Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147230 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muliyadi
"Keselamatan dan kepuasan pasien merupakan indikator kualitas pelayanan belum terpenuhi secara optimal. Model budaya belajar perawat membentuk perawat kompeten dalam penerapan sasaran keselamatan pasien. Penelitian bertujuan mengidentifikasi budaya belajar tentang keselamatan pasien, mengembangkan model budaya belajar perawat dan mengidentifikasi pengaruhnya terhadap kompetensi perawat, keselamatan dan kepuasan pasien. Desain operasional riset, tahap pertama kualitatif fenomenologi dengan sembilan partisipan, tahap kedua pengembangan model, dan tahap ketiga desain quasi eksperiment pre-post test design with control group dengan 139 responden perawat dan 240 responden pasien.
Hasil penelitian tahap pertama didapat sembilan tema yaitu arti keselamatan, persiapan penerapan, fokus keselamatan, implemetasi, masalah, tahapan budaya belajar, aktivitas pembelajaran dan dukungan pengembangan budaya belajar. Tahap kedua diperoleh model budaya belajar "SAYA perawat" tentang sasaran keselamatan pasien dengan komponen, perawat; Sistem dukungan, aktivitas pembelajaran dan tahapan budaya belajar. Tahap ketiga model budaya belajar "SAYA Perawat" tentang sasaran keselamatan pasien berpengaruh secara bermakna terhadap kompetensi perawat dalam penerapan sasaran keselamatan pasien (p 0,0001), keselamatan (p 0,0001) dan kepuasan pasien (p 0,0001). Terdapat hubungan bermakna kompetensi perawat dalam penerapan keselamatan pasien dengan keselamatan (p 0,0001) dan kepuasan pasien (p 0,0001). Model budaya belajar ini agar dapat diimplementasikan di ruang perawatan untuk memenuhi keselamatan dan kepuasan pasien.

Safety and patient satisfaction which are indicators of quality cannot be optimaly fulfilled. Learning culture models about patient safety form nurses competent in the application of patient safety. This study aims to identify nurses learning culture about patient safety, develop a model of nurse learning culture and identify its affect on nurses competency, patient safety and satisfaction. The research design used operational research, the first phase used qualitative phenomenology with nine participants, the second stage is the development of the model, and the third stage is the quasi experimental design pre-post test design with control group with 139 nurses and 240 patient respondents.
The results of the first phase of research obtained nine themes, namely the meaning of safety, preparation for application, focus on safety, implementation, problems, stages of learning culture, learning activities and support for the development of a learning culture. The second stage was obtained learning culture models "SAYA Nurses" about patient safety goals is fit and valid there have components, nurses as the subject of development; support systems, learning activities and the learning culture stage . The third stage of the learning culture model "SAYA Nurses about patient safety goals has a significant effect on nurses' competence (p 0,0001), patient safety (p 0,0001) and satisfaction (p 0,0001). There is a significant relationship between nurses' competence with patient safety (p 0,0001) and satisfaction (p 0,0001). The learning culture models to be implemented in the ward to safety and satisfaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
D2659
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Sriningsih
"Pelaksanaan monitoring sangat penting dalam mewujudkan pelayanan keperawatan yang bermutu dan aman. Penerapan sasaran keselamatan pasien merupakan suatu proses asuhan keperawatan yang aman dengan menghindari, mencegah terjadinya KTD. Penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan pelaksanaan monitoring keselamatan pasien yang dipersepsikan oleh kepala ruangan dan ketua tim dengan penerapan sasaran keselamatan pasien pada perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSK Sitanala Tangerang. Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian 11 kepala ruangan, 22 ketua tim dan 66 perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSK Sitanala Tangerang.
Hasil membuktikan pelaksanaan monitoring keselamatan pasien terdapat hubungan yang bermakna dengan penerapan sasaran keselamatan pasien (p=0.005) nilai OR 13.3 (95% CI 2.08;84.99) berarti pelaksanaan monitoring keselamatan pasien yang dipersepsikan baik berpeluang 13.3 kali perawat menerapkan sasaran keselamatan pasien dengan baik dibandingkan dengan pelaksanaan monitoring yang kurang baik. Terutama pada tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi (p < 0.05), dengan faktor yang paling berpengaruh adalah tahap pelaksanaan monitoring (p = 0.026) nilai OR 0.115 (95% CI 0.017 ; 0.776). Rekomendasi Kepala ruangan perlu meningkatkan fungsi pengendalian dengan melaksanakan program monitoring keselamatan pasien secara terus menerus oleh kepala ruangan dengan penerapan sasaran keselamatan pasien pada perawat pelaksana.

Implementation of monitoring is very important in realizing a qualified and safe nursing service. Implementation of patient safety goals is a process of safe nursing care to avoid and prevent unwanted incidents. The purpose of this study was to identify the relationship of monitoring patient safety perceived by the room chief and team leader with the implementation of patient safety goals on operative nurses in the inpatient care facility of RS. This applied quantitative research design with cross-sectional approach. Sample of this research includes 11 room chiefs, 22 team leaders, and 66 executive nurses in the inpatient care facility of RSK SitanalaTangerang.
Results showed that implementation of monitoring patient safety related significantly to the implementation of patient safety goals (p = 0.005). Meanwhile, the OR values13.3 (95% CI 2:08; 84.99) implied that implementation of well monitoring patient safety had an opportunity 13.3 times higher for the nurse well implementing patient safety goals than implementation of poorly monitoring, especially in the actuating and evaluation stages (P <0.05), with the most influential factor of monitoring stage (p = 0.026, OR value 0.115 (95% CI 0.017; 0776)). It is recommended for the room chief to improve the function of control by continuous implementation of monitoring patient safety program and implemention of patient safety goal by nurses.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34614
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tutiany
"Penerapan kepemimpinan dan budaya keselamatan pasien yang belum optimal dapat berdampak pada timbulnya insiden keselamatan pasien di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk diperolehnya model kepemimpinan kepala ruang untuk membangun budaya keselamatan pasien. Penelitian mixed methodini terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah identifikasi masalah menggunakan metoda wawancara, FGD, studi literatur, studi dokumentasi, dan survey.
Wawancara dilakukan pada delapan partisipan dan empat kali FGD pada 6-10 partisipan (FGD pimpinan rumah sakit, kepala ruang, ketua tim, dan kelompok perawat asosiet). Penelitian tahap kedua adalah pengembangan model dengan desain crosssectional. Sampel 210 perawat pelaksana dipilih secara acak sederhana dan data dianalisis dengan metode structural equation modeling (SEM).
Hasil Confirmatory Factor Analysis menunjukkan dimensi dan indikator dari setiap variabel yang membangun model valid (nilai-t >1,96) dan reliabel (contruct reliability >0,70; variance extracted >0,50), serta kecocokan keseluruhan model adalah baik (RMSEA=0,065<0,08). Model struktural yang dihasilkan, adalah: Kepemimpinan kepala ruang berpengaruh langsung terhadap budaya keselamatan pasien.

The implementation of leadership and patient safety culture which not optimal may have an impact on the growth of patient safety incidents in hospital. The aim of this study is obtaining leadership model of head nurse leadership to build the culture of patient safety. This mixed methods study consisted of two stages. The first stage is to identify the problem by depth interviews, focus group discussions, literature review, documentary studies, and surveys.
Interviews were conducted at eight participants, while the Focus Group Discussion (FGD) were carried four times at 6-10 participants (the head of hospital management, head nurse, team leader, and the group of nurse associate). The second stage of the study is the models development with cross sectional design. The 210 sample of nurses was collected by simple random sampling. Data that were found will be analyzed by Structural Equation Modeling (SEM).
The result of Confirmatory Factor Analysis has generate the dimensions and indicato rs of each variable, that support a valid (t-value >1,96) and reliable model building (contruct reliability >0,70; variance extracted >0,50), and also a good fit model (RMSEA = 0.065<0,08). Structural models were finally generated from this study: The leadership of head nurse directly affect patient safety culture.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
D2136
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Sari Kusumawati
"Budaya keselamatan memiliki peran penting dalam mewujudkan pelayanan keperawatan yang aman bagi pasien. Masih ditemui masalah terkait budaya keselamatan pasien dan sikap pelaporan insiden keselamatan pasien. Budaya keselamatan pasien dapat berhubungan dengan sikap perawat dalam pelaporan insiden. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan budaya keselamatan pasien dengan sikap perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien. Penelitian Cross Sectional menggunakan cluster sampling ini dilakukan dengan pengisian kuesioner yang melibatkan 400 perawat di tiga rumah sakit umum daerah di tiga kabupaten Derah Istimewa Yogyakarta.
Hasil didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara budaya keselamatan pasien dengan sikap perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien p=0,005 . Hasil regresi linear menunjukkan variabel yang paling mempengaruhi sikap pelaporan secara berurutan yaitu jabatan, budaya keselamatan pasien, level kompetensi, masa kerja, dan usia perawat R2=0,892.
Kesimpulan adalah bahwa budaya keselamatan pasien memiliki peran penting terkait sikap perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien, upaya untuk memperkuat budaya keselamatan pasien dapat memperbaiki sikap perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien.
Rekomendasi yang diberikan yaitu perbaikan pengaturan staf di rumah sakit, penyelenggaraan pelatihan atau diskusi rutin sebagai tindak lanjut dari pelaporan insiden, menghilangkan budaya menyalahkan terkait pelaporan insiden, memberikan apresiasi kepada perawat yang bersedia melaporkan insiden, menumbuhkan budaya saling mendukung antar perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien.

Safety culture has important role in realizing a safe nursing service for patients. Problems related to patient safety culture and patient safety incident reporting are still encountered. The safety culture of the patient may relate to the nurse 39 s attitude in incident reporting. This study aims to determine the relationship of patient safety culture with the attitude of the nurses in reporting patient 39 s safety incidents. Cross sectional study using cluster sampling was conducted by filling a questionnaire involving 400 nurses at three regional public hospitals in three districts in the province of Yogyakarta special region.
The result shows that there is a significant correlation between patient safety culture and nurse attitude in reporting patient 39 s safety incident p 0,005 . Linier regression result shows consecutively that their position, patient safety culture, level of competence, year of service and age affect their attitude in reporting an accident R2 0,892.
The conclusion is that the patient safety culture has an important role in the nurse 39 s attitude in reporting the patient 39 s safety incident, efforts to strengthen the patient 39 s safety culture could improve the nurse 39 s attitude in reporting the patient 39 s safety incident.
Recommendations include improvements in hospital staffing, regular training or regular discussions as a follow up to incident reporting, eliminating a culture of incident reporting error, giving appreciation to nurses willing to report incidents, fostering a mutually supportive culture among nurses in reporting patient safety incidents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK
Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan di Indonesia mayoritas masih kurang puas. Penyebab ketidakpuasan pasien diantaranya faktor kesalahan identifikasi, komunikasi, pemberian obat, dan risiko jatuh. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan penerapan keselamatan pasien dengan kepuasan pasien di Rumah Sakit X. Desain penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dengan menyebarkan kuesioner kepada 143 pasien. Pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling dengan cara menetapkan jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi, kemudian diberikan kuesioner hingga terpenuhi jumlah sample, dan melakukan penelitian pada setiap sampel yang terpilih. Data dianalisis menggunakan independent t-test dan uji chi-square. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan penerapan keselamatan pasien dengan kepuasan pasien (p= 0,001; OR=1,216; α= 0,05). Karakteristik pasien berupa umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan kelas rawat tidak berhubungan dengan kepuasan pasien (p= 0,331; 0,818; 0,949; 1,000; dan 0,382; α= 0,05). Hasil penelitian juga didapatkan bahwa penerapan aspek keselamatan pasien berupa reassessment pasien risiko jatuh dan dimensi kehandalan (memberi petunjuk, memberi penjelasan) ketika akan melakukan tindakan keperawatan masih belum optimal sehingga menjadi saran untuk ditingkatkan agar kepuasan pasien di rumah sakit X semakin meningkat.
ABSTRACT
Patient Satisfaction Against Patient Safety Application at Hospital. The level of patient satisfaction with nursing services in Indonesia is mostly unsatisfied. The cause of patient dissatisfaction is due to misidentification, miscommunication, medication errors, and inappropriate risk management of falls. This study aimed to identify the relationship between the application of patient safety and patient satisfaction at Hospital X. The study design used a cross-sectional approach by distributing questionnaires to 143 patients. Sampling using cluster random sampling by determining the number of samples that meet the inclusion criteria, then given a questionnaire until the number of samples is met, and conduct research on selected samples. Data were analyzed using independent t-test and chi-square test. The results showed that there was a correlation between the application of patient safety and patient satisfaction (p= 0.001, OR= 1.216; α= 0.05). Patient characteristics in the form of age, gender, education level, occupation, and nursing class were not related to patient satisfaction (p= 0.331; 0.818; 0.949; 1,000; and 0.382; α= 0.05). The results also found that the application of patient safety aspects in the form of reassessing patients to falling risks and dimensions of reliability (giving instructions, giving explanations) when going into nursing actions was not optimal so that suggestions were increased so that patient satisfaction at hospitals X increased."
Depok : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2019
610 JKI 22:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hananto Ponco Nugroho
"ABSTRAK
Insiden terkait keselamatan pasien semakin meningkat, sehingga diperlukan penanganan akurat. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh supervisi kepala ruang model Proctor terhadap pelaksanaan keselamatan pasien. Rancangan penelitian quasi eksperimen dengan pendekatan pre and post test control group. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional sampling, dengan sampel 88 perawat pelaksana. Sebelum dan sesudah penerapan supervisi kepala ruang model Proctor, perawat pelaksana diobservasi pelaksanaan keselamatan pasien. Analisa data meng-gunakan Mann-Whitney menunjukkan ada pengaruh supervisi kepala ruang model Proctor terhadap pelaksanaan keselamatan pasien (p= 0,000). Fungsi normatif, formatif dan restoratif dalam supervisi model Proctor, berfokus pada monitoring evaluasi kualitas pelayanan. Supervisi kepala ruang model Proctor dapat diaplikasikan sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan pelaksanaan keselamatan pasien"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
610 JKI 20:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Candra Panji Asmoro
"Pendahuluan: Keselamatan pasien merupakan suatu sistem yang menjamin pasien aman dari insiden. Perawat sebagai bagian dari sistem pelayanan kesehatan wajib menerapkan sasaran keselamatan pasien (SKP). Dibutuhkan instrumen yang bersifat proaktif mencegah insiden. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen faktor prediktor kepatuhan perawat dalam melaksanakan SKP di rumah sakit. Metode: Tahap 1 merupakan pengembangan item instrumen dengan 3 fase: wawancara, expert judgement, dan uji keterbacaan. Tahap 2 yakni uji validitas dan reliabilitas instrumen dengan pendekatan cross sectional menggunakan dua analisis data, yakni Confirmatory Factor Analysis (CFA) dan regresi linier berganda. Partisipan dalam fase wawancara menggunakan perawat pelaksana dan perawat manajer. Uji validitas dan reliabilitas instrumen melibatkan perawat pelaksana dengan jumlah sampel 100 responden. Variabel dependen yakni kepatuhan perawat dalam melaksanakan SKP di rumah sakit. Hasil: Sebanyak 16 faktor dan 63 item dihasilkan dari tahap 1 penelitian. Uji CFA menyebutkan bahwa seluruh faktor, termasuk variabel kepatuhan perawat dalam melaksanakan SKP dinyatakan valid dan reliabel dengan model yang dinyatakan dalam rentang good fit hingga perfect fit. Hasil analisis regresi linier pada uji t menyimpulkan bahwa hanya delapan faktor yang memiliki pengaruh terhadap kepatuhan, antara lain: sarana prasarana, kesadaran diri, niat, professional habit, komitmen, imbalan, kepemimpinan, serta tuntutan dan reputasi rumah sakit. Pada uji f menyimpulkan bahwa semua faktor tersebut menghasilkan 51,1% potensial memengaruhi kepatuhan perawat. Saran: Manajer keperawatan rumah sakit direkomendasikan untuk menggunakan instrumen ini untuk memperkuat sistem pencegahan insiden oleh perawat pelaksana.

Introduction: Patient safety is a system that ensures patients are safe from incidents. Nurses, as part of the health service system, are obliged to implement patient safety targets (SKP). We need instruments that are proactive in preventing incidents. This research aims to develop an instrument for predicting factors of nurse compliance when implementing SKP in hospitals. Method: Stage 1 is the development of instrument items with 3 phases: interview, expert judgment, and readability test. Stage 2 is testing the validity and reliability of the instrument with a cross-sectional approach using two data analyses, namely confirmatory factor analysis (CFA) and multiple linear regression. Participants in the interview phase were nurse practitioners and nurse managers. Testing the validity and reliability of the instrument involved implementing nurses with a sample size of 100 respondents. The dependent variable is nurses' compliance with implementing SKP in hospitals. Results: A total of 16 factors and 63 items were generated from phase 1 of the research. The CFA test states that all factors, including the nurse compliance variable in implementing SKP, are declared valid and reliable with the model stated in the range of good fit to perfect fit. The results of the linear regression analysis on the t test concluded that only eight factors had an influence on compliance, including: infrastructure, self-awareness, intention, professional habit, commitment, rewards, leadership, as well as hospital demands and reputation. The f test concluded that all these factors produced 51.1% of the potential to influence nurse compliance. Suggestion: Hospital nursing managers are recommended to use this instrument to strengthen the incident prevention system by implementing nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyfani Riftynira
"Penelitian ini membahas tentang persepsi tenaga keperawatan terhadap budaya keselamatan pasien di RSIA SamMarie Basra Tahun 2017. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan deskripsi mengenai persepsi tenaga keperawatan terhadap budaya keselamatan pasien yang dapat mencerminkan tingkatan kualitas implementasi keselamatan pasien di RSIA SamMarie Basra. Penelitian ini merupakkan penelitian kuantitatif dengan metode survei dan pendekatan cross sectional.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 53,1 tenaga keperawatan di RSIA SamMarie Basra memiliki persepsi yang baik terhadap budaya keselamatan pasien. Tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik individu terhadap persepsi tenaga keperawatan terhadap budaya keselamatan pasien.
Peneliti menyarankan agar semua tenaga kerja di RSIA SamMarie Basra berkomitmen terhadap pelaksanaan respon non-punitive sehingga budaya keselamatan pasien di rumah sakit dapat terus ditingkatkan.

This study discusses the perceptions of nursing staff on the patient safety culture at RSIA SamMarie Basra in 2017. The purpose of this study is to get a description of the perceptions of nursing staff on patient safety culture that can reflect the quality level of patient safety implementation at RSIA SamMarie Basra. This research is a quantitative research with survey method and cross sectional approach.
The results showed that 53,1 of nursing staff at RSIA SamMarie Basra had a good perception of the patient safety culture. There is no significant relationship between individual characteristics on the nursing staff perceptions on patient safety culture.
The researcher recommends that all workers in the hospital commit to the implementation of non punitive response so that the patient safety culture in hospitals can be improved.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S70044
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Sabri
"Rendahnya kualitas hidup lansia di PSTW belum mendapatkan perhatian dari berbagai pihak, sementara keinginan lansia tinggal di panti semakin meningkat di Sumbar. Salah satu penyebab adalah pergeseran nilai budaya perawatan lansia di keluarga. Tujuan penelitian untuk memperoleh model keperawatan pendampingan lansia berbasis budaya minang, untuk meningkatkan kualitas asuhan, status kesehatan, kepuasan dan kualitas hidup lansia di panti. Disain penelitian yang digunakan riset operasional, terdiri dari tiga tahap. Tahap I: identifikasi dasar pengembangan model, melaluimetode campuran dengan desain ethnografi terfokus dan desain deskriptif. Tahap II: pengembangaan model keperawatan pendampingan lansia berbasis budaya merupakan integrasi tema tahap 1, studi literatur dan konsultasi pakar; Tahap III: uji coba model dengan quasi experiment with control group design. Jumlah sampel kelompok intervensi 52 orang, dan 51 orang kelompok kontrol. HasilSal penelitian  tahap I: kompetensi budaya, perilaku merawat, status kesehatan, kepuasan dan kualitas hidup status masih rendah (kurang 50%), penelitian kualitatif diperoleh 19 tema; tahap II, dihasilkan model pendampingan lansia berbasis budaya minang dilengkapi 3 modul, 1 buku kerja, dan panduan bagi komponen model; tahap III: intervensi berhasil meningkatkan kualitas asuhan, status kesehatan, kepuasan dan kualitas hidup lansia di PSTW Sumbar. Kesimpulan: model memiliki efektifitas intervensi tertinggi pada kualitas asuhan (komunikasi, kebersihan dan pelayanan), kualitas hidup (spiritualitas), status kesehatan, kepuasan hidup, kompetensi budaya dan perilaku merawat. Rekomendasi: 1) model dapat dipakai di PSTW diwilayah lain diluar Sumbar dengan melakukan penyesuaian; 2)Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan bagi seluruh staf panti; 3)Penelitian lanjutan yaitu pengembangan instrument kompetensi budaya untuk petugas panti.

The low quality of life of the elderly at PSTW has not received much attention from various parties, while the desire of the elderly to live in the institution has increased in West Sumatra. This happened because of the shift in the value of the elderly care culture in the family. The aim of the study was to obtain a nursing assistance model for elderly people based on Minang culture, to improve the quality of care, health status, satisfaction and quality of life for elderly people at the orphanage. Research uses the operational research research design, which consists of three stages. Stage I: identification of basic model development, through mixed research with focused ethnographic design and descriptive design. Stage II: development of a culture-based elderly mentoring nursing model is the integration of the theme of stage 1, literature study and expert consultation; Stage III: trial model with quasi experiment with control group design. The number of samples in the intervention group was 52 people, and 51 were control groups. The results of phase I research: cultural competence, caring behavior, health status, satisfaction and quality of life status are still low (50% less), qualitative research obtained 19 themes; phase II, produced an elderly mentoring model based on Minang culture equipped with 3 modules, 1 workbook, and guidance for model components; stage III: the intervention managed to improve the quality of care, health status, satisfaction and quality of life of the elderly in West Sumatra PSTW. Conclusion: the model has the highest effectiveness of intervention on the quality of care (communication, cleanliness and service), quality of life (spirituality), health status, life satisfaction, cultural competence and caring behavior. Recommendations: 1) the model can be used in PSTW in other regions outside of West Sumatra by making adjustments; 2) Continuous education and training for all nursing staff; 3) Further research is the development of cultural competency instruments for nursing staff."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
D2618
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Wiji Puspita Sari
"Masalah keselamatan pasien yang ditimbulkan oleh mahasiswa dapat menimbulkan berbagai dampak yang merugikan bagi pasien. Pembimbing klinik berperan penting dalam membimbing mahasiswa dalam pelaksanaan program keselamatan pasien. Komunitas praktisi pembimbing klinik ditengarai mampu meningkatkan peran pembimbing klinik dalam program keselamatan pasien oleh mahasiswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh komunitas praktisi pembimbing klinik terhadap peran pembimbing klinik dalam program keselamatan pasien oleh mahasiswa. Metode penelitian ini menggunakan desain pre experimental dengan sampel sebanyak 36 mahasiswa profesi Ners yang sedang praktik di ruang rawat inap RSISA yang mendapatkan bimbingan dari pembimbing klinik yang mengikuti komunitas praktisi pembimbing klinik. Data dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh komunitas praktisi pembimbing klinik terhadap peran pembimbing klinik dalam pelaksanaan program keselamatan pasien oleh mahasiswa p < 0,001. Penelitian ini merekomendasikan perlunya keterlibatan pembimbing klinik dari institusi pendidikan untuk menjadi bagian dari komunitas praktisi pembimbing klinik.

The problem of patient safety which is caused by nursing students can effect disadvantage to patient. The clinical instructor have important role to guide nurse student in implementation patient safety program. Community of practice clinical instructor was predicted can increase the role of clinical instructor in patient safety program by student.
The purpose of this study is to explore the the influence community of practice clinical instructor to the role of clinical instructor in patient safety program by student. This research is pre experimental with the number of samples are 36 Ners student in ward RSISA who get guidance from clinical instructor. The data analysis that use of this research is wilcoxon test.
The result show that there is significant influence community of practice clinical instructor to the role of clinical instructor in patient safety program by student p < 0,001. The researcher suggests that the clinical instructor from education institution should be part in community of practice clinical instructor.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T44091
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>