Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156560 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sulthon Sjahril Sabaruddin
"ABSTRAK
Tulisan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi dampak liberalisasi perdagangan Indonesia dengan Yaman terhadap perekonomian Indonesia. Guna mengevaluasi dampak yang ditimbulkan terhadap perekonomian Indonesia, dianalisis melalui pendekatan metode analisis model Software for Market Analysis and Restrictions on Trade (SMART). Hasil analisis skenario dampak liberalisasi perdagangan RI-Yaman terhadap perekonomian Indonesia dengan complete tariff dismantlement, dengan memanfaatkan analisa perubahan consumer surplus, perubahan impor dan ekspor, serta perubahan pendapatan tarif dapat disimpulkan bahwa liberalisasi perdagangan RI-Yaman dengan nol tarif berdampak sangat positif terhadap perekonomian Indonesia dan cukup positif terhadap perekonomian Yaman. Telahaan ini merupakan bentuk antisipasi kemungkinan perubahan kebijakan manakala situasi politik, ekonomi, dan keamanan di Yaman telah pulih kembali."
Tangerang: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Terbuka, 2017
330 JOMUT 13:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Daniel Pambudi
"Impact of the ASEAN-China Free Trade Agreement on economic conditions in Indonesia."
Jakarta: Institut for Global Justice, 2006
330.9598 DAN g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nazula Harfiyati
"Saat ini pemerintah Indonesia berupaya melakukan diversifikasi ekspor ke negara-negara non tradisional, salah satunya Chile. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh penurunan tarif (liberalisasi perdagangan) terhadap ekspor Indonesia ke Chile. Variabel-variabel lain yang akan diteliti adalah GDP, RER, trade cost, dan negara-negara yang telah melakukan FTA dengan Indonesia dan Chile, menggunakan model regresi data panel dan model SMART sebagai pendukung hasil interpretasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa liberalisasi perdagangan dengan Chile akan meningkatkan ekspor Indonesia ke Chile. Selain itu, ditemukan bahwa kompetitor utama ekspor Indonesia ke Chile adalah China, sedangkan produk Jepang dan New Zealand bersifat komplementer dengan produk ekspor Indonesia.

Currently, Indonesian government is trying to diversify its exports to nontraditional countries, including Chile. This study aims to analyze the tariff reduction effect (trade liberalization) on Indonesian exports to Chile. Other variables examined are GDP, RER, trade cost, and countries that have FTA with Indonesia and Chile. The method used in this thesis is panel data regression and SMART model to support the interpretation.
The result shows that trade liberalization between Indonesia-Chile will increase Indonesia`s export to Chile. It is also found that Indonesia`s main competitor is China, while Japan and New Zealand`s products are complementary to Indonesia`s export products.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T41703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soepanto Soemokaryo
Malang : Agritek , 2001
639.2 SOE m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sukoco
"Studi ini bertujuan untuk melakukan evaluasi kebijakan penurunan tarif bea masuk impor, penurunan biaya transaksi perdagangan dan gabungan penurunan tarif bea masuk impor dan penurunan biaya transaksi perdagangan. Penulis mengkaji dampak kebijakan-kebijakan ini terhadap kinerja perekonomian, kemiskinan, dan ketimpangan distribusi pendapatan dengan menggunakan pendekatan komputasi keseimbangan umum.
Penulis menemukan bahwa kebijakan penurunan tarif bea masuk impor di sektor pertanian dan di sektor industri pertanian meningkatkan kinerja perekonomian. Sementara itu kebijakan penurunan tarif bea masuk impor di sektor industri non pertanian menurunkan PDB riil. Kebijakan penurunan biaya transaksi perdagangan dan gabungan penurunan tarif bea masuk impor dan penurunan biaya transaksi perdagangan meningkatkan kinerja perekonomian dengan besaran yang lebih besar. Insiden kemiskinan di perkotaan menurun namun di perdesaan dan di tingkat nasional meningkat akibat kebijakan penurunan tarif di sektor pertanian. Kebijakan penurunan tarif di sektor industri pertanian menunjukkan penurunan insiden kemiskinan di perkotaan dan di tingkat nasional namun netral di perdesaan. Sementara itu penurunan tarif di sektor industri non pertanian menunjukkan penurunan kemiskinan di perkotaan, di perdesaan dan di tingkat nasional. Kebijakanan penurunan biaya transaksi perdagangan dan gabungan penurunan tarif bea masuk impor dan biaya transaksi perdagangan menurunkan insiden kemiskinan di perkotaan, di perdesaan dan di tingkat nasional dengan keuntungan lebih besar pada rumah tangga di perdesaan.
Ketimpangan distribusi pendapatan di perdesaan meningkat akibat penurunan tarif di sektor pertanian, penurunan tarif di sektor industri pertanian dan menurun akibat penurunan tarif di sektor industri non pertanian, penurunan biaya transaksi perdagangan, gabungan penurunan tarif di sektor industri pertanian dan biaya transaksi perdagangan, gabungan penurunan tarif di sektor industri non pertanian dan biaya transaksi perdagangan serta netral akibat gabungan penurunan tarif di sektor pertanian dan biaya transaksi perdagangan. Sementara itu ketimpangan distribusi pendapatan di perkotaan meningkat akibat penurunan tarif di sektor pertanian, gabungan penurunan tarif di sektor pertanian dan biaya transaksi perdagangan, gabungan penurunan tarif di sektor industri pertanian dan biaya transaksi perdagangan dan menurun akibat penurunan tarif di sektor industri non pertanian, gabungan penurunan tarif di sektor industri non pertanian dan biaya transaksi perdagangan serta netral akibat penurunan tarif di sektor industri pertanian, penurunan biaya transaksi perdagangan.

This study aims to evaluate the policy to reduce import tariffs, reduction in trade transaction costs and the combined reduction in import tariffs and reduced trade transaction costs. Author examines the impact of these policies on the performance of the economy, poverty, and inequality of income distribution using computational general equilibrium approach.
The authors found that the policy of reduction in import tariffs in the agricultural sector and in the agricultural industry sector improve economic performance. While the policy to reduction in import tariffs on non-agricultural sector lowers real GDP. Policy to reduction in trade transaction costs and the combined reduction in import tariffs and trade transaction costs increase the performance of the economy. The incidence of poverty in urban and rural decline but at a national level rise due to tariffs reduction policies in the agricultural sector. Tariffs reduction policies in the agricultural sector showed a decrease in the incidence of poverty in urban areas and at the national level but is neutral in the rural areas. While the policy to reduction in import tariffs on non agricultural sector showed a decline in urban poverty, in rural areas and at the national level. Policy to eduction in trade transaction costs and the combined reduction in import tariffs and trade transaction costs reduce the incidence of poverty in urban areas, in rural areas and at the national level with a greater advantage in rural households.
Inequality of income distribution in rural areas increased due to tariffs reduction in agriculture sector, tariffs reduction in agriculture industrial sector and decreased due to tariffs reduction policies in the non agricultural sector, reduction in trade transaction costs, the combined tariffs reduction in the agriculture industry sector and trade transaction costs, the combined tariffs reduction in the non-agricultural industry sector and trade transaction costs as well as neutral due to the combined tariffs reduction in the agriculture sector and trade transaction costs. While the inequality of income distribution in urban areas increased due to tariffs reduction in the agriculture sector, the combined tariffs reduction in the agriculture sector and trade transaction costs, the combined tariffs reduction in the agriculture industry sector and trade transaction costs and decrease due to reduction in import tariffs of non agricultural sector, the combined tariffs reduction in the non-agricultural industry sector and trade transaction costs as well as neutral due to tariffs reduction in the agricultural sector, reduction in trade transaction costs.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ernita Maulida
"Pembangunan di Propinsi Bali, dititikberatkan pada bidang pertanian dalam arti luas, pengembangan pariwisata dengan karakter kebudayaan Bali yang dijiwai oleh agama Hindu, serta sektor industri dan kerajinan terutama yang berkaitan dengan sektor pertanian dan pariwisata.
Peningkatan kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun domestik ke Bali secara langsung juga akan menimbulkan peningkatan pengeluaran wisatawan, yang berarti injeksi dana bagi pembangunan perekonomian Bali akan semakin bertambah. Namun krisis yang melanda perekonomian nasional sejak Agustus 1997 dan terus berlanjut hingga kini telah menurunkan kemampuan (pengeluaran) pemerintah untuk membiayai pembangunan sektor-sektor ekonomi. Demikian pula, krisis keamanan yang mengikuti krisis ekonomi telah menurunkan jumlah kunjungan wisatawan, yang tentunya juga akan menurunkan total pengeluaran wisatawan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji: a. dampak pengeluaran wisatawan yang berkunjung ke Bali terhadap distribusi pendapatan dan penyerapan tenaga kerja, b. pengatuh ganda (multiplier effect), daya penyebaran dan derajat kepekaan kegiatan pariwisata terhadap perekonomian Bali, serta ketergantungannya terhadap sektor-sektor lain.
Penulisan ini menggunakan pendekatan dengan model Miyazawa, yang dibangun berdasarkan tabel Input-Output Bali tahun 2000. Dalam model Miyazawa ini, perbedaan yang mendasar dengan tabel Input-Output adalah didalam format kuadran I dan II. Sesuai dengan tujuan dalam model ini yaitu untuk menganalisis distribusi pendapatan sebagai dampak dari adanya pengeluaran wisatawan, maka kolom konsumsi rumah tangga yang dianggap sebagai pelaku produksi dalam perekonomian dibagi menjadi tiga kelompok pengeluaran berdasarkan tingkat pendapatan yaitu: kelompok pendapatan rendah, sedang dan tinggi. Sedangkan untuk input primer dalam hal ini terdiri dari: upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tak langsung diasumsikan diterima semua oleh tenaga kerja yang bekerja dalam masing-masing sektor ekonomi. Input primer ini dibagi pula menjadi tiga kelompok pendapatan yaitu: kelompok pendapatan rendah, sedang dan tinggi.
Pernbagian kelompok pendapatan ini dilakukan dengan menggunakan data Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2000. Dari hasil survey ini, diperoleh range untuk masing-masing kelompok pendapatan yaitu: kelompok pendapatan rendah ( Rp. 935.000,-).
Untuk mengetahui jumlah pengeluaran wisatawan pada masing-masing sektor ekonomi, maka kolom ekspor dibagi menjadi dua bagian yaitu ekspor untuk wisatawan dan ekspor non wisatawan. Data yang digunakan dalam pembagian ekspor ini berasal dari hasil Survey Pengeluaran dan Opini Tamu Asing tahun 2000 yang dilakukan dari hasil kerjasama Dinas Pariwisata Propinsi Bali dan Biro Pusat Statistik Jakarta.
Dari hasil analisis terlihat bahwa terdapat kecenderungan distribusi pendapatan yang ditimbulkan permintaan akhir maupun ekspor khususnya ekspor wisatawan, lebih banyak terserap dalam kelompok pendapatan sedang. Sementara untuk kelompok pendapatan rendah dan tinggi distribusi pnedapatannya terbagi hampir merata.
Sektor ekonomi yang termasuk dalam kategori sektor yang mempunyai dampak paripuma baik dalam penyerapan tenaga kerja maupun distribusi pendapatan adalah sektor perdagangan. Yang dimaksud dengan sektor dampak paripuma adalah sektor yang dampak ekspor khususnya wisatawan tergolong besar dan lengkap. Dampaknya dikatakan besar karena rasionya masuk dalam sepuluh besar dan dikatakan lengkap karena sektor itu melakukan ekspor disertai dengan dampaknya yang menyebar akibat dari permintaan akhir, ekspor (non wisatawan) dan ekspor (wisatawan).
Sektor bahan bakar minyak dan pertambangan, merupakan sektor yang mempunyai nilai angka pengganda (output dan pendapatan) terendah. Hal ini dikarenakan ke dua sektor tersebut proses produksinya tidak dilakukan di Propinsi Bali, tapi di import didatangkan dad daerah diluar Bali.
Sektor-sektor produksi yang dapat dikatakan sebagai sektor unggulan berdasarkan hasil perhitungan dalam analisis keterkaitan adalah industri tenunt tekstil, industri kertas, barang dari kertas dan pencrbitaii, industri makanan, minuman dan tembakau, industri kayu;, industri kimia, bangunan dan pengadaan saluran air bersih dan angkutan udara. Sektor-sektor ini memiliki potensi menghasilkan output produksi yang tinggi. Dengan faktor tertentu dari output ke pendapatan rumah tangga dan angka lapangan pekerjaan, maka jelas sektor produksi dengan angka keterkaitan tinggi akan menghasilkan tambahan pendapatan rumah tangga dan tambahan lapangan pekerjaan yang tinggi pula.
Studi mendalam tentang daya dukung pulau Bali terhadap pariwisata perlu dilakukan. Beban pariwisata yang melebihi daya dukung fisik akan menurunkan kualitas sumber daya alam, dan akhimya akan menghancurkan pariwisata itu sendiri.
Keterbatasan dan ketimpangan alokasi sumber daya alam Bali, khususnya lahan dan air, juga memerlukan suatu penelitian tentang optimalisasi alokasi sumber daya alam dengan menggunakan model pemprogaman statis atau dinamik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20605
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofiyan Fachruddin
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui dampak pembentukan Asean Free Trade Area (AFTA) terhadap arus perdagangan (ekspor dan impor) bilateral masing-masing negara ASEAN5 (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand) dengan negara mitra dagang utamanya di luar kawasan yaitu Amerika Serikat (AS).
Penelitian ini menggunakan data nmtun waktu (time series) tahunan dari tahun 1970 hingga tahun 2005. Variabel yang digunakan adalah pendapatan masing-masing negara ASEAN 5 dan AS, harga relatif ekspor AS dan harga relatif impor AS. Penelitian ini menggunakan model standar permintaan ekspor dan impor bilateral. Pcnuiis juga menambahkan variabel Foretgn Direct Investment (FDI) AS ke masing-masing negara ASEAN 5 untuk melihat dampak aliran investasi AS terhadap peningkatan arus perclagangan bilateral ASEAN5-AS. Untuk melihat dampak pcmbcntukan AFTA, penulis menggunakan dumnry AFTA dimana bemilai I untuk implcmcntasi AFT A tahun 1993 hingga 2005 dan 0 (noi) untuk tahun sebelumnya. Ditambahkan juga dumny krisis untuk menangkap efek krisis ekonomi Asia tahun 1997 terhadap pertumbuhan ekspor dan impor ASEAN 5 ke dan dari AS. Hasil estimasi diperoleh berdasarkan pendekatan Unrestricted Error Correction Model (UECM) dengan pendckatan Autoregressive Distributed Lag (ARDL).
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa pemberlakuan ABTA memberikan dampak positif dan negatif terhadap arus perdagangan (ekspor dan impor) bilateral masing-masing negara ASEAN 5 - Amerika Serikat (AS). Bagi pertumbuhan ckspor ASEAN 5 ke AS, AFT A memberikan efek yang positif untuk perdagangan Indonesia dan Malaysia. Sedangkan untuk perdagangan Filipina, Singapura dan Thailand memberikan efek yang negatif. Pembentukan AFTA bagi pertumbuhan impor ASEAN 5 dari AS memberikan efek yang positif untuk perdagangan Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Sedangkan untuk perdagangan Indonesia, pemberlakuan AFTA membcrikan efek yang negatif Klasifikasi JEL : FIO; F15; F4l; C22
The objective of this thesis is to investigate the impact of Asean Free Trade Area (APTA) establishment on bilateral trade flows (export and import) between each of the ASEAN 5 countries (Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapore, and Thailand) and their major non-member trading partner, United States of America (USA).
This study is used the annually time series data from |970 to 2005. The variables used are the income of each ASEAN 5 and USA and the relative export and import prices of USA. In this study, also use the standard exports and imports demand model. The author also add the Foregn Direct Investment (FDI) USA as one of the variables since the FDI of USA to each ASEAN-5 played an important role in determining the bilateral trade flows. To investigate the impact of AFT A, the author include AFTA dummy variable, where l to periode of AFTA implementation in I993 to 2005 and 0 to previous periode. Crisis dummy variable is also added to represent the effects of Asian economic crisis in 1997 to growth of export and import ASEAN5 - USA. The estimated results based on unrestricted error-correction model of autoregressive distributed lag (ARDL) modelling approach.
The conclusion of this research is implementation of AFTA gives us two impacts on ASEAN5-USA bilateral trade flows. First, the implementation of AFT A has positive impact on Indonesia and Malaysia export to USA, and negative impact to Philippines, Singapore and Thailand. Secondly, implementation of AFT A has positive impact to Malaysia, Philippines, Singapore and Thailand. And only Indonesia import from USA have negative impact alter implementation of AFTA.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>