Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130756 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anugrah Indah Lestari
"ABSTRAK
Pemantauan pertumbuhan tanaman padi membutuhkan data satelit multi-temporal selama fase pertumbuhannya. Pemanfaatan data satelit radar berpotensi untuk pemantauan pada wilayah tropis dimana pemantauan dengan satelit optis sering memiliki kendala liputan awan yang tinggi. Pada kajian ini membahas beberapa hasil penelitian yang dilakukan LAPAN dan peneliti luar negeri tentang penelitian pemanfaatan data satelit penginderaan jauh Synthetic Aperture Radar (SAR) X-band dan C-band untuk pemetaan lahan sawah dan pemantauan pertumbuhan padi. Hasil kajian menunjukan bahwa data satelit radar dengan pengolahan digital berpotensi untuk klasifikasi lahan sawah dan nilai-nilai radar backscatter data multitemporal dapat dipergunakan untuk pemantauan umur tanaman padi."
Jakarta: Bidang Diseminasi Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh LAPAN, 2018
520 IND 9:11 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Haris Kriswantoro
"Penelitian musim tanam kedua (musim hujan) mengenai berbagai teknik persiapan lahan pada pertanaman padi sawah telah dilakukan dilahan pasang surut Karang Agung Ulu, Musi Banyuasi pada tipe luapan B . Penelitian ini berlangsung dari bulan November 2003 sampai Februari 2004. Hasil tanaman padi tertinggi dicapai pada perlakuan TOT+PARAQUAT+ DIURON (L4) sebesar 4.39 ton.ha-1, diikuti perlakuan TOT+glisofat 2440 AS (L6) 4.10 ton.ha-1TOT+glisofat 480 AS 3.97 ton.ha-1, dan perlakuan OTS 3.89 ton. ha-1."
Palembang: Kopertis wilayah II Palembang, 2007
507 MANDIRI 9:3 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Taufiq Bachtiar
Jakarta: Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop Radiasi, 2013
AIDR 9(1-2)2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Sutanto
"ABSTRAK
Pemetaan lahan dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh sudah lama
berkembang. Di Indonesia yang beriklim tropis, awan menjadi masalah klasik
dalam pemindaian permukaan bumi dengan menggunakan satelit penginderaan
jauh bersensor optik. Satelit dengan sensor Radar mempunyai kemampuan untuk
menembus awan sehingga dapat memindai objek yang berada di bawah awan.
Penggunaan teknik klasifikasi berbasis piksel pada citra Synthetic Aperture Radar
(SAR) masih mempunyai permasalahan akibat efek salt-and-pepper yang
memberikan hasil yang kurang sempurna pada produk klasifikasi citra. Pada
penelitian ini teknik klasifikasi berorientasi objek menggunakan metode
Statistical Region Merging ( SRM ) untuk proses segmentasi objek serta metode
Support Vector Machine (SVM) untuk proses klasifikasi penutup lahan dari setiap
segmen objek yang ada. Pada tahap klasifikasi diujicobakan beberapa fitur antara
lain fitur dekomposisi Freeman-Durden, fitur Entropy, Alpha Angle dan
Anisotrophy serta fitur Normalized Difference Polarization Index (NDPI).
Implementasi teknik klasifikasi berorientasi objek pada penelitian ini memberikan
hasil yang lebih baik daripada teknik klasifikasi berbasis piksel. Perbandingan
akurasi keseluruhan mencapai 80,48 % untuk hasil klasifikasi berorientasi objek
dan 53,94 % untuk hasil klasifikasi berorientasi piksel dengan kondisi citra tanpa
filter dan menggunakan 7 fitur dalam klasifikasi.
ABSTRACT
Remote sensing technology for land mapping has been developing for long time.
Indonesia has tropical climate where cloud covers can be classical problem for
optical sensor remote sensing satellite for surface observation of earth. Radar
sensor satellite has ability to penetrate clouds so satellite can scan earth’s surface
which covered by clouds. The use of piksel-based classification technique on
Synthetic Aperture Radar (SAR) image still has problem due to salt-and-pepper
effect that gives less perfect result to classification image products. In this
research, object-oriented classification technique uses Statistical Region Merging
( SRM ) method for object segmentation process and uses Support Vector
Machine (SVM) as classifier in classification process for all segmented objects. In
classification process stage, saveral features were applied such as Freeman-
Durden decomposition, Entropy, Alpha Angle, Anisotrophy, and Normalized
Difference Polarization Index (NDPI) features. Implementation of obect-oriented
classification technique in this research gives better result than obect-oriented
classification technique which overall accuracy reach 80,48 % for obect-oriented
classification result and 53,94 % for piksel-based classification result in condition
unfiltered image data and using seven fetures in classification process."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
B. Pratiknyo Adi Mahatmanto
"ABSTRAK
Sistem mitigasi bencana alam sangat diperlukan dalam rangka meminimalisir dampak bencana alam di bumi. Saat ini salah satu cara mengumpulkan data spasial dengan cepat adalah dengan satelit penginderaan jauh. Dengan menggunakan satelit maka fungsi pemantauan bumi semakin mudah karena dari atas bumi satelit dapat dengan mudah menangkap citra bumi. Satelit Himawari-8 menjadi salah satu satelit cuaca yang menyediakan citra resolusi rendah dengan resolusi temporal yang lebih banyak. Adapun data citra yang ditangkap oleh satelit Himawari-8 dapat digunakan untuk banyak aplikasi mencakup rainfall rate, sea surface temperature, cloud top temperature, prediksi cuaca, prediksi arah sebaran abu vulkanik, dan prediksi titik panas atau hotspot.
Keberhasilan pengembangan software pengolahan data Himawari-8 di LAPAN membuat pengembangan peralatan hardware sistem penerima Himawari-8 semakin ditingkatkan. Pengembangan yang sedang dilakukan di peralatan stasiun bumi yaitu ada di sisi antena penerima. Adapun salah satu jenis antena yang sering digunakan sebagai penerima data satelit pada sisi stasiun bumi adalah antena dengan reflektor parabola dengan tipe pencatunya adalah antena horn. Penelitian dan pengembangan jenis antena feed yang dilakukan sebagai salah satu alternatif antena penerima yang dapat digunakan oleh Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Pekayon. Desain antena feed yang diharapkan dapat menerima data Himawari-8 dengan karakterisitik antena yang lebih compact, low profile, dan low cost sehingga dapat meningkatkan kehandalan sistem akuisisi dan mendukung kemandirian teknologi.
Sistem penerima data satelit C-Band telah banyak dikembangkan khususnya pada bagian pencatu (feed) antena. Adapun beberapa alternatif antena yang dapat digunakan sebagai penerima data satelit khususnya pada rentang frekuensi C-band antara lain yaitu antena mikrostrip. Adapun beberapa antena feed yang dapat digunakan sebagai antenna penerima data satelit yaitu antena mikrostrip dengan slot, antena mikrostrip dengan teknik Electromagnetic Band Gap, antena mikrostrip dengan teknik inset feed, dan antena mikrostrip dengan teknik E-shaped.
Pada penelitian Tesis ini dilakukan rancang bangun antena pencatu mikrostrip susun dengan bentuk patch segiempat yang nantinya akan digunakan sebagai antena feed pada sistem antena parabola di stasiun bumi. Antena dirancang untuk dapat bekerja pada rentang frekuensi 3,8-4,2 GHz. Guna mengetahui kinerja antena maka perancangan disimulasikan menggunakan perangkat lunak CST Microwave Studio 2020. Antena pencatu mikrostrip susun dirancang dengan menggunakan dua jenis bahan substrat yaitu FR-4 yang memiliki konstanta dielektrik 4,3 dengan ketebalan 1,6 mm dan bahan substrate RT/Duroid-5880 dengan nilai konstanta dielektrik 2,2 yang mempunyai ketebalan 1,575 mm. Jenis metode pencatuan yang digunakan pada desain antena mikrostrip tunggal adalah proximity coupled feed atau electromagnetically-coupled feed dan teknik pencatuan coaxial probe digunakan pada desain antena mikrostrip susun.
Dari hasil simulasi antena pencatu mikrostrip susun 4x4 dengan bahan FR-4 didapatkan gain 12,9 dB pada frekuensi 4,148 GHz, bandwidth 700 MHz dari rentang frekuensi 3,784-4,484 GHz, Half Power Beamwidth (HPBW) untuk arah horizontal 26,3º dan HPBW untuk arah vertikal 27,8º, dan pola radiasi yang dihasilkan adalah direksional. Dari hasil pengukuran antena mikrostrip susun 4x4 dengan bahan FR-4 didapatkan gain 12,484 dBi pada frekuensi 4,148 GHz, bandwidth 760 MHz dari rentang frekuensi 3,752-4,512 GHz, dan pola radiasi yang dihasilkan adalah direksional. Ketika antena mikrostrip susun 4x4 dengan bahan FR-4 dijadikan sebagai antenna feed dan digabungkan dengan reflektor parabola berdiameter 2,4 meter maka menghasilkan gain sebesar 31,72 dB pada frekuensi 4,148 GHz dengan HPBW untuk arah horizontal 2,5º dan HPBW untuk arah vertikal 2,6º.
Dari hasil simulasi antena pencatu mikrostrip susun 2x2 dengan bahan RT/Duroid-5880 didapatkan gain 12,8 dB pada frekuensi 4,148 GHz, bandwidth 702 MHz dari rentang frekuensi 3,76-4,462 GHz, HPBW untuk arah horizontal 30,7º dan HPBW untuk arah vertikal 52,3º, dan pola radiasi yang dihasilkan adalah direksional. Dari hasil pengukuran antena mikrostrip susun 2x2 dengan bahan RT/Duroid-5880 didapatkan gain 12,074 dBi pada frekuensi 4,148 GHz, bandwidth 656 MHz dari rentang frekuensi 3,796-4,452 GHz, dan pola radiasi yang dihasilkan adalah direksional. Ketika antena mikrostrip susun 2x2 dengan bahan RT/Duroid-5880 dijadikan sebagai antena feed dan digabungkan dengan reflektor parabola berdiameter 2,4 meter maka menghasilkan gain sebesar 33,09 dB pada frekuensi 4,148 GHz dengan HPBW untuk arah horizontal 2,7º dan HPBW untuk arah vertikal 1,9º.
Penggunaan jenis antena pencatu mikrostrip susun sebagai antena pencatu yang digabungkan dengan reflektor parabola terbukti mampu menghasilkan gain sesuai spesifikasi sebagai antena penerima data satelit di sisi stasiun bumi.

ABSTRACT
Natural disaster mitigation systems are needed in order to minimize the impact of natural disasters on earth. The way to collect spatial data quickly is by remote sensing satellites. By using satellites, the earth monitoring function is easier because from above the satellite can easily capture the earth's image. The Himawari-8 satellite is one of the weather satellites that provides low-resolution imagery with more temporal resolution. The image data captured by the Himawari-8 satellite can be used for many applications including rainfall rate, sea surface temperature, cloud top temperature, weather prediction, prediction of the direction of volcanic ash distribution, and hot spot prediction.
The successful development of the Himawari-8 data processing software in LAPAN has made the development of the Himawari-8 receiver system hardware equipment increasingly enhanced. Development is being carried out on earth station equipment which is on the receiving antenna side. One type of antenna that is often used as a satellite data receiver on the side of the earth station is an antenna with a parabolic reflector, with the feed antenna being a horn antenna. Research and development of new antenna types are carried out as an alternative receiving antenna that can be used by the Pekayon Remote Sensing Ground Station. The new antenna design is expected to be able to receive Himawari-8 data with more compact, low profile, and low-cost antenna characteristics so that it can improve the reliability of the acquisition system and support technological independence.
C-Band satellite data receiver systems have been developed, especially in the antenna feed section. Some alternative antennas that can be used as satellite data receivers, especially in the C-band frequency range, include microstrip antennas. Some antennas that can be used as satellite data receiver antennas are microstrip antenna with slot, microstrip antenna with Electromagnetic Band Gap technique, microstrip antenna with inset feed technique, and microstrip antenna with E-shaped technique.
In this thesis research, a microstrip array antenna design with a rectangular patch shape will be used as a receiving antenna at the ground station. The antenna is designed to work in the frequency range 3.8-4.2 GHz. To determine the antenna's performance, the design was simulated using CST Microwave Studio 2020 software. Microstrip array antenna was designed using two types of substrate material, FR-4 which has a dielectric constant of 4.3 with a thickness of 1.6 mm and a substrate material RT/Duroid-5880 with a dielectric constant of 2.2 which has a thickness of 1.575 mm. The type of feeding method used in the design of a single microstrip antenna is proximity coupled feed or electromagnetically-coupled feed and the coaxial probe feeding technique used in the microstrip array antenna design.
From the simulation results of a 4x4 microstrip array antenna with FR-4 material, antenna gain is 12.9 dB at a frequency of 4.148 GHz, bandwidth of 700 MHz from the frequency range of 3.784-4.484 GHz, Half Power Beam Width (HPBW) for the horizontal direction of 26.3º and HPBW for vertical direction 27.8º, and the resulting radiation pattern is directional. From the measurement results of the 4x4 microstrip array antenna with FR-4 material, the antenna gain is 12.448 dB at a frequency of 4.148 GHz, the bandwidth of 760 MHz from the frequency range of 3.752-4.512 GHz, and the resulting radiation pattern is directional. When a 4x4 microstrip array antenna with FR-4 material is used as a feed antenna and combined with a 2.4 m diameter parabolic reflector, the antenna gain is 31.72 dB at a frequency of 4.148 GHz with HPBW for the horizontal direction of 2.5º and HPBW for the vertical direction 2.6º.
From the simulation results of a 2x2 array microstrip antenna with RT/Duroid-5880, an antenna gain of 12.8 dB at a frequency of 4.148 GHz, a bandwidth of 702 MHz of the 3.76-4.462 GHz frequency range, HPBW for the horizontal direction of 30.7º and HPBW for the vertical direction 52.3º, and the resulting radiation pattern is directional. From the measurement of 2x2 microstrip array antennas with RT/Duroid-5880 material, the antenna gain is 12.074 dB at a frequency of 4.148 GHz, the bandwidth of 656 MHz from the frequency range of 3.796-4.452 GHz, and the resulting radiation pattern is directional. When a 2x2 array microstrip antenna with RT/Duroid-5880 material is used as a feed antenna and combined with a parabolic reflector of 2.4 m in diameter, the antenna gain is 33.09 dB at a frequency of 4.148 GHz with HPBW for the horizontal direction of 2.7º and HPBW for vertical direction of 1.9º.
The use of a microstrip array antenna as a feed antenna combined with a parabolic reflector is proven to be able to produce a gain according to specifications as a satellite data receiver antenna on the side of the ground station."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinari Nikken Sulastrie Sirin
"Pemantauan perubahan cuaca dan iklim sebagai upaya untuk menanggulangi dan mengurangi dampak bencana, dapat dilakukan dengan memanfaatkan data satelit penginderaan jauh meteorologi. Antena mikrostrip yang memiliki karakteristik low profile, banyak diaplikasikan untuk komunikasi nirkabel, tidak terkecuali untuk penerimaan data satelit. Penelitian ini mengusulkan antena mikrostrip sederhana dengan metode truncated corner sebagai antena pencatu reflektor parabola untuk aplikasi satelit meteorologi Geo-Kompsat-2A pada frekuensi X-band. Simulasi dan parameterisasi desain antena dilakukan dengan menggunakan software CST Studio Suite. Desain single patch yang diusulkan selanjutnya dimodifikasi menjadi array 2x2, dan array 4x4. Hasil simulasi menunjukkan bahwa nilai parameter S11 dari ketiga desain secara berurutan yaitu -13,86 dB, -14,53 dB, dan -45,93 dB. Bandwidth desain single patch adalah 396 MHz dan lebih besar bila dibandingkan dengan bandwidth pada desain array. Beamwidth terbesar yaitu 93,7° dihasilkan oleh desain single patch, sedangkan gain terbesar dihasilkan oleh antena array 2x2, yaitu 8,6 dB. Ketiga desain antena yang dibuat tidak ada yang memenuhi polarisasi sirkular, dengan AR secara berurutan sebesar 38,67 dB, 40 dB, dan 16,54 dB.

Monitoring of changes in weather and climate as an effort to overcome and reduce the impact of disasters, can be done by utilizing remote sensing satellite data from meteorology. Microstrip antenna which has a low profile characteristic, is widely applied for wireless communication, including satellite data reception. This study proposes a simple microstrip antenna with the truncated corner method as a parabolic reflector feed antenna for the application of the Geo-Kompsat-2A meteorological satellite at the X-band frequency. The simulation and parameterization of the antenna design was carried out using the CST Studio Suite software. The proposed single patch design then converts into a 2x2 array, and a 4x4 array. The simulation results show that the S11 parameter values ​​of the three designs sequentially are -13.86 dB, -14.53 dB, and -45.93 dB. The bandwidth of the single patch design is 396 MHz and is larger than the bandwidth of the array designs. The largest beamwidth is 93.7° generated by the single patch design, while the largest gain is generated by the 2x2 antenna array, which is 8.6 dB. There is no antenna design that fulfills circular polarization, with AR of 38.67 dB, 40 dB, and 16.54 dB respectively"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Yusianor
"Masalah utama pada sistem komunikasi yang menggunakan single radar sebagai penerima dan pengirim adalah adanya kemungkinan bahwa sinyal yang datang dipantulkan kembali ke sinyal generator sehingga mengganggu sinyal yang diterima oleh antena. Demi terbangunnya komunikasi yang baik, diperlukan suatu alat yang dapat mengarahkan sinyal masukan dan keluaran sekaligus meredam sinyal balik (feedback) agar tidak ada pantulan sehingga suatu antena dapat bekerja maksimal walaupun berfungsi sebagai transmitter dan receiver. Alat yang dimaksud adalah circulator. Sirkulator merupakan suatu perangkat pasif gelombang mikro yang memiliki banyak port, tetapi pada umumnya dibangun dari tiga port/terminal dengan fungsi yang berbeda ? beda untuk masing - masing port/terminal. Secara umum sirkulator bersifat non-reciprocal yaitu arah sinyal input tidak dapat menjadi arah sinyal output dan sebaliknya. Pada penelitian ini dilakukan perancangan circulator lange - ferrite dengan menggunakan lange coupler. Material yang digunakan pada coupler adalah FR4. Isolasi yang dapat dicapai dari circulator ini adalah -51,403 sampai dengan -51,241 dB pada frekuensi 9,37 ? 9,47 GHz dengan BW = 100 MHz pada VSWR < 2.

The main problem in a communication system that uses a single radar antenna as a receiver and transmitter is the possibility that the incoming signal is reflected back to the signal generator thereby disrupting the received signal. For the establishment of good communication, we need a device to redirect input and output signal, to dampen the signal (feedback) so that there is no reflections, and the antenna can work optimally despite functioning as a transmitter and receiver. The device here is the circulator. Circulator is a passive microwave device that has many ports, but generally constructed from three ports / terminals with different functions for each port / terminal. In general, circulator are nonreciprocal, its mean that the direction of the input signal can not be the direction of the output signals and also that the direction of output signal can not be the direction of the input signals. This research propose a Lange - Ferrite circulator with Lange - Coupler. The Microstrip used in this coupler is FR4 substrate. Isolation achieved from this circulator is -51,403 dB until -51,241 dB at frequency 9.37 ? 9.47 GHz with BW = 100 MHz at VSWR < 2.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46195
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Prabowo
"Sistem Radar X-band yang telah dikembangkan di Universitas Indonesia adalah tipe Radar monostatic, yaitu Radar yang menggunakan satu antena sebagai pengirim dan penerima sinyal. Kekurangan dari sistem ini adalah adanya kemungkinan sinyal yang datang dapat mengganggu sinyal yang diterima oleh antena karena adanya refleksi dari sinyal pengirim masuk ke penerima, sedangkan kelabihannya adalah biaya produksi yang lebih murah karena hanya memerlukan satu antena saja. Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan suatu perangkat yang memiliki high isolation yang dapat menekan interferensi gelombang elektromagnetik yang ditimbulkan oleh perangkat transmiter maupun receiver. Besar isolasi yang dibutuhkan untuk menekan interferensi ini pada sistem Radar adalah le; -60 dB.
Pada penelitian ini akan dilakukan rancang bangun sistem isolasi tinggi yang merupakan integrasi dari rancang bangun disain lange coupler dengan circulator untuk mendapatkan isolasi yang tinggi dan insertion loss yang lebih baik. Perancangan lange coupler yang akan dioptimalkan dan integrasi untuk sistem isolasi tinggi akan disimulasikan menggunakan software Advanced Design System ADS. Bahan yang digunakan untuk membuat coupler adalah TLY-5. Sedangkan circulator yang digunakan adalah yang sudah ada di pasaran.
Dari hasil pengukuran fabrikasi lange coupler yang telah di optimasi didapatkan nilai isolasi pada rentang frekuensi 9,35 ndash; 9,45 GHz sebesar -44,97 dB sampai dengan -42,63 dB dan pada frekuensi center 9,4 GHz sebesar -43,14 dB dengan insertion loss sebesar -5,80 dB. Sedangkan hasil pengukuran pada sistem isolasi tinggi didapatkan nilai isolasinya pada rentang frekuensi 9,35 ndash; 9,45 GHz adalah -54 dB sampai dengan -53,56 dB dan pada frekuensi center 9,4 GHz sebesar -58,27 dB.

X band Radar system that has been developed at Universitas Indonesia is a monostatic Radar type, this Radar is using a single antenna for transmitter and receiver. Disadvantages of this system is the possibility of the incoming signal can interfere with the signal received by the antenna for their reflection of the incoming signal sender to the receiver, while the advantage is cheaper production costs because it only requires one antenna. To overcome this, we need a device which has high isolation to suppress interference of electromagnetic waves generated by the transmitter and receiver. Isolation required to suppress interference for a Radar system is le 60 dB.
In this research, a design of high isolation system is proposed the integration of lange coupler design with circulator to get high isolation and better insertion loss. The design of this system optimized lange coupler and integration for high isolation systems will be simulated using Advanced Design System ADS software. The material used to make the coupler is Taconic TLY 5, while the circulator used is a ordinary circulator.
From the measurement results of a lange coupler fabrication that has been optimized, obtained isolation value from range frequency 9.35 ndash 9.45 GHz is 44.97 dB up to 42.63 dB, and at the center frequency 9.4 GHz is 43.14 dB with the insertion loss about 5,80 dB. While the results of high isolation system obtained value of the isolation at therange frequency 9.35 9.45 GHz is 54 dB up to 53.56 dB, and at the center frequency 9.4 GHz is 58,27 dB.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47929
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>