. Guna kepentingan kebijakan program pengendalian hepatitis yang lebih optimum, maka perlu sinergi penguatan kegiatan kelembagaan, sanitasi tempat fasilitas umum, pemberdayaan sosial ekonomi dan gerakan menuju perilaku hibup sehat.

ABSTRACT
Hepatitis has become a health problem in the world, including in Indonesia. Various efforts to control hepatitis have been carried out by all parties; government, community, non-governmental institutions, even international institutions or bodies. The fact is that the prevalence of hepatitis is still not as expected. This research examines the correlation/relationship or influence of factors; institutional, environmental sanitation, socioeconomic and public health behavior towards hepatitis prevalence. Research examines data on the results of the Basic Health Research (Riskesdas) in 2018. This study uses a quantitative approach with the correlation of ecological studies. Analysis of the reading of individual level data from the Riskedas survey was raised to the regional/group level. There is a correlation between the prevalence of hepatitis and institutional factors in terms of supporting a disease control program with a very strong negative correlation (r -0.77) with an effect of 18%. Health supervision in public facilities as a factor of environmental sanitation has an effect of 31.06% and the correlation is strongly negative (r -0.56). The percentage of the number of poor people as a socioeconomic factor influencing 19.04% has a weak correlation (r 0.44). The proportion of the population's correct bowel behavior as a representation of public health behavioral factors only affects 18% with a weak negative correlation (r -0.42). Together the influence of these four factors on the prevalence of hepatitis was 84.5% significance of 0,000. These four factors form a predictive model of hepatitis prevalence = 1,078-0,782*Institution -0,001*Sanitation + 0.003*Poor 0.005*Behavior. In the interest of more optimal hepatitis control program policies, it is necessary to synergize the strengthening of institutional activities, sanitation of public facilities, socio-economic empowerment and movement towards healthy hibup behavior."
2019
T55407
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Hadi Prianto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>